Pada umumnya suatu produk berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan apabila

Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan melihat sumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya manusia, teknologi, bahanbaku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku pendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas. Biasanya disebutkan jikalau kita memiliki sumber daya yang memadai maka kita dapat langsung menjadi wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi sebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirik-praktis atau buku-buku “how to” kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat justru berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang mau dijelaskan dalam buku-buku tersebut biasanya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Buku-buku semacam ini lebih mengedepankan tekad, cita-cita, kemauan dan semangat berusaha yang besar disertai kerja keras. Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang benar, dalam keadaan normal, biasanya orang memulai usaha dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan berbagai sumber daya dan fasilitas yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi wirausahawan berskala kecil namun dengan ide-ide yang baru dalam menjalankan usaha. Sangat boleh jadi banyak orang mengawali bisnisnya dengan perasaan ragu- ragu dan pesimistik tetapi berakhir dengan keberhasilan yang gemilang. Akan tetapi tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik, persiapan yang matang, sumber daya yang cukup. Hasil akhirnya ada yang berhasil ada yang tidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah mulailah dengan ide-ide baru. Ide-ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis diawali dengan mengamati lingkungan. Biasanya ide baru muncul sebagai hasil dari proses interaksi seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu pilihan akan lingkungan dan bentuk bisnis harus diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan harus jeli dalam menilai dan menangani berbagai permasalahan dan peluang yang muncul di lingkungan tersebut. Sebagai contoh, ada dua orang calon wirausahawan datang di sebuah masyarakat di suatu tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa semua orang dalam masyarakat tersebut ternyata tidak memakai sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya memulai bisnis sepatu di sini karena A berkeyakinan perilaku masyarakat yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah. Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa masyarakat akan mengubah perilakunya kalau ada upaya meng-edukasi masyarakat tersebut untuk bersepatu. Ide- ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada umumnya merupakan ide-ide
MODUL PERKULIAHANKlinikWirausahaMengkaji danMengembangkanPerencanaan UsahaFakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun OlehEkonomi Dan BisnisManajemen07W311700001Dr,Zulfitri, MS., M.M.AbstrakKompetensiMahasiswa diharapkan mampu merencanakan danmengoperasionalisasi usahaMahasiswa memahami bagaimana mengkaji danmengembangkan rencana dan mengoperasionalisasiusaha

Published Oktober 07, 2019 by binawarga with 0 comment

wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Untuk dapat melakukan semua itu diperlukan sebuah perencanaan yang tepat dan terperinci, sebab perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha.

A. pengertian perencanaan usaha

Pengertian perencanaan usaha adalah sebagai proses penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan, program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha atau bisnis tertentu.

       B.       Pentingnya Rencana Usaha

Rencana usaha harus dibuat tertulis sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dan pedoman untuk menjaga agar kegiatan bisnis terarah dan focus pada pencapaian tujuan. Dengan membuat suatu penilaian terlebih dahulu sebelum melakukan investasi yang kemudian dituangkan dalam suatu laporan secara tertulis, Manfaat yang bisa diperoleh dari perencanaan bisnis adalah, bisa digunakan sebagai pedoman atau alat untuk mengetahui apakah kegiatan bisnis yang akan dijalankan itu memungkinkan dan memiliki kelayakan untuk dijalankan dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkannya serta dapat dijadikan sebagai alat pengawasan.


Menurut Bygrave, [1994:115] ada beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun perencanaan usaha:

1.         Untuk Menunjukkan Bahwa Bisnis Ini Layak Dan Menguntungkan

2.         Untuk Mendapatkan Pembiayaan Bank

3.         Untuk Mendapatkan Dana Investasi

4.         Untuk Mengatur Dengan Siapa Harus Bekerjasama

5.         Untuk Mendapatkan Kontrak Besar

6.         Untuk Menarik Tenaga Kerja Inti

7.         Untuk Memotivasi Dan Fokus

Perencanaan usaha bisa dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang sehingga dapat ditentukan langkah awal dan pentahapan program kegiatan yang akan dilakukan dan target yang hendak dicapai serta resiko,hambatan dan tantangan yang akan dihadapi pada setiap tahapannya dan ini merupakan rencana perjalanan yang akan diikuti oleh wirausaha. kedalaman dan rincian dari sebuah perencanaan usaha sangat tergantung kepada luasnya bisnis yang akan dilakukan, dan kompleksitas dari proses pengelolaan bisnis tersebut. Perencanaan usaha juga harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut, sehingga perencanaan usaha harus berbasis pada permintaan pasar.

Strategi adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan usaha dengan melibatkan semua sumberdaya atau faktor produksi yang dimiliki. Dalam dunia bisnis dikenal beberapa strategi yang biasa diterapkan perusahaan sebagai berikut:

  1. Defender, strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih dan mempertahankan pasar pada segmen sempit dari seluruh pasar potensial yang ada.
  2. Prospector, strategi bisnis yang diarahkan secara agresif untuk meraih pasar seluas-luasnya melalui inovasi produkproduk baru.
  3. Analyzer, strategi bisnis yang dijalankan melalui imitasi, yaitu meniru apa yang dilakukan prospektor. Strategi bisnis seperti ini bertujuan meraih keuntungan dengan meminimalkan risiko.
  4. Kepemimpinan dalam biaya [cost-leadership strategy], strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar seluasluasnya melalui harga produk yang semurah-murahnya.
  5. Diferensiasi [differentiation strategy], strategi bisnis yang diarahkan untuk meraih pasar seluas-luasnya melalui keunikan produk yang dihasilkan. Keunikan tersebut bisa dicirikan oleh kualitas yang tinggi, pelayanan yang prima, maupun rancangan produk yang inovatif.
  6. Fokus [focus strategy], strategi bisnis yang diarahkan dalam segmen pasar yang sempit yang dijalankan melalui fokus dalam kepemimpinan biaya [cost focus] atau fokus dalam diferensiasi [differentiation focus].
D.      Sifat dan Manfaat Perencanaan Usaha

Suatu perencanaan usaha yang baik pada umumnya memiliki sifat sebagai berikut:

1.   Fokus, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan visi, misi tertentu serta tujuan yang jelas.

2.   Rasional dan faktual, artinya perencanaan usaha dibuat berdasarkan pemikiran yang masuk akal, realistik, berorientasi masa depan serta didukung dengan fakta-fakta yang ada.

3.   Berkesinambungan dan estimasi, artinya perencanaan usaha dibuat dan dipersiapkan untuk tindakan yang berkelanjutan serta perkiraan-perkiraan tentang kondisi di masa datang. 

4.    Preparasi dan fleksibel, artinya perencanaan usaha dibuat sebagai persiapan, yaitu pedoman untuk tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan yang disesuaikan dengan lingkungan bisnis yang dihadapi.

5.  Operasional, artinya perencanaan usaha dibuat sesederhana mungkin, rinci serta dapat dilaksanakan.

Apabila suatu perencanaan usaha memiliki sifat-sifat di atas, maka dengan membuat perencanaan usaha akan diperoleh beberapa manfaat sebagai berikut:

  1. Pekerjaan atau aktivitas dapat dilakukan secara teratur dan dengan tujuan yang jelas.
  2. Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang tidak produktif serta penggunaan sumberdaya yang lebih efisien.
  3. Menyediakan alat evaluasi untuk menentukan berhasilan usaha.
  4. Menyediakan landasan untuk pengawasan dan upaya perbaikan. Artinya, perencanaan usaha digunakan untuk menjamin bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai.

       E.       Proses Perencanaan Usaha

 Ada 4 langkah dalam proses perencanaan usaha, yaitu sebagai berikut :

1.        Mengidentifikasi peluang usaha

Pada umumnya, suatu produk berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan apabila penawaran untuk produk tersebut masih lebih kecil dari permintaannya. Peluang usaha muncul ketika permintaan pasar lebih besar dari penawarannya. Jadi peluang usaha dicirikan oleh masih adanya permintaan pasar untuk produk tersebut.

2.        Menentukan jenis usaha yang akan dijalankan

Berdasarkan langkah indentifikasi akan diperoleh berbagai alternatif jenis usaha yang mungkin dipilih. Dari sejumlah alternatif yang ada, usaha selanjutnya dilakukan penilaian awal untuk menentukan jenis usaha yang paling memungkinkan dan dipandang paling menguntungkan. Tentunya dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mungkin menjadi pendukung maupun penghambat usaha. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

a]    Jumlah modal dan sumber modal yang diperlukan.

b]    Ketersediaan bahan baku baik secara kualitas, kuantitas maupun kontinuitasnya.

c]    Ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan.

d]   Prospek pemasaran produk yang dihasilkan.

e]    Cara-cara pendistribusian.

f]     Daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan.

3.        Melakukan studi kelayakan usaha

Studi kelayakan usaha [SKU] atau feasibillity studi adalah cara yang ditempuh untuk menentukan layak tidaknya suatu gagasan usaha dilaksanakan. Maksud layak di sini dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut:

a]      Aspek pasar dan pemasaran

d]     Aspek organisasi dan manajeme

4.      Membuat proposal usaha

Langkah terakhir dalam proses perencanaan usaha adalah membuat proposal usaha. Proposal usaha adalah dokumen tertulis dari perencanaan usaha.

APRESIASI

  • pilih/klik "apresiasi" untuk melakukan absensi
  • ikuti printah yang ada pada apresiasi
  • apresiasi yang tidak sesuai dengan printah tidah dihitung sebagai absesnsi

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề