Jelaskan pengertian tata krama berkomunikasi lewat media sosial berikan contohnya

Keberadaan media sosial sekarang ini hampir menjadi kebutuhan bagi masyarakat, terutama para generasi muda. Memiliki beragam media sosial apalagi dengan jumlah followers yang cukup banyak seolah menjadi kebanggaan tersendiri. Bagi mereka, media sosial tidak hanya tempat berbagi informasi, tetapi juga sarana untuk menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah pergaulan.

Namun sayangnya, hal itu tidak diimbangi dengan sikap yang baik dalam bermedia sosial. Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan beragam postingan maupun komentar yang bersifat provokasi bahkan saling menghujat satu sama lain. Padahal tata krama dalam bermedia sosial itu penting. Berikut ini lima etika yang wajib diperhatikan ketika sedang bermedia sosial.

ilustrasi melihat layar handphone [pexels.com/William Fortunato]

Di era sekarang ini, media sosial tidak hanya difungsikan sebagai tempat saling berbagi informasi, namun juga sebagai wadah untuk menyalurkan aspirasi dan mengeluarkan pendapat. Tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan beragam pendapat dan pemahaman yang terkadang berbeda dengan apa yang menjadi prinsipmu.

Menyikapi hal tersebut, tentu kamu harus memiliki sikap saling menghargai satu sama lain. Sadari bahwa setiap orang memiliki prinsip dan pemikiran masing-masing. Sebagaimana prinsip dan pendapatmu yang tidak dapat diubah, mereka juga memiliki pemikiran dan pendapat yang tidak dapat dipaksakan.

ilustrasi bermain sosmed [pexels.com/Cottonbro]

Keberadaan media sosial ibarat dua sisi yang saling berlawanan. Di satu sisi mungkin akan mempermudah penyebaran informasi dan proses komunikasi. Namun di sisi lain tidak menutup kemungkinan akan memunculkan banyak masalah, salah satunya penyebaran berita hoaks yang tidak terkontrol.

Berada dalam situasi ini, etika bermedia sosial harus diterapkan dengan baik. Salah satunya adalah menjaga jari agar tidak mudah menyebarkan berita hoaks. Meskipun terdengar sepele, namun dampak dari adanya berita hoaks dapat menimbulkan keresahan bahkan perpecahan di kalangan masyarakat.

Baca Juga: Cara Anak Muda Bandung Mendulang Uang Lewat Media Sosial

Tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan beragam berita dan artikel yang diposting di media sosial. Seringkali artikel-artikel yang berisi ujaran kebencian justru dikemas dengan bahasa yang cantik dan menarik sehingga banyak orang tertarik untuk membagikannya. Padahal ini dapat berpotensi memicu konflik.

Sebagai netizen yang cerdas, kamu harus tahu salah satu etika dalam bermedia sosial adalah tidak mudah terprovokasi. Ketika menjumpai berita ataupun postingan yang bersifat menghasut, sudah sepatutnya diteliti dengan cermat apakah hal tersebut sesuai fakta yang ada atau hanya sekedar ujaran kebencian yang dapat menimbulkan konflik dan perselisihan.

ilustrasi melihat layar handphone [pexels.com/Ketut Subiyanto]

Bullying merupakan hal yang lumrah ditemui ketika sedang bermedia sosial. Tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan berbagai bentuk cacian dan makian yang ditujukan kepada seseorang. Entah itu komentar negatif karena kekurangan fisik maupun karena kekurangan-kekurangan tertentu yang melekat.

Padahal perilaku yang demikian justru menunjukkan bahwa dirimu adalam netizen yang tidak mengenal tata krama. Salah satu etika yang perlu diperhatikan ketika sedang bermedia sosial adalah tidak saling menghujat. Bagaimanapun juga, setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga saling mencela apalagi menyudutkan bukanlah sikap yang bijak. 

Baca Juga: 5 Tips Utama Bangun Personal Branding di Media Sosial

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Sobat sehat,  Media Sosial telah menjadi teman kehidupan bagi banyak orang. Dalam sehari, selalu ada aktifitas yang diluangkan untuk membuka media sosial, entah untuk sekedar refreshing atau memang mencari kebutuhan informasi. Namun dari kondisi saat ini, maraknya penggunaan media sosial juga sering memicu munculnya penyimpangan yang diakibatkan oleh minimnya etika bersosial media dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

            Sebaran informasi tidak jelas kebenaran atau sumbernya [informasi hoax] kerap beredar, beredarnya gambar/foto/video mengandung SARA, Pornografi dan kekerasan yang tidak layak tonton juga silih berganti muncul dalam trending. Hal-hal semacam inilah yang akhirnya mengakibatkan media sosial menjadi wadah atau platform yang kurang berguna. Padahal, jika seseorang dapat bijak dan beretika disaat menggunakan media sosial, maka akan banyak manfaat yang dirasa dari media sosial tersebut.

            Bersyukurnya, masih banyak juga orang-orang yang memanfaatkan penggunaan media sosial dengan baik dan benar. Tidak sedikit dari mereka yang menghasilkan uang dari media sosial, banyak orang juga mendapatkan informasi kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya lebih mudah berkat media sosial. Semua tergantung individunya masing-masing, dan pastinya individu tersebut paham tentang etika bermedia sosial.

Apasaja etika bermedia sosial ? berikut ulasannya :

1. Penggunaan Komunikasi yang Baik

Penggunaan komunikasi yang baik sangat diwajibkan apabila kita menjadi pengguna media sosial, tidak hanya untuk yang memberikan informasi saja melainkan juga bagi yang menerima informasi. Pemilihan kata dan bahasa yang tepat menjadikan informasi tersebut nyaman ketika diberikan kepada khalayak umum. Termasuk juga bagi seseorang penikmat media sosial, apabila hendak memberikan tanggapan terhadap sebuah postingan disarankan berkomunikasi dengan sopan dan santun.

2. Tidak Mengandung Aksi Kekerasan, Pornografi dan SARA

Beragam informasi yang akan diunggah di media sosial, sebaiknya menghindari penyebaran yang mengandung aksi kekerasan, pornografi ataupun SARA [Suku, Agama dan Ras]. Kadangkala, maksut hati ingin memberikan informasi yang real life atau peristiwa di tempat kejadian, seseorang mengupload foto dari korban kecelakaan, kekerasan dan sebagainya. Alangkah baiknya, informasi yang diberikan bersifat informatif dan edukatif.

3. Berita yang Diinformasikan adalah Benar

Kebeneran atau kepastian dari sebuah berita adalah hal utama yang perlu ditekankan. Bagi pengguna jejaring sosial, kita harus cerdas untuk menyaring beragam informasi yang disajikan. Apakah berita tersebut pasti? Sumber beritanya jelas ? hal ini menghindari kita mengkonsumsi informasi yang hoax. Sedangkan bagi pemberi berita, juga dituntut cerdas memberikan berita, memastikan isian benar berdasarkan hasil dari pengecekan.

dok.pribadi/StikesBanyuwangi

Setiap orang memiliki hak untuk bekarya, termasuk mengunggah hasil karya mereka pada jejaring sosial yang dimilikinya. Entah karya mereka berupa foto, video atau sekedar tulisan, alangkah baiknya jika kita ingin menggunakan karya tersebut maka perlu mencantumkan sumbernya. Hal ini sebagai bentuk penghargaan kita terhadap karyanya, sekaligus rasa terimakasih kita karena bisa menggunakan karyanya.

Bentuk menghargai karya orang lain juga bisa dilakukan dengan tidak mengejek karyanya dengan umpatan yang kotor, atau menghinanya didepan umum. Apabila hendak memberikan tanggapan, saran dan masukan, kita bisa berkomunikasi secara personal terhadap pemiliki karya. Pastinya dengan menggunakan kalimat yang baik dan tidak menyinggung perasaan.

5. Memberikan Informasi Pribadi Sewajarnya

Bagi sebagian orang, media sosial digunakan sebagai wadah mengeksplore diri. Beragam konten dimuat dijejaring sosial, mulai dari gaya hidup, aktifitas sehari-hari, prestasi serta capaian hidup. Hal ini memang menjadi hak setiap insan atas akun media sosial yang dimiliki, namun alangkah baiknya jika kita tetap perlu waspada atau berhati-hati dalam memberikan sajian informasi.

Penyebaran terkait data diri bisa diberikan sewajarnya saja. Karena, resiko penyalahgunaan informasi pribadi juga seringkali terjadi. Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan informasi pribadi orang lain untuk kepentingannya sendiri, misalnya untuk melakukan penipuan dan sebagainya.

Termasuk bagi kita jika menerima sebuah informasi pribadi seseorang, seperti klien bisnis atau rekan kerja. Maka kita perlu menjaga kerahasiaan data tersebut, serta menggunakan informasi sesuai kebutuhan kita.

            Adanya etika bermedia sosial yang perlu ditanamkan pada diri manusia, diharapkan timbul rasa bertanggung jawab dan bijak dalam menggunakan jejaring sosial. Selain itu, apabila seseorang menggunakan sosial medianya dengan penerapan etika yang baik, maka beragam informasi yang disajikannya juga akan bernilai baik. Hal ini akan berpengaruh pada track record penggunaan media sosial.

Biasanya, dunia usaha dan dunia industri juga akan melihat riwayat perilaku kehidupan seseorang yang hendak melamar pekerjaan di perusahaannya melalui unggahan media sosialnya. Apakah pelamar tersebut pernah bersikap tidak sopan di media sosial, atau bahkan dia adalah pelamar yang telah melakukan banyak sekali penipuan.

Berkaitan dengan hal itu, maka kami juga menghimbau untuk seluruh masyarakat khususnya bagi Civitas Akademika Stikes Banyuwang, untuk dapat bijak dan beretika ketika menggunakan media sosial. Contoh penggunaan yang baik ketika menggunakan jejaring sosial di lingkungan Stikes Banyuwangi adalah :

  1. Berkomunikasi dengan dosen menggunakan bahasa yang baik dan diwaktu yang tepat, entah itu mengirim pesan atau telepon.
  2. Tidak berkeluh kesah tentang pejabat / dosen / mahasiswa Stikes Banyuwangi
  3. Tidak berkelu kesah tentang sarana dan prasarana Stikes Banyuwangi
  4. Tidak menyebarkan informasi apapun mengenai Stikes Banyuwangi yang belum jelas sumber informasinya.

Nah itu lah lima hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunkan media sosial. Semoga dengan artikel ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua sehingga memiliki etika yang baik khusunya bermedia sosial.

Jangan lupa untuk mengikuti akun Instagram kami @stikesbanyuwangi dan Channel Youtube SBTV karena akan banyak sekali informasi menarik yang kami bagikan.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề