Karakter topeng Cirebon yang mewakili karakter nafsu yang mengganggu umat manusia adalah

Topeng yang memiliki arti mewakili nafsu yang mengganggu umat manusia adalah ...

Karakter Dalam Tari Topeng Cirebon

Stefan William | October 18, 2021 | Pusaka Budaya | No Comments

Kesenian tari topeng merupakan satu dari sekian banyak kesenian adat yang saat ini masih eksis di Cirebon. Tari topeng menjadi kesenian juga digunakan sebagai media dakwah penyebaran ajaran islam pada masa Sunan Gunung Jati. Maka dari itu karakter – karakter dalam tari topeng memiliki arti konotasinya tersendiri yang menggambarkan fase – fase kehidupan manusia serta mengandung hikmah lain yang menjadi tontonan menghibur dan mendidik untuk masyarakat.

Masing – masing karakter membawa peranan tersendiri dalam tarian topeng. Selain itu artinya pun sangat dalam dengan warna dan ukiran topengnya yang menggambarkan arti masing – masing karakternya. Tari topeng masih eksis hingga saat ini sebagai tarian tradisional Cirebon yang indah. Anda bisa melihat pertunjukan tari topeng di berbagai upacara adat hingga teater yang sering diadakan di Cirebon. berikut ini adalah beberapa karakter beserta artinya dari tari topeng Cirebon yang bisa anda ketahui.

Daftar isi

  • 1 Tempat pagelaran
  • 2 Tujuan pagelaran
  • 3 Struktur pagelaran
  • 4 Jenis
  • 5 Gaya tarian
    • 5.1 Tari Topeng Cirebon gaya Beber
      • 5.1.1 Babak tarian
      • 5.1.2 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Beber
      • 5.1.3 Sanggar tari
    • 5.2 Tari Topeng Cirebon gaya Brebes
      • 5.2.1 Babak tarian
    • 5.3 Tari Topeng Cirebon gaya Celeng
      • 5.3.1 Musik pengiring
      • 5.3.2 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Celeng
    • 5.4 Tari Topeng Cirebon gaya Cibereng
      • 5.4.1 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Cibereng
    • 5.5 Tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara
      • 5.5.1 Musik pengiring
      • 5.5.2 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Cipunegara
    • 5.6 Tari Topeng Cirebon gaya Gegesik
      • 5.6.1 Musik pengiring
      • 5.6.2 Gerakan tari
      • 5.6.3 Babak tarian
      • 5.6.4 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Gegesik
      • 5.6.5 Sanggar tari
    • 5.7 Tari Topeng Cirebon gaya Gujeg
      • 5.7.1 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Gujeg
    • 5.8 Tari Topeng Cirebon gaya Kalianyar
      • 5.8.1 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Kalianyar
    • 5.9 Tari Topeng Cirebon gaya Kreyo
      • 5.9.1 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Kreyo
    • 5.10 Tari Topeng Cirebon gaya Losarang
    • 5.11 Tari Topeng Cirebon gaya Losari
      • 5.11.1 Pakaian penari
      • 5.11.2 Musik pengiring
      • 5.11.3 Gerakan tari
      • 5.11.4 Babak tarian
      • 5.11.5 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Losari
      • 5.11.6 Sanggar tari
    • 5.12 Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan
      • 5.12.1 Musik pengiring
      • 5.12.2 Babak tarian
      • 5.12.3 Gerakan tari
      • 5.12.4 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan
      • 5.12.5 Sanggar seni
      • 5.12.6 Galeri gerak Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan
    • 5.13 Tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan
      • 5.13.1 Babak tarian
      • 5.13.2 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Pekandangan
    • 5.14 Tari Topeng Cirebon gaya Randegan
      • 5.14.1 Babak tarian
      • 5.14.2 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Randegan
    • 5.15 Tari Topeng Cirebon gaya Slangit
      • 5.15.1 Musik pengiring
      • 5.15.2 Babak tarian
      • 5.15.3 Gerakan tari
      • 5.15.4 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Slangit
      • 5.15.5 Sanggar tari
    • 5.16 Tari Topeng Cirebon gaya Sinar Rancang
    • 5.17 Tari Topeng Cirebon gaya Tambi
      • 5.17.1 Pakaian Penari
      • 5.17.2 Musik pengiring
      • 5.17.3 Gerakan tari
      • 5.17.4 Babak tarian
      • 5.17.5 Dalang tari Topeng Cirebon gaya Tambi
      • 5.17.6 Sanggar tari
  • 6 Topeng pelengkap
  • 7 Pewarisan keahlian
  • 8 Perkembangan
  • 9 Galeri
  • 10 Lihat pula
  • 11 Referensi

Tari Topeng [makna 8 macam topeng]

22 Mei 2014 06:02 |
Diperbarui: 23 Juni 2015 22:15

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Macam-macam topeng ada delapan berdasarkan kebudayaan tari topeng dari Indramayu yang dipopulerkan oleh Mimi Rasinah, pada masa orde lama hingga puncaknya pada masa orde baru. Tari topeng Indramayu ini merupakan perkembangan dari kebudayaan tari topeng Cirebon yang memiliki lima macam topeng.

Secara semiotika kita bisa mengkaji macam-macam topeng dari beberapa sudut pandang yang bisa diakses oleh indra kita sebagai manusia. Adakah tanda dan lambang kehidupan manusia pada kebudayaan tari topeng ini?

Di dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnyamengatakan bahwa denotasi adalah makna sebenarnya sesuai kamus. Konotasi adalah makna ganda yang lahir dari pengalaman cultural dan personal.

Konotasi yang menetap pada suatu komunitas bisa berakhir menjadi mitos. Ketika kekuatan mayoritas memberi konotasi tertentu kepada suatu hal secara tetap sehingga lama kelamaan menjadi mitos [makna yang membudaya].

Topeng panji adalah topeng pertama yang keluar disaat pertunjukan tari topeng.Topeng panji berwarna putih keluar bersamaan gemericik ramainya suara gamelan-gamelan yang ditabuh para catrik [penabuh gamelan].Gerakan si penari dengan topeng panji perlahan, polos dan lembut serta tak banyak olah gerak.

Secara konotasi bisa dimaksudkan bahwa topeng panji itu perumpamaan kelahiran seorang manusia. Manusia yang baru lahir sebagai anak-anak yang tidak banyak gaya atau tingkah, ia juga tidak dipenuhi hasrat dan nafsu seperti orang dewasa.Kelahirannya ditandai dengan gemericik ramai suara gamelan yang artinya lahir ditengah dunia yang telah ramai dengan berbagai hal. Warnanya putih karena jiwa anak-anak pada awalnya bersih, seperti yang kita ketahui bahwa anak yang baru lahir itu bagai sehelai kertas putih kosong.

Topeng samba putih, merupakan topeng kedua yang keluar dalam pertunjukan tari topeng Indramayu. Ini perumpamaan masa remaja seorang manusia. Topeng ini digambarkandengan mata yang mulai terbuka dan gigi yang terlihat, itu merupakan gambaran bahwa dia telah melihat dunia dan telah terpengaruh oleh lingkungan.Gigi serta mulutnya yang mulai terbuka kecil menunjukan hasrat dan nafsunya mulai keluar. Setiap perkataannya bisa mengandung hasrat dan nafsu yang segera akan berubah menjadi tindakan, kemudian menjadi karakter setelah biasa dilakukan.

Topeng samba abang, berwarna merah muda. Gambaran topeng ini matanya cukup terbuka dan mulutnya cukup terbuka juga. Topeng ketiga yang keluar ini menggambarkan sosok manusia yang sudah dewasa[balig]. Warna topengnya merah muda menggambarkan nafsu dan hasratnya telah matang. Pada masa ini hasrat dan nafsu tidak bisa ditahan, tetapi bisa dialihkan. Mengapa hasrat dan nafsunya tidak bisa ditahan? Karena hasrat dan nafsu adalah fitrah manusia [sifat manusia]. Warna merah muda artinya tidak sepenuhnya merah. Menggambarkan bahwa hati manusia tidak pernah benar-benar sepenuhnya dikuasai oleh nafsu, selalu ada rasa kemanusiaan yang masih tersimpan di hati manusia. Sejatinya jiwa dan ruh manusia itu bersifat baik, hanya saja raga manusia mempunyai sifat keduniawian.

Topeng tumenggung, Topeng ini digambarkan dengan mata yang terbuka lebar, berwarna coklat dan berkumis.Dari namanya tumenggung menandakan bahwa manusia pada fase ini sedang pada masa kejayaannya. Artinya berkuasa atas dirinya sendiri, tidak ada larangan dari siapapun kecuali dari dalam dirinya yang berasal dari kesadara sepritual berupa etika dan agama. Pada fase ini manusia seringkali mengalami puber kedua. Mengapa bisa terjadi puber kedua? Karena pada fase ini manusia benar-benar ada dalam kondisi prima [masa produktif].Kondisi prima sangat mendukung godaan-godaan duniawi yang datang silih berganti. Tentu saja rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba tidak bisa ditahan saat situasi dan kondisi mendukung.

Topeng tumenggung berwarna coklat merupakan kombinasi dari warna merah dan hijau.Hijau menggambarkan kesuburan [kekayaan] dan merah menggambarkan hasrat dan nafsu. Saat manusia memiliki kekuasaan dan kekayaan [tahta dan harta], godaan duniawi semakin berat. Banyak orang tidak mampu mengontrol godaan duniawi pada fase ini.

Topeng kelana gendrung berwarna merah dengan matanya yang melotot, mulutnyamenganga dan giginya besar,berkumis dan rambutnya terlihat tebal. Topeng kelana gendrungadalah gambaran manusia yang sedang kebingungan mencari kebenaran. Terkadang ia mengejar-ngejar hasrat dan nafsunya, kemudian menyesalinya. Iamengulangi kesalahannya dan menyesalinya lagi dan lagi. Gerakan tarian topeng kelana gendrung sangat lincah dan berenergi. Gerakannya maju, mundur dan berputar, menggambarkan kebingungan seorang manusia karena tidak mampu mengenali jati dirinya. Saat manusia tidak mengenal jati dirinya dapat dipastikan ia tidak mampu mengendalikan macam-macam hasrat dan nafsu yang ada pada dirinya. Fase ini biasanya terbatas dan tidak berlangsung lama, karena manusia dibatasi oleh umur. Saat umur bertambah dan tubuh sudah tidak dalam keadaan prima lagi, hasrat dan nafsu pun tidak mendapat kendaraan [tubuh] yang mendukung. Terkadang fase ini juga dihentikan oleh tubuh yang mendadak sakit. Tidak sedikit manusia yang meninggal pada fase ini karena telah menempuh jalan salah.

Walau mata topeng kelana genderung melotot, tetapi tidak diartikan bahwa ia bisa melihat dunia ini dengan jelas. Matanya melotot karena ia ingin benar-benar melihat dunia ini, tetapi dunia ini penuh tipu daya. Artinya ia tertipu dengan apa yang dia lihat. Dia melupakan akhirat yang seharusnya ia lihat.

Topeng kelana udeng berwarna merah tua, bentuknya wajah topengnya hampir sama dengan topeng kelana genderung, hanya warnanya yang berbeda. Warna topeng ini menggambarkan manusia yang sudah mulai beranjak tua. Gerak tarian topeng ini mulai mengurangi kelincahan tetapi masih berenergi, menggambarkan manusia yang hampir habis masa produktifnya. Energinya masih terlihat karena pada masa ini biasanya manusia menaruh harapan yang besar pada anaknya yang sudah beranjak dewasa [balig].

Topeng rumyang berwarna putih kemerah merahan, matanya menjadi sayu [sipit]. Topeng ini menggambarkan manusia yang sudah cukup tua, dan masa produktifnya benar-benar habis. Warnanya kembali putih karena ia mulai sadar bahwa ia menjadi tua dan segera habis waktunya di dunia. Tetapi warnannya agak kemerah-merahan, menunjukan sisa-sisa perbuatannya semasa muda yang penuh hasrat, nafsu dan angkara.

Topeng kiprah berwarna putih, matanya kembali terbuka lebar. Topeng ini menggambarkan keadaan manusia yang sudah bertobat, dilambangkan dengan warnanya yang kembali ke warna putih seperti topeng panji yang pertama. Namun topeng kiprah ini matanya terbuka cukup lebar, matanya menggambarkan ia melihat dunia dan akhirat secara seimbang. Ketika seorang manusia telah bertobat, ia akan sering mengingat kematian. Karena sering mengingat kematian ia akan mencari tahu kehidupan setelah kematian [akhirat]. Jadi pada fase ini, biasanya manusia merasa dekat dengan kematian, karena fase ini biasanya dialami orang yang benar-benar tua umurnya. Tentu saja semakin tua umur manusia, ia akan semakin sadar bahwa ia semakin mendekati kematian. Ketika ia sadar akan dekatnya kematian, ia akan mengatasi rasa takutnya menghadapi kematian dengan berbuat baik dan bertobat.



Topeng panji sampai topeng kiprah menggambarkan perjalanan hidup manusia dan perjalanan spiritual manusia. Semua manusia akan mengalami proses perjalanan yang sama, hanya saja waktu dan jalannya bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebudayaan tari topeng ini mengandung makna yang begitu luhur. Membuktikan bahwa kebudayaan Indonesia sangat luhur dan mengandung nilai falsafah yang teramat dalam. Dikatakan juga, untuk mengukur peradaban suatu bangsa, kita bisa melihat dari kebudayaan bangsa tersebut. Tari topeng ini adalah salah satu bukti luhurnya peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.

Fujiep




JENIS SEJARAH KARAKTER TARI TOPENG CIREBON

12 Agu 2016
admin
0
jenis 5 tari topeng cireon, karakter topeng cirebon, kelana, panji, rumyang, samba, tumenggung

JENIS SEJARAH KARAKTER TARI TOPENG CIREBON – Sebagai orang cirebon setidaknya mengenal salah satu budaya atau kesenian Cirebon salah satunya yaitu Tari Topeng , oleh karena itu untuk kesempatan artikel kali ini akan membahas Supatar Tari Topeng Cirebon .

Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di wilayah kesultanan Cirebon. Tari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerah Cirebon, termasuk Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Pada pementasan Tari Topeng Cirebon, penarinya disebut sebagai dalang, dikarenakan mereka memainkan karakter topeng-topeng tersebut.

Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Tari Topeng Cirebon pada zaman dahulu biasanya dipentaskan menggunakan tempat pagelaran yang terbuka berbentuk setengah lingkaran, misalnya di halaman rumah, di blandongan [bahasa Indonesia : tenda pesta] atau di bale [bahasa Indonesia : panggung] dengan obor sebagai penerangannya, namun dengan berkembangnya zaman dan teknologi, tari Topeng Cirebon pada masa modern juga dipertunjukan didalam gedung dengan lampu listrik sebagai tata cahayanya.
Tujuan pagelaran

Tujuan diselenggarakan suatu pagelaran tari Topeng Cirebon secara garis besar dibagi kedalam tiga tujuan utama yaitu ;

Pagelaran komunal, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk kepentingan bersama masyarakat, sehingga hampir seluruh masyarakat ditempat tersebut berpartisipasi dalam pagelaran ini, acara yang dipertunjukan pun sangat spektakuler dengan adanya arak-arakan dalang, atraksi seni dan sebagainya serta digelar lebih dari satu malam, contoh dari pagelaran komunal diantaranya adalah hajatan desa, ngarot kasinoman [acara kepemudaan], ngunjungan [ziarah kubur]
Pagelaran individual, merupakan acara pagelaran yang dilaksanakan untuk memeriahkan hajatan perorangan, contohnya adalah pernikahan, khitanan atau khaulan [bahasa Indonesia : melaksanakan nazar atau janji]

Pagelaran bebarangan, merupakan acara pagelaran keliling kampung yang inisiatifnya datang dari dalang topeng itu sendiri, bebarangan biasanya dilakukan oleh dalang topeng ke wilayah-wilayah desa yang sudah panen, wilayah desa yang ramai atau datang ke berkeliling di kota dikarenakan desanya belum panen, sedang mengalami kekeringan atau sedang sepi penduduknya.

Struktur pagelaran

Struktur pagelaran dalam tari Topeng Cirebon bergantung pada kemampuan rombogan, fasilitas gong yang tersedia, jenis penyajian topeng dan lakon [bahasa Indonesia : cerita] yang dibawakannya. Secara umum, struktur pertunjukan tari Topeng Cirebon dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu ;

Topeng alit, memiliki struktur yang minimalis baik dari segi dalang, peralatan, kru dan sajiannya. Jumlah rata-rata kru dalam struktur pagelaran topeng alit biasanya hanya terdiri dari lima sampai tujuh orang yang kesemuanya bersifat multi peran, dalam artian tidak hanya seorang dalang Topeng saja yang membawakan babak topeng, namun para wiyaganya juga ikut membantu dengan memberikan guyonan-guyonan ringan. Dialog dalam topeng alit dilakukan secara spontan berdasarkan situasi yang ada.
Topeng gede, memiliki struktur yang lebih besar dan baku jika dibandingkan dari penyajian topeng alit. Hal tersebut dikarenakan topeng gede merupakan bentuk penyempurnaan dari topeng alit, struktur topeng besar diantaranya, adanya musik pengiring [bahasa Cirebon : tetaluan] yang lengkap, adanya lima babak tarian yang berurutan seperti panji, samba, rumyang, tumenggung dan klana, adanya lakonan serta jantuk [bahasa Indonesia : nasihat] yang diberikan pada akhir pagelaran topeng gede[1]

5 Jenis dan Karakter TAri Topeng Cirebon

Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga [disebut juga kelana], dengan topeng warna merah mewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.

Gaya tarian

Pada tari Topeng Cirebon terdapat beberapa gaya tarian yang secara yang telah diakui secara adat[3][4], gaya-gaya ini berasal dari desa-desa asli tempat di mana tari Topeng Cirebon lahir dan juga dari desa lainnya yang menciptakan gaya baru yang secara adat telah diakui lepas dari gaya lainnya. Endo Suanda seorang peneliti tari Cirebon melihat perbedaan gaya tari Topeng Cirebon antar daerah tersebut dikarenakan adanya penyesuaian selera penonton dengan nilai estetika gerak tarian di atas panggung, berikut beberapa gaya tari Topeng Cirebon ;

Tari Topeng Cirebon gaya Beber

Dalang Sendi Setiyawan sedang menggayakan tari Topeng Cirebon gaya Beber dengan pakaian klasik dalang tari Topeng Cirebon yang dipinjam dari ISBI Bandung oleh Ki dalang Panji Surono

Tari Topeng Cirebon gaya Beber adalah salah satu gaya tari Topeng Cirebon yang lahir di desa Beber, kecamatan Ligung, kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sejak abad ke 17, awalnya tari Topeng yang ada di desa Beber dibawa oleh seorang seniman dari Gegesik, Cirebon yang bernama Setian, namun menurut para ahli Dalang Topeng Cirebon gaya Beber seperti mimi Yayah dan Ki Dalang Kardama yang pertama kali membawa tarian Topeng ke desa Beber dan menjadi tari Topeng Cirebon gaya Beber adalah mimi Sonten dan Surawarcita yang masih berasal dari Gegesik sejak itu menurunkan beberapa generasi para seniman.
Babak tarian

Pembagian babak pada tari topeng Cirebon gaya Beber menurut Ki Andet Suanda dilakukan dengan berdasar para interpretasi tentang sifat dan kesadaran manusia.

Topeng Panji, merupakan sebuah penggambaran dari sebuah jiwa yang halus
Topeng Samba, merupakan sebuah penggambaran dari sebuah jiwa yang sedang tumbuh
Topeng Temenggung, merupakan sebuah penggambaran dari sebuah jiwa yang sudah dewasa
Topeng Jinggananom + Temenggung, merupakan sebuah penggambaran dari pertarungan antara jiwa yang memiliki nafsu baik dan nafsu jahat
Topeng Klana, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa manusia yang penuh dengan hawa nafsu dan emosi
Topeng Rumyang, merupakan sebuah penggambaran dari jiwa manusia yang sudah melepaskan nafsu duniawinya dan menjadi manusia yang harum.

Babak Rumyang pada tari Topeng Cirebon gaya Beber dipentaskan di akhir pagelaran, menurut Ki Pandi Surono [budayawan Cirebon sekaligus maestro tari Topeng Cirebon gaya Beber] pada masa lalu pagelaran tari Topeng Cirebon terutama gaya Beber dilakukan pada malam hari dan babak Rumyang dipentaskan mendekati terbitnya matahari saat sinar matahari terlihat samar-samar [bahasa Cirebon : ramyang-ramyang] dari kata ramyang inilah kemudian babak ini dinamakan, keterangan lebih lanjut tentang filosofi babak rumyang yang dipentaskan diahkhir setelah babak Topeng Klana yang merupakan proyeksi dari jiwa yang penuh nafsu dan emosi dijelaskan oleh Ki Waryo [budayawan Cirebon sekaligus dalang Wayang Kulit Cirebon gaya Kidulan [Palimanan] dan seorang ahli pembuat Topeng Cirebon] putera dari Ki Empek. Ki Waryo menjelaskan bahwa filosofi dari Rumyang terkait dengan sebuah proyeksi jiwa manusia yang sudah meninggalkan nafsu duniawinya dan menjadi manusia yang utuh [manusia harum] karena sudah tidak terbelenggu lagi dengan nafsu duniawi. Rumyang diartikan kedalam dua buah kata yaitu arum [bahasa Indonesia : harum] dan yang [bahasa Indonesia : manusia / orang] sehingga Rumyang diartikan secara harafiah menjadi manusia yang harum.

Published By : Arif/Disbudparpora Kab. Cirebon

1. Topeng Panji

disbudparpora.cirebonkab.go.id

Topeng Panji menggambarkan bayi yang baru lahir ke dunia dan figur dari kalangan raja bangsawan, sekaligus cermin dari sublimasi kewibawaan serta ketenangan. Dalam falsafah Jawa, Panji menggambarkan filosofi kehidupan dan budi yang luhur serta penyerahan diri pada Tuhan. Dalam sufi Islam, ia berada pada tingkat tertinggi posisi manusia yakni Insankamil, yaitu perilaku yang tidak goyah serta menyadari bahwa setiap hembusan napasnya adalah dari Tuhan.

Video liên quan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề