Jelaskan makna surat al-ikhlas ayat ke 3

Oleh Coretanzone Oktober 05, 2018

Surat Al-Ikhlas merupakan surat Makkiyah yang terdiri dari 4 ayat. Di dalam al-Quran, surat Al-Ikhlas adalah surat ke 112 yang menegaskan tentang keesaan Allah dan menolak segala macam bentuk penyekutuan yang dilakukan manusia kepada-Nya. Inti dari surat ini terdapat dalam kalimat “Allahu ahad [Allah Maha Esa], dan Allahus shamad [Allah tempat bergantung]. Sebab diturunkannya surat Al-Ikhlas ini dapat dilihat dari riwayat Imam Ahmad yang menjelaskan bahwa; orang-orang musyrik meminta penjelasan kepada Rasulullah saw. “hai Muhammad, jelaskanlah nasab [asal usul] Tuhanmu kepada kami”, kemudian Allah menurunkan wahyu, “katakanlah, dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Ikhlas adalah sebagai berikut:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Ayat 1: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Ayat ini mengandung makna bahwa Allah swt. merupakan tuhan yang tunggal atau esa, dan tidak ada tuhan yang lain selainNya, sehingga segala bentuk kesyirikan tidak dapat ditolerir dalam Islam. Allah maha besar, tidak memiliki wakil, dan tidak juga memiliki sangin. Tidak ada satu makhluk atau satu ciptaan Allah di alam semesta ini yang menyamai dan menyerupai Allah, sehingga kekuasaanNya melingkupi seluruh alam semesta ini. Lafal dalam ayat ini tidak dapat digunakan oleh siapapun hanya Allah saja yang berhak menggunakannya, karena Dialah yang maha sempurna.

اللَّهُ الصَّمَدُ

Ayat 2 : Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Segala makhluk yang ada di alam jagad raya ini adalah makhluk yang lemah dan tak berdaya, sehingga memilki ketergantungan kepada penciptanya. Manusia atau makhluk lainnya tidak dapat berdiri sendiri tanpa diberi kekuatan oleh Allah, sehingga Ibnu Abbas ra. Mengungkapkan bahwa “Ash-Samad” yaitu semua makhluk menyandarkan diri kepada Allah dalam segala kebutuhan dan permahan yang dihadapi oleh mereka”.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Ayat 3: Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Allah tidak dapat disamakan dengan makhluk hidup seperti manusia, dimana manusia memiliki ayah, ibu, dan anak yang secara berkelanjutan akan mengalami perkembang biakan. Allah benar-benar maha tunggal, sehingga tidak memiliki keluarga layaknya manusia. Dari sini maka kita tidak dapat mempersepsikan Tuhan sebagaimana makhluknya.

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Ayat 4: dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". Dan ayat terakhir ini mempertegas bahwa tidak ada satupun makhluk atau ciptaan Allah di alam raya ini yang sama atau setara dengan-Nya. Allah dari segi wujud berbeda dengan makhluknya, memiliki kekuasaan yang tidak ada yang menyamainya, dan memiliki kedukukan yang tertinggi hingga ciptaannya tidak mampu menyamai apalagi melebihi. Allah lebih dari segalanya, berkuasa atas segala yang ada di alam semesta ini.

Olehnya itu, kita sebagai makhluknya tidak boleh, menuhankan selain-Nya, tidak boleh menyamakan dzatNya dengan manusia atau makhluk lainnya. Kita wajib mengimani dengan sepenih hati bahwa Allah swt. itu esa, dan menjauhi segala macam bentuk kesyirikan di atas muka bumi ini agar kemurnian tauhid kita tetap terjaga. Dan implementasinya melalui pelaksanaan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Wallahu a’lam.

Daftar Isi > Al-Ikhlas > Al-Ikhlas 3

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

Arab-Latin: Lam yalid wa lam yụlad

Artinya: Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

« Al-Ikhlas 2 ✵ Al-Ikhlas 4 »

Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang

Tafsir Surat Al-Ikhlas Ayat 3 [Terjemah Arti]

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ikhlas Ayat 3 dengan text arab, latin dan artinya. Didapatkan beraneka penafsiran dari kalangan pakar tafsir berkaitan kandungan surat Al-Ikhlas ayat 3, antara lain seperti terlampir:

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dia tidak punya anak,tidak juga bapak,dan tidak juga istri.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid [Imam Masjidil Haram]

3. Yang tidak melahirkan sesuatu pun dan tidak pula dilahirkan oleh sesuatu, maka Dia -Subḥānahu- tidak mempunyai anak -Mahasuci Allah- dan tidak pula mempunyai bapak.

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah3. لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ [Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan] Yakni tidak pernah keluar dari-Nya seorang anak atau apapun, sebab tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan permulaan dan akhir dari-Nya tidak mungkin berlaku bagi-Nya. sebab yang diperanakkan pasti tidak berwujud sebelum dilahirkan. Maka Allah tidak memiliki bapak untuk dinisbatkan kepada-Nya.

Qatadah mengatakan: orang-orang arab yang musyrik berkata: “para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah”. Orang-orang Yahudi mengatakan: “Uzair adalah anak Allah.” Dan orang-orang Nasrani berkata: “Isa al-Masih adalah anak Allah.” Maka Allah membantah mereka dengan firman-Nya: لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَد

Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang

Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Ada bantahan terhadap sebagian besar firqoh sesat, yang diketuai oleh yahudi yang mengatakan : uzair adalah anak Allah, dan nashrani yang mengatakan : al-masih adalah anak Allah, dan selain dari mereka yang juga berada dalam kesesatan

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

3-4. Dia tidak melahirkan satupun [anak] dan tidak juga dilahirkan oleh siapapun, karena Dialah Dzat yang Maha Terdahulu, tidak terikat oleh waktu dan tidak diadakan. Dan Dia tidak menciptakan satupun yang menyerupai DzatNya, Sifat-sifatNya dan TindakanNya. Maka tidak ada satupun yang menyamaiNya dan menjadi sekutu bagiNya.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan} Dia tidak beranak sehingga menjadi bapak, dan tidak pula diperanakkan sehinga Dia menjadi anak

Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

3. Dan di antara kesempurnaanNya, Dia “tidak beranak dan tiada pula diperanakkan,” karena kesempurnaan kecukupanNya.

Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah [Komite Fatwa Majelis Ulama KSA]{ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ } Dijelaskan dalam sebuah hadits tentang sebab turunnya surah ini : Dari Ubai bin Ka’ab, bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Rasulullah saw.: “Ceritakan mengenai Tuhanmu kepada kami!” Lantas Allah swt. menurunkan: “Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” [QS. Al-Ikhlas: 1-2]. “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.” [QS. Al-Ikhlas: 3]. Karena sesuatu yang dilahirkan pastilah akan mati. Dan yang mati akan mewariskan. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan mati dan mewariskan. “dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” [QS. Al-Ikhlas: 4] Tidak ada yang menyerupai-Nya, dan tidak serupa dengan apapun. { لَمْ يَلِدْ } Allah - تعالى - sama sekali tidak memiliki anak, karena sedungguhnya Dia tidak butuh dengan seorang anak, Allah - عز وجل - berfirman : { قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ هُوَ الْغَنِيُّ ۖ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ } [ Mereka [orang-orang Yahudi dan Nasrani] berkata: “Allah mempuyai anak”. Maha Suci Allah; Dialah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. ] [ Yunus : 68 ] Allah membantah perkataan orang-orang Yahudi yang menyatakan bahwasanya Allah memiliki anak, karena Allah tidak butuh dengan anak, dan sesungguhnya seorang anak adalah bagian dari seorang ayah, dan orang-orang Yahudi menjadikan dari hamba Allah seorang anak untuk-Nya, akan tetapi sesungguhnya Allah - عز وجل - tidak menyimpan bagian apapun dari diri-Nya pada makhluk-Nya. Dan anak juga merupakan bentuk serupa dari sang ayah walaupun itu tidak begitu sempurna, maka jika Allah - عز وجل - memiliki anak, itu berarti menjadikan selain Allah makhluk yang serupa dengan -Nya, sedangkan Allah tidak satupun yang serupa dengan-Nya ﷻ, oelah karena itu surah ini sebagai batahan untuk pernyataan orang-orang nashrani dan Yahudi yang terlaknat, mereka mengatakan : "Sesungguhnya Isa Al-masih adalah anak Allah, sedangkan orang-orang musyrik Arab mengatakan : Sesungguhnya para Malaikat adalah anak-anak Allah.

Allah tidak melahirkan anak dan tidak pula Dia dilahirkan oleh siapapun, Allah suci dan terbebas dari prasangka kaum musyrikin yang mengatakan bahwasanya Allah memiliki anak, karena Dialah "Al-Awwal" yang berarti tidak didahului oleh apapun, dan Dia juga "Al-Akhir" berarti yang terakhir, yang tidak ada sesuatu pun setelahnya, { هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ } [ “Dialah al-Awwal [Yang Pertama], al-Akhir [Yang Terakhir], azh-Zhahir [Yang paling Tampak], al-Bathin [Yang paling Tersembunyi] dan Dia Mahatahu atas segala sesuatu.” ] [ Al-Hadid : 4 ] .

Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 Hلَمْ يَلِدْ “Dia tiada beranak” Karena Dia Jalla wa ‘Alaa tidak ada penyerupa bagi-Nya. Dan anak adalah pecahan [keturunan] dari orang tuanya, dan bagain darinya, sebagaimana Nabsi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Fatimah: إِنَّهَا بِضْعَةٌ مِنِّي “ Ia adalah bagian dari darah dagingku”[1] Dan Allah Jalla wa ‘Alaa, tidak ada penyerupa bagi-Nya. Dan juga anak itu ada untuk memenuhi kebutuhan dunia atu juga untuk menyambung garis keturunan. Sedangkan Allah ‘Azza Wa Jalla tidak membutuhkan hal ini. Oleh karenanya, Dia tidak beranak, karena Dia tidak mempunyai penyerupa, dan karena Dia tidak membutuhkan kepada seorang pun ‘Azza Wa Jalla. Allah telah menjelaskan kemustahilan-Nya beranak juga dalam firman-Nya Ta’ala: أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.”[QS. Al-An’aam] Anak membutuhkan perempuan yang melahirkannya. Begitu juga Allah, Dialah pencipta segala sesuatu, maka jika Dia adalah pencipta segalanya, berarti Dia terpisah dan tidak bergabung dengannya. Dan dalam firman-Nya لَمْ يَلِدْ “Tidak beranak” mengandung bantahan kepada tiga kelompok yang menyimpang dari anak-anak Adam. Mereka adalah orang-orang musyrik, yahudi dan nashrani. Karena orang-orang Musyrik menjadikan malaikat-malaikat, hamba-hamba Ar-Rahman sebagai anak-anak permpuan, mereka mengatakan: Sesungguhnya malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. Yahudi mengatakan ‘Uzair anak Allah. Nasrani mengatakan: Al-Masih [Isa] anak Allah. Maka Allah mendustakan mereka dengan firman-Nya: لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ “Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,” Karena Allah ‘Azza Wa Jalla adalah al-Awwal yang tidak ada sesuatu apa pun yang mendahului keberadaan-Nya, maka bagaimana mungkin Dia dilahirkan!!

[1] Dikeluarkan Bukhari [3714] dan Muslim [2449] dari hadits Miswar Bin Makhramah radhiyallaahu ‘anhu.

Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang

An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Ikhlas ayat 3: Allah juga memerintahkan agar mengatakan kepada mereka : Allah Maha Kaya dari kebutuhannya akan anak dan sahabat; Allah tidak memiliki bapak dan ibu serta anak dan istri. Dan Allah tidaklah dilahirkan, karena tidak ada sesuatupun yang mendahului-Nya, [dan] tidak ada sesuatupun sebelumnya

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.IDi antara kesempurnaan-Nya adalah bahwa Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, karena sempurnanya kecukupan-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:

“Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” [Terj. Al Ana’aam: 101]

Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ikhlas Ayat 3

Dia tidak beranak; tidak ada yang sejenis dengan Allah sehingga bisa menikah dengan-Nya dan melahirkan anak; dan dia tidak pula diperanakkan karena dia kekal dan tidak bermula. Sesatlah orang yahudi yang meyakini 'uzair sebagai putra Allah, orang nasrani yang meyakini nabi isa sebagai putra Allah, dan orang musyrik arab yang meyakini malaikat sebagai putri Allah. 4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan dia, baik dari segi zat, sifat, maupun tidakan-Nya.

Dapatkan pahala jariyah dan rahasia rezeki berlimpah, klik di sini sekarang

Itulah beragam penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai isi dan arti surat Al-Ikhlas ayat 3 [arab-latin dan artinya], moga-moga membawa manfaat bagi kita. Sokonglah usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Dapatkan pahala jariyah dengan mengajak membaca al-Qur'an dan tafsirnya. Plus dapatkan bonus buku digital "Rahasia Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis

Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga [3] group WhatsApp yang Anda ikuti:

Bismillaah. Barusan lihat website belajar baca al-Qur'an dari nol, sepertinya cocok untuk kita yang belum bisa atau lupa cara baca al-Qur'an. Coba lihat websitenya, insya Allah bermanfaat, klik di:



*Bantu share info berharga ini*

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah:

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề