Kata jilbab berasal dari Bahasa Arab الجلباب yang artinya adalah

BAB II KESADARAN MEMAKAI JILBAB DENGAN PERILAKU SOSIAL A. Deskripsi Teori 1. Kesadaran Memakai Jilbab a. Pengertian kesadaran Kesadaran berasal dari kata sadar artinya keinsafan keadaan yang dimengerti. 1 Mendapat awalan ke dan akhiran an yang mempunyai makna akan keinginan seseorang atas keadaan dirinya. Yang dimaksud dalam penelitian disini yaitu kesadaran siswi akan pemakaian jilbab pada dirinya. Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kesadaran yang akan di teliti penulis adalah kesadaran yang nampak dari luar seperti kesadaran siswi dalam memakai jilbab di luar atau di sekolah. b. Pengertian Jilbab Arti Etimologi Jilbab berasal dari bahasa Arab yang artinya baju kurung panjang, sejenis الجلباب jubah. 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jilbab berarti baju kurung yang longgar, dilengkapi dengan 1 WJS.Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, [Jakarta: Balai Pustaka, 1982], hlm. 625. 2 Ahwan Warson Munawir, Kamus Arab-Indonesi Al-Munawwir, [Yogyakarta Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Pondok Pesantren Al- Munawwir Krapyak, t.th], hlm. 215 12

kerudung menutupi kepala, sebagian muka dan dada 3 Jilbab sejenis baju kurung lapang yang dapat menutupi kepala muka dan dada. Jilbab adalah pakaian yang menutup lapang dan dapat menutup aurat, yang berasal dari kata Jalbab berarti menarik maksudnya karena badan wanita menarik pandangan dan perhatian umum maka hendaklah ditutup. Dalam pendapat lain dikatakan bahwa jilbab adalah semacam selendang yang melekat pada wanita diatas pakaian-pakaiannya, demikianlah pendapat yang paling kuat. Jilbab biasanya dikenakan ketika seorang wanita akan keluar dari rumah. 4 Dalam al-qur an Allah juga menyebutkan mengenai jilbab dalam Surat Al-Ahzab ayat 59 sebagai berikut: Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, [Jakarta, Balai Pustaka, 1990], cet. 3, hlm. 363 4 Syaikh Sa ad Yusuf Abdul Aziz, 101 Wasiat Rasul Untuk Wanita, [Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009], hlm. 554 13

Maha Penyayang.[Q.S. Al-Ahzab: 59]. 5 Penafsiran ayat di atas adalah sebelum turunnya ayat tersebut cara berpakaian wanita merdeka atau budak yang baik-baik atau yang kurang sopan hampir bisa dikatakan sama. Untuk menghindari gangguan dari lelaki yang usil serta untuk menambah kehormatan wanita muslimah ayat diatas turun menyatakan : hai Nabi Muhammad katakanlah pada istri-istrimu, anakanak perempuanmu dan wanita-wanita keluarga orangorang mukmin agar mereka mengulurkan atas diri mereka yakni ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal sebagai wanita-wanita terhormat atau sebagai wanita muslimah dan sebagai wanita yang merdeka sehingga tidak diganggu oleh lelaki usil. Para ulama sepakat bahwa ayat tersebut merespon tradisi perempuan Arab ketika itu yang terbiasa bersenang ria. Mereka membiarkan muka mereka terbuka seperti layaknya budak perempuan, mereka juga membuang hajat di padang pasir terbuka karena belum ada toilet. Para perempuan beriman juga ikut-ikutan seperti umumnya perempuan Arab tersebut. 5 Al-Qur an, Surat Al-Ahzab Ayat 59, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, [Jakarta: Depag. RI. 1989], hlm. 678. 14

Kemudian, mereka diganggu oleh kelompok laki - laki yang mengira mereka adalah perempuan dari kalangan bawah. Mereka lalu datang kepada Nabi mengadukan hal tersebut. Lalu turunlah ayat ini menyuruh pada istri Nabi, anak perempuannya, dan perempuan beriman agar memanjangkan gaun mereka untuk menutupi sekujur tubuh. Adapun pendapat lain tentang jilbab adalah Kata jilbab berasal dari bahasa Arab Jalaba yang maknanya menutup sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga tidak dapat dilihat auratnya. Para ulama berbeda pendapat tentang pengertian jilbab. Ada yang mengatakan jilbab itu mirip rida' [sorban]. Ada juga yang mengatakan kerudung yang lebih besar dari khimar [selendang]. Sebagian lagi mengartikan dengan gina', yaitu penutup muka atau kerudung lebar. Muhammad Said Al - Asymawi menyimpulkan bahwa jilbab adalah gaun longgar yang menutupi sekujur tubuh perempuan. Sejak dahulu hingga kini, kaum wanita selalu menjadi sorotan dan pembicaraan hangat dan senantiasa aktual dalam sejarah manusia, hampir setiap hari media masa menyajikan berbagai berita tentang perlakuan terhadap kaum wanita baik yang berbentuk perlakuan positif maupun perlakuan negatif. Namun yang sering kita lihat adalah perlakuan negatif, seperti terjadinya 15

tengah. 6 Semua adalah kesalahan personal atau pemerkosaan, pelecehan seksual dan hal-hal lain yang begitu menyudutkan kaum wanita. Fenomena semacam ini sangatlah merisaukan mengingat negara kita adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama islam dan penganut kultur susila yang berkiblat ke timur lingkungan yang sudah terkooptasi oleh budaya barat yang dengan mudah masuk dan meracuni akhlak islami yang diajarkan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 34: maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri kita ketika suami tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka [Q.S. An- Nisa: 34]. Dalam surat dan ayat al-qur an yang lain juga menjelaskan bahkan menganjurkan kepada kaum wanita untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh, tetapi tubuh disitu bukan diartikan menutupi semua anggota badan melainkan menutupi kebagian dada dan anggota tubuh yang termasuk aurat bagi kaum wanita. Dalam al-qur an juga jelas bahwa seorang muslimah harus benar-benar menjaga diri agar bisa dikatakan 6 // pengertian jilbab/pdf diakses 27 Juni 2014 16

sebagai muslim yang taat kepada Tuhannya. Penafsiran per kata dari surat Al-Ahzab ayat 59: Diterjemahkan oleh tim Departemen Agama dengan istri-istri orang mukmin. Penulis lebih cenderung menerjemahkannya dengan wanitawanita orang mukmin sehingga ayat ini mencakup juga gadis-gadis semua orang mukmin bahkan keluarga mereka semuanya. Diambil dari kata Diatas mereka mengesankan bahwa seluruh badan mereka tertutup oleh pakaian. Nabi SAW mengecualikan wajah dan telapak tangan atau dan beberapa bagian lain dari tubuh wanita, dan penjelasan Nabi itulah yang menjadi penafsiran ayat ini. Diperselisihkan maknanya oleh ulama, Al-Biqa i menyebut beberapa pendapat, Antara lain, baju yang longgar atau kerudung penutup kepala wanita, atau pakaian yang menutupi baju dan kerudung yang dipakainya, atau semua pakaian yang menutupi wanita. Thabathaba i memahami jilbab dalam arti pakaian yang menutupi seluruh badan atau kerudung yang menutupi kepala dan wajah wanita. Ibn Asyur memahami kata jilbab dalam arti pakaian yang lebih kecil dari jubah tetapi lebih besar dari kerudung atau penutup wajah, ini diletakkan di atas kepala dan terulur kedua sisi kerudung itu melalui pipi hingga keseluruh bahu dan belakangnya. Namun walau demikian tujuan mereka adalah sama 17

: yaitu menjadikan mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu. Diambil dari kata dana yang berati dekat dan menurut Ibn Asyur yang dimaksud disini adalah memakai atau meletakkan. Ayat di atas tidak memerintahkan wanita muslimah memakai jilbab, karena ketika itu sebagian mereka telah memakainya, hanya saja cara memakainya belum mendukung apa yang dikehendaki ayat ini. Kesan ini diperoleh dari redaksi ayat di atas yang menyatakan jilbab mereka dan yang diperintahkan adalah hendaklah mereka mengulurkannya. Ini berarti mereka telah mengenakan jilbab tetapi belum mengulurkannya. Itu untuk mereka yang telah memakai jilbab, lebih-lebih buat mereka yang belum memakainya. Diambil dari kata Allahmaha pengampun lagi maha penyayang dipahami oleh Ibn Asyur sebagai isyarat tentang pengampunan Allah atas kesalahan mereka yang mengganggu sebelum turunnya petunjuk ini. Sedang al-biqa i memahaminya sebagai isyarat tentang pengampunan Allah kepada wanita-wanita muslimah yang pada masa itu belum memakai jilbab dan sebelum turun petunjuk ini. Dapat juga dikatakan bahwa kalimat itu sebagai isyarat mengampuni wanita-wanita masa kini yang pernah terbuka auratnya, apabila mereka segera menutupnya atau memakai jilbab, atau Allah 18

mengampuni mereka yang tidak sepenuhnya melaksanakan tuntunan Allah dan Nabi, selama mereka sadar akan kesalahannya dan berusaha sekuat tenaga untuk menyesuaikan diri dengan petunjuk-petunjuk-nya. 7 Ada beberapa ulama yang memberikan definisi jilbab, dan pada intinya bersumber pada al-qur an surat Al-Ahzab: 59, masing-masing mempunyai interpretasi dalam formulasi bahasa yang berbeda, akan tetapi jika kita kaji lebih dalam akan memberikan satu makna yang sama sebagaimana pendapat berikut ini: 1] Mulhandy Ibn. Haj, mengatakan bahwa Jilbab adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat wanita, kecuali muka dan telapak tangan sampai pergelangan tangan saja yang ditampakkan. 8 2] Fuad Mohd. Fachruddin, mengatakan bahwa Jilbab berasal dari kata jalaba yang berarti menari, maka karena badan wanita merupakan pandangan dan perhatian umum hendaklah ditutup. 9 7 M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran volume 11, [Jakarta: Lentera Hati, 2002], hlm.319-321. 8 Mulhandy Ibn, Haj, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, [Bandung: Expres Press, 1998], hlm. 5. 9 Fuad Mohd. Fachruddin, Aurat dan Jilbab dalam Pandangan Mata Islam, [Penerbit Pedoman Ilmu Jaya, t.th], hlm. 24. 19

3] Ibnu Faris dalam bukunya Misbakhul Munir; Jilbab adalah sesuatu yang dapat menutupi dalam bentuk kain dan sebagainya. 10 Dari ketiga pendapat di atas jilbab dapat di artikan sebagai pakaian atau kain dimana berfungsi untuk menutup aurat wanita terkecuali muka dan telapak tangan. Adapun mengenai mode busana muslim, tidaklah ada ketentuan yang pasti dari nash al-qur an atau al-hadits, yang mana diserahkan kepada pribadi masing-masing sesuai dengan selera dan seni budaya serta keadaan lingkungan, asalkan memenuhi syarat atau fungsi tertutupnya aurat dapat terpenuhi secara sempurna. 11 Sedangkan untuk fungsi wanita berjilbab adalah: 12 1] Menjauhkan wanita dari gangguan laki-laki jahil. 2] Membedakan wanita yang berakhlak baik [mulia] dan yang berakhlak kurang baik [mulia]. 3] Mencegah timbulnya fitnah birahi dari kaum laki-laki. 4] Memelihara kesucian agama. Dari sini telah jelas bahwa busana perhiasan manusia yang sangat mendasar, sebagai perwujudan dari sifat 10 Labib, MZ., Wanita dan Jilbab, [Surabaya: Bintang Pelajar, 1998], hlm. 107. 11 Labib MZ. Wanita dan Jilbab, [Surabaya: Bintang Pelajar, 1998], hlm. 124. 12 M. Thalib, Analisa Wanita dalam Bimbingan Islam, [Surabaya: Al- Ikhlas, 1987], hlm. 83. 20

kemanusiaan yang memiliki rasa malu, keindahan dan untuk menjaga diri dari gangguan yang mengenai tubuh manusia itu sendiri. Bagaimanapun terbelakangnya budaya, perasaan dan pikiran manusia, usaha untuk selalu menutup tubuh itu akan selalu ada sekalipun dalam bentuk yang sangat minim dan terbatas. Sesuai dengan kemampuan budaya rasa dan akal manusia. Namun demikian, tidak bisa dikatakan bahwa manusia itu sama sekali tidak ada usaha untuk tidak mengenakan busana, hanya saja perkembangan budaya manusialah yang akan menentukan hal ini. 13 c. Dasar Diwajibkannya Wanita Berjilbab Kaum wanita di zaman jahiliyah berusaha ingin menampakkan keindahan tubuhnya di depan laki-laki. Setelah Islam datang, maka hukum syariatpun turun berturut-turut, termasuk hukum tentang wanita dengan dasarnya adalah Kitabullah mengenai kewajiban berjilbab dan berkerudung bagi wanita mukminat itu. Allah telah berfirman dalam al- Qur an surat Al-Ahzab: 59 Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang hlm. 114-115. 13 Labib MZ, Wanitadan Jilbab, [Surabaya: Bintang Pelajar, Jakarta], 21

[Q.S. Al-Ahzab : 59] Dalam ayat lain Allah menjelaskan sebagai berikut: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang [biasa] nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudarasaudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan [terhadap wanita] atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.[q.s. 22

An-Nur: 31]. Jelaslah bahwa ajaran ini berlaku untuk semua kaum muslimat. Perintah tersebut juga diturunkan untuk istri-istri Nabi, tapi dengan cara yang berlaku umum untuk semua muslimat melalui kias yang gamblang. Perintahnya seolah-olah memang khusus untuk mereka sebagai penghargaan dan syarat bahwa mereka seharusnya menjadi pelopor ketaatan yang paling dulu mengindahkan ajaran tersebut. Mereka diperintahkan supaya tidak memperlihatkan perhiasan anggota tubuhnya di depan orang lain, sehingga wanita itu wajib menutup seluruh tubuhnya selain wajah dan kedua telapak tangannya. 14 Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menutup aurat adalah sebagai berikut: a. Busana [jilbab] yang menutup seluruh tubuhnya selain yang dikecualikan. b. Busana yang tidak menyerupai pakaian laki-laki dan tidak menyerupai pakaian-pakaian wanita kafir yang tidak Islam. c. Tidak menampakkan rambutnya walaupun sedikit dan tidak pula lehernya. d. Busana yang bukan untuk perhiasan kecantikan atau tidak berbentuk pakaian aneh menarik perhatian. 14 Muhammad Said Ramadhan, Kemana Pergi Wanita Mu minah, [Jakarta: Gema Insani Press, 1992], hlm. 33. 23

e. Busana yang tidak menempatkan betis atau kakinya atau celana panjang yang membentuk kakinya. f. Tidak sempit sehingga tampak bentuk tubuhnya. g. Tidak tipis sehingga tampak bentuk tubuhnya. 15 Dari uraian tersebut di atas maka jelas bagi kaum muslimin tentang tata cara berbusana menurut ajaran Islam. Di dalam melaksanakan aturan-aturan tersebut yaitu dalam rangka menjunjung tinggi aturan-aturan tersebut kaum wanita seringkali mengalami kesulitan-kesulitan baik dipengaruhi oleh keadaan lingkungan ataupun hal-hal lain yang dikehendaki Islam. Karenanya, di dalam mengenakan busana yang dikehendaki Islam maka model taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah merupakan di dalam menyadarkan dan memotivasi diri ke arah berbusana secara sempurna dan bertanggung jawab. 16 Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa agama islam jelas mewajibkan bagi kaum wanita untuk menutupi seluruh anggota tubuh kecuali telapak tangan dan wajah, alangkah pentingnya bagi kaum wanita untuk menutup aurat dengan cara menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh dengan tujuan supaya aurat tidak kelihatan dan tidak mengumbar kemaksiatan dari kaum lelaki jahil. 15 Mulhandi Ibn Haj, et.al, Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab, [Bandung: Esprees, 1998], hlm. 17-18. hlm. 123. 16 Labib MZ. Wanita dan Jilbab, [Surabaya: Bintang Pelajar, Jakarta], 24

d. Macam dan Jenis Jilbab Hijab atau jilbab sudah menjadi salah satu dari daftar pencarian terlaris bagi kaum hawa, apalagi saat-saat ketika akan memasuki bulan Puasa. Zaman sekarang, hijab atau kerudung sudah tidak lagi busana yang cuma dipakai untuk menutupi aurat. Akan tetapi lebih dari itu, perancang fashion memberi perhatian lebih terhadap model busana yang satu ini. Sehingga, jilbab memiliki peran terhadap daya tarik dan kemodisan seseorang dalam berbusana. Dan yang pastinya, dapat menghindarkan dari hal-hal buruk yang merugikan para wanita. Dengan semakin berkembangnya kreasi masyarakat terhadap jilbab, memunculkan bermacam-macam jenis dan variasinya. Adapun beberapa macam jenis jilbab yang beredar di Indonesia khususnya: 1] Bergo adalah salah satu kerudung yang paling praktis di antara kerudung lainnya. Dengan kepraktisannya itu, model bergo tak cuma dipakai untuk keadaan santai, namun dapat juga digunkaan pada acara-acara resmi. Ini tergantung pada model dan bahan yang dibuat. Di antara beberapa jilbab bergo, ada yang mempunyai pet atau spon di sebelah atas [kebanyakan dibentuk separuh lingkaran]. Tujuannya adalah untuk membentuk bagian atas jilbab agar terlihat rapi waktu dipakai. Contohnya, pet dengan bentuk panjang serta lebar sangat cocok digunakan oleh para perempuan yang mukanya berbentuk lebar, ini berfungsi untuk menutupi sebagian muka biar terlihat 25

agak tirus. Sedangkan pet yang berbentuk kecil, sangat cocok dipakai oleh para perempuan yang mukanya kecil. Dengan ini, wajah mereka akan terlihat lebih berisi. 2] Jilbab rajut mirip seperti pashmina, yakni panjang dengan empat sisi. Bagi yang tidak suka bergo, ini adalah alternatifnya karena lebih kasual dan seringkali dikenakan pada kegiatan sehari-hari. Jilbab rajut juga menjadi pilihan favorit wanita-wanita muslim. Mungkin karena detailnya kelihatan sempurna yang diselipkan di sudutsudut jilbab, dan terkesan sangat mewah bila dikenakan. Belum lagi jika digabungkan bersama aksesoris-aksesoris tambahan yang pastinya menambah kesempurnaan. 3] Jilbab Segi Empat dari namanya sudah diketahui kalau jeibab ini berbentuk segi empat. Sangat sederhana sekali dan biasanya agak tipis. Jenis jilbab ini yang paling banyak dikreasikan menjadi berbagai style atau gaya. Makanya, tutorial-tutorial cara memakai jilbab yang beredar di internet banyak yang memakai segi empat. Selain sudah familiar di masyarakat, hasil kreasi terbarunya sangat bagus dan cantik sekali. Jilbab segiempat juga bisa dilipat pada tengahnya menjadi segitiga yang kemudian disebut sebagai jilbab segitiga. 4] Jilbab Segitiga Beberapa di antaranya memiliki bandana berupa list. Bandana ini memberi kemudahan tersendiri dalam pemakaian dan kesannya pun agak lebih mewah. Oleh karena itulah, jilbab segitiga yang mewah sangat pas 26

jika dikenakan untuk menghadiri undangan pesta atau kegiatan resmi. Biasanya terbuat dari kain katun serat, katun Paris, sutera, dan polyester. 5] Jilbab Pashmina yang terakhir adalah jilbab Pashmina. Pashmina macamnya sangat banyak, salah satunya adalah pashmina ceruti. Terbuat dari bahan seperti sifon dengan tekstur yang halus. Namun, bahan ini agak sedikit berat, kalau dikenakan akan terkesan jatuh. Secara sekilas mirip bahan dari kaos. Pashmina ceruti lumayan banyak peminatnya, sebab tidak menerawang. Uraian diatas merupakam jenis-jenis kerudung yang sedang tren di Indonesia saat ini. Apa pun Jenis dan macamnya, yang paling penting adalah tidak menyimpang dari pengertian jilbab itu sendiri, di mana ia berfungsi sebagai penutup aurat. 17 2. Perilaku Sosial Siswa a. Pengertian Perilaku Sosial Dari segi bahasa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individual yang terwujud di gerak [ sikap ] tidak saja badan atau ucapan. Berikut ada beberapa definisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: Menurut Ngalim Purwanto Sikap adalah suatu cara bereaksi dengan cara tertentu 17 // jenis dan macam macam jilbab/pdf diakses 27 Juni 2014 27

terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. 18 Dalam kamus psikologi Hafi Anhari mengemukakan bahwa sikap atau attitude adalah suatu kestabilan relatif dan keadaan yang mudah terpengaruh untuk berlaku atau bertindak, dalam suatu cara tertentu terhadap pribadi, lembaga atau kabar. 19 Sedangkan sosial adalah hubungan seorang individu dengan yang lainnya, sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum antara lain suka menolong antar sesama dll. Menurut pendapat lain bahwa perilaku sosial adalah suatu tindakan perorangan yang merupakan tanggapan pada lingkungan sosial. 20 Sedangkan menurut Abu Ahmadi sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial. Beberapa pengertian di atas merupakan pengertian tentang sikap yang bentuknya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi harus ditafsirkan lebih dulu sebagai tingkah laku. Dengan kata lain sikap adalah kesiapan bertindak dan bukan sebagai pelaksanaan keinginan atau motif tertentu. Menurut Sarlito 18 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, [Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996], hlm.141. 19 H. M. Hafi Anhari, Kamus Psikologi, [Surabaya: Usaha Nasional, 1996], hlm. 81. 20 Hartini dan G. Karta Saputra, kamus sosiologi dan kependudukan,[jakarta: Bumi Aksara, 1992]hlm. 384 28

Wirawan Sarwono yang dimaksud sikap sosial adalah sikap yang ada pada kelompok orang yang ditujukan kepada suatu objek yang menjadi perhatian seluruh orang-orang tersebut. 21 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial keagamaan adalah suatu perbuatan yang berdasarkan kesadaran atau pendirian untuk memperhatikan kepentingan umum sesuai dengan aturan-aturan agama. Perilaku adalah sifat, bentuk-bentuk dan penyesuaian diri yang membentuk karakter individu dan hubungannya dengan orang lain di mana ia berada. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku sosial dalam pergaulan siswi di sekolah. Pendapat lain mengatakan bahwa Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak mengganggu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. 21 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Ilmu Psikologi, [Jakarta: Bulan Bintang, 1996], hlm. 94. 29

Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut: Dan tolong-menolonglah kamu dalam [mengerjakan] kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. [Q.S. Al-Maidah: 2] Menurut ahli tafsir dalam al-qur an jelas bahwa manusia tidaklah lepas dari bantuan orang lain, maka dari itu kita sebagai makhluk sosial harus saling tolong menolong dalam kebaikan jangan tolong menolong dalam keburukan. Tentunya kita tidak boleh berlaku sombong karena kesombonganlah yang akan menjauhkan kita dengan manusia lain. b. Jenis-jenis perilaku sosial Jenis perilaku dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Perilaku yang alami, yaitu perilaku yang dibawa sejak individu dilahirkan, yaitu berupa reflek-reflek dan instinginsting. 2. Perilaku operan, yaitu perilaku yang dapat dibentuk, dipelajari, dan dikendalikan, oleh karena itu perilaku operan dapat berubah melalui proses belajar, perilaku ini 30

diatur oleh pusat kesadaran otak. 22 Adapun sebagian besar manusia adalah perilaku yang dibentuk, diperoleh serta dipelajari melalui proses belajar sehingga dapat tercipta perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan. c. Upaya pembentukan perilaku sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Karena manusia memiliki akal sebagai pembeda dan merupakan kemampuan yang lebih dibanding makhluk yang lainnya. Akibat adanya kemampuan inilah manusia mengalami perkembangan dan perubahan baik dalam psikologis maupun fisiologis. Perubahan yang terjadi pada manusia akan menimbulkan perubahan pada perkembangan pribadi manusia atau tingkah lakunya. Djalaluddin Rakhmat juga mengemukakan tentang perkembangan perilaku manusia yaitu: perilaku manusia bukan sekedar respon pada stimuli, tetapi produk berbagai gaya yang mempengaruhinya secara spontan, seluruh gaya psikologis yang mempengaruhi manusia sebagai ruang hajat [life space]. Ruang hajat terdiri dari tujuan dan kebutuhan individu, semua faktor yang disadarinya dan kesadaran diri. 23 22 Bimo Walgito, Psikologi Sosial [Suatu Pengantar], [Yogyakarta : Andi, 2002], cet. 1, hlm. 15 23 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, [Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996], hlm.27. 31

Pembentukan perilaku tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan objek tertentu. Perilaku dapat terbentuk karena adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal individu yang memegang peranannya. 24 Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri, ini dapat berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengelola pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar pribadi manusia yang bersangkutan, ini dapat berupa interaksi sosial di luar kelompok. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial atau yang biasa dikenal dengan interaksi sosial dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: 1] Faktor imitasi Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gabriel Tarde, faktor yang mendasari interaksi adalah faktor imitasi. Imitasi merupakan sebuah dorongan untuk meniru orang lain. 25 Imitasi dapat mendorong individu maupun kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik, sebab mengikuti suatu contoh yang baik itu dapat 24 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, [Bandung: Eresco, 1986], hlm. 155. 25 Bimo Walgito, Psikologi Sosial [Suatu Pengantar], [Yogyakarta : Andi, 2002], hlm. 58 32

merangsang perkembangan watak seseorang. Namun disamping itu juga faktor imitasi dalam interaksi sosial itu mempunyai segi negatif yaitu apabila hal-hal yang diimitasi itu merupakan sesuatu salah ataupun tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 26 2] Faktor sugesti Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu sugesti dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam individu yang bersangkutan. b. hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain. 27 3] Faktor identifikasi Faktor yang mempengaruhi perilaku sosial adalah faktor identifikasi. Identifikasi adalah suatu istilah yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, seorang tokoh dalam psikologi [khususnya psikoanalisis]. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik [sama] dengan orang lain, sehubungan dengan ini Freud menjelaskan tentang bagaimana anak mempelajari norma-norma sosial 26 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, [Bandung: Eresco, 1986], hlm. 58 27 Bimo Walgito, Psikologi Sosial [Suatu Pengantar], [Yogyakarta : Andi, 2002], hlm.59 33

dari orang tuanya. Dalam garis besar hal ini dapat dibagi menjadi dua cara yaitu: a] Anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial itu karena orang tua yang dengan sengaja mendidiknya melalui penanaman norma-norma pada anak, bahwa ini baik dan itu tidak baik, ini perlu dikerjakan dan itu tidak perlu dikerjakan dan sebagainya. Orang tua sengaja menanamkan manamana yang harus dikerjakan dan mana-mana yang harus ditinggalkan atau dijauhi, dengan jalan demikian maka akan tertanamlah norma-norma sosial pada anak. b] Kesadaran akan norma-norma sosial juga dapat diperoleh anak dengan cara identifikasi, yaitu anak mengidentifikasikan diri pada orang tua [baik ibu maupun ayah]. Oleh sebab itu kedudukan orang tua sangat penting sebagai tempat identifikasi dari anakanaknya. 4] Faktor simpati Faktor lainnya yang memegang peranan penting dalam interaksi sosial adalah faktor simpati, simpati merupakan suatu perasaan tertariknya seseorang terhadap orang yang lain. 28 Simpati itu timbul bukan atas dasar 69. 28 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, [Bandung: Eresco, 1986], hlm. 34

logis rasional, tetapi atas dasar perasaan atau emosi. Dalam simpati seseorang merasa tertarik kepada orang lain seakan-akan terjadi dengan sendirinya, apa sebabnya merasa tertarik sering tidak dapat memberikan penjelasan lebih lanjut, disamping individu mempunyai kecenderungan untuk tertarik pada orang lain, individu juga mempunyai kecenderungan untuk menolak orang lain, ini disebut antipati. Jadi, kalo simpati itu bersifat positif dan antipati bersifat negatif. 29 Perilaku dapat terbentuk melalui empat cara, yaitu: 1] Adopsi adalah kejadian dan peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan yang diserap pada individu sehingga mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. 2] Diferensial berkaitan erat dengan intelegensi, banyaknya pengalaman, bertambahnya usia, sehingga hal-hal yang dianggapnya sejenis dapat dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. 3] Integrasi dalam pembentukan perilaku ini terjadi secara bertahap bermula dari pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu dan pada akhirnya terbentuk perilaku mengenai hal tersebut. 29 Bimo Walgito, Psikologi Sosial [Suatu Pengantar], [Yogyakarta : Andi, 2002], hlm 64 35

4] Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan sehingga menimbulkan kesan mendalam pada jiwa seseorang yang bersangkutan. Jadi perilaku terbentuk oleh pengetahuan dan pengalaman seiring bertambahnya usia. Semakin luas pengetahuan seseorang tentang objek dan banyaknya pengalaman yang berkaitan dengan objek yang akan mengarahkan terbentuknya sikap yang kemudian di lanjut pada suatu perilaku tertentu. Perilaku dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu kondisional atau kebiasaan, insight atau pengertian, dan model atau contoh. 30 Dengan pembahasan sebagai berikut: 1] Pembentukan dengan kondisi atau kebiasaan yaitu pembentukan perilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. 2] Pembentukan perilaku dengan pengertian insight. Misalnya: masuk sekolah jangan sampai terlambat, karena hal itu dapat mengganggu teman-teman. 3] Pembentukan perilaku dengan contoh atau model. Misal : orang tua berlaku sebagai contoh anak, guru sebagai contoh peserta didik. 30 Bimo Walgito, Psikologi suatu Pengantar, [Yogyakarta: Andi, 2001], hlm. 18. 36

d. Aspek-aspek perilaku sosial 1] Tolong menolong Islam telah menganjurkan dan sekaligus mengajarkan kepada manusia dalam berinteraksi sosial atau perilaku sosial dengan sesamanya agar tercipta kehidupan yang harmonis, saling menghargai, mencintai dan tolong menolong serta ikut merasakan permasalahan yang dihadapi lingkungan. Tolong menolong yang diajarkan Islam dengan tidak membedakan golongan. Seperti yang diungkapkan oleh M. Rifai bahwa agama menghendaki supaya kita memberikan pertolongan kepada segala hamba Allah, masing-masing menurut ketentuannya. Adapun di antara hal-hal yang dapat merealisasikan tolong menolong dalam pendidikan sosial menurut Abdurrahman An Nahlawi adalah memenuhi kebutuhan manusia, menyingkirkan kesusahan, menutupi aib dan menasehati mereka agar menjauhi perbuatan tercela, jika itu mungkin dapat ditinggalkan. Tolong menolong dapat digolongkan menjadi dua macam antara lain: [1] tolong menolong yang merupakan uluran tangan dalam bentuk kebendaan, misalnya memberikan bantuan untuk mempertahankan dan meringankan beban hidup mereka. [2] tolong menolong dalam bentuk perbuatan yang baik dan taqwa misalnya dengan memberikan pertolongan dan perlindungan kepada siapa saja yang 37

teraniaya, menentramkan orang-orang yang takut, serta menegakkan kepentingan umum dan masyarakat. 31 Perilaku tolong menolong perlu ditanamkan pada setiap orang dengan membiasakannya sejak kecil, karena jika anak sejak kecil sudah dibiasakan tolong-menolong maka dewasanya nanti ia akan mampu untuk merealisasikannya di tengah kehidupan bersama dengan orang lain. 2] Menghormati orang lain Merupakan perbuatan terpuji yang dapat dilakukan dengan cara berlaku ramah apabila bertemu dengan teman, berkata sopan kepada orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial pasti mengadakan hubungan dengan sesama manusia yang lainnya, yang mana hubungan itu harus terjalin dengan baik dan harmonis. Islam menganjurkan agar manusia itu saling hormatmenghormati terhadap sesamanya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 86: apabila kamu diberi kehormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari hlm. 26 31 M. Rifai, pembina pribadi muslim, [semarang: wicaksana, 1993], 38

padanya, atau balaslah penghormatan itu dengan yang serupa, sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.. [Q.S. An- Nisa: 86] Dari penjelasan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada alasan bagi seseorang untuk berbuat sombong kepada orang lain, sikap yang dilakukan kepada orang yang lebih tua adalah menghormati, yang kecil disayangi dan menghargai antar sesama. Karena Allah tidak menilai dari tampan rupanya atau gagah penampilan fisiknya, akan tetapi Allah SWT hanya menilai seseorang dari hati dan amal perbuatannya. 3] Persaudaraan Persaudaraan dalam islam dikenal dengan ukhuwah yaitu ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dalam kelembutan, cinta, sikap hormat pada setiap orang yang sama-sama diikat dengan ikatan akidah islamiyah, iman, dan takwa. 4] Peduli terhadap orang lain Salah satu perilaku sosial yang dianjurkan oleh agama Islam adalah peduli terhadap orang lain, peduli terhadap masyarakat di sekitarnya dan peduli terhadap sesama muslim. 39

3. Hubungan Kesadaran Memakai Jilbab dengan Perilaku Sosial Siswi Dalam Pergaulan Hubungan antara kesadaran memakai jilbab dengan perilaku sosial siswi, disini hubungan tersebut terjadi bilamana siswi memakai jilbab akan menumbuhkan perilaku sosial yang baik pula dikalangan siswi, orang tua maupun masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini terdapat hubungan yang positif antara kesadaran memakai jilbab dengan perilaku sosial siswi dalam pergaulan Hubungan ini terlihat ketika siswi mulai memakai jilbab, sedikit demi sedikit perilaku yang terbentuk mulai berubah dengan seiringnya waktu, perilaku sosial yang terjadi pada siswi sangatlah jauh berubah setelah memakai jilbab, contohnya perkataan yang terucap lebih anggun lebih halus dan lebih sopan dari sebelum memakai jilbab, cara berpakain juga sangat drastis perubahannya, seperti ketat atau tidaknya pakaian siswi yang dipakai sebelum dan sesudah memakai jilbab, dan siswi menyadari bahwa jilbab sangatlah dianjurkan bahkan diwajibkan dalam islam bagi seorang wanita muslimah. 32 B. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang berupa buku, hasil penelitian, karya ilmiah, ataupun sumber lain yang digunakan peneliti sebagai rujukan atau perbandingan 32 http// pengaruh jilbab bagi siswi/pdf diakses 22 Juni 2014 40

terhadap penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan dideskripsikan dengan beberapa penelitian yang ada relevansinya dengan judul skripsi yang diteliti diantaranya: 1. Tri Setiya Murni, NIM 100151 yang berjudul, Hubungan Antara Kesadaran Memakai Jilbab Dengan Perilaku Ihsan Dalam Pergaulan Di SMA Negeri 1 Purwodadi-Grobogan. Dalam penelitian ini membahas adanya hubungan antara kesadaran memakai jilbab dengan perilaku ihsan dalam pergaulan di SMA Negeri 1 Purwodadi-Grobogan. 2. Khamida Nugraeni, NIM 3105067 yang berjudul, Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Desa Kramat Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Dalam penelitian ini membahas adanya pengaruh pendidikan agama dalam keluarga terhadap perilaku sosial remaja di Desa Kramat Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa pendidikan agama terhadap perilaku sosial sangat mempengaruhi. Dimana dari hasil data yang telah diperoleh dan diteliti menunjukkan angka yang signifikan yang menjelaskan bahwa dengan pengaruh pendidikan agama yang baik, maka baik pula perilaku sosial remaja, baik dalam keluarga maupun masyarakat, serta disebutkannya pula begitu penting peranan keluarga dalam memberi pendidikan agama. Dari penelitian di atas ada kemiripan antara skripsi yang 41

pertama dengan skripsi penulis tentang hubungan memakai jilbab tetapi yang disorot oleh penulis bukan perilaku ihsan akan tetapi perilaku sosial, kemudian judul skripsi yang kedua penulis mengambil perilaku sosialnya, akan tetapi berbeda sekali antara penulis dengan kedua penelitian diatas. Adapun yang menjadi perbedaan antara skripsi penulis dengan skripsi di atas adalah wujud dari kesadaran siswa dalam memakai jilbab dengan perilaku sosial dalam pergaulan di SMP Negeri 3 Pemalang. C. Rumusan Hipotesis Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Dan untuk membuktikan kebenarannya, dibutuhkan penelitian. Menurut M. Nazir hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dari dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. 33 Selain itu Suharsimi Arikunto memberikan definisi hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan. 34 Adapun hipotesis yang diajukan sebagai dugaan awal adalah bahwa: Ha : Pemakaian jilbab memiliki atau tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku sosial dalam pergaulan SMP Negeri 3 Pemalang. 182. 33 M. Nazir, Metode Penelitian, [Jakarta: Ghalia Indonesia 1985], hlm. 34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, [Jakarta: Rineka Cipta, 1987], hlm. 67. 42

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề