Pasukan afnei dipimpin laksamana muda patterson tiba di tanjung priok-jakarta pada...

TRIBUNNEWSWIKI.COM - AFNEI [Allied Forces Netherlands East Indies] merupakan pasukan sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II, bertujuan untuk menyingkirkan segala kekuasaan Jepang atas Indonesia.

AFNEI bertugas untuk melucuti persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan mengembalikan Indonesia menjadi Hindia Belanda kekuasaan Belanda di bawah administrasi NICA [Netherlands Indies Civil Administration].

Sebagai hasil dari perjanjian Postdam, Sekutu yang diwakili oleh Inggris bertanggung jawab atas wilayah di Indonesia, yang juga termasuk wilayah di bawah naungan Komando Daerah Pasifik Barat Daya [SWPAC].

Pada 14 September 1945, Mayor Greenhalgh mendirikan kantor pusat di Jakarta.

Pada tanggal 29 September 1945, kapal penjelajah Cumberland berlabuh di Tanjung Priok.

Kekuatan ini adalah komando bawahan dari tiga divisi SEAC yang disebut Pasukan Sekutu Hindia Belanda [AFNEI].

Foto handout ini diambil pada 6 Agustus 1945 oleh Angkatan Darat AS dan dirilis oleh Hiroshima Peace Memorial Museum, menunjukkan asap berbentuk jamur dari ledakan bom atom yang dijatuhkan dari B-29 Enola Gay di atas Kota Hiroshima. Pada 73 tahun lalu, Agustus 1945, AS menjatuhkan bom Little Boy di Kota Hiroshima, Jepang, sebagai tahap akhir PD II yang menewaskan lebih dari 120.000 orang. Setelah Hiroshima, Kota Nagasaki menjadi sasaran berikutnya. [[AFP PHOTO/HIROSHIMA PEACE MEMORI] via Kompas.com]

Tiga departemen tersebut ialah:

• Divisi India ke-23 yang dipimpin oleh Mayjen D.C. Hawthorn

• Divisi India ke-5 dipimpin oleh Mayjen E.C. Marsergh

• Divisi India ke-26 dipimpin oleh Mayor Jenderal H.M. Kamar-kamar

Baca: Hari Ini Dalam Sejarah: 1 September 1939 Serangan Jerman ke Polandia Mengawali Perang Dunia II

Baca: Agresi Militer Belanda I

Setelah berhasil mengatasi masalah dengan tentara Jepang, bangsa Indonesia kemudian berhadapan dengan pasukan sekutu dari Komando Asia Tenggara atau South East Asia Command [SEAC] dibawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mountbatten.

Perwira pasukan Sekutu yang pertama kali datang ke Indonesia yaitu Mayor Greenhalgh.

Pada tanggal 14 September 1945, ia terjun payung di lapangan udara Kemayoran.

Tugas Greenhalgh yakni untuk mempersiapkan pembentukan markas besar pasukan Sekutu di Jakarta.

Kedatangannya itu disusul dengan berlabuhnya kapal penjelajah Cumberland di Tanjung Priok pada tanggal 29 September 1945.

Kapal tersebut membawa Panglima Skadron Kapal Penjelajah V Inggris, yaitu Laksamana Muda W.R. Patterson.

Pasukan sekutu yang bertugas di Indonesia diberi nama Allied Forces Netherlands East Indies [AFNEI] di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison.

Mulanya, kedatangan pasukan Sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia.

Tetapi, setelah mengetahui bahwa pasukan Sekutu [Inggris] datang dengan membawa orang-orang Belanda yang tergabung dalam Netherlands Indies Civil Administration [NICA], maka sikap bangsa Indonesia mulai berubah, menjadi memusuhinya, yang membuat situasi keamanan menjadi tidak terkendali.

Letnan Jenderal Christison telah memprediksi bahwa tugas pasukan Sekutu tidak akan berhasil tanpa bantuan dari pemerintah Republik Indonesia.

Maka dari itu, Christison melakukan perundingan dengan pemerintah Republik Indonesia dan mengakui secara De Facto negara Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945.

Sejak adanya pengakuan secara de facto tersebut, maka masuknya pasukan Sekutu ke wilayah Indonesia diterima dengan terbuka oleh para pejabat Republik Indonesia.

Pengakuan tersebut diperkuat lagi dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Christison bahwa ia tidak akan mencampuri masalah-masalah yang menyangkut status ketatanegaraan Indonesia.

Baca: NICA [Netherlands Indies Civil Administration]

Pasukan NICA 1947 [Wikiwand via Kompas.com]

Kedatangan ANFEI ke Indonesia memiliki tugas sebagai berikut:

• Menerima Penyerahan Jepang.

• Membebaskan tawanan perang dan tahanan sekutu.

• Melucuti, mengumpulkan, dan memulangkan serdadu-derdadu Jepang.

• Menegakkan dan mempertahankan keadaan untuk kemudian diserahkan kepada pemerintah sipil masing-masing.

• Mengumpulkan keterangan dan menuntut penjahat perang di muka pengadilan.

Pada tugas tersebut, khususnya poin empat bermaksud untuk mempertahankan status quo, yaitu keadaan yang berlaku sebelum pecah Perang Dunia II, di mana status Indonesia merupakan wilayah jajahan Belanda.

Sedangkan, setelah Perang Dunia II, terdapat perubahan-perubahan besar di Indonesia, salah satunya Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan dan sebuah Republik dipimpin oleh Sukarno-Hatta.

Ketika mendarat di Indonesia, Inggris menghadapi kenyataan bahwa pemerintah Jepang sudah tidak berfungsi lagi, digantikan oleh pemerintah baru, yakni Republik Indonesia [RI].

Baca: APRA [Angkatan Perang Ratu Adil]

Pertempuran 10 November di Surabaya [//www.suaramuhammadiyah.id] [//www.suaramuhammadiyah.id]

Sebelum pasukan Inggris mendarat di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan pernyataan yang bersedia untuk bekerja sama dengan tentara Inggris sebagai pasukan AFNEI, asalkan tidak ada pasukan Belanda dalam pasukan itu.

Uluran tangan pemerintah Indonesia dalam rangka usaha RI untuk menarik simpati tentara sengkutu dan opini dunia internasional agar kemerdekaan diakui.

AFNEI dibawah Letnan Jenderal Sir Philip Christison menerima tawaran kerjasama dari Indonesia.

Ia berjanji akan membawa Indonesia dan Belanda ke meja perundingan untuk menciptakan kerjasama yang baik.

Namun kedatangan AFNEI mendapat kecurigaan dari rakyat Indonesia, karena diketahui di Jakarta pasukan AFNEI mendarat bersama pasukan NICA.

Kedatangan AFNEI lantas diterima dengan sikap permusuhan oleh pemuda sehingga meletus insiden bersenjata.

Permusuhan tersebut pertama kali terjadi di Surabaya.

Kedatangan AFNEI pertama kali ke Surabaya awalnya tidak dilawan oleh TKR atau rakyat Surabaya.

Namun pada malam kedua, pasukan Inggris tanpa seizin pemerintah RI menyerbu sebuah penjara di kota dengan melepaskan para perwira sekutu berkebangsaan Belanda yang ditawan pemuda.

Kondisi itu membuat kemarahan rakyat Surabaya yang puncaknya terjadi pada 27 Oktober 1945.

Inggris menyebarkan surat selebaran dari udara yang berisi tuntutan agar orang-orang Indonesia menyerahkan senjata, mengakibatkan insiden bersenjata tidak bisa dielakkan.

Pada 28 Oktober 1945 sore, pos-pos pasukan Inggris diserang oleh pasukan pemuda.

Pertempuran hebat terjadi di Jembatan Wonokromo dan daerah sekitar Kebon Binatang Surabaya.

Pada 30 Oktober 1945 sore, insiden senjata meletus kembali di depang gedung Internatio.

Insiden itu menewaskan Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Apalagi, rombongan yang mendarat di Tanjung Perak dengan cepat menduduki tempat-tempat vital membuat rakyat Surabaya semakin anti sekutu.

Tempat-tempat yang diduduki di antaranya lapangan terbang, kantor pos, radio Surabaya, gedung internatio, pusat kereta api, pusat oto mobil.

Pasukan ini juga diduga membawa NICA yang terbukti dari keberadaan dua buah motor boat bermuatan Pasukan Serikat menembaki pos komando laut RI di Modderlust.

Baca: 17 AGUSTUS – Pertempuran 10 November Surabaya

Baca: KNIL [Koninklijk Nederlandsch Indische Leger]

[TribunnewsWiki.com/Septiarani]

Lihat Foto

Imperial War Museums

Pasukan AFNEI dengan tank menduduki Surabaya pada November 1945.

KOMPAS.com - Allied Forces Netherlands East Indies [AFNEI] adalah sekelompok pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia tanggal 29 September 1945. 

Kedatangan Pasukan Sekutu atau AFNEI ke Indonesia dipimpin oleh Sir Philip Christison. 

Pasukan AFNEI bertugas mengamankan wilayah Indonesia, yaitu Pulau Jawa dan Sumatera. 

Hal ini karena wilayah di Indonesia Timur sudah diduduki lebih dulu oleh pasukan Sekutu dalam perperangan mereka melawan Jepang. 

Baca juga: Philip Christison, Panglima Pasukan Sekutu di Indonesia

Tugas

Seiring dengan kemenangan Sekutu dalam melawan Jepang di Perang Dunia II, Pasukan Sekutu datang dan mendarat di Indonesia yang sebelumnya diduduki oleh Jepang. 

Pasukan Sekutu ini disebut Allied Forces Netherlands East Indies [AFNEI]. 

Allied Forces Netherlands East Indies [AFNEI] merupakan lembaga pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia.

AFNEI bertugas untuk menjaga perdamaian, membebaskan orang Belanda dan Eropa lainnya yang sebelumnya ditahan oleh Jepang.

Selain itu, AFNEI juga bertugas untuk mengadili pasukan Jepang yang diduga melakukan kejahatan perang selama pendudukan Indonesia. 

Pasukan AFNEI terdiri dari tiga divisi, yaitu:

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề