Konsep pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum Merdeka

Ilustrasi Merdeka Belajar [dokumen Kemendikbud]

Kemarin, saya menulis opini tentang kurikulum merdeka. Ini tautannya. Saya selaku guru bahasa Indonesia menyampaikan sebuah pertanyaan kepeminatan kepada anak didik. Jika pelajaran bahasa Indonesia bukan pelajaran wajib, apakah kalian akan tetap belajar bahasa Indonesia?

Dari 30 peserta didik, yang menjawab tetap belajar bahasa Indonesia ada 13 anak. Yang menjawab tidak ingin belajar bahasa Indonesia ada 2 anak. Yang tidak menjawab ada 15 anak.

Peserta didik yang tetap belajar bahasa Indonesia menyampaikan beberapa alasan. Pertama, sikap nasionalisme. Bahasa Indonesia adalah bahasa negara. Jadi, seandainya tidak diwajibkan, maka sebagai warga negara harus tetap mempelajari bahasa Indonesia.

Kedua, pembelajaran bahasa Indonesia mudah dipahami dan menyenangkan. Peserta didik yang memberikan alasan kedua berarti sudah merasakan "merdeka". Dia akan senang mengikuti belajar dan memang itulah tujuan kurikulum merdeka, bukan?

Ketiga, karena gurunya seru. Wah, Pak Yoga jadi tersandung eh tersanjung. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran pendidik sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, saya selalu membuat pembelajaran menjadi seru supaya "merdeka".

Peserta didik yang tidak ingin belajar bahasa Indonesia juga memberikan alasan. Mereka tidak tertarik belajar bahasa dan kemampuan berbahasa yang kurang. Tidak masalah, kalau saya jadi menteri, saya bebaskan anak-anak untuk belajar hal yang mereka sukai dan bisa. Tidak ada paksaan dalam belajar.

Hanya saja, nanti pelajaran bahasa Indonesia bisa diselipkan ke pelajaran yang disenangi anak-anak. Misalnya, seni budaya. Anak-anak diarahkan untuk menyanyi lagu nasional Indonesia. Siapa tau dari situ, muncul keinginan kembali untuk belajar bahasa Indonesia.

Nah, yang tidak menjawab ada 15 anak. Ini yang menjadi problem. Hipotesis saya beragam. Mungkin ada yang bingung mau pilih ikut atau tidak. Ada juga yang malas. Iya, malas.

Mengapa Indonesia tidak maju-maju? Sederhana, karena malas untuk maju. Akhirnya, para "pemegang kekuasaan" membuat stimulus agar mereka mau maju.

Ya, ini merupakan fakta pahit tentang pendidikan Indonesia. Tetap semangat untuk para pendidik. Gunakan cara menyenangkan untuk membuat anak-anak menjadi semangat belajar saat menjalankan "kurikulum merdeka".

Terima kasih anak-anakku kelas 8L Bilingual 2021/2022.Salam Sastra Matsanewa

Artikel Yoga Prasetya, Malang, 19 Februari 2022

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 & 12 SMA / SMK / MA | Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Fase F | CP Fase F | Kurikulum Merdeka |

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 & 12 SMA / SMK / MA Fase F

Capaian pembelajaran secara umum dan menyeluruh dari semua mata pelajaran dalam seluruh jenjang pendidikan di Indonesia, sebenarnya bisa didapat dari “Salinan Lampiran I Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Nomor 008/Kr/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka”.

Namun dengan jumlah halamannya yang sangat banyak [baca: lebih dari seribu], membutuhkan waktu yang lama jika informasi yang butuhkan hanya tentang Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 & 12 SMA / SMK / MA.

Karenanya pada bagian ini, wislah.com menyajikan Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 & 12 SMA / SMK / MA yang disadur dari salinan lampiran tersebut.

Capaian Pembelajaran Umum

Fase F [Umumnya untuk kelas XI dan XII SMA/MA/Program Paket C] Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa. Peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk menjunjung dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Peserta didik memiliki kecintaan terhadap karya sastra Indonesia dan mengembangkan kreativitas bersastra Indonesia

Capaian Pembelajaran Per Elemen

Menyimak

Peserta didik mampu mengevaluasi berbagai gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari menyimak berbagai tipe teks [deskripsi, laporan, rekon, eksplanasi, eksposisi, instruksi/prosedur, serta narasi] dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara; mengkreasi dan mengapresiasi gagasan dan pendapat untuk menanggapi teks yang disimak. Peserta didik mampu menyimak, menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara [seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam] dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia dan multimodal [lisan, audio, video, cetak, dan digital]

Membaca dan Memirsa

Peserta didik mampu mengevaluasi gagasan dan pandangan berdasarkan kaidah logika berpikir dari membaca berbagai tipe teks [nonfiksi dan fiksi] di media cetak dan elektronik. Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi. Peserta didik mampu membaca dan memirsa, serta menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra Nusantara [seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam] dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak atau digital online.

Berbicara dan Mempresentasi-kan

Peserta didik mampu menyajikan gagasan, pikiran, dan kreativitas dalam berbahasa dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara logis, sistematis, kritis, dan kreatif; mampu menyajikan karya sastra secara kreatif dan menarik. Peserta didik mampu mengkreasi teks sesuai dengan norma kesopanan dan budaya Indonesia. Peserta didik mampu menyajikan dan mempertahankan hasil penelitian, serta menyimpulkan masukan dari mitra diskusi. Peserta didik mampu berbicara dan mempresentasikan teks sastra Nusantara [seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam] dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak, digital online atau dalam bentuk pergelaran.

Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis karya sastra dalam berbagai genre. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menulis teks sastra Nusantara [seperti puisi rakyat, pantun, syair, hikayat, gurindam] dan sastra universal seperti novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia lisan/cetak atau digital online. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan baik di media cetak maupun digital.

Strategi pembelajaran Bahasa, merdeka belajar

Pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah perlu ditingkatkan efektivitasnya karena pada umumnya nilai siswa pada mapel ini sering tidak mencapai KKM yang ditentukan. Permasalahannya, bagaimanakah strategi yang bagus dilakukan sesuai kurikulum merdeka belajar? Jadi tujuan penulisan adalah untuk memaparkan strategi pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah yang efektif sesuai implementasi kurikulum merdeka belajar. Penulisan makalah ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik dokumentasi yang bersumber dari beberapa data referensi seperti buku-buku, prosiding, dan artikel jurnal. Analisis data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu: reduksi data, seleksi data, sintesis, interpretasi, dan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber data. Hasil penulisan makalah ini menetapkan strategi pembelajaran bahasa Indonesia dan daerah yang efektif perlu memperhatikan komponen-komponen pembelajaran dan pendekatan yang digunakan sesuai kurikulum merdeka yaitu pendekatan ilmiah [scientific approach]. Strategi pembelajaran yang efektif dan tepat diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan daerah, di antaranya: inkuiri [inquiry], jigsaw, karyawisata, bercerita berpasangan, dan bermain peran [role play].

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka

Amongguru.com. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek telah menerbitkan Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka.

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia ini tertuang Lampiran II Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek Nomor 008/H/KR/2022 tentang capaian pembelajaran pada PAUD, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.

Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi. Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan literasi.

Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia.

Kemampuan literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis, berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur pikir – struktur – khas teks tertentu.

Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

Model utama yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah pedagogi genre. Model ini memiliki empat tahapan, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks [explaining, building the context], pemodelan [modelling], pembimbingan [joint construction], dan pemandirian [independent construction].

Di samping pedagogi genre, pembelajaran bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan model-model lain sesuai dengan pencapaian pembelajaran tertentu.

Pembinaan dan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia akan membentuk pribadi Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berpikir kritis, mandiri, kreatif, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:

1. akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;

2. sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Republik Indonesia;

3. kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal [lisan, tulis, visual, audio, audiovisual] untuk berbagai tujuan [genre] dan konteks;

4. kemampuan literasi [berbahasa, bersastra, dan bernalar kritis-kreatif] dalam belajar dan bekerja;

5. kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong, dan bertanggung jawab;

6. kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan

7. kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan berkeadilan.

Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena berfokus pada kemampuan literasi [berbahasa dan berpikir].

Kemampuan literasi menjadi indikator kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional.

Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia membentuk keterampilan berbahasa reseptif [menyimak, membaca dan memirsa] dan keterampilan berbahasa produktif [berbicara dan mempresentasikan, serta menulis].

Kompetensi berbahasa ini berdasar pada tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik, yaitu bahasa [mengembangkan kompetensi kebahasaan], sastra [kemampuan memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan mencipta karya sastra]; dan berpikir
[kritis, kreatif, dan imajinatif].

Pengembangan kompetensi berbahasa, bersastra, dan berpikir diharapkan membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan literasi tinggi dan berkarakter Pancasila.

1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif [menyimak, membaca dan memirsa] dan kemampuan produktif [berbicara dan mempresentasikan, menulis].

2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre melalui pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal [lisan, tulis, visual, audio, audiovisual]. Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun konteks [explaining, building the context], pemodelan [modelling], pembimbingan [joint construction], dan pemandirian [independent construction]; serta kegiatan yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.

3. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:

a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;

b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkunganalam, sosial, dan budaya.

Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Kurikulum Merdeka selengkapnya dapat dibaca dan di unduh pada tautan berikut ini.

Unduh

Demikian capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat.

[Why?]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề