Makalah analisis KEGIATAN ekonomi makro Klasik, Keynes dan masa kini

MAKALAH PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI PANDANGAN KLASIK, KEYNES DAN PENDEKATAN MASA KINI KELAS: EM-G Di Susun oleh: 1. 2. 3. Ganang Lasmana [141170247] M. Alifio Fahmi R [141170248] Silvia Mega HP [141170249] PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 1960an ahli-ahli ekonomi telah merasa puas dengan analisis keseimbangan makro ekonomi yaitu analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi dan menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi di berbagai negara dalam tahun 1970an yang pada umumnya menghadapi masalah inflasi serius dalam keadaan tingkat pengagguran yang cukup tinggi, menimbulkan kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian. Kelemahan ini mendorong kepada perkembangan model penemuan keseimbangan kegiatan ekonomi negara yang menunjukkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap karena tidak saja memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pandangan ahli ekonomi klasik? 2. Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik? 3. Bagaimana pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pandangan ahli ekonomi klasik. 2. Untuk mengetahui kritik Keynes terhadap pandangan klasik. 3. Untuk mengetahui pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian. BAB II PEMBAHASAN A. Pandangan Ahli-Ahli Ekonomi Klasik mengenai Penentuan Tingkat Kebijakan Ekonomi. Menurut pendapat ahli ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintan terhadap barang-barang itu. Maka dalam perekonomian pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Dengan perkataan lain, penawaran yang bertambah akan secara otomatis menciptakan pertambahan permintaan. Keyakinan ahli ahli ekonomi klasik tersebut dilihat dari pandangan Jean Baptiste Say [1967-1832], seorang ahli ekonomi klasik dari Prancis. Ia mengatakan: “penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya” atau “supply creates its own demand”. Menurut pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila terjadi adalah masalah sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun disektor sektor yang mengalami kelebihan produksi dan akan naik disektor sektor dimana permintaan terhadap produksi mereka sangat berlebihan. 1. Corak kegiatan ekonomi subsisten. Yang mana untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan harus menggunakan faktor produksi [upah,sewa,bunga dan untung]. Dan dimana sebagai penyedia faktor-faktor produksi sektor rumah tangga merupakan pula konsumen dari barang dan jasa yang di produksi oleh sektor perusahaan. 2. Corak kegiatan ekonomi modern. Yang mana penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan pendapatan mereka untuk ditabung, tabungan ini akan di pinjamkan kepada pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barangbarang modal. Investasi akan menambah jumlah barang- barang modal yang tersedia dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. 3. Penentuan Suku Bunga Ahli ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan yang dapat dengan mudah berlaku keatas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan diantara jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha. Semua itu terjadi karena suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap perubahan dalam suku bunga akan menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk investasi perusahaan. Perubahan perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai. a. Faktor yang Menentukan Suku Bunga Dalam Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa keseimbangan di antara keinginan rumah tangga dalam menawarkan tabungan mereka dan keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi dicapai pada titik E. Pada tingkat keseimbangan ini jumlah seluruh tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yaitu sebesar I0 = S0. Pada tingkat keseimbangan ini suku bunga adalah r0. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, keadaan keseimbangan di antara tabungan dan investasi yang seperti ini adalah keadaan yang selalu terjadi dalam perekonomian. Oleh sebab jumlah tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada penggunaan taenga kerja penuh akan selalu dapat mencapai tingkat yang sama dengan penawaran agregat pada penggunaa tenaga kerja penuh. b. Penyesuaian dalam Pasar Modal Apabila suku bunga lebih tinggi dari r0, misalnya r1, jumlah tabungan yang ditawarkan oleh rumah tangga adalah lebih besar dari jumlah yang ingin diinvestasi para pengusaha. Kelebihan tabungan ini akan menurunkan suku bunga. Penurunan ini akan mengurangi tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga, tetapi sebalilklnya akan menambah keinginan untuk melakukan investasi oleh para pengusaha. Sebaliknya pula apabila suku bunga adalah lebih rendah dari r0, misalnya hanya r2, permintaan para pengusaha terhadap tabungan adalah melebihi tabungan yang tersedia. Keadaan ini akan menaikkan suku bunga, dan seterusnya kenaikan dalam suku bunga akan mengurangi keinginan untuk melakukan investasim tetapi menambah penawaran tabungan. Kenaikan suku bunga itu pada akhirnya akan menyeabkan tingkat keseimbangan tercapai, yaitu jumlah yang akan ditabung oleh rumah tangga adalah sama dengan jumlah yang ingin diinvestasi oleh para pengusaha. c. Fleksibilitas Suku Bunga dan Kegiatan Ekonomi Ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat dalam perekonomian akan selalu tercapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh oleh karena pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat penawaran agregat padap penggunaan tenaga kerja penuh. 4. Fleksibilitas Upah dan Kegiatan Ekonomi Keyakinan ahli ahli ekonomi klasik bahwa pada umumnya perekonomian akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh didasarkan pula kepada satu keyakinan, yaitu: apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat segera diatasi. Apabila dalam perekonomian terdapat pengangguran, para pengangguran akan bersedia bekerja pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. 5. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian. Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada jumlah dan kualitas faktor faktor produksi yang tersedia dalam kegiatan perekonomian tersebut . Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan oleh: 1. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian [K]. 2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian [L]. 3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan [R]. 4. Tingkat tehnologi yang digunakan [T]. Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Y = f [K,L,R,T] 6. Kelemahan Pandangan Klasik Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang sebaliknyalah yang selalu berlaku, yaitu: perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenga penuh jarang berlaku. B. Kritik Keynes terhadap Pandangan Klasik Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori klasik, yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dalam hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. 1. Penentu Tabungan dan Investasi: Pandangan Keynes a. Penentu tabungan: besarnya tabungan yang di lakukan oleh rumah tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga. Ia terutama tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Ini berarti, menurut pendapat Keynes, jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bukan suku bunga yang menjadi penentu utama dari jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga. b. Penentu investasi: bahwa suku bunga memegang peranan yang cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi. c. Masalah kekurangan pengeluaran agregat: menurut pendapat Keynes, pada umumnya investasi yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu dicapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Oleh karenanya perbelanjaa agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari produksi barang-barang dan jasa-jasa pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan dalam pengeluaran [perbelanjaan] agregat ini akan menimbulkan pengangguran dalam perekonomian. 2. Perbedaan Pandangan Mengenai Penentu Tabungan a. Pandangan Klasik Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga. Oleh karena perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Grafik [a] menunjukkan pandangan Klasik menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabuungan yang akan dilakukan masyarakat. b. Pandangan Keynes Grafik [b] menerangkan pandangan Keynes mengenai penentuan tabungan masyarakat. Kurva S adalah fungsi tabungan, yaitu suatu garis yang menggambarkan hubungan di antara jumlah tabungan dan pendapatan nasional. Kurva S menggambarkan sifat tabungan masyarakat sebagai berikut: 1]. Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Keadaan ini berarti menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya. Baru setelah pendapatan nasional melebihi Y0 masyarakat menabung sebagian dari pendapatannya. 2]. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat. Apabila pendapatan nasional adalah Y1 tabungan adalah S1 dan apabila pendapatan nasional YF jumlah tabungan adalah SF. c. Implikasi dari Perbedaan Pendapat Menurut Keynes tingkat penggunaan tenaga kerja penuh jumlah tabunga adalah tetap sebanyak SF. Jumlah ini tidak mengalamu perubahan walaupun terjadi kenaikan ataupunn penurunan yang besar dalam suku bunga. Sedangkan menurut Klasik pada suku bunga rendah nilai SF rendah dan semakin tinggi suku bunga maka SF semakin tinggi. Untuk mencapai penggunaan tenaga kerja penuh investasi perusahaan harus mencapai SF. 3. Penentu Suku Bunga: Pandangan Keynes Menurut Keynes keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang, yaitu MD=MS, akan menentukan suku bunga. Dengan demikian, apabila pada mulanya dimisalkan penawaran uang adalah MS0 maka keseimbangan MD=MS0 akan dicapai pada titik E dan suku bunga adalah r. Kenaikan penawaran uang dari MS 0 menjadi MS1 akan memindahkan keseimbangan permitntaan dan penawaran uang ke E1 dan menyebabkan suku bunga turun ke r1. 4. Tingkat Upah dan Kegiatan Ekonomi Kalau dibandingkan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dengan kenyataan yang sebenarnya wujud perekonomian modern, akan dapat dilihat bahwa tingkat upah tidak mudah mengalami penurunan. Sebagai akibatnya pengangguran sangat sukar di hapuskan. Dalam perekonomian modern terdapat persatuan-persatuan pekerja yang selalu mempertahankan dan memperjuangkan perbaikan nasib para pekerja. Usaha ini termasuklah menjaga agar para pekerja diberi upah yang wajar. Persatuan pekerja akan selalu menentang setiap usaha untuk menurunkan tingakt upah yang dibayarkan kepada pekerja . Kekuatan ini menyebabkan tingkat upah tidak mudah untuk diturunkan. 5. Penentu Kegiatan Ekonomi: Pandangan Keynes Bagian ini akan menerangkan pokok pandangan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan sesuatu perekonomian. Hal-hal yang akan diterangkan dalam bagian ini adalah: a. Peranan perbelanjaan agregat dalam menentukan kegiatan ekonomi. b. Komponen utama dari perbelanjaan agregat. c. Contoh angka dan gambaran secara grafik mengenai penentuan kegiatan sesuatu perekonomian. 6. Peranan Permintaan Agregat dalam Kegiatan Ekonomi Analisis Keynes mennjukan tentag pentingnya peranan dari pengeluaran agregat ke atas jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan oleh sektor perusahaan di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak memeperhatikan aspek permintaan yaitu menganalisis mengenai peranan dari pemintaan berbagai golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian. Pada hakikatnya analisis itu berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekonomian. 7. Penentu-Penentu Perbelanjaan Agregat Dalam analisisnya Keynes membagikan permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal oleh para pengusaha. Dengan demikian pengeluaran agregat dapat dibedakan kepada empat komponen, yaitu: a. Konsumsi rumah tangga b. Investasi [penanaman modal] c. Pengeluaran pemerintah d. Ekspor ke pasaran dunia 8. Penentuan Kegiatan Perekonomian Negara Data tersebut menunjukkan keseluruhan pengeluaran yang akan dilakukan dalam perekonomian. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin banyak pengeluaran agregat yang akan dilakukan. Hal ini terutama disebabkan oleh sifat konsumsi rumah tangga, yaitu semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak konsumsi rumah tangga. Sebagai akitbanya, semakin tinggi pendapatan nasional semakin meningkat jumlah pengeluaran agregat. Berdasarkan kepada angka-angka dalam Tabel, ditunjukkan pengeluaran agregat pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Pengeluaran agregat tersebut digambarkan oleh kurva AE. Di sebelah kiri titik E kurva AE berada di atas garis Y=AE. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional. C. Pendekatan Terkini dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian Perubahan ciri kegiatan ekonomi di negata maju semenjak akhir Perang Dunia Kedua sangat mempengaruhi perkembangan analisis makro ekonomi semenjak periode tersebut. Untuk memahami bagaimana keadaan-keadaan perekonomian di negara maju mempengaruhi perkembangan analisis makroekonomi, uraian dalam bagian ini akan membahas empat hal berikut: 1. Perkembangan ekonomi negara maju semenjak akhir Perang Dunia Kedua. Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi perekonomian negara-negara maju sudah sangat berubah coraknya, yaitu: dari berbentuk mengatasi masalah pengangguran yang serius kepada: a. Mempertahankan kesempatan kerja penuh dan menghindari masalah inflasi [kenaikan harga]. b. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dalam jangka panjang. Persoalan di atas tidak banyak diperhatikan dalam analisis keynesian. 2. Perkembangan analisis makroekonomi. Dalam garis besarnya perkembangan analisis makro ekonomi yang dikemukakan sesudah masa golonhan Keynesian dapat dibedakan kepada empat pemikiran, yaitu: a. Golongan Monetaris Golongan ini dipelopori oleh Milton Friedman, yang lama mengembangkan karirnya di Universitas Chicago. Pada dasarnya Friedman mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal berikut: 1]. Friedman yakin sistem pasar bebas cukup efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi dan mampu menyeabkan perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan kerja penuh. Oleh karena itu Friedman tidak menyokong campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi. 2]. Friedman menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi. Perubahan-perubahan penawaran uang sangat penting artinya dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga. Friedman mengkritik pandangan Keynes yang sangat menekankan kepada peranan pengeluaran agregat dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi. 3]. Mengenai bentuk kebijakan pemerintah-apabila diperlukan, Friedman lebih menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter. Menurut Friedman kebijakan fiskal-yang ditekankan golongan Keynesian, tidak terlalu besar efeknya dalalm mempengaruhi kegiatan perekonomian. b. Golongan Ekspektasi Rasional [Klasik Baru] Pandangan golongan ekspetasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan penting. Yang pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan mempunyai informasi yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam perekonomian. Mereka juga dapat meramalkan keadaan-keadaan yang akan berlaku di masa depan. Pemisalan yang kedua adalah: sesuai dengan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik [dan merupakan salah satu alasan yang menyebabkan teori ini dinamakan New Classical Economics]. Teori ekspetasi rasional berpendapat bahwa semua jenis pasar beroperasi secara efisien dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian di atas perubahan yang berlaku. Menurut pendapat teori ekspetasi rasional tingkat harga dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubahan. Kekurangan penawaran barang akan menaikkan harga, dan kelebihan penawaran barang akan menurunkan harga. Buruh yang berlebihan akan menurunkan upah, sebaliknya kekurangan buruh akan menaikkan upah. Semua pasar bersifat persaingan sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan ekonomi. c. Ekonomi Segi Penawaran Pada dasarnya kebijakan-kebijakan ekonomi segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan nasional riil dan kesempatan kerja bertambah dan tingkat harga dapat distabilkan. Untuk mencapai tujuan ini, kebijakan ekonomi segi penawaran berusaha mewujudkan keadaan berikut: 1]. Para pekerja akan lebih giat dan lebih efisien. 2]. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi. 3]. Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong lebih banyak persaingan. Tujuan di atas dapat dicapai dengan cara: 1]. Mengurangi pengeluran pemerintah. 2]. Menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang berpendapatan tinggi. 3]. Perswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak penting peranannya terhadap masyarakat. 4]. Mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran barang dan pasaran faktor. d. Golongan Keynesian Baru Segolongan ahli ekonomi masih belum dapat menerima pandangan-pandangan yang mengkritik pemikiran Keynesian dan masih tetap yakin akan kesesuaian pandangan Keynes yang utama. Memikir ekonomi yang masih tetap memberi sokongan terhadap pandangan Keynesian digolongkan kepada mashab Keynesian Baru. Pada dasarnya mereka belum dapat menerima kritik golongan Ekspetasi Rasional yang berkeyakinan sistem pasaran adalah sempurna yang dapat dengan sendirinya membuat penyesuaian sehingga perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh. Mereka menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan pasaran faktor yang mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari kesempatan kerja penuh mungkin berlaku. 3. Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional Analisis keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut: 1. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadap keseimbangan pendapatan nasional. 2. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak memperhatikan penawaran agregat, yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam menghasilkan barang dan menjualnya ke pasar. Ciri Kurva AD Kurva AD menerangkan hubungan di anatara tingkat harga umum dalam perekonomian dan perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian. Nilai perbelanjaan tersebut ditentukan oleh dua faktor berikut: 1. Nilai pengeluaran agregat [AE]. Agregat ditentukan oleh empat komponen perbelanjaan: konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor neto. Pengeluaran tersebut sanagat erat kaitannya dengan pendapatan nasional. Seterusnya kurva permintaan agregat [AD] menerangkan bagaimana pengeluaran agregat tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga. 2. Permintaan dan penawaran uang. Perubahan permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi pengeluaran agregat melaui rangkaian peristiwa berikut: perubahan MD dan MS – menimbulkan perubahan suku bunga – menimbulkan perubahan investasi – menimbulkan perubahan pengeluaran agregat. Apabila tingkat harga meningkat [misalnya dari Po menjadi Pi] pendapatan nasional riil yang diminta menurun [dari Yo ke Yi]. Sifat tersebut disebabkan oleh faktor berikut: 1. Apabila tingkat harga meningkat, pendapatan riil masyarakat akan mengalami kemerosotan. 2. Apabila harga naik [berati inflasi berlaku], suku bunga cenderung akan mengalami kenaikan. Di samping itu permintaan agregat akan berkurang sebagai akibat kenaikan harga. 3. Apabila harga naik, ekspor akan berkurang [oleh karena harga barang ekspor menjadi lebih mahal] dan impor akan meningkat [oleh karena harga impor menjadi lebih murah]. Perubahan ini akan mengurangi perbelanjaan ke atas produksi nasional. Ciri Kurva AS Gambar menunjukkan bentuk kurva AS, yang menanjak ke atas dari kiri ke kanan. Pada permulaannya, yaitu pada ketika pendapatan nasional rendah dan pengangguran tinggi [digambarkan oleh bagian AB dari kurva tersebut], tingkat harga relatif stabil, yaitu berubah dari Po ke Pi saja. Setelah mendekati tingkat kesempatan kerja penuh [BC] tingkat harga akan mengalami kenaikan yang lebih pesat. Perubahan harga menjadi semakin pesat apabila tingkat kesempatan kerja penuh telah dicapai dan kegiatan ekonomi masih berkembang dan meningkat lebih lanjut. [lihat bagian CD]. Kurva penawaran agregat AS perlu dibedakan menjadi dua bentuk: kurva SRAS [atau AS saja] dan kurva LRAS [atau kurva pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh]. Kurva LRAS adalah kurva penawaran agregat dalam jangka panjang, yaitu pada periode di mana harga barang mau pun haraga faktor-faktor produksi mengalami perubahan. Kurva LRAS tegak lurus pada pendapatan nasional yang akan diwujudkan pada tingkat kesempatan kerjaa penuh. Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional Dalam analisis penentuan keseimbangan pendapatan negara di mana tingkat harga dapat mengalami perubahan, secara serentak akan ditunjukkan : [i] tingkat pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan dalam perekonomian, dan [ii] tingkat harga umum yang berlaku. Apabila harga faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran agregat dalam perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dalam jangka pendek tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai tergantung kepaada permintaan agregat [AD] yang terwujud dalam perekonomian. Seperti yang telah diterangkan, dua faktor akan menentukan kedudukan kurva AD : [i] magnitud dari komponen pengeluaran agregat [AE], dan [ii] permintaan agregat dalam perekonomian adalah ADo. 4. Pertumbuhan Ekonomi Perhatian yang lebih besar mengenai pertumbuhan ekonomi mulai berlaku semenjak tahun 1950-an. Teori-teori yang berkembang merupakan lanjutan dan pendalaman terhadap pandangan Klasik mengenai pertumbuhan ekonomi. Dalam uraian mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut pendapat mereka tingkat kegiatan ekonomi [yang selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh] dan pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Dalam persamaan: Y = F [K,L,R,T] Seperti yang telah diterangkan K adalah jumlah barang modal, L adalah jumlah tenaga kerja, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut pendapat ahli ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang di atur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila pada produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang barang itu. Maka dalam perekonomian pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan. Keynes tidak menyetujui pandangan yang paling pokok dalam teori klasik , yaitu bahwa penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian. Keynes berpendapat penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi, dalam hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Besarnya tabungan yang di lakukan oleh rumah tangga bukan tergantung kepada tinggi rendahnya suku bunga, tetapi tergantung kepada besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu. Investasi akan menambah jumlah barang- barang modal yang tersedia dan meninggikan kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat. Supporting Article Suku Bunga Turun, BI Berusaha Akomodir Kondisi Makro Ekonomi Yanuar Riezqi Yovanda JAKARTA - Langkah berani Bank Indonesia [BI] menurunkan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate dari 4,5% ke 4,25% dinilai sebagai upaya mengakomodir kondisi makro ekonomi RI. Padahal di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat berpeluang menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini. Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengemukakan, turunnya suku bunga BI guna memberikan stimulus moneter. Sehingga, laju perekonomian bisa terjaga dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. "Penurunan tersebut kemungkinan dianggap BI untuk mengakomodir kondisi makro ekonomi yang ada saat ini, di mana membutuhkan stimulus moneter untuk dapat menjaga pertumbuhan, terutama dari tingkat konsumsi masyarakat," ujarnya melalui pesan singkat di Jakarta. Penurunan suku bunga ini diharapkan Reza bisa menjadi sentimen positif di pasar ekuitas meski tidak membuat pasar valas ikut serta mengalami penguatan. "Suku bunga BI mengalami penurunan dari 4,5% ke 4,25%. Adanya penurunan ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar ekuitas meskipun di sisi lain pergerakan pasar valas terutama rupiah belum tentu akan ikut menguat," katanya. Menurut Reza, langkah BI ini bisa saja dilakukan karena The Fed masih belum menurunkan suku bunga. Namun, yang paling berasa ada di pertumbuhan ekonomi seperti peningkatan penyaluran kredit. "Sekarang tergantung BI dia turunin suku bunga apakah semata-mata karena The Fed atau lebih melihat ke kondisi makro kita terutama supaya lending credit dan consumer spending meningkat," pungkasn

Daftar Pustaka Sukirno, Sadono. [2015]. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Aswar, Muhammad Nur. [2016], “Penentuan Kegiatan Perekonomian”. Tersedia pada //ekonomimakro15.blogspot.co.id/ Diakses pada 16 Februari 2018.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề