Pada suhu berapa enzim dapat bekerja secara optimal

Sebagian besar enzim selulase memiliki aktivitas optimal pada rentang suhu 20 – 50 °C. Enzim yang aktif bekerja pada rentang suhu tersebut termasuk ke dalam golongan mesozim [Saropah et al., 2012].

Bagaimana cara kerja enzim menurut teori lock and key?

Menurut teori gembok dan anak kunci, enzim memiliki sisi aktif yang kosong. Sisi aktif tersebut merupakan tempat menempelnya substrat agar enzim dapat bekerja. Ketika substrat menempati sisi aktif enzim, enzim tersebut menjadi kompleks enzim. Sisi aktif enzim memiliki bentuk yang spesifik dan tidak fleksibel.

Mengapa pada suhu tinggi enzim tidak bekerja?

Sedangkan jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi, maka enzim beresiko mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang mengakibatkan enzim rusak dan tidak dapat menjalankan fungsinya. Sisi aktif tidak akan lagi mengikat ke substrat maka tidak aka nada reaksi yang terjadi.

Bagaimana cara kerja enzim berdasarkan prinsip Lock and Key?

Reaksi apakah yang mengakibatkan h2o2 terbentuk di dalam tubuh?

Hidrogen peroksida / H₂O₂ dalam tubuh terbentuk dari proses sisa metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi tubuh. Contohnya H₂O₂ dapat terbentuk dari pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida terbentuk dari oksigen yang mengalami reduksi dua elektron.

Mengapa enzim memiliki suhu optimum yang berbeda-beda?

Tiap enzim memerlukan suhu dan pH [tingkat keasaman] optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.

Berapa suhu optimum enzim amilase?

Pada pH optimum 6 dan suhu optimum 45ºC. Aktivitas spesifik amilase ditentukan dengan menguji aktivitas enzim sesuai dengan prosedur penentuan aktivitas enzim, menggunakan kondisi optimum [pH 6, suhu 45ºC dan konsentrasi substrat 6,5 mg/mL].

Siapa faktor yang bisa mempengaruhi aktifitas enzim?

Di dalam perjalanannya, ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi aktifitas enzim di dalam tubuh kita, diantaranya suhu, derajat keasaman [pH], Konsentrasi Substrat, Konsentrasi Enzim, Aktivator, dan Inhibitor.

Apakah faktor yang mempengaruhi kerja enzim?

5 Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Beserta Penjelasannya lengkap. 1.2 1. Temperatur [suhu] 1.3 2. Derajat keasaman [pH] 1.4 3. Konsentrasi enzim dan substrat. 1.5 4.

Apakah reaksi biokimia mempengaruhi aktivitas enzim?

Dibawah ini dibahas lebih lanjut mengenai masing-masing faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim: 1. Suhu Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu.

Apakah enzim dapat meningkatkan akivitas?

Enzim pada suhu 0 o C maupun di bawahnya bersifat nonaktif, akan tetapi pada suhu tersebut enzim tidak rusak. Kenaikan suhu bisa meningkatkan akivitas enzim. Namun, saat suhu melebihi batas optimum enzim bisa mengalami denaturasi / kerusakan. Hal tersebut akan mengakibatkan enzim tidak bisa berfungsi sebagai katalis lagi.

Mengapa enzim dalam suhu optimum dapat mengalami denaturasi?

Karena struktur dari enzim adalah struktur yang terbentuk dari bentuk dan ikatan spesifik. Ikatan antar molekul penyusun dari enzim dapat dengan mudah terputus karena panas dan hal ini menyebabkan enzim terdenaturasi.

Mengapa pH dan suhu tinggi berpengaruh pada kerja enzim?

Peningkatan suhu menyebabkan energi kinetik pada molekul substrat dan enzim meningkat, sehingga kecepatan reaksi juga meningkat. Namun suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan rusaknya enzim yang disebut denaturasi, sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim.

Kapan enzim katalase bekerja optimal?

question. Tabel hasil percobaan enzim katalase kesimpulannya adalah enzim katalase bekerja optimal pada suhu normal dan pH netral. Jika enzim katalase berada pada suhu terlalu dingin atau terlalu panas, maka enzim katalase tidak dapat bekerja.

Apa yang terjadi jika enzim bekerja bukan pada suhu optimal?

Akibat kenaikan suhu dalam batas wajar, terjadi perubahan struktur enzim [denaturasi]. Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan kemampuan katalisnya. Sebagian besar enzim mengalami denaturasi yang tidak dapat balik pada suhu 55- 65°C. pada suhu kurang dari suhu optimum, aktivitas enzim mengalami penurunan.

Apakah Setiap enzim memiliki suhu optimum yang spesifik?

Setiap enzim memiliki suhu optimum yang spesifik Enzim pada manusia bekerja optimal pada suhu 29C Pada suhu melebihi batas optimum, enzim mengalami kerusakan Enzim bersifat nonaktif pada suhu 0C Enzim mengalami denaturasi pada suhu 0C Pernyataan yang benar mengenai enzim ditunjukkan oleh angka….

Pada suhu tertentu enzim mengalami denaturasi apa yang akan terjadi?

Akibat kenaikan suhu dalam batas wajar, terjadi perubahan struktur enzim [denaturasi]. Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan kemampuan katalisnya. Sebagian besar enzim mengalami denaturasi yang tidak dapat balik pada suhu 55- 65°C.pada suhu kurang dari suhu optimum, aktivitas enzim mengalami penurunan.

Apa maksud denaturasi pada enzim?

Denaturasi atau pengawaaslian adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik [cth, alkohol atau kloroform].

NUVITA SARI, 051311133064 [2017] PENGARUH pH DAN SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM FIBRINOLITIK Bacillus megaterium BM 9.1. Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Official URL: //lib.unair.ac.id

Abstract

Enzim fibrinolitik merupakan salah satu terapi antitrombotik yang diperlukan untuk memecah trombus. Berdasarkan mekanisme kerja enzim fibrinolitik diklasifikasikan menjadi jaringan plasminogen aktivator [t-PA], urokinase dan protein plasmin [Kotb, 2012]. Enzim fibrinolitik mayoritas diproduksi oleh mikroorganisme, diantaranya adalah genus Bacillus [Mine et al., 2005]. Beberapa contoh genus Bacillus yang menghasilkan enzim fibrinolitik yaitu, Bacillus cereus, Bacillus sterothermophillus, Bacillus mojavensis, Bacillus megaterium dan Bacillus subtilis [Asker et al. 2013]. Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Enzim dapat bekerja secara maksimal dan efisien apabila berada pada kondisi yang optimum dan setiap enzim memiliki kondisi optimum yang berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui karakteristik secara biokimia. Pada penelitian ini digunakan Bacillus megaterium BM 9.1 yang diisolasi oleh Fakhri [2015] dari perairan Pantai Eco Wisata Mangrove Wonorejo, Surabaya. Enzim fibrinolitik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu pH, suhu, aktivator, inhibitor, konsentrasi substrat dan stabilitas penyimpanan. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim, yaitu pada suhu rendah aktivitas enzim kecil karena tumbukan antar partikel rendah. Sedangkan dengan adanya peningkatan suhu reaksi enzim yang dikatalisis akan meningkat pula. Ketika terjadi peningkatan suhu yang melampaui batas tertentu, maka enzim menjadi tidak stabil dan laju reaksi menurun. Setiap enzim memiliki aktivitas maksimal pada suhu tertentu. Akibat terjadinya denaturasi, ikatan kimia menjadi putus dan enzim kehilangan bentuk spesifiknya [Dennison 2002]. Kemudian pada umumnya enzim memiliki struktur ion yang tergantung pada pH lingkungan. Terjadinya denaturasi enzim disebabkan karena tinggi atau rendahnya pH dan akan menyebabkan ionisasi pada sisi aktif enzim, ionisasi pada substrat, atau akan mempengaruhi konformasi enzim dan substrat, sehingga akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim [Dennison 2002]. Aktivitas untuk setiap enzim berada pada daerah stabilitas pH optimal [Murray et al., 2006].Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh pH dan suhu optimum aktivitas enzim fibrinolitik dari Bacillus megaterium BM 9.1. Sebelumnya dilakukan uji proteolitik dan hasilnya menunjukkan hasil yang positif, sehingga ada kemungkinan Bacillus megaterium BM 9.1. memiliki aktivitas fibrinolitik. Kemudian dilakukan uji aktivitas fibrinolitik oleh pengaruh pH dan suhu dengan menggunakan metode fibrin plate. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim fibrinolitik dilakukan dengan menggunakan dapar sitrat [pH 4,0; pH 5,0; dan pH 5,5], dan dapar fosfat [pH 5,8; pH 6,0; pH 7,0; dan pH 8,0]. Untuk nilai indeks fibrinolitik pada berbagai macam pH disajikan dalam tabel V.3. Aktivitas enzim fibrinolitik Bacillus megaterium BM 9.1 optimum pada pH 6,0-7,0 dan mulai mengalami penurunan dari pH 8,0. Sedangkan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim fibrinolitik dilakukan dengan berbagai macam suhu yaitu, 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 °C. Nilai indeks fibrinolitik pada berbagai macam suhu disajikan dalam tabel V.3. Aktivitas enzim fibrinolitik Bacillus megaterium BM 9.1 optimum pada suhu 40 °C dan mulai mengalami penurunan aktivitas enzim fibrinolitik dari suhu 50 °C hingga 70 °C. Sedangkan pada suhu 80 °C enzim sudah mengalami denaturasi.

Actions [login required]

View Item

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề