Paham yang beranggapan bahwa matahari adalah sebagai pusat adalah

Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang teori tata surya, teori heliosentris [matahari sebagai pusat tata surya], teori geosentris [matahari mengelilingi bumi], tokoh pencetus teori [paham] geosentris dan heliosentris.

Planet bumi merupakan salah satu anggota dari 8 planet dalam sistem tata surya yang dihuni oleh kehidupan manusia. Dalam sistem tata surya matahari sebagai pusat peredaran tata surya dan menjadi salah satu sumber energi dalam kehidupan manusia.

Namun perlu kalian ketahui bahwa intuisi yang didasarkan pada fenomena sehari-hari dan pengamatan yang didasarkan pada hasil perhitungan data akan memunculkan suatu pertanyaan yang sangat mendasar yaitu, apakah matahari dan bulan yang mengelilingi bumi, sehingga bumi dianggap
sebagai pusat peredaran dalam sistem tata surya?

Atau apakah sebaliknya bahwa matahari sebagai pusatnya? Pertentangan ini muncul dibenak kita semua dan untuk menjawabnya pada pembahasan ini akan dibahas dengan jelas.

Teoei Geosentris

Claudius Ptolomeus [100-178 M] di Alexandria memperkenalkan geocentris system yang menyatakan bahwa bumi sebagai pusat peredaran tata surya.

Gambar: Teori  Geosentris

Pada Gambar di atas menunjukkan geocentris system dari Ptolomeus di mana setiap planet bergerak dalam lingkaran kecil atau episiklik dan pusat peredarannya adalah bumi.

Beberapa abad sebelumnya teori ini sudah dikemukakan namun Ptolomeus mampu menunjukkan suatu perbaikan. Beliau mampu memperhatikan pergerakan planet-planet di langit dengan jelas dan variasi jarak planet dari bumi.

Teori Heliosentris

Nicolaus Copernicus [1473-1543], mempertanyakan asumsi dari Ptolomeus, Copernicus menyatakan bahwa bumi dan anggota tata surya yang lain beredar mengelilingi matahari, dan bumi berputar pada porosnya.

Teori atau asumsi Nicolaus Copernicus dituangkan dalam sebuah bukunya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium [“Mengenai revolusi orbit langit“] pada tahun 1543.

Teori yang beranggapan bahwa matahari sebagai pusat tata surya disebut heliosentris. Helios berasal dari bahasa Yunani yang berarti matahari.

Bulan Mengelilingi Bumi

Bulan merupakan satelit bumi, oleh karena itu bulan beredar mengelilingi bumi. Peredaran bulan mengelilingi bumi disebabkan gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan yang disebut gaya gravitasi. Selain beredar mengelilingi bumi, bulan juga mengalami rotasi dan revolusi.

KOMPAS.com - Teori heliosentrisme menyatakan bahwa matahari merupakan pusat alam semesta. Secara historis, konsep ini bertentangan dengan geosentrisme yang sebelumnya diyakini, yang menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta.

Tokoh geografi yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat jagat raya atau anggapan heliosentris ialah Nicolaus Copernicus. Ia mengemukakan teori ini pada abad ke-16.

Dikutip dari Buku Pintar Ruang Angkasa [2019], John Kepler memperluas konsep atau teori heliosentrisme, setelah dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus.

Konsep ini semakin diperkuat dengan penemuan teleskop oleh Galileo Galilei. Sehingga heliosentrisme berhasil mematahkan konsep geosentrisme, yang dikemukakan pada abad ke-2 SM oleh Ptolemeus.

Pengertian heliosentrisme

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], pengertian heliosentrisme merujuk pada heliosentrik, yang berarti matahari sebagai pusat tata surya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Nicolaus Copernicus, Penemu Teori Heliosentris

Kata heliosentrisme berasal dari Bahasa Yunani, yakni helios yang berarti matahari dan kentron yang berarti pusat. Maka dapat disimpulkan jika heliosentrisme merupakan teori atau konsep yang mengakui jika matahari merupakan pusat jagat raya.

Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, heliosentrisme mengasumsikan matahari sebagai pusat tata surya dan bumi serta benda langit lainnya mengitari matahari.

Sejarah heliosentrisme

Menurut Kumara Ari Yuana dalam buku The Greatest Philosophers [100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM - Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis] [2010], konsep heliosentrisme sudah ada pada abad ke-7 SM dan tercatat pada teks India kuno yang tidak diketahui siapa pengarangnya.

Pada abad ke-3 SM, Aristarchus, astronom Yunani Kuno, menyusun teori rotasi bumi serta revolusi planet Venus, Merkurius dan bumi saat mengitari matahari.

Teori miliki Aristarchus ini kemudian dikembangkan oleh Nicolaus Copernicus dalam bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium, dan dipublikasikan pada 1543.

Awalnya konsep milik Nicolaus ini tidak menuai perdebatan di masyarakat. Namun, pada 1546, banyak pihak yang mendebat bahkan mengecam teori milik Nicolaus Copernicus. Salah satunya ialah Giovanni Tolosani yang menulis kecaman terhadap teori heliosentrisme.

Baca juga: Sikap Galileo Galilei yang Bisa Dicontoh

Teori heliosentrisme yang diungkapkan oleh Nicolaus Copernicus ini diperkuat dengan penemuan teleskop serta hasil temuan data observasi oleh Galileo Galilei. Berdasarkan hasil observasinya, Galileo Galilei menjelaskan tentang adanya empat satelit jupiter.

Sebelumnya, konsep heliosentrisme juga telah diperkuat oleh John Kepler pada abad ke-16, melalui Hukum Kepler. Secara garis besar, Hukum Kepler ini menjelaskan jika:

  1. Planet memiliki lintasan berbentuk elips dengan matahari sebagai pusatnya. Sehingga planet dan benda langit mengitari matahari.
  2. Kecepatan planet saat berputar mengelilingi matahari akan melambat jika titiknya berada sangat jauh dari matahari.
  3. Waktu yang dibutuhkan planet dalam mengitari matahari dipengaruhi oleh jaraknya. Jika semakin dekat maka waktunya akan lebih singkat. Jika jaraknya semakin jauh maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Teori heliosentris adalah teori yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat dari sistem tata surya dan bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori inilah yang dianggap sebagai salah satu penemuan terpenting sepanjang masa.

Bahkan dianggap sebagai titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern, seperti yang dikutip dari buku bertajuk Manusia dan Sejarah: Sebuah Tinjauan Filosofi karya Yulia Siska.

Untuk masalah orbit, data yang diperoleh Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun, ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak konsentrik.

Teori heliosentris disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutonibus Orbium Coelestium. Namun, teori ini sempat ditolak oleh pandangan gereja dan dianggap berbahaya.

Menurut buku Pendidikan Mental Menuju Karakter Bangsa karya Imam Sibaweh, tulisan Copernicus juga dilarang untuk dipublikasikan hingga tahun 1543 atau bertepatan dengan tahun kematiannya.

Teori ini ditolak pihak gereja karena dianggap bertentangan dengan pandangan sebelumnya yang diungkapkan oleh filsuf terkenal, Aristoteles, pendukung teori geosentris.

Ilmuwan Galileo Galilei yang tertarik dengan teori heliosentris pun ikut membuktikan teori tersebut. Melalui bukunya yang berjudul Dialog Astronomi, Galileo membuat pembaca percaya bahwa matahari adalah pusat tata surya.

Dikutip dari Sang-wook Park dalam bukunya bertajuk Why? Scientific Events, Galileo telah membuktikannya dengan penelitian teleskop. Alasan dari pernyataannya adalah karena ia melihat adanya perubahan pada bintik hitam [black spot] pada matahari, satelit [bulan] yang mengorbit Jupiter, dan perubahan fasa Venus yang seperti rembulan.

Perubahan fasa venus ini ditunjukkan dengan Venus yang terlihat semakin kecil ketika mendekati bentuk bulat. Sebab Venus berada dalam jarak terjauh dengan bumi ketika Venus, matahari, dan Bumi berada dalam satu garis lurus.

Sebaliknya, Venus terlihat paling besar saat berbentuk sabit. Perubahan fasa Venus yang telah diteliti membuktikan bahwa Venus berada di depan bumi dan bersama juga mengelilingi matahari. Hingga pada akhirnya, teori bahwa matahari adalah pusat tata surya inilah yang digunakan hingga sekarang.

Teori Geosentris

Sebelum muncul teori heliosentris, teori awal yang muncul terkait dengan sistem tata surya kita adalah teori geosentris.

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli dari Yunani bernama Claudius Ptolomeus. Teori geosentris menyatakan bahwa semua objek dalam tata surya kita bergerak relatif terhadap bumi.

Dengan kata lain, menurut teori geosentris, bumi merupakan pusat tata surya. Teori ini bahkan dipercaya selama hampir 1400 tahun lamanya. Sebab, jika kita memperhatikan benda-benda langit di sekitar kita, benda-benda tersebut tampak tengah bergerak mengelilingi bumi.

Sebab itulah teori ini juga didukung oleh para ilmuwan lain seperti, Socrates, Plato, Aristoteles, Tales, Anaximander, dan Phytagoras.

Hingga kemudian ditemukan kelemahan dalam teori geosentris, yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan matahari dan bulan yang bergerak dalam jejak lingkaran mengelilingi bumi, tetapi planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur.

Nah, detikers sekarang sudah paham perbedaan antara teori heliosentris dan geosentris, bukan?

Simak Video "Ilmuwan Dapatkan Visual Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti"


[Gambas:Video 20detik]
[pal/pal]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề