Konsep evaluasi pada kerangka kurikulum PPKn 2013 yang berbasis HOTS

24 Oktober 2019 05:51oleh

Oleh:
LR Retno Susanti, Dr., M.Hum

HIGHER ORDER THINKING SKILLS [HOTS]
Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam yang bukunya berjudul How to Increase Higher Order Thinking [2009] sebagai cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain. Keterampilan mental ini awalnya ditentukan berdasarkan Taksonomi Bloom yang mengkategorikan berbagai tingkat pemikiran, mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational Objectives [1956] itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang terbagi dalam tiga ranah.

Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan keterampilan mental [seputar pengetahuan]; Afektif, sisi emosi [seputar sikap dan perasaan]; dan Psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan fisik [keterampilan]. Akan tetapi Ranah kognitif ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David Krathwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi [1] mengingat [remember]; [2] memahami [understand]; [3] mengaplikasikan [apply]; [4] menganalisis [analyze]; [5] mengevaluasi [evaluate]; dan [6] mencipta [create].

Selain itu dimensi kognitif menurut Anderson dan Krathwohl dibagi tiga, yaitu  [Lower Order Thinking Skills LOTS], [Midle Order Thinking Skills] MOTS  dan [[Higher Order Thinking Skills HOTS]. Hasil belajar HOTS menurut Anderson dan Krathwohl mampu menganalisis [C4], mengevaluasi [C5], dan berkreasi atau mencipta [C6]. Menganalisis merupakan kemampuan menspesifikasi bagian-bagian konteks tertentu. Mengevaluasi kemampuan berpikir mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan dan mengkreasikan merupakan kemampuan berpikir membangun ide  atau gagasan yang inovatif dan kreatif.

Taksonomi untuk menentukan tujuan belajar ini bisa disebut sebagai “tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran”. Setelah menjalani proses pembelajaran tertentu, siswa diharapkan dapat mengadopsi keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang baru. Tingkatan kemampuan berpikir yang dibagi menjadi tingkat rendah dan tinggi, merupakan bagian dari salah satu ranah yang dikemukakan Bloom, yaitu ranah kognitif. Dua ranah lainnya, afektif dan psikomotorik, punya tingkatannya tersendiri.

Menurut Abduh Zen HOTS bukan mata pelajaran, bukan juga soal ujian, HOTS adalah tujuan akhir yang dicapai melalui pendekatan, proses dan metode pembelajaran. Kekeliruan memahami konsep HOTS akan berdampak pada kesalahan model pembelajaran yang makin tidak efektif dan tidak produktif. Oleh karena itu apabila proses pembelajaran dirancang untuk mencapai tingkatan berpikir tingkat tinggi, maka tujuan belajarnya bisa mengadopsi kata-kata kerja yang direkomendasikan dalam konsep Taksonomi Bloom. Kata kerja yang digunakan, menentukan proses pembelajaran yang akan dijalani siswa. Itu artinya, kata-kata kunci yang direkomendasikan Bloom dkk., tak bisa sekonyong-konyong diterapkan dalam soal, bila dalam proses pembelajaran tak pernah diterapkan.

Penerapan pembelajaran HOTS oleh guru yang seperti itu sesungguhnya sangat tidak mudah. Hal ini membutuhkan daya nalar tinggi. Meski demikian, hal ini pula yang menjadi tantangan bagi guru. Guru harus mampu menerapkan dan menguji siswa melalui soal-soal HOTS untuk mengukur kompetensi siswa. Guru membutuhkan contoh praktis agar dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013. Inilah yang melandasi pemberlakuan pembinaan dari pemerintah kepada guru-guru melalui pelatihan atau diklat secara langsung. Adapun yang sudah diterapkan adalah penerapan sistem IN – ON. Selain itu, memberikan modul pelatihan guru tentang  pembelajaran  dan penilaian HOTS melalui SIM PKB [Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian dan Berkelanjutan].

Oleh karena itu penerapan pembelajaran HOTS bukan hal yang mudah dilaksanakan oleh guru. Disamping guru harus benar-benar menguasai materi dan strategi pembelajaran, guru pun dihadapkan pada tantangan dengan lingkungan dan intake siswa yang diajarnya. Adapun karakteristik pembelajaran pada HOTS [Higher Order of Thinking Skill] yaitu:· Berfokus pada pertanyaan· Menganalisis / menilai argumen dan data· Mendefinisikan konsep· Menentukan kesimpulan· Menggunakan analisis logis· Memproses dan menerapkan informasi

· Menggunakan informasi untuk memecahkan masalah

Soal-soal HOTS [Higher Order of Thinking Skill] bukan berarti soal yang sulit, redaksinya panjang dan berbelit-belit sehingga membuang banyak waktu membacanya dan sekaligus memusingkan siswa, tetapi soal tersebut disusun secara proporsional dan sistematis untuk mengukur Indikator Ketercapaian Kompetensi [IKK] secara efektif serta memiliki kedalaman materi sehingga siswa pun terangsang untuk menjawab pertanyaan dengan baik.

Oleh karena itu kurikulum 2013 diharapkan mampu meningkatkan penguatan pendidikan karakter peserta didik dengan pembelajaran dan penilaian HOTS  untuk memiliki keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, keterampilan berkolaborasi, keterampilan berkreasi, dan keterampilan berkomunikasi. Hal ini juga sesuai dengan imbauan menteri pendidikan yang mengatakan  pembelajaran HOTS menuntut anak-anak yang mampu berpikir kritis, berkomunikasi baik, berkolaborasi, berpikir kreatif, inovatif dan percaya diri mempersiapkan era millenium menyongsong era industri 4.0. Untuk itu, peran guru dalam pembelajaran dan penilaian HOTS menjadi: 1] perancang pembelajaran agar peserta didik aktif mencapai pengetahuan yang baru; 2] fasilitator atau mediator untuk belajar.

Selain itu pula guru sebagai ujung tombak perubahan dapat mengubah pola pikir dan strategi pembelajaran yang pada awalnya berpusat pada guru [teacher centered] berubah menjadi berpusat pada siswa [student centered]. Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran. Terciptanya manusia Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif dapat terwujud melalui pelaksanaan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di berbagai lingkup dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran dengan memberdayakan untuk berfikir tingkat tinggi [high order thinking skill]. Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Karena tuntutan Kurikulum 2013 harus sampai pada taraf mencipta, maka siswa harus terus menerus dilatih untuk menghasilkan sesuatu yang baru.

Oleh karena itu penerapan Soal-soal HOTS memang lebih baik dibuat singkat dan tidak panjang supaya siswa tidak bingung. Soal HOTS  adalah soal yang dapat merangsang siswa untuk menjawab pertanyaan yang mengukur kompetensi siswa dengan tepat sesuai indikator. Soal HOTS bukan hanya mengingatkan ataupun menghitung, tetapi juga soal yang dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis siswa.

Dengan demikian HOTS [Higher Order of Thinking Skill] menunjukkan pemahaman terhadap informasi dan bernalar [reasoning] bukan hanya sekedar mengingat informasi. Guru tidak hanya menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa menunjukkan pemahaman terhadap gagasan, informasi dan memanipulasi atau menggunakan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif.[*]

14 Maret 2022 07:01

Catatan: Syamsu Nur BAGAIMANAPUN dalam usia 77 tahun, Alwi Hamu tetap dicatat sebagai tokoh pers nasional. Sejak mahasiswa Fakultas Teknik Unhas, sudah menjadi Ketua Ikatan Pers Mahasiswa.

26 Februari 2022 08:30

Catatan: Masayu Indriaty Susanto Baru-baru ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinyatakan kalah di Pengadilan Tata Usaha Negara [PTUN]. Anies digugat warganya sendiri. Tujuh warga Kelurahan Pela

16 Februari 2022 15:20

Catatan: Masayu Indriaty Susanto Oprah Winfrey-nya Indonesia itu telah berpulang. Dedi Yuliardi Ashadi atau Dorce Gamalama, pagi ini [16/2] menghembuskan nafas terakhirnya di RS Pusat Pertamina Simprug,

15 Februari 2022 16:10

Catatan: Masayu Indriaty Susanto Anies Rasyid Baswedan kini tak bisa dipungkiri adalah akumulatif dari harapan baru. Sosok, gagasan, dan pencapaiannya selalu menyulut euforia publik. Berbagai platform media

No More Posts Available.

No more pages to load.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề