Jelaskan perkembangan ekonomi kreatif di daerah Tangerang

Ilustrasi. [bbs]

KREATIVITAS! Kata itu seolah menyihir pikiran kita untuk berpikir secara “out of the box”. Jika mencermati kata kreativitas, maka yang ada di bayangan kita adalah sebuah karya yang berangkat dari sebuah ide atau gagasan yang dimiliki oleh  seorang individu. Kata “kreatif” sudah tidak asing lagi bagi kita sendiri. Sering kita mendengar kata ini dipublish baik di  media cetak, elektronik sampai di dunia maya.

Lalu, apakah hubungannya kreativitas yang dimiliki  seorang individu dengan Kota Tangsel?? Selaku warga Tangsel, penulis  sendiri  melihat ada banyak potensi yang dimiliki kota ini. Kota yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta ini diyakini akan berkembang secara pesat  di masa yang akan datang.

Penulis melihat bagaimana perkembangan Tangsel sejak 4 tahun kebelakang. Pembangunan infrastruktur terus dikejar oleh Pemerintah. Fasilitas umum terus dikebut untuk menghasilkan pelayanan bagi  warga tangsel yang berjumlah 1,4 juta jiwa ini.

Tentu saja  membangun kota  baru sangat  berbeda  ketimbang cuma melanjutkan apa  yang sudah ada  dan dibangun oleh pendahulunya. Dari  konteks inilah  penulis  menyadari  jika Kota Tangsel memang “benar-benar” diurus secara “serius oleh pemerintahnya. Terlepas dari berbagai persoalan yang terjadi di Kota dengan “segudang prestasi nasional” ini—penulis  harus mengangkat topi kepada pemimpin daerahnya, dalam hal  ini Ibu Walikota Tangsel, Airin Rachmy Diani dan Wakilnya Benyamin Davnie.

Kembali  lagi ke soal kreativitas. Di tengah gemuruh Pilkada Kota Tangsel ini, penulis melihat  bahwa dari ketiga pasangan calon yang ada, terutama  pasangan “petahana” alias “incumbent” hampir praktis ketiganya  belum memasukkan program pembangunan ekonomi kreatif ke dalam visi-misi mereka sebagai “panglima pembangunan”  ketika dirinya terpilih sebagai Walikota- Wakil Walikota Tangsel selanjutnya.

Dari  program yang mereka tujukan kepada  warga Tangsel, nampaknya  pembangunan berbasis ekonomi kreatif sekaligus penyaluran kreativiitas yang dimiliki oleh warganya masih belum  menjadi  prioritas atau setidaknya  komitmen bagi para kandidat.

Dari penelusuran yang penulis lakukan, praktis tak  ada satupun kandidat dari ketiga pasangan ini yang mengusung industri kreatif sebagai salah satu  motor pengggerak pembangunan kota Tangsel di masa selanjutnya.

Tentu  saja ini miris. Mengingat kondisi geografis kota Tangsel yang minim “SDA”  seharusnya para kandidat ini mampu melihat potensi besar  kota  Tangsel  sebagai kota yang “berbasis atau dibasiskan” sebagai  pusat industri kreatif Indonesia dan Asia.

Bukan sekedar mewacanakan pembenahan “pemerintahan bersih” atau perbaikan “kesejahteraan saja. Perlu ada program konkret yang “membumi” dan mampu menjawab tantangan zaman saat ini. Salah satunya yah industri kreatif ini.

Dari ketiga kandidat yang ada, warga Tangsel memiliki keyakinan hanya Airin yang jejaknya terlihat memiliki  potensi untuk menjadikan “Ekonomi kreatif” sebagai basis pembangunan Kota yang baru berumur 7 tahun Bulan November tahun ini.

Sebagai petahana, Airin terbukti berkomitmen meneruskan pembangunan yang selama ini ia kerjakan bersama Benyamin Davnie. Bahkan, untuk periode kedua ini, Airin mencantumkan visi-misi  untuk menerapkan teknologi sebagai salah satu basis pembangunan Kota Tangsel di masa mendatang, termasuk ekonomi kreatif.

Mengapa persoalan industri kreatif menjadi  penting  untuk kota Tangsel ini? Sebab, berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, potensi warga Tangsel  disertai infrastruktur yang sudah pemerintah miliki—mampu menunjang pertumbuhan Industri kreatif untuk  tumbuh subur  di  kota  ini.

Letak geografis Tangsel yang  berdekatan dengan Jakarta adalah salah satu kunci utama untuk menjadikan Tangsel  sebagai pusat industri kreatif. Selain itu, sinergisitas antara pemerintah, masyarakat dan pihak swasta yang selama ini dibangun oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Airin—makin melengkapi syarat untuk menjadikan Tangsel sebagai pusat Industri Kreatif Indonesia.

Penulis  meyakini, di bawah  kepemimpinan Airin-Benyamin selanjutnya, pertumbuhan Industri kreatif yang  berjamuran di Kota  Tangsel seperti pengembangan aplikasi [soft-hard], event music, film [lokasi-misalnya], entertainment dan segala jenis  industri berbasiskan pada “teknologi”  dan cara berpikir kekiniaan ini mampu dijadikan prioritas Airin untuk membangun Tangsel.

Dampaknya tentu saja akan besar terutama bagi  Warga Tangsel. Industri kreatif merupakan industri yang sedang “naik daun”. Bahkan di tingkat nasional sendiri, Presiden Jokowi mendirikan Badan Ekonomi Kreatif yang memiliki fokus dan bidang kerja  melakukan koordinasi dan sinkronisasi.

Tentu saja dengan adanya Badan yang khusus untuk membangun industri kreatif di tingkat  nasional, kepercayaan bagi Airin oleh pemerintah pusat pasti tak akan sulit didapat. Kepercayaan terhadap seorang kepala daerah sangat penting agar “kue” pembangunan untuk menjadikan Tangsel sebagai Kota industri kreatif lebih mudah diperjuangkan. Sebab, bagi pemerintah pusat, nama Airin sudah tak asing lagi. Airin terbukti memiliki segudang prestasi di tingkatan nasional meskipun penghargaan itu “sepi” dari liputan media massa. Semoga saja harapan penulis ini  dapat  terlaksana. [*]

Penulis: Senja Neira, tinggal di Pamulang 2

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 11 are not shown in this preview.

Kota Serang - Ekonomi kreatif [Ekraf] akan menjadi sektor ekonomi yang penting pada masa depan karena berbasis kreativitas yang merupakan sumber daya terbarukan. Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu kepada keunggulan sumber daya manusia. Ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dimana input dan output utamanya adalah kreativitas dan gagasan diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

Demikian diungkapkan Wakil Gubernur Banten H. Andika Hazrumy, S.Sos., M.AP., dalam sambutannya pada acara malam grand final pemilihan Pemuda Inspiratif 2018 yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga, di halaman pendopo Bupati Serang, Kota Serang, Minggu [11/11/2018]. Rangkaian acara pemilihan duta pemuda inspiratif se-Indonesia tahun 2018 tersebut resmi ditutup malam itu oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang diwakili oleh Asisten Deputi Kemenpora, Zainal Aminin.  

“Ekonomi kreatif di Banten memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” kata Wagub yang malam itu tampil dengan busana kasual khas anak muda dengan mengenakan sweater berwarna gelap yang dipadu dengan jeans berwarna serupa serta sepatu kets hitam.

Diungkapkan Wagub, pada bulan Maret tahun 2017 Bekraf RI meliris survei bahwa Banten menjadi salah satu daerah pengekspor ekonomi kreatif ke Amerika Serikat dan berbagai negara di Eropa serta Asia. Nilai ekspor ekonomi kreatif Provinsi Banten mencapai US$ 3,04 miliar atau 15,66 persen dari total nilai ekspor ekonomi kreatif yang mencapai US$ 19,4 miliar. Dimana nilai ekspor ekonomi kreatif menurut sub sektor fashion [56 persen], kriya [37 persen] dan kuliner [6 persen].

“Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Banten berharap melalui kegiatan Pemuda Inspiratif 2018, segenap pemuda terus berkarya dengan kreativitas dan inovasi menghasilkan terobosan-terobosan baru dalam penguatan dan pengembangan pada berbagai aspek kehidupan di masyarakat,” papar Wagub.

Wagub juga mengungkapkan, kurun waktu 2020-2030 Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi. Sebuah momentum besar bangsa Indonesia dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif secara signifikan. Akan terdapat lonjakan pesat usia produktif sebesar 70 persen. Pada saat itu, roda perekonomian akan didominasi oleh usia produktif, khususnya anak-anak muda.

“Lonjakan usia produktif tersebut diharapkan akan menggerakkan roda perekonomian bangsa sehingga mampu mengantarkan kita menjadi bangsa yang maju,” kata Wagub.

Namun demikian, lanjut Wagub, untuk meraih keuntungan dari bonus demografi harus diupayakan melalui peningkatan pendidikan yang berkualitas, kemampuan kognitif, dan kecakapan hidup yang tinggi, berketerampilan teknis, produktif dan berdaya saing. Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Banten dalam RPJMD 2017-2022 menetapkan prioritas pembangunan pada peningkatan sumber daya manusia khususnya peningkatan aksesibilitas dan pendidikan yang berkualitas.

Masih terkait hal tersebut, Wagub mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pembangunan Kepemudaan, dimana untuk mendukung Program Kepemudaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah [APBD] paling sedikit 2 % [dua persen] dari total APBD. Menurutnya, melalui program pembangunan kepemudaan, potensi dan peran pemuda dalam pembangunan terus ditingkatkan melalui 3 penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemudaan.

Secara khusus, kepada seluruh peserta Pemuda Inspiratif 2018, Wagub meminta agar tetap mempertahankan sebagai individu yang cerdas kreatif dan inovatif dengan mengolah berbagai sumber daya sebagai produk-produk yang bernilai ekonomi dan bernilai sosial pada bidangnya masing-masing.

“Khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif pada 9 bidang yang menjadi fokus utama kegiatan Pemuda Inspiratif 2018, antara lain : bidang pariwisata, lingkungan, olahraga, musik, teknologi, wirausaha, pendidikan, kesehatan, dan pertanian,” pungkas Wagub. 

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề