Langkah dan upaya menyelamatkan diri jika berada di Daerah yang terkena Bencana Tsunami adalah

Yogyakarta, 31 Desember 2018. Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antar puncaknya lebih dari 100km di laut lepas dan selisih waktu antar puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi [yang berada di lautan], longsoan, atau hantaman meteor di laut. Dari beberapa penyebab tersebut, gempa bumi yang terjadi di dasar laut lah yang paling sering menjadi penyebab terjadinya gelombang tsunami. Walau pun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dasyat, seperti letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.

Gempa-gempa yang dapat menimbulkan tsunami adalah:

1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.

2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 30km.

3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0SR.

4. Jenis pergerakan gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.

Lalu apa yang menjadi tanda-tanda akan terjadi bencana tsunami? Berikut ini tanda-tanda yang terjadi:

1. Diawali dengan adanya gempa bumi. Bila anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi, tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah anda, namun gempa yang berada ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan pitensi tsunami yang mematikan.

2. Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak dari korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami diawali dengan suara gemuruh yang keras, mirip dengan kereta barang.

3. Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut dengan cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segera lah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.

4. Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap menjauhkan diri dari pantai sampai keadaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa keadaan tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga di daerah lain, ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa menerjang melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.

5. Selain tanda-tanda di atas, alam juga dapat memberi tanda sebelum terjadi bencana. Seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah. Sebagai contoh dari perilaku hewan yang berubah yaitu: Beberapa kelelawar yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif di siang hari, setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.

Lalu apa yang perlu di persiapkan dalam menghadapi bencana tsunami? Berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan:

1. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti BPBD, BMKG, PVMBG dan instansi lainnya.

2. Kenali area rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat lain yang beresiko dan mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena tsunami.

3. Jika anda sedang melakukan perjalanan ke wilayah pesisir pantai, kenali hotel, motel dan pusat pengungsian yang ada. Sangat penting mengetahui rute evakuasi yang telah di buat ketika peringatan dikeluarkan.

4. Siapkan persediaan pengungsian dalam suatu tempat yang mudah di bawa [tas siaga bencana] dan tempatkan di area yang mudah terjangkau.

Upaya penyelamatan diri saat terjadi tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak akan datang setiap saat, jadi jangan lah ancaman bencana ini mengurangi kenyamanan dalam menikmati wisata pantai dan lautan.

1. Jika anda berada di sekitar pantai dan terasa guncangan gempa bumi dan di susul air laut surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi [perbukitan atau bangunan tinggi]. Anda juga bisa mengikuti rute evakuasi yang sudah di tetapkan oleh pihak yang berwenang.

2. Jika anda sedang berada di perahu atau kapal di tengah laut, kemudian anda mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan arahkan perahu atau kapal mendekat ke pesisir pantai.

3. Jika gelombang pertama yang datang telah surut, jangan segera turun ke tempat yang rendah, karena gelombang tsunami bisa jadi tidak datang sekali, bisa jadi gelombang yang datang kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.

4. Jika tsunami terjadi pada saat anda sedang menyetir kendaraan, segera keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.

5. Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami. Penting untuk tidak mempercayai berita dengan sumber yang tidak jelas kebenarannya.

6. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, tinggalkan barang yang tidak perlu dan menghambat anda dalam melakukan evakuasi diri. Selanjutnya anda bisa memastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi, jika bisa ajaklah tetangga atau kerabat anda untuk menyelamatkan diri bersama.

Lalu apakah yang perlu di lakukan setelah terjadi bencana tsunami? Anda dapat melakukan beberapa hal antara lain:

1. Pastikan anda telah memperoleh informasi bahwa ancaman tsunami sudah berakhir dari BMKG, informasi dapat melalui TV Nasional, radio daerah ataupun pengumuman di sekitar anda.

2. Jauhi area yang tergenang, karena kemungkinan terdapat kubangan atau adanya kontaminasi dari zat-zat yang berbahaya.

3. Jauhi area terdampak yang rusak [banyak puing-puing] kemungkinan adanya benda-benda tajam dapat melukai anda.

4. Jauhi jaringan instalasi listrik dan pipa gas.

5. Hati-hati saat memasuki gedung, karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat, seperti pada fondasi bangunan.

6. Jika anda terluka, dapatkan perawatan di pos kesehatan terdekat.

7. Periksalah ketersediaan makanan dengan hati-hati, makanan yang telah terkontaminasi air genangan tsunami bisa jadi sudah tercemar dan tidak layak konsumsi.

8. Berikan bantuan P3K pada korban luka ringan dan panggil bantuan, mintalah pertolongan evakuasi jika terdapat korban dengan luka serius.

9. Jika rumah anda dinyatakan masih layak huni, bersihkan rumah dari sampah yang terbawa gelombang tsunami dan menjernihkan sumber air bersih.

10. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan rumah sudah tidak memungkinkan untuk di huni atau kembali lah ke tempat pengungsian.

Tentu kita tidak mengharapkan bencana tsunami kembali terjadi di wilayah Indonesia, oleh karena itu pengetahuan mengenai bencana tsunami wajib kita ketahui, guna penyelamatan diri di saat bencana yang tidak kita harapkan ini terjadi.

Sumber: Berbagai sumber

[Kholiq Rahman/MEDIA CENTER BPBD DIY/Danang Samsurizal]

Belakangan ini, serangkaian bencana tsunami menyerang beberapa wilayah di Indonesia. Meskipun tidak semua orang terkena dampak bencana alam ini, sebagai masyarakat Indonesia kita tetap harus waspada. Pasalnya, Indonesia merupakan negara kelautan. Oleh sebab itu, risiko tsunami di negeri ini lebih tinggi. 

Maka dari itu, Geng Sehat harus tahu cara menyelamatkan diri dan evakuasi bencana tsunami yang tepat. Selain itu, sebagai rakyat Indonesia, Geng Sehat juga harus tahu bagaimana proses deteksi hingga dikeluarkannya peringatan dini tsunami.

Supaya Geng Sehat tahu cara evakuasi yang tepat dan proses deteksi tsunami di Indonesia, berikut penjelasan lengkap oleh Pusat Informasi Tsunami Samudra Hindia [IOTIC] dari IOC UNESCO!

Jika terjadi gempa bumi atau dikeluarkannya peringatan dini nomor 1, segera lakukan evakuasi. Jika terjadi gempa bumi, pastikan semua anggota keluarga di rumah dalam keadaan selamat sebelum melakukan evakuasi. Salah satu hal terpenting yang harus dipersiapkan adalah tas evakuasi.

Tas evakuasi yang dimaksud harus berisi barang-barang yang bisa digunakan untuk bertahan hidup di situasi darurat. Barang-barang yang dimaksud seperti:

  1. kaus
  2. kotak P3K, senter
  3. lilin
  4. korek api
  5. radio
  6. baterai cadangan.

Selain itu, persiapkan map plastik untuk memasukkan dokumen-dokumen penting, KTP, dan buku catatan. Masukkan map ini ke dalam tas evakuasi. Jangan mengisi tas terlalu penuh supaya ringan dan mudah dibawa.

Untuk peran pemerintah setempat sendiri, harus membuat papan petunjuk di jalan-jalan untuk ke tempat evakuasi. Selain itu, pemerintah setempat juga harus membuat peta evakuasi. Setiap warga harus punya peta evakuasi ini. Kemudian, karena tidak semua gedung bisa menahan terjangan gelombang tsunami, pemerintah harus membangun gedung dengan fondasi yang kuat untuk menahan gelombang tsunami.

Pemerintah setempat harus mengeluarkan pemberitahuan dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa ada fasilitas bangunan atau tempat aman untuk evakuasi jika terjadi serangan tsunami. Selain gedung, gunung dan dataran tinggi juga bisa dijadikan tempat evakuasi.

Ketika peringatan dini tsunami dikeluarkan, pemerintah setempat harus membunyikan sirine sebagai tanda masyarakat harus langsung pergi ke tempat evakuasi. Ketika hal ini terjadi, setiap warga sudah harus mengerti prosedur evakuasi. Jadi, semua orang bisa selamat. Kamu juga harus selalu siap, karena tsunami bisa menerjang kapan saja pada waktu yang tidak disangka-sangka.

Begitu terjadi gempa bumi, BMKG segera bekerja mendeteksi tsunami. Sebagai contoh, ada gempa bumi berkekuatan 8,9 SR di bagian barat Sumatra Utara. Dengan parameter ini, ada kemungkinan terjadinya tsunami. Setelah gempa bumi tersebut dinyatakan bisa menyebabkan tsunami, BMKG akan langsung mengeluarkan peringatan dini. Institusi terkait akan langsung menerima pesan tersebut dan segera bertindak sesuai tugas masing-masing. Institusi terkait yang dimaksud adalah BPNB, BPBD, TNI, dan POLRI, termasuk juga media. 

Setelah itu, BMKG akan menganalisis parameter gempa bumi dan membandingkannya dengan riwayat jenis tsunami yang pernah terjadi. Dengan mengetahui jenisnya, waktu dan tempat datangnya tsunami bisa dihitung. Selain itu, cara ini juga bisa mendeteksi tingginya tsunami. Setelah mengetahui estimasi waktu kedatangan dan tingginya tsunami pada beberapa wilayah, BMKG akan mengeluarkan peringatan kedua tentang tingkat ancaman pada setiap wilayah.

Lewat sistem monitoring oceanographic, BMKG bisa mendeteksi jika gelombang tsunami sudah terjadi dan wilayah pesisir pantai mana saja yang sudah terkena tsunaminya. Setelah itu, BMKG akan mengeluarkan peringatan ketiga, berisi informasi terbaru tentang tingkat ancaman pada setiap wilayah.

Sistem peringatan dini dari BMKG hanya bisa efektif jika warga bisa bergerak cepat dan melakukan evakuasi. Akan lebih baik lagi jika Kamu bergerak dan melakukan evakuasi sebelum dikeluarkan peringatan dini. Dalam situasi tersebut, Kamu tidak punya waktu banyak karena gelombang pertama tsunami bisa saja datang dalam hitungan menit. Tidak perlu menunggu ataupun pergi ke pantai untuk mengecek kondisi laut. Ikuti instruksi dari petugas setempat dan jangan meninggalkan tempat evakuasi sampai adanya informasi resmi bahwa ancaman tsunaminya sudah tidak ada.

Jika ada gempa bumi yang terasa cukup kuat, sebaiknya segera melakukan evakuasi. Pada saat evakuasi, Kamu harus bergerak cepat tetapi jangan menggunakan motor atau mobil. Tsunami bisa saja datang tanpa diduga-duga. Karenanya, jangan menunggu supaya waktumu tidak terbuang sia-sia.

Segera lari menjauh dari pantai secepat mungkin. Jangan melewati sungai, karena tsunami akan datang lebih cepat dan kuat di area tersebut. Kalau Kamu tidak sempat pergi ke gunung atau dataran tinggi, carilah gedung terdekat yang tinggi dan cukup kuat untuk menyelamatkan diri. Misalnya, Kamu bisa memanjat menara yang aman atau memanjat pohon yang tinggi. Yang penting, Kamu harus bergerak cepat. Segera pergi ke tempat evakuasi terdekat. 

Kamu juga harus tahu cara bertahan hidup selama tsunami terjadi. Kalau sedang berada di laut, pindah ke tengah. Jangan pindah ke pesisir pantai karena gelombang tsunami di tengah laut lebih kecil dibandingkan gelombang tsunami di pinggir pantai.

Kalau Kamu sedang ada di pesisir pantai dan ada gelombang tsunami, segera lari sejauh mungkin. Segera naik ke gedung terdekat yang cukup tinggi atau panjat pohon terdekat yang cukup tinggi, seperti pohon kelapa. Ketika gelombang pertama surut, jangan turun. Tetaplah berada di tempatmua. Pasalnya, gelombang tsunami selalu lebih dari satu. Dan biasanya gelombang pertama bukan yang terbesar.

Ketika evakuasi, jangan menggunakan mobil karena akan tertahan kerumunan orang di tengah jalan. Lagipula bila terperangkap di dalam mobil saat gelombang tsunami sudah datang, akan sangat sulit untuk keluar dari mobil. Membuka kaca hanya akan membuat air masuk dan semakin menenggelamkan mobil. Mobil pun bisa menabrak puing-puing atau reruntuhan ketika terbawa gelombang, sehingga membahayakan diri. 

Kalau sudah terkena terjangan tsunami, berusahalan bertahan di permukaan air. Gunakan objek yang mengapung di permukaan air untuk bertahan. Objek yang dimaksud bisa kasur, ban mobil, kayu, dan banyak lagi. Kalau menyusahkan dan memberatkan, sebaiknya buang saja tas evakuasi karena akan menyulitkan Kamu untuk menyelamatkan diri.

Kemungkinan untuk bisa selamat dari bencana alam akan lebih tinggi kalau Kamu mengetahui dan memahami dengan baik cara menyelamatkan dan mempersiapkan diri. Oleh sebab itu, demi keselamatan diri sendiri, tidak ada salahnya memahami lebih dalam prosedur persiapan dan evakuasi, seperti yang dijelaskan di atas. [UH/AS]

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề