Bekerja sama dengan teman yang berbeda suku bangsa merupakan bentuk pengamalan sila ke... a. 1b.2c.3d.4Tolong di jwab yaaa •_•
Tolong dijawab ya Uwu
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk dalam sikap masyarakat yang inklusif, toleran dan gotong royong dalam keragaman agama d …
halo kak bis bantu jawab soal ku plisss
jelaskan akibat apabila warga negara tidak melestarikan kebudayaan nasional!! tolong dibantu ya kak terimakasih
tirto.id - Konsep pembagian kekuasaan negara di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yakni secara horizontal dan secara vertikal. Lantas, apa yang dimaksud dengan konsep pembagian kekuasaan secara vertikal dan bagaimana contohnya di Indonesia?
Kekuasaan berasal dari kata dasar “kuasa" yang artinya "mengurus" atau "memerintah". Merujuk istilah hukum, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], kekuasaan merupakan fungsi menciptakan dan memantapkan kedamaian [keadilan] serta mencegah dan menindak ketidakdamaian atau ketidakadilan.
Sosiolog Talcot Parsons dalam The Distribution of Power in American Society [1957] mendefiniskan kekuasaan sebagai kemampuan umum untuk menjamin pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban yang mengikat oleh unit-unit organisasi kolektif dalam suatu sistem.
Kewajiban-kewajiban itu, lanjut Parsons, diakui dengan acuan kepada pencapaian tujuan-tujuan kolektif, dan bila ada pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban tersebut dapat dikenai oleh sanksi tertentu.
Dengan demikian, “kekuasaan negara" berarti kewenangan negara untuk mengatur rakyatnya guna mencapai keadilan dan kemakmuran, serta keteraturan dengan menjamin pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban yang mengikat oleh organisasi kolektif melalui sistem pemerintahan.
Baca juga:
- 6 Jenis Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia Secara Horizontal
- Sejarah Majapahit: Struktur Pemerintahan & Pembagian Area Kerajaan
- Apa Saja Macam-Macam Kekuasaan Negara?
Konsep Pembagian Kekuasaan
Menurut John Locke, kekuasaan negara dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut:
- Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang- undang.
- Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.
- Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.
- Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang.
- Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
- Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.
Fungsi negara yang berhubungan dengan pembagian kekuasaan antara kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan pembagian kekuasaan secara horizontal.
Sedangkan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah atau negara bagian merupakan pembagian kekuasaan secara vertikal. Otonomi daerah, misalnya, merupakan contoh pembagian kekuasaan secara vertikal yang diterapkan di Indonesia.
Baca juga:
- Macam Teori Kekuasaan Negara Menurut John Locke & Montesquieu
- Mengenal Apa Itu Trias Politica yang Diterapkan di Indonesia
- Pengertian Otonomi Daerah: Dampak Negatif dan Positifnya
Pembagian Kekuasaan Vertikal di Indonesia
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pasal 18 ayat [1] UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah [pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota].
Rika Marlina melalui tulisan berjudul "Pembagian Kekuasaan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia" yang terhimpun di Jurnal Daulat Hukum [2018] menjelaskan, pada pemerintahan daerah juga berlangsung pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh pemerintahan pusat.
Baca juga:
- Pengertian Desentralisasi dan Otonomi Daerah dalam Konteks NKRI
- Apa Saja Prinsip dan Tujuan Pelaksanaan Otonomi Daerah?
- Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945
Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan.
Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Indonesia. Dengan asas tersebut, pemerintah pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah otonom [provinsi dan kabupaten/kota] untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya.
Sebagai pengecualian, ada beberapa urusan pemerintahan yang tetap menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter, dan fiskal.
Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat [5] UUD 1945 yang menyatakan bahwa Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Baca juga:
- Mengenal Bentuk dan Prinsip Kedaulatan NKRI Menurut UUD 1945
- Tugas, Fungsi, dan Wewenang Presiden RI Menurut UUD 1945
- Isi Pasal 17 UUD 1945 Tentang Kementerian Negara RI dan Tugasnya
Berikut ini contoh tingkatan pembagian kekuasaan vertikal di Indonesia, mulai dari tingkat paling bawah hingga yang teratas:
- Rukun Tetangga [RT]
- Rukun Warga [RW]
- Pedukuhan
- Kelurahan
- Kecamatan
- Kabupaten/Kota
- Provinsi
- Kabinet/Kementerian
- Presiden
Baca juga:
- 31 Nama Lembaga Pemerintah Non Kementerian LPNK: Tugas & Fungsinya
- Hakikat, Dimensi, Urgensi, & Isi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
- Sejarah Hasil Sidang PPKI Pertama: Tokoh, Kapan, dan Isi Rumusan
Baca juga
artikel terkait
KONSEP PEMBAGIAN KEKUASAAN DI INDONESIA
atau
tulisan menarik lainnya
Ahmad Efendi
[tirto.id - efd/isw]
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Ahmad Efendi
Subscribe for updates Unsubscribe from updates