Menyia-nyiakan anak yatim dan menghardik peminta-minta tergolong akhlak

Dalam artikel ini akan dituliskan Hadits tentang keutamaan memberi dan penjelasan lengkap yang dapat anda jadikan referensi untuk dijadikan rujukan untuk mengetahui hadits tentang keutamaan memberi. Selain hadits beserta artinya dalam artikel ini juga akan dijelaskan penjelasan dari hadits tentang keutamaan memberi tersebut. Suka memberi merupakan persamaan kata dari kata dermawan. Dermawan merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap pribadi muslim. Karena sifat dermawan merupakan sifat yang sangat mulia. Langsung saja disimak penjelasan hadits tentang keutamaam memberi.

 عَنْ عَبْدِ اللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلىٰ وَالْيَدُ الْعُلْيَاهِىَ الْمُنْفِقَةُ وَ السُّفْلىٰ هِىَ السَّائِلَةُ

 [رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمٌ]

> Arti Mufradat

عَن

dari

مِنَ

daripada

انّ

bahwasanya

السُّفْلىٰ

di bawah

قَالَ

berkata/ bersabda

هِىَ

yaitu atau adalah

الْيَدُ

tangan

الْمُنْفِقَةُ

Orang yang memberi

الْعُلْيَا

di atas

السَّائِلَةُ

yang meminta/peminta

خَيْرٌ

lebih baik

> Terjemah hadits  tentang keutamaan memberi

Artinya :

“Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, bahwasannya Rasulullah s.a.w bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang menafkahkan [memberi] dan tangan di bawah adalah yang meminta”.  [HR. Bukhari dan Muslim].

> Penjelasan hadits  tentang keutamaan memberi

Hadits tentang keutamaan memberi tersebut di atas menegaskan bahwa tangan di atas itu lebih baik daripada tangan yang di bawah. Maksud tangan di atas ialah orang yang memberi, sedangkan tangan di bawah ialah orang yang meminta.

Jadi hadits tersebut mengajarkan bahwa memberi itu lebih utama daripada meminta-minta. Hadits Nabi tersebut mengandung pengertian yang sangat luas, diantaranya perintah untuk suka memberi dan bekerja keras.

1.  Suka Memberi

Memberi atau bersedekah sangat dianjurkan dalam Islam. Senang memberi kepada orang lain merupakan akhlak terpuji. Senang memberi hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai sifat pemurah.

             Dalam ajaran Islam banyak sekali perintah atau dorongan agar umat Islam suka memberi, diantaranya firman Allah dalam surat al-Maun ayat 1-3:

            Artinya : “Tahukah kamu [orang] yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak meganjurkan memberi makan orang miskin”[ Qs. Al-Maun: 1-3]

            Ayat ini menyuruh kita untuk memberikan bantuan kepada anak yatim dan fakir miskin. Orang yang menyia-nyiakan anak yatim dan orang yang tidak mau menyuruh memberi makan orang miskin termasuk orang yang mendustakan agama.

            Pemberian / bersedekah tidak hanya berupa harta benda saja, Pemberian dapat berupa ilmu, sumbangan pemikiran, tenaga, dan sebagainya.

            Manusia dikaruniai sifat iri yang merupakan perbuatan tercela. Namun, iri terhadap orang-orang yang yang suka memberi/pemurah diperbolehkan bahkan dianjurkan. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah, yang artinya :

            “Tidak boleh iri, kecuali terhadap dua golongan, yaitu seorang laki-laki yang diberi oleh Allah al-Qur’an, lalu dia membacanya sepanjang malam dan siang, dan seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah, kemudian dia menginfakkannya sepanjang malam dan siang” [HR. Bukhari]

            Seorang yang dermawan tidak saja memperoleh pahala di sisi Allah, akan tetapi ia pun akan mempunyai tempat tersendiri di hati masyarakat.  Masyarakat akan menghormatinya. Tetapi janganlah ia  mendermakan hartanya untuk tujuan duniawi, seperti ingin mendapat pujian dan penghormatan. Lawan dermawan [pemurah] adalah bakhil [kikir]. Rasulullah sebagai orang yang paling pemurah diantara orang yang pemurah selalu menganjurkan umatnya bermurah hati, dan melarang mereka  mempunyai sifat kikir. Orang yang kikir hanya memikirkan nasibnya sendiri, ia tamak, yang dipikirkan hanyalah bagaimana mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Keuntungan orang yang pemurah dan kerugian orang yang kikir dijelaskan oleh Rasulullah melalui sabdanya yang artinya :

            “Orang yang dermawan [pemurah] itu dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga dan jauh dari api neraka, sebaliknya orang yang bakhil [kikir] itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan api neraka”  [HR. At-Tirmidzi]

            Tentu kamu ingin menjadi orang pemurah bukan? Untuk menjadi orang yang pemurah dapat kita tempuh dengan melatih diri bersikap pemurah, dengan cara sebagai berikut :

a.    Membiasakan diri untuk memberi kepada orang lain, terutama yang sangat membutuhkan,

b.    Menyadari bahwa harta adalah amanat Allah, yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita serahkan kepada mereka yang berhak,

c.    Meyakini bahwa memberi lebih utama daripada meminta-meminta dan akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

2.    Bekerja keras

Dengan bekerja keras  dapat merubah kehidupan seseorang menjadi kaya atau setidaknya berkecukupan. Dengan hidup berkecukupan kita dapat terhindar dari perbuatan meminta-minta.

Disamping itu, dengan hidup yang cukup dapat menambah kekhusukan kita dalam beribadah. Bahkan jika ada kelebihan rizki kita dapat memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan. Rasulullah pernah menyampaikan, bahwa orang yang pekerjaannya mencari kayubakar itu lebih baik daripada peminta-minta.

Oleh karena itu jadilah orang yang suka bekerja keras, jangan menjadi orang yang berpangku tangan atau pemalas. Dalam hadits lain Nabi bersabda :

اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُؤْمِنَ اْلمُحْتَرِفَ [رواه الطبراني عن ابن عمر]

Artinya : Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang memiliki mata pencaharian. [HR.Thabrani dari Ibnu Umar]

Pada hadits lainnya, Nabi juga bersabda :

مَااَكَلَ اَحَدٌطَعَامًاقَطُّ مِنْ اَ نْ يَاءْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ [رواه البخارى]

Artinya : Tidaklah seorang itu memakan makanan apapun yang lebih baik dari makanan hasil kerja tangannya sendiri.[HR. Bukhari]

Jelaslah disini, ketiga hadits tersebut di atas mendorong kepada umat Islam untuk rajin bekerja. Bagaimana kita dapat memberi kalau tidak ada harta. Dari mana datangnya harta kalau tidak berusaha.

> Hikmah

Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas [karunia-Nya] lagi Maha mengetahui.[Qs. Al-Baqarah : 261]

> Hati-hati

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan [pahala] sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti [perasaan si penerima], seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. .[Qs. Al-Baqarah : 264]

Rangkuman

1.   Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah, maksudnya orang yang memberi lebih baik daripada orang yang meminta.

2.   Tangan di atas maksudnya adalah orang yang suka memberi, dan tangan di bawah maksudnya adalah orang yang meminta.

3.   Dalam memberikan sesuatu hendaklah dengan ikhlas dan tidak menyebut-nyebutnya serta tidak menyakitkan hati orang yang menerima.

4.   Sifat pemurah termasuk akhlak terpuji dan dianjurkan dalam Islam. Cara agar menjadi orang yang pemurah, diantaranya:

1]         Membiasakan diri untuk memberi kepada orang lain, terutama yang sangat membutuhkan,

2]         Menyadari bahwa harta adalah amanat Allah, yang didalamnya ada hak orang lain yang harus kita serahkan kepada mereka yang berhak,

3]         Meyakini bahwa memberi lebih utama daripada meminta-meminta dan akan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah swt.

5.   Orang yang suka memberi [dermawan/pemurah] memiliki keberuntungan, diantaranya :

·            Akan dibalas oleh Allah dengan berlipat ganda.

·            Akan menjadi tolak balak [bencana].

·            Dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka.

6.   Kerugian orang yang bakhil/kikir adalah jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surge dan dekat dengan neraka

7.   Kita harus memiliki sifat iffah, artinya sikap menjaga diri dari meminta-minta.

8.   Hendaklah kita menjadi orang yang suka bekerja keras. Karena suka bekerja keras memungkinkan untuk menjadi berkecukupan yang dapat menghindarkan diri dari sikap meminta-minta.

Page 2

Home Disclaimer Terms of Service

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề