Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara pendapat tersebut dikemukakan oleh

Sering kita mendengar tentang kata Nasionalisme. Biasanya kalau kita membicarakan tentang nasionalisme pasti berbicara tentang tanah air kita. Nasionalisme biasa disebut cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.

Akan tetapi, sebenarnya nasionalime memiliki banyak pengertian. Adapun di bawah ini pengertian nasionalisme menurut para ahli:

1.Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.

2.Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

3.Menurut Hans Kohn, Nasionalisme adalah formalisasi [bentuk] dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.

4.Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

5.Selanjutnya menurut Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

Jadi Nasionalisme dapat diartikan bahwa nasionalisme adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, atau rasa cinta terhadap bangsanya sendiri.

Dalam suatu bangsa, setiap orang sangat membutuhkan jiwa nasionalisme yaitu jiwa yang mencintai bangsanya sendiri. Karena dengan begitu mereka akan selalu membuat bangga bangsanya dengan kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya dan tidak akan mempermalukan bangsanya dengan melakukan tindak kriminal dan yang lainnya. Akan tetapi, meskipun kita sangat mencintai dan selalu menjunjung tinggi bangsa kita. Kita juga harus menghormati bangsa lain dengan tidak saling merendahkan atau apapun sperti itu kepada bangsa lain.


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 2

Sering kita mendengar tentang kata Nasionalisme. Biasanya kalau kita membicarakan tentang nasionalisme pasti berbicara tentang tanah air kita. Nasionalisme biasa disebut cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.

Akan tetapi, sebenarnya nasionalime memiliki banyak pengertian. Adapun di bawah ini pengertian nasionalisme menurut para ahli:

1.Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.

2.Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

3.Menurut Hans Kohn, Nasionalisme adalah formalisasi [bentuk] dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.

4.Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

5.Selanjutnya menurut Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

Jadi Nasionalisme dapat diartikan bahwa nasionalisme adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, atau rasa cinta terhadap bangsanya sendiri.

Dalam suatu bangsa, setiap orang sangat membutuhkan jiwa nasionalisme yaitu jiwa yang mencintai bangsanya sendiri. Karena dengan begitu mereka akan selalu membuat bangga bangsanya dengan kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya dan tidak akan mempermalukan bangsanya dengan melakukan tindak kriminal dan yang lainnya. Akan tetapi, meskipun kita sangat mencintai dan selalu menjunjung tinggi bangsa kita. Kita juga harus menghormati bangsa lain dengan tidak saling merendahkan atau apapun sperti itu kepada bangsa lain.


Lihat Sosbud Selengkapnya

Page 3

Sering kita mendengar tentang kata Nasionalisme. Biasanya kalau kita membicarakan tentang nasionalisme pasti berbicara tentang tanah air kita. Nasionalisme biasa disebut cinta pada tanah air, ras, bahasa atau sejarah budaya bersama.

Akan tetapi, sebenarnya nasionalime memiliki banyak pengertian. Adapun di bawah ini pengertian nasionalisme menurut para ahli:

1.Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.

2.Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.

3.Menurut Hans Kohn, Nasionalisme adalah formalisasi [bentuk] dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.

4.Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

5.Selanjutnya menurut Louis Sneyder, Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.

Jadi Nasionalisme dapat diartikan bahwa nasionalisme adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, atau rasa cinta terhadap bangsanya sendiri.

Dalam suatu bangsa, setiap orang sangat membutuhkan jiwa nasionalisme yaitu jiwa yang mencintai bangsanya sendiri. Karena dengan begitu mereka akan selalu membuat bangga bangsanya dengan kreativitas dan kemampuan yang dimilikinya dan tidak akan mempermalukan bangsanya dengan melakukan tindak kriminal dan yang lainnya. Akan tetapi, meskipun kita sangat mencintai dan selalu menjunjung tinggi bangsa kita. Kita juga harus menghormati bangsa lain dengan tidak saling merendahkan atau apapun sperti itu kepada bangsa lain.


Lihat Sosbud Selengkapnya

satu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negara sebagai sesuatu kekuasaan tertinggi diluar dan kedalam. Mengenai definisi nasionalisme ada beberapa tokoh yang mengemukakan:

1. Menurut Ernest Renan: Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara

2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib

3. Menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National

Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi bentuk dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri.

4. Menurut L. Stoddard: Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh

sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa. 5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu: 1. Hasrat untuk mencapai kesatuan. 2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan. 3. Hasrat untuk mencapai keaslian. 4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa 6. menurut Louis Sneyder. Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual. Jadi Nasionalisme dapat diartikan: Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. 7 2. Agama, menurut Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Secara terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi. Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu Islam. Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah. Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang 7 www.e-dukasi.netmolmo_full.php?moid=24fname=ppkn205_04.htm , Selasa, 23 Februari 2009. disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat. Konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan. Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia. 8 3. Komunisme adalah suatu ideologi didunia, selian kapitalis dan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereke itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Istilah komunisme sering dicampuradukan dengan Marxisme. Komunisme adalah ideologi yang digunakan partai komunis diseluruh dunia. Racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme Leninisme”. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti Liberalis. Negara yang pernah ditubuhnya berpegang dengan faham komunis: 1. Kesatuan Soviet Kesatuan Republik Sosialis Soviet 2. China RRC 3. Cuba Republik Cuba 8 diaz2000.multiply.comjournalitem86 , Selasa, 23 Februari, 2009 4. Laos Republik Demokratik Rakyat Laos 5. Vietnam Republik Sosialis Vietnam 6. Korea Utara Republik Demokratik Rakyat Korea 7. Yaman Selatan Republik Demokratik Rakyat Yaman 8. MyanmarBurma Republik Sosialis Kesatuan Burma 9. KambojaKampuchea Demokratik Kampuchea Pada tahun 2005 yang sampai pada saat ini, lima 5 diantanya masih memerintah dibawah komunis yaitui : 1. China 2. Laos 3. Vietnam 4. Cuba 5. Korea Utara. 9 Bung Karno berpendidikan di sekolah rendah bumiputera sampai menjadi insinyur pada tahun 1926. Tindakan beliau sebagai ketua partai PNI dengan membangun federasi PPPKI Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia, mengakibatkan Bung Karno harus ditangkap dan dijatuhi hukuman empat tahun kurungan dalam sel yang berukuran satu setengah meter. Selain itu, Bung Karno juga pernah diasingkan di Ende, sebuah kampung di Flores pada tahun 1933 sebelum dipindahkan ke Bengkulu pada tahun 1938. 9 4gusetiyo.wordpress.com20071121komunisme Selasa, 21 November , 2007 Bung Karno sampai dengan akhir hayatnya tetap bertahan terhadap ide Nasakom yang mengatakan bahwa kekuatan politik di Indonesia pada saat itu terdiri dari tiga golongan ideologi besar yaitu: golongan yang berideologi nasionalis, golongan yang berideologi dengan latar belakang agama, dan golongan yang berideologi komunis. Tiga- tiganya merupakan kekuatan yang diharapkan tetap bersatu untuk menyelesaikan masalah bangsa secara bersama-sama. Barangkali juga ide Bung Karno tentang Nasakom berkaitan dengan pendapat Clifford Geertz yang dalam bukunya The Religion of Java yang membagi masyarakat Jawa dalam tiga varian: priyayi, santri, dan abangan. Yang bisa diterjemahkan priyayi adalah kaum Nasionalis, santri adalah kaum Agamis, dan abangan adalah kaum Komunis. Soeharto menolak demokrasi Barat dan memperkenalkan demokrasi Pancasila dengan menerapkan sistem pemerintahannya yang dikenal dengan demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi yang mengadopsi dan menyerap kultur bangsa Indonesia dan agama yang dipeluk masyarakatnya. Soeharto menandaskan survivalnya bahwa Pancasila merupakan usaha untuk memperkokoh bangsa yang kuat. 10 Sebagai sebuah negara demokrasi, keberadaan politik di Indonesia merupakan suatu keharusan, karena keberadaanya merupakan cermin dari nilai demokrasi. 11 Sebagai seorang aktifis politik, Soeharto tentu sangat dipengaruhi oleh pemikiran Islam, bahkan sangat mungkin sekali bahwa Islam telah ikut mengilhami munculnya Ideologi Pancasila. 12 Istilah demokrasi merupakan istilah ambigous. 13 Pengertiannya tidak tunggal 10 G. Dwipayana dan Nazaruddin Sjamsudin, Jejak Langkah Pak Harto 1 Oktober 1965-27 Maret 1968, Jakarta: PT. Citra Lamtoro Agung, 1991, hal. 145. 11 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000, Cet. 21, hal. 163. 12 Retnowati Abdulgani-Knapp, Soeharto The Life and Legacy of Indonesia’s Second President, Jakarta: Hasta Pustaka, 2007 13 Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, hal. 50. sehingga berbagai negara yang mengklaim diri sebagai negara demokrasi telah menempuh rute-rute yang berbeda. 14 Sebagaimana Islam pun memandang masalah etika dalam berpolitik merupakan Persoalan yang sangat penting dalam Islam, karena politik itu dipandang sebagai bagian dari ibadah, karena itu harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip ibadah, yang harus diniatkan dengan lillahi taala dan etika dalam politik itu berkenaan dengan prinsip Islam dalam pengelolaan masyarakat. Keberadaan masyarakat dan negara merupakan hal yang sangat penting dan mutlak dalam Islam. Karena itu, para ahli fikih politik Islam mengemukakan adalah suatu kewajiban bagi orang Islam untuk mendirikan negara. Dengan adanya negara bisa diciptakan sebuah keteraturan kehidupan masyarakat yang baik. Manusia menurut Aahmad Syafi’i Maarif, bukanlah hanya makhluk sosial, tetapi juga secara alamiah makhluk politik. 15 Selama beberapa tahun sepeninggal Rasulullah, umat Islam mengalami beberapa model kepemimpinan, antara lain, kepemimpinan model khilafah dan dinasti. Sehingga semakin berkembangnya suatu negara semakin berkembang pula dan muncul bentuk- bentuk negara dalam konsep negaranya masing-masing sesuai dengan negara yang didirikan. Sejarah kehidupan Nabi Muhammad menjadi bukti dari kehidupan manusia yang dicita-citakan Islam. Ia menterjemahkan petunjuk Al’Quran kedalam kehidupan manusia secara nyata, menyangkut kehidupan politik dan kenegaraan. Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan pada periode Mekkah tidak mempunyai kekuatan politik, sedangkan pada 14 M. Amin Rais, “Pengantar”, Dalam Demokrasi dan Proses Politik, Jakarta: LP3ES, 1986 15 Syafii Maarif, Islam dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: LP3ES, 1985, cet. 1, hal. 13. periode Madinah beliau bukan hanya Rasul tetapi juga kepala negara. Sekalipun beliau tidak pernah menyatakan dirinya sebagai penguasa, tetapi sejarah hidup Nabi Muhammad pada periode Madinah jelas menggambarkan bahwa Islam dan negara merupakan perpaduan dua unsur pokok dalam kehidupan manusia yang sangat berkaitan satu sama lain. 16 Memasuki abad 20, umat Islam tetap dan terus dituntut untuk mendirikan sebuah negara ideal. Untuk merealisasikan tuntutan itu, umat Islam dihadapkan pada beberapa pilihan sistem politik, antara lain demokrasi. Demokrasi merupakan salah satu mekanisme untuk memilih seorang pemimpin. Meskipun beberapa negara Islam telah menjalankan proses demokrasi, dan belum berhasil, tetapi mekanisme demokrasi tetap diandalkan sebagai mekanisme yang baik. Sebab, di dalam mekanisme demokrasi terdapat sistem check and balance, memperkuat civil society, mewujudkan good governance , taushiyah. Sebagaimana yang terdapat dalam al-Qurân yang mengandung nilai-nilai dan ajaran yang bersifat etis mengenai aktifitas sosial politik umat manusia. Ajaran ini mencakup prinsip-prinsip tentang keadilan, persamaan, persaudaraan, musyawarah Al-Qurân maupun sunnah tidak memiliki preferensi terhadap sistem politik yang mapan untuk menetukan bentuk legal-formal negara yang ideal. Islam hanya memiliki seperangkat nilai etis yang dapat dijadikan rujukan dalam penyelenggaraan negara yang sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi. Persoalan politik negara lebih merupakan urusan kreatifitas manusia, atau kerangka wilayah fiqh yang perlu dilakukan ijtihad. 16 Harun Nasution, Islam Dtinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1974, cet. 1, hal. 92 Sebagai wilayah fiqh maka setiap rumusan dan interpretasi yang dihasilkan tentu berbeda, karena paradigma yang digunakan pun juga berbeda. 17 Berangkat dari permasalahan yang ada dalam skripsi ini penulis mencoba membahas masalah dengan judul: Tinjauan Islam Tentang Etika Politik Soeharto, dengan beberapa alasan sebagai berikut: 1. Masalah etika dalam berpolitik merupakan persoalan yang sangat penting dalam mendirikan sebuah negara yang baik. 2. Ada beberapa sisi yang menarik yang perlu ditelaah dalam berbagai norma dan perspektif hukum dalam menyoroti masalah-masalah seputar etika politik, karena etika poltik menentukan bentuk daripada sebuah negara yang dipimpinnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka dapat disusun perumusan masalah guna memudahkan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam perumusan skripsi ini, penulis ingin menjelaskan seluk beluk mengenai tinjauan Islam terhadap etika politik Soeharto dalam bernegara. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan bahan pembahasan oleh penulis adalah: 1. Bagaimana etika politik Soeharto? 2. Bagaimana konsep, bentuk negara, serta sistem pemerintahan Soeharto? 3. Bagaimana tinjauan Islam mengenai etika politik Soeharto?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

17 Prof. D.r. Muhammad Tahir, Azhari S.H, Negara Hukum Suatu Studi Tentang Prinsip- Prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Implementasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini , Jakarta: Prenata Media, 2003 . Tujuan dari penulisan skipsi ini dimaksudkan sebagai bahan bacaan peminat politik Islam, yaitu: 1. Untuk mengenal lebih dalam mengenai etika politik Soeharto 2. Untuk menjelasan mengenai pandangan Islam terhadap etika politik Soeharto 3. Untuk menjelasan etika politik Soeharto dalam bernegara 4. Untuk mengenal lebih dalam mengenai ideologi negara yang diterapkan Soeharto di Indonesia Manfaat penelitian secara teoritis dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang etika politik Soeharto baik dari segi yuridis konvensional, filosofis, sosiologis, serta efektifitas dari Politik HM. Soeharto dalam bernegara tersebut. 2. Menambah referensi penulis lain yang menaruh minat pada masalah ini dan memberi informasi sebagai bahan masukan atau bahan perbandingan.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menjaga keaslian judul yang akan penulis ajukan dalam skripsi ini perlu kiranya penulis lampirkan juga beberapa buku rujukan yang berkaitan dengan pembahasan. Berdasarkan buku-buku yang akan dicantumkan dibawah ini baik kiranya jika dikelompokan terlebih dahulu menjadi beberapa bagaian sudut pandang, antara lain, Pembahasan tentang etika politik Soeharto belum ada yang mengkaji secara serius dan mendalam, yang penulis temukan kajian tentang Soeharto pernah dilakukan oleh: Saiman Vidiananda dengan NIM: 102033202128, dengan judul Nasionalisme Pancasila dalam perspektif Soeharto, Jurusan Pemikiran Politik islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008 M 1429 H. Mengenai: lebih banyak mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman, pola pikir Soeharto tentang konsep Nasionalisme Pancasila, serta membahas mengenai bentuk Nasionalisme, dari Nasionalisme Barat, Nasionalisme Timur, Nasionalisme Indonesia dan Nasionalisme Pancasila. 18 Buku yang digunakan yaitu Soeharto Pikiran Ucapan dan Tindakan Saya Otobiografi, sebagaimana yang dipaparkan kepada G. Dwipayana dan Ramadhan K.H, mengenai: kisah hidup presiden Soeharto dari masa kecil yang tidak cemerlang sampai menjadi presiden RI kedua, serta pikiran-pikiran maupun ucapan presiden Soeharto sebelum dan setelah menjadi presiden, dimana Soeharto mendapat banyak ujian ketika menjadi panglima kostrad terutama mengenai pengkhianatan PKI terhadap Pancasila dalam G-30-SPKI dan kepemimpinannya yang berhasil meciptakan suatu kondisi politik yang stabil. 19 Buku Biografi Politik Presiden Republik Indonesia Kedua Soeharto Pembangunan dan Partisipasi, oleh H. Ahmad Shahab, mengenai: kronologi pengalaman Soeharto dari masa kecil, menjadi tentara semasa revolusi, komandan militer di Jawa Tengah, tugas kemiliteran komandan operasi mandala tahun 1960-1965, percobaan kudeta sampai membahas mengenai usaha meraih kekuasaan 1965-1968, legitimasi dan konsolidasi pemerintahan 1968-1973, tantangan orde baru 1973-1980, stabilitas ekonomi, 18 Saiman Vidiananda, Nasionalisme Pancasila Dalam Persfektif Soeharto, Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008 M 1429 H 19 G. Dwipayana dan Ramadhan KH, Soeharto Pikiran Ucapan dan tindakan Saya Otobiografi, Jakarta: Lamtoro Agung Persada, 1989. politik dan pembangunan 1980-1988, masa keemasan 1988-1993, kemunduran menuju kejatuhan 1993d-1998, dikutip dari berbagai publikasi media komunikasi, dikembangkan dari hasil-hasil iskusi di internal jaringan kerja Lembaga swadaya Masyarakat People Aspiration Center. 20 Buku Soeharto the Life and Legacy of Indonesia’s Second President, oleh Retnowati Abdulgani Knapp, mengenai: pengalaman hidup dan warisan peninggalan Soeharto, serta mensejajarkannya dengan gaya pemerintahan presiden Soekarno, menyajikan pasang surut kehidupan Soeharto. 21 Buku Jejak Langkah Pak Harto 1 Oktober 1965-27 Maret 1968 oleh Team Dokumentasi Presiden RI Ke-2, editor G. Dwipayana dan Nazaruddin, mengenai: kesinambungan pemikiran kebijaksanaan Pak Harto, serta penjabaran dari para pelaksana dalam bidang-bidang yang telah dipercayakan kepada mereka masing-masing mulai tanggal 1 Oktober-27 Maret 1968 yang dimulai dengan langkah langkah Mayor Jendral Soeharto pada tanggal 1 Otober 1965 untuk mengatasi pengkhianatan PKI dengan gerakan G-30-SPKI sampai dengan pengangkatannya menjadi Presiden RI ke-2 oleh sidang umum MPRS pada tanggal 27 Maret 1968 serta pada tahun 1966 yakni saat kelahiran orde baru. 22 20 Shahab, H. Ahmad, Biografi Politik Presiden RI. Ke-2 Soeharto Pembangunan dan Partisipasi, Jakarta PT. Golden Terayon Press, 2008. 21 Abdulgani, Retnowati-Knapp, Soeharto The Life and Legacy of Indonesia’s Second President, Jakarta: Hasta Pustaka, 2007. 22 G. Dwipayana dan Nazaruddin Sjamsudin, Jejak Langkah Pak Harto 1 Oktober 1965-27 Maret 1968, Jakarta: PT. Citra Lmtoro Agung, 1991. Buku Soekarno file berkas-berkas Soekarno 1965-1967 kronologi suatu keruntuhan oleh Antonie C.A. Dake , mengenai: latar belakang Soekarno sampai pergantian pemerintahan dari presiden Soekarno ke Soeharto. 23 Buku Jendral M. Yusuf Panglima Para Prajurit oleh Atmadji Sumarkidjo mengenai: peran Jendral M. Yusuf di dalam pemerintahan presiden Soekarno yang tidak terlepas dari peristiwa Supersemar. 24 Buku yang digunakan dalam sudut pandang para pakar politik yaitu: Soeharto Membangun Citra Islam, buku yang dikeluarkan oleh Miftah H. Yusuf Pati pengantar H. Dr. dr. Tarmizi Tahir, mengenai : peran Soeharto dan pergerakan Islam dalam mencitrakan Islam di Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai ideologi dasar negara, yang menjamin kehidupan berbagai agama serta perkembangan Islam pada saat ini pasca orba. 25 Buku Kontroversi Supersemar dalam transisi kekuasaan Soekarno-Soeharto, oleh Tim Lembaga Analisis Informasi, mengenai: lahirnya seputar Supersemar dan penyerahan transisi kekuasaan Soekarno-Soeharto yang ditandatangani oleh presiden Soekarno yang merupakan terobosan penting bagi karir politik Soeharto. 26 Diantara karya-karya tulis tersebut, tidak ada kesamaan judul yang secara langsung berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Namun terdapat beberapa isu penting yang dapat diuraikan kembali penjelasannya, karena dalam uraiannya tersebut hanya memunculkan pandangan dari satu sudut saja, yakni sudut etika 23 Dake, Antonie C.A, Soekarno File Berkas-berkas Soekarno 1965-1967 Kronologi Suatu Keruntuhan, Jakarta: Aksara karunia, 2005. 24 Sumarkidjo, Atmadji, Jendral M. Yusuf Panglima Para Jendral Jakarta: Hasta Pustaka, 2006 25 H. Yusuf Pati, Miftah Pengantar : KH. Dr. dr. Tarmizi Tahir, HM, Soeharto Membangun Citra Islam , PT bina Mitra Prima Asia Mark, Mei Cet. 1, 2007. 26 Tim Lembaga Analisis Informasi, Kontroversi Supersemar Dalam Transisi Kekuasaa Soekarno- Soeharto , Yogyakarta: MedPress, Maret 2007 yang dilihat dari hukum Islam. Dari sini penulis tertarik mengkaji lebih dalam tentang etika politik ini, dengan mengangkat isu seputar konsep etika politik Soeharto, agar uraian yang akan dituangkanpun lebih terarah. Perbedaan yang penulis tampilkan adalah segi komparatif yang membahas mengenai etika politik dan tinjauan hukum Islam. E . Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode merupakan strategi utama dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Pada dasarnya sesuatu yang dicari dalam penelitian ini tidak lain adalah “pengetahuan” atau lebih tepatnya “pengetahuan yang benar”, dimana pengetahuan yang benar ini nantinya dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan atau ketidaktahuan tertentu. 27 Penelitian ini dimaksudkan untuk menggali data yang behubungan dengan etika politik Soeharto dan kaitannya dengan Islam.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian yang berbentuk studi kepustakaan, dengan jenis penelitian kualitatif, yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan masalah etika politik

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi dokumenter yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber informasi milik objek yang ditulis secara langsung tanpa perantara penulis lainnya. 2. Studi kepustakaan yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari literatur yang ada 27 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1997, hal. 27-28. hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan seperti teks book, majalah, jurnal, surat kabar ataupun artikel yang memiliki relevansi dengan penelitian ini guna mendapatkan landasan teoritis. Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian penulis menggunakan metode pengumpulan data yang bersumber sebagai berikut: 1. Data Primer Data yang dipakai oleh penulis adalah literatur yang sebagian besar bukunya ditulis oleh Soeharto sendiri, mengenai pemikiran etika politik Soeharto Otobiografi sebagaimana yang dipaparkan kepada G. Dwipayana dan Ramadhan KH.. Lalu literatur yang terkait langsung dengan etika politik Islam dan mambahas prinsip-prinsip etika politik Islam Prof. D.r. H. Muhammad Tahir Azhary, S.H. Negara Hukum. 2. Data Skunder Data literatur mengenai tulisan orang lain tentang Soeharto, baik pemikiran maupun kondisi sosial politik, konsep etika politik, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Buku pendukung lainnya yaitu Soekarno file berkas- berkas Soekarno 1965-1967 kronologi suatu keruntuhan oleh Antonie C.A,. Dake Soeharto Membangun Citra Islam, oleh Miftah H. Yusuf Pati pengantar H. Dr. dr. Tarmizi Tahir.

3. Teknik Analisis Data

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề