Penceritaan kembali yang menarik dari sebuah cerita adalah

Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. [1] Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata [2] melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya. Novalis mengamati "Eine Anekdote ist eines historisches Elemen - ein historisches Molekül oder Epigramm". [3] Sebuah monolog singkat yang diawali "Seorang pria muncul di sebuah bar ..." akan menjadi lelucon. Sebuah monolog singkat yang diawali "Setelah J. Edgar Hoover muncul di sebuah bar ..." akan menjadi sebuah anekdot. Dengan demikian sebuah anekdot lebih dekat dengan tradisi tamsil daripada dongeng yang secara terbuka diciptakan dengan karakter hewan dan tokoh manusia yang umum -- tetapi ia berbeda dengan perumpamaan dalam spesifisitas sejarah yang diklaimnya.

Anekdot terkadang bersifat sindiran alami. Di bawah rezim totalitarian di Uni Soviet berbagai macam anekdot politik tersebar di masyarakat sebagai satu-satunya cara untuk membuka dan mencela kejahatan dari sistem politik dan pemimpinnya. Mereka mentertawakan kepribadian Vladimir Lenin, Nikita Khrushchev, Leonid Brezhnev, dan pemimpin Soviet lainnya. Pada zaman Rusia modern ada banyak anekdot tentang Vladimir Putin. [4]

Kata 'anekdot' dalam [Yunani: "tidak diterbitkan", secara literal "tidak dikeluarkan"] berasal dari Procopius of Caesarea, penulis biografi dari Justinian I, yang membuat sebuah karya berjudul Ἀνέκδοτα [Anekdota, secara beragam diterjemahkan dengan Memoar yang tak diterbitkan atau Kisah Rahasia], yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana Bizantin. Secara bertahap, makna anekdot dipakai [5] untuk setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan apapun poin yang si penulis inginkan.[6]

Situs Anecdotage.com mengandung ribuan anekdot.

Kualifikasi sebagai bukti

Bukti secara anekdot yaitu sebuah catatan tidak resmi dari bukti dalam bentuk sebuah anekdot. Istilah ini sering digunakan berlawanan dengan bukti ilmiah, sebagai bukti yang tidak dapat diinvestigasi menggunakan metode ilmiah. Permasalahan dalam berargumen berdasarkan bukti secara anekdot adalah bukti anekdot tidak lah harus khusus; hanya bukti secara statistik yang dapat menentukan kekhususan sesuatu. Penyalahgunaan bukti secara anekdot adalah sebuah kesalahan logika.

Bila digunakan dalam iklan atau promosi suatu produk, jasa, atau ide, bukti secara anekdot sering disebut dengan testimoni dan dilarang dalam beberapa yurisdiksi. Istilah ini terkadang digunakan dalam konteks legal untuk menjelaskan beberapa bentuk kesaksian. Ahli Psikologi telah menemukan bahwa orang lebih memungkinkan mengingat contoh-contoh yang penting daripada contoh yang khusus.

Lihat juga

  • Nilai anekdot
  • Humor
  • Tamsil
  • Cerita
  • Fiksi bersejarah
  • Legenda
  • Ide

Catatan

  1. ^ Cuddon, J. A. [1992]. Penguin Dictionary of Literary Terms and Literary Theory, Third Ed. London: Penguin Books. p. 42. 
  2. ^ Apakah autentik atau tidak, ia memiliki verisimilitude; cf. "kepercayaan".
  3. ^ "Sebuah anekdot adalah elemen sejarah — sebuah molekul sejarah atau epigram"; kutipan tersebut adalah prasasti untuk Gossman 2003]
  4. ^ "Yatsko V. Cerita rakyat lucu dari Rusia". Samlib.ru. Diakses 2012-09-07. 
  5. ^ Kemunculan pertamanya dalam Inggris yaitu tahun 1676 [OED].
  6. ^ Ingat bahwa dalam konteks Estonian, Lithuanian, Bulgaria dan Humor Rusia anekdot mengacu kepada semua kisah lelucon singkat tanpa memerlukan asal mula kenyataan atau keadaan biografisnya.


Sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan terhadap fenomena sosial. Sebuah anekdot merupakan sarana penyampaian pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial melalui kemasan cerita lucu namun sarat makna. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata namun, seiring berjalannya waktu modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tetapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.
Anekdot terkadang bersifat sindiran alami. Di bawah rezim otoritarian di Uni Soviet berbagai macam anekdot politik tersebar di masyarakat sebagai satu-satunya cara untuk membuka dan mencela kejahatan dari sistem politik dan pemimpinnya.

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia

Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 16 Sumber: Dok. Penerbit Oleh karena itu, mereka mengajukan permohonan supaya mereka menjadi anjing. Dan sebagaimana keinginan sebelumnya, keinginan mereka dikabulkan. Ketika anjing jadi-jadian itu mendekati gadis-gadis yang sedang menumbuk padi, mereka dipukul dengan alu dan keduanya diusir. Mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan. Kali ini pun keinginan mereka dipenuhi. Setelah menjadi manusia, keduanya dipanggil oleh kepala desa untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka semakin menjadi. Dalam waktu singkat, mereka telah menjadi punggawa raja. Ke- duanya bertugas menyampaikan titah Raja siang dan malam. Bahkan mereka sengaja dibangunkan dari tidur lelap mereka untuk menunaikan tugas dari sang Raja. Tentunya kedua punggawa itu berpikir betapa menyenangkan jika menjadi Pangeran dan Putri, karena tak ada yang berani me- merintah mereka. Dan jadilah mereka Pa- ngeran dan Putri. Tetapi ternyata mereka hidup dalam kecemasan, karena Pangeran dari kerajaan seberang menyerang kerajaan mereka. Dan mereka terus-menerus dikecam oleh musuh. “Aku sangat cemas bagaimana jika kita kalah. Jika itu terjadi, kita akan dikurung dalam penjara dan harus mencari rumput untuk makanan kuda. Apa yang mesti kita lakukan? Jika aku bisa menjadi Tuhan, kita tidak akan punya musuh dan akan menjadi Maha Penguasa.” Si istri menjawab sebagaimana biasa- nya, “Apa pun keinginanmu, Suamiku.” Tetapi itulah tampaknya batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, setelah si suami mengucapkan keinginannya untuk menjadi Tuhan, suami dan istri itu kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula. Sumber: 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng, 2005 Sebelum kalian menceritakan kembali isi cerita tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi cerita tersebut. Pokok cerita yang kalian tentukan dapat kalian sarikan dari setiap paragraf cerita. Perlu kalian ingat bahwa dalam menentukan pokok-pokok cerita, kalian harus benar-benar menyarikan hal atau bagian yang sifatnya penting. Contoh pokok-pokok cerita dari cerita di atas dapat kalian perhatikan sebagai berikut. 1. Tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Jika tidak dipakai, mereka diletakkan di rak dapur istana. Segerombolan tikus memelototi mereka seolah-olah ingin memangsa kedua selop itu. 2. Suatu hari sepasang selop berbincang-bincang persis seperti suami istri. Selop suami berkata kepada istrinya bahwa mungkinkah mereka berubah menjadi tikus. Karena doanya kepada Tuhan, mereka berubah menjadi tikus. 3. Saat menjadi tikus sekalipun, mereka merasa tidak aman karena diawasi oleh kucing. Akhirnya mereka ingin menjadi kucing. Pelajaran 1 Peristiwa 17 4. Saat menjadi kucing, mereka merasa menjadi incaran anjing. Karena permohonannya dikabulkan, mereka menjadi anjing. Ketika menjadi anjing, mereka berpikir bahwa menjadi manusia pastilah sangat menguntungkan dan menyenangkan. 5. Setelah menjadi manusia, mereka terbebani untuk melakukan berbagai tugas berat. Kekecewaan mereka makin menjadi ketika menjadi punggawa raja. Lalu mereka ingin menjadi Pangeran dan Putri. Mereka pun tetap merasa hidup dalam kecemasan. 6. Mereka lalu ingin menjadi Tuhan. Namun, itu justru menjadi batas akhir permintaan mereka. Dalam sekejap, mereka kembali menjadi selop seperti sediakala, berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula. Berdasarkan pokok-pokok cerita di atas, kalian dapat menyampaikan kembali menjadi sebuah cerita. Cerita yang kalian sampaikan dapat dengan bahasa kalian sendiri. Hal yang perlu kalian ingat saat menyampaikan kembali cerita adalah keutuhan dan urutan jalan cerita. Keutuhan urutan jalan cerita harus tetap terjaga. Contoh penceritaan kembali dari cerita Do’a Sepasang Selop adalah berikut. Pada zaman dulu, tersebutlah kisah sepasang selop yang dikenakan oleh seorang pangeran. Karena perasaannya, mereka selalu merasa tidak aman dengan keadaan yang dialaminya. Mereka lalu ingin mengubah dirinya menjadi bentuk lain agar merasa aman dan nyaman. Dari bentuk sepasang selop, mereka ingin berubah menjadi tikus, lalu ingin berubah lagi menjadi kucing, lalu menjadi anjing, menjadi manusia, menjadi punggawa, dan kemudian menjadi Pangeran dan Putri. Dalam setiap keadaannya, mereka selalu saja masih merasa tidak aman dan nyaman. Lalu pada akhirnya, mereka ingin menjadi Tuhan agar dapat merasa aman dan nyaman. Namun, hal itu justru menjadi akhir dari segala perubahan mereka. Mereka tidak mungkin menjadi Tuhan. Karena ketidakterimaannya, mereka kembali pada ujud semula, yaitu sepasang selop yang berada di rak dapur tempat cerita mereka bermula. Uji Kemampuan 3 Untuk menguji kemampuanmu berkenaan dengan menceritakan kembali sebuah cerita, bacalah cerita anak “Pengorbanan Seorang Putri” dengan cermat. Setelah membacanya, coba kamu kerjakan perintah soal di bawahnya. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 18 Pengorbanan Seorang Putri Dahulu ada sepasang suami istri yang dikenal dengan sebutan Pan Tu- wung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Pan adalah sebutan bagi seorang bapak dan men adalah sebutan bagi seorang ibu. Karena mereka hanya mempunyai satu anak perempuan bernama Tuwung Kuning, maka suami istri itu disebut Pan Tuwung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Pan Tuwung Kuning mempunyai kegemaran mengadu jago. Jumlah ayam aduannya banyak sekali, sehingga memaksa istrinya untuk mengurus binatang peliharaan suaminya itu. Setiap siang suaminya hanya mengadu jago dan setiap kali selalu kalah. Hal ini membuat keadaan rumah tangga mereka menjadi kacau. Suasana menjadi tidak tenteram akibat pertikaian suami istri. Keadaan ini sukar diperbaiki, apalagi anak yang mereka idam-idamkan tidak kunjung datang. Pada suatu hari, Pan Tuwung berkata kepada istrinya, “Istriku, jika engkau mela- hirkan anak kelak dan ternyata anak kita laki- laki pula, ia akan kujadikan penggantiku. Ia akan meneruskan pekerjaanku mengadu ayam. Akan tetapi, jika anak kita itu perem- puan, ia akan kusembelih dan kujadikan makanan ayam jagoku yang tersayang.” Habis berkata demikian, hamillah istri- nya. Keadaan yang seharusnya mendatangkan kegembiraan ini, justru menyebabkan istrinya menjadi sangat kuatir dan was-was. Ia takut bahwa anak yang akan dilahirkannya seorang anak perempuan. Setiap hari selama mengandung, Men Tuwung Kuning terus berdoa kepada para Dewata agar anak yang dilahirkannya kelak adalah seorang anak laki-laki. Namun, rupanya kehen- dak Dewata lain. Setelah tiba waktunya, Men Tuwung Ku- ning melahirkan bayi perem- puan yang manis. Kebetulan Pan Tuwung Kuning sedang bepergian jauh. Orang yang mendampingi Men Tuwung Kuning pada waktu itu hanyalah ibunya. “Bagaimana kalau bayi ini disembunyikan saja di rumah saya?” kata ibu Men Tuwung Kuning. “Dengan cara itu, Pan Tuwung Kuning tidak melihat anaknya ini.” “Saya setuju saja, Bu. Bawalah dan sem- bunyikan dia di rumah Ibu,” jawab Men Tu- wung Kuning. Bayi itu dibawa pergi ke rumah ibu Men Tuwung Kuning, sedangkan yang diberikan kepada ayam jago kesayangan suaminya hanyalah ari-arinya. Malam hari suaminya baru pulang. “Ba- gaimana? Anak kita laki-laki atau perempuan?” “Perempuan,” jawab istrinya. “Di mana dia sekarang?“ sambung suaminya. “Sudah kusembelih dan kuberikan kepada ayam jagomu.” Mendengar jawaban ini, puaslah hati suaminya. Namun, malam harinya ayam jago kesayangannya berkokok, “Plak plak Ku- kuruyuk ... Men Tuwung Kuning punya anak perempuan, tetapi aku hanya diberi makan ari-arinya saja.” Ayam jago itu berkokok berulang-ulang. Mendengar itu, Pan Tuwung Kuning menjadi sangat marah dan ingin membunuh istrinya. Akan tetapi sebelum niatnya dilaksanakan, ia kembali mendengar kokok ayam jagonya. “Plak plak Kukuruyuk ... Anak Men Tuwung Kuning disembunyikan di rumah neneknya.” Pelajaran 1 Peristiwa 19 Mendengar itu, Pan Tuwung Kuning benar-benar naik darah. Ia lalu memerintah- kan istrinya agar membawa kembali putrinya dari rumah neneknya. “Jika tidak engkau lakukan,” ancamnya kepada istrinya, “sebagai gantinya engkaulah yang harus disembelih untuk makanan ayam jago kesayanganku.” Keesokan harinya Men Tuwung Kuning pergi ke rumah ibunya. Setiba di sana tercenganglah dia, karena didapati putrinya secara gaib telah menjadi seorang anak gadis remaja yang cantik dan pandai menenun kain. Ketika Tuwung Kuning mengetahui ibunya datang menjemputnya, ia berkata kepada ibunya, “Ibu, tunggu dulu sampai lusa, karena aku sedang menenun kain untuk pembungkus jenazahku nanti” Dengan perasaan yang luluh, Men Tuwung Kuning pulang dengan tangan hampa. Setibanya di rumah, ia segera dimaki- maki suaminya yang sudah gelap mata. Dua hari kemudian, dengan berat hati terpaksa Men Tuwung Kuning kembali menjemput putrinya. Di depan putrinya, Men Tuwung Kuning berkata, “Wahai, putriku Tuwung Kuning, cepat-cepatlah engkau menenun kain. Ayahmu sudah selesai mengasah pedang dan mengasah parang untuk mencabut nyawamu.” Tuwung Kuning menyambutnya dengan suara lembut, “Ibuku sayang, tunggulah dua hari lagi agar aku dapat menyelesaikan sehelai selendang untuk bekal matiku.” Dengan perasaan sedih Men Tuwung Kuning pulanglah. Setibanya di rumah, dia langsung dimaki-maki oleh suaminya, sebab tidak berhasil membawa putrinya pulang. Dua hari kemudian, pagi-pagi sekali, suaminya berangkat sendiri ke rumah mertuanya. Ia membawa sebilah pedang yang telah diasah tajam-tajam. Setiba di rumah itu, ia menjadi sangat tercegang karena melihat putrinya amat cantik, lagi pula pandai menenun kain. “Ayahku yang tercinta,” sambut Tu- wung Kuning melihat kedatangan ayahnya, “Kini Ananda telah siap memenuhi keinginan Ayah, tetapi dengan syarat sebagai berikut: Ayah harus membawa Ananda ke hutan. Setelah bertemu dengan pohon yang terbesar, di situlah Ayah boleh mencabut nyawa Ananda.” Sebelum berangkat, Tuwung Kuning mengenakan pakaian baru hasil tenunannya. “Sekarang, berhentilah. Ini pohon besar itu,” demikian perintah ayahnya. Akan tetapi, putrinya menolak. Katanya, “Ayah, Ananda tidak mau mati di sini. Pohon ini bukan yang terbesar di hutan ini.” Ayahnya menerima penolakan putrinya. Kini mereka pun meneruskan perjalanan mereka sampai mereka menemukan batang pohon yang terbesar di dalam hutan itu. “Nah, Ayah, saya sekarang sudah siap untuk mati,” kata Tuwung Kuning. “Tolong ambilkan batang pisang untuk bantal Ananda.” Permintaan putrinya itu segera dilaksa- nakan ayahnya. Setelah berbaring dengan ber- bantalkan batang pisang, Tuwung Kuning ber- kata, “Ayah, sekarang sudah dapat dimulai.” Dengan mata yang berapi-api, dihunus pedangnya untuk mulai menyembelih putrinya. Tetapi, tiba-tiba tubuh putrinya lenyap dari pandangannya dan yang terkena pedangnya hanyalah batang pisang itu. Melihat kenyataan ini, segera timbullah penyesalannya dan ia pun menangis tersedu- sedu. Sambil membawa potongan-potongan batang pisang, ia pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia bertobat kepada istri dan mertuanya. Potongan batang pisang diberikan kepada ayamnya yang tersayang, tetapi ayamnya tidak mau makan. Seketika itu, timbullah kekecewaan terhadap semua ayam jago aduannya. Semua ayam kebanggaannya dibuang. Sejak itu, ia berjanji tidak akan berjudi dan mengadu ayam lagi. Jelas, judi hanya menyengsarakan hidupnya hingga anak kandung sendiri menjadi korban. Sumber: 21 Cerita Moral dari Negeri Dongeng, 2005 Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 20 Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat menuliskan pokok- pokok pengalaman pribadi serta menuliskannya dalam buku harian dengan bahasa yang menarik, baik, dan benar. Kerjakanlah perintah soal berikut dengan cermat dan teliti di buku tugasmu 1. Tuliskanlah tema dari cerita di atas 2. Tuliskanlah pokok-pokok cerita tersebut secara urut dan utuh 3. Susunlah pokok-pokok cerita tersebut menjadi sebuah rangkaian cerita yang utuh dari awal sampai akhir 4. Ceritakanlah kembali cerita tersebut berdasarkan rangkaian pokok cerita yang kamu susun dengan bahasamu sendiri yang menarik secara tertulis 5. Ceritakanlah kembali cerita tersebut secara lisan 6. Diskusikanlah dengan teman dan gurumu berkaitan dengan penceritaan kembali yang kamu lakukan Kerjakan tugas berikut dengan cermat 1. Carilah sebuah cerita anak di dalam buku cerita anak atau majalah anak 2. Bacalah cerita anak tersebut dengan saksama 3. Tentukanlah tema cerita anak tersebut 4. Tuliskanlah pokok-pokok cerita tersebut secara urut dan utuh 5. Ceritakanlah kembali cerita tersebut berdasarkan pokok-pokok cerita yang telah kamu susun secara lisan di depan teman-teman dan bapakibu gurumu Tulislah tema dan pokok-pokok cerita di buku tugas TAGIHAN

D. Menulis Buku Harian atau Pengalaman Pribadi

Menurut kalian, apakah yang dimaksud dengan buku harian? Apakah yang dimaksud dengan buku harian adalah buku yang selalu dibawa ke mana-mana setiap hari? Bagaimanakah pandangan kalian terhadap teman yang memiliki buku harian? Sejauh mana pentingnya sebuah buku harian itu? Buku harian merupakan buku yang berisi catatan harian mengenai suatu peristiwa penting atau berkesan bagi seseorang. Jadi, tidak semua peristiwa yang dialami oleh seseorang pada suatu hari dicatat secara keseluruhan. Pelajaran 1 Peristiwa 21 Lalu, seperti apakah peristiwa yang penting atau berkesan itu? Peristiwa penting atau berkesan yaitu peristiwa yang dialami seseorang yang memiliki nilai lebih dibandingkan dengan peristiwa atau hal yang terjadi lainnya. Peristiwa atau hal penting yang berkesan dapat berupa kejadian yang bernuansa kegembiraan, sedih, lucu, maupun menyentuh perasaan. Selain kejadian hal penting dan berharga dalam kehidupan keseharian, isi buku harian dapat pula berupa munculnya sebuah pemikiran dan perasaan. Setelah sekilas memahami buku harian, dapatkah kalian menyimpulkan fungsi atau manfaat dari sebuah buku harian? Beberapa manfaat dari buku harian antara lain berikut. 1. Sebagai catatan untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan atau peristiwa yang dialami pada hari itu. Misalnya, suatu hari kalian melakukan kesalahan, maka kalian tidak akan mengu- langi kembali kesalahan tersebut. 2. Sebagai cerminan diri untuk bahan introspeksi. Misalnya, pada beberapa tahun yang lalu kalian merasa jengkel kepada ayah dan ibu karena tidak dibelikan mainan, mungkin pada saat sekarang kalian akan menyadari bahwa sikap kalian saat itu tidak benar. 3. Sebagai tempat mencurahkan perasaan, pemikiran, maupun kreativitas. Misalnya, kalian sedang merasakan suatu keje- nuhan, maka kejenuhan itu kalian tuangkan dalam bentuk puisi, cerpen, atau syair lagu di buku harian. 4. Sebagai bahan cerita kenangan atau nostalgia terhadap peristiwa masa lampau. Supaya dapat menulis buku harian yang menarik, diper- lukan latihan, kemauan, serta ketekunan. Dalam hal ini, pemilihan permasalahan dan peristiwa yang hendak dituliskan juga perlu latihan. Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam menulis pengalaman di antaranya berikut. 1. Ingatlah peristiwa atau sumber pengalaman secara mendetail berdasarkan urutan ruang dan waktu. 2. Tuliskan segala sesuatu yang melingkupi atau terkait dengan peristiwa tersebut. 3. Ingatlah kembali mengenai perasaan dan sesuatu yang ada di pikiran kalian saat mengalami peristiwa tersebut. 4. Tulislah pokok-pokok peristiwa yang akan dituangkan dalam buku harian, yang dapat digunakan sebagai kerangka. 5. Susunlah tulisan tersebut ke dalam format atau bentuk yang diinginkan. 6. Pilihlah kata yang menarik untuk menuangkan pengalaman tersebut ke dalam bentuk tulisan. Sumber: Dok. Penerbit Selintas Makna Menulis buku harian diary dapat kalian jadikan sebuah kegiatan yang bermanfaat. Di buku harian kalian dapat menumpahkan segala perasaan. Hal-hal yang tidak dapat kalian bagi dengan teman atau ayah- ibu sekalipun dapat kalian tuangkan dalam buku harian. Kalian juga dapat menghindari kesalahan untuk kali kedua dengan melihat buku harian. Buku harian juga dapat menjadi sumber ide dan inspirasi. Apalagi jika kalian terbiasa menuliskan semua pengalaman keseharian, termasuk hal-hal menarik yang kalian temui. Banyak pengarang yang berhasil menciptakan novel-novel hebat juga karena senang menuliskan semua pengalaman hidupnya dalam sebuah buku harian. Sumber: Solopos, 12 Desember 2004, dengan pengubahan Berbahasa dan Bersastra Indonesia 1 22 Minggu, 25 Februari 2007 – Liburan di rumah kakek. Hari ini mungkin menjadi hari yang sangat berharga bagiku. Betapa tidak, hari ini aku mendapatkan sebuah pelajaran yang benar-benar membuatku harus sadar pentingnya sebuah kemandirian, ketekunan, dan kesabaran. Setelah sarapan pagi, aku melihat kakek yang duduk di teras sambil menganyam bilah- bilah bambu kecil untuk membuat sebuah bakul nasi. Ya, kakek memanglah seorang perajin anyaman bambu yang menopangkan hidupnya dari menjual hasil karyanya. Bukan berarti, anak-anak kakek tak mau peduli dan enggan membantu dengan kehidupan kakek yang seperti itu. Namun kakek sendirilah yang memang berkehendak demikian. “Bukannya Kakek tidak mau mendapatkan bantuan dari anak-anak Kakek. Tapi selagi kita masih mampu, alangkah baiknya jika kita tidak selalu merepotkan orang lain,” begitu kata kakek kepadaku. Memang, hanya dalam keadaan yang benar-benar kakek tidak mampu, beliau baru meminta bantuan kepada orang lain. Aku tercenung memahami sikap kakek yang demikian. Iseng-iseng aku mencoba untuk ikut- ikutan belajar membuat sebuah bakul nasi seperti yang dibuat kakek. Wah, meski kelihatan seperti barang sepele, tapi ternyata benar-benar sebuah pekerjaan yang rumit. Berkali-kali aku mencoba menganyam, tapi berulang kali juga aku selalu gagal. Bahkan sampai-sampai bilah-bilah bambu itu rusak. Sesaat aku merasa hampir frustasi dan kesal dengan pekerjaanku. Kakek hanya tersenyum melihat sikapku yang demikian. “Coba kamu Beberapa hal penting yang tidak boleh kalian lupakan dalam penulisan buku harian yaitu 1. tanggal, tempat, serta urutan kejadian; 2. perasaan atau pemikiran kalian saat itu; 3. kemenarikan peristiwa; 4. pelajaran yang dapat kalian ambil; 5. orang-orang yang terlibat. Perhatikanlah contoh-contoh catatan buku harian berikut beserta penjelasannya agar kalian dapat lebih memahami cara menulis buku harian Senin, 19 Februari 2007 – Saat berangkat sekolah di lampu merah Jalan Kemakmuran. Hatiku gundah, kepada mereka yang menengadahkan tangan di lampu merah dan kaca-kaca mobil yang masih pagi, dalam kepapaan di usia yang meskinya mereka bermain dengan ceria, yang meskinya mereka duduk di bangku sekolah untuk belajar menulis dan membaca. Tuhan, tolonglah mereka, atau tolonglah aku agar dapat merangkulnya untuk belajar bersama. Contoh 1 Contoh 2

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề