menunjukkan adanya kesesuaian antara objek-objek yang berbeda. Kedua adalah keserasian bentuk yang merupakan jenis keserasian adanya kesamaan
antara visual yang ada pada suatu karya seni rupa. Contoh dari keserasian objek adalah benda-benda alat kantor menjadi objek gambar. Sedangkan
contoh keserasian visual adalah bentuk benda kubistis yang beragam dikomposisikan menjadi satu kesatuan.
c. Prinsip Irama
Sipahelut 1991:20 menjelaskan bahwa kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian satu ke bagian lain pada suatu benda, atau dari unsur
satu dengan yang lain dalam sebuah susunan atau komposisi disebut dengan irama rhythm. Irama merupakan gerakan peralihan yang berkesinambungan
teratur dan serasi Iswidayati, 2006:28. Dapat dipahami bahwa irama merupakan kesan gerak yang kerkelanjutan dan berkesinambungan serta
serasi.
d. Prinsip Keseimbangan
Keseimbangan adalah kesamaan bobot antar unsur-unsurnya. Adapun yang dimaksut unsur disini adalah unsur yang ditata dengan perbandingan
yang seimbang walaupun bentuk maupun ukuranya tidak sama namun nilainya dapat sama Djati,1996:18. Keseimbangan merupakan prinsip
desain yang memerlukan kepekaan rasa. Penempatan unsur seni yang seimbang memberikan kesan karya menjadi sama berat di segala tempat.
e. Prinsip Dominasi
Dominasi merupakan penonjolan atas suatu bagian yang dianggap penting dalam suatu karya seni. Sunaryo 2002:36 menyampaikan bahwa dominasi
adalah pengaturan peran atau penonjolan atas bagian lainnya dalam suatu keseluruhan yang menjadi pusat perhatian. Pengaturan peran atas bagian
lainnya ini menjadikan bagian tersebut pusat perhatian yang dominan dari keseluruhan bentuk karya seni rupa.
f. Prinsip Kesinambungan atau Proporsi
Bastomi 2003:104 berpendapat bahwa proporsi adalah ukuran yang berhubungan dengan bagian-bagian dalam satu keseluruhan. Kesinambungan
merupakan hubungan antar setiap bagian terhadap keseluruhannya agar mencapai kesesuaian sehingga diperoleh kesatuan yang memuaskan.
Perbandingan antara satu bagian satu dengan yang lainnya yang baik dan benar menentukan kesesuaian yang indah untuk dipandang.
2.2.4. Kritik
Pada saat mengapresiasi suatu karya seni, secara tidak langsung kita akan mengkritik seni yang kita lihat. Apresiasi akan menjadi kritik jika kita sajikan
dan kita komunikasikan kepada orang lain. Penyajian kritik seni yang baik, kritikus secara sadar memahami bentuk, proses, bahkan sistem yang
digunakannya untuk mencapai kesimpulan dari kritiknya. Menurut Feldman dalam Panuntun, 2012:2 dalam teori kritik seni dikenal empat tahap untuk
menyajikan kritik seni yaitu:
a. Deskripsi Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan data karya seni yang tersaji
langsung kepada pengamat. Kritikus dituntut untuk menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber pada fakta yang terdapat pada karya seni.
Dalam pembuatan deskripsi, kritikus perlu menghindari interpretasi pada karya seni yang sedang dikritiknya. Deskripsi berarti menguraikan fakta seni sesuai
dengan kenyataan sebenarnya, tanpa tafsiran yang sifatnya ilusif dan imajinatif. b. Analisis formal
Pada tahap ini tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen seni. Hasil analisis karya seni ini selanjutnya akan menjadi fakta objektif para
kritikus dalam menafsirkan karya seni. Pada dasarnya tahap analisis adalah mengkaji kualitas unsur pendukung dari amatan yang telah dihimpun pada
tahap deskripsi. c. Interpretasi
pada tahap ini kritikus berada dalam posisi untuk memutuskan apa makna seni, tema karya, nilai keindahan, masalah intelektual karya seni, dan
akhirnya menyimpulkan karya seni sebagai satu kesatuan yang utuh. Kritikus bertolak dari data deskripsi dan analisis yang telah dilakukan untuk
menghasilkan sebuah hipotesis tentang karya seni yang bersangkutan. d. Evaluasi
Evaluasi merupakan kesimpulan yang diperoleh dari deskripsi, analisis formal dan interpretasi dari kerajian yang diamati. Evaluasi
mengungkapkan kualitas atas keadaan kerajinan yang dinyatakan dalam
ungkapan yang jelas. Pengungkapan tersebut mengacu dari data visual yang didapat dari karya kerajian tersebut. tujian dari evaluasi adalah
menilai secara global suatu karya seni agar jelas akan kualitasnya.
2.3. Kerajian sebagai Kreativitas
2.3.1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan kemampuan khas yang hanya dimiliki manusia dan membedakannya dengan makluk lain. Kreativitas telah dimiliki manusia sejak
lahir dan akan berkembang dengan seiring pengalaman yang dialaminya. Pengalaman setiap manusia yang berbeda membuat setiap individu memiliki
kreativitas yang berbeda. Clar Moustakas dalam Munandar, 1999:24 menyatakan kreativitas
adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam dan dengan orang
lain. Bastomi 1981: 15 menyatakan kreativitas merupakan salah satu aspek
aktivitas jiwa atau pribadi yang mendorong manusia untuk melakukan
perbuatan sehingga mewujudkan suatu hasil.
Guilford dan parnes dalam Nasution 1999:31-32 berpendapat bahwa kreativitas melibatkan proses berfikir secara murni dan dianggap baru.
Pemikiran kreatif dapat dibangkitkan dengan masalah yang memacu dalam lima macam perilaku kreatif sebagai berikut :
1. Fluency atau Kelancaran
Kelancaran mengemukakan ide, merupakan perilaku kreatif. Pemikir kreatif selalu mempunyai gagasan baru atau dianggap baru
sehingga mampu memecahkan masalah yang dihadapi. 2.
Fleksibility atau Keluwesan Kemampuan menghasilkan ide secara cepat dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi. Karakter ini mampu berpikir cepat untuk mendapatkan gagasan kreatif.
3. Originality atau Keaslian
Kemampuan memberi respon yang unik dan luar biasa yang merupakan hasil dari pemikirannya sendiri maupun orang lain yang
telah mengalami perubahan. 4.
Elaboration atau Keterperincian Kemampuan menyatakan ide secara terperinci sehingga ide tersebut
menjadi kenyataan dan mampu menyelesaikan masalah yang dialami. 5.
Sensitivity atau kepekaan Kemampuan menangkap keadaan lingkungan dan menghasilkan
masalah sebagai respon terhadap situasi. Munandar 1999: 25-29 menguraikan konsep yang mempengaruhi
munculnya kreativitas dari berupa gagasan hingga terwujud sebagai berikut:
1. Pribadi person
Setiap orang merupakan pribadi yang unik. Setiap insan yang berakal sehat mampu memunculkan gagasan kreatif. Tingkat kreativitas
yang dimiliki setiap individu tergantung dari pengalaman yang diperolehnya.
2. Proses process
Kreativitas sebagai kemampuan yang baru atau untuk menemukan hubungan-hubungan baru antara unsur yang sudah ada sebelumnya
dalam mencapai jawaban baru terhadap suatu masalah. 3.
Dorongan press Kreativitas mampu berkembang jika ada dorongan dari dalam
maupun dari luar. Berkembangnya krativitas dipengaruhi oleh keinginan dan motivasi, lingkungana dan kebutuhan hidup.
4. Produk product
Produk kreativitas yang konstruktif akan muncul dari proses pemunculan gagasan kreatif hingga terealisasikan menjadi suatu benda
yang memiliki nilai. Kreativitas berarti keluwesan dalam berfikir atau kelancaran
menampilkan gagasan. Dapat diartikan kemampuan untuk memunculkan gagasan-gagasan baru atau melihat sesuatau dalam tata hubungan yang
baru maupun dianggap baru, atau berfikir dalam pandangan yang berbeda dari orang lain.
Kreativitas merupakan aktivitas berpikir, merasa, mengindra, daya cipta serta intuisi untuk menemukan dan mencetuskan gagasan baru atau
dianggap baru. Kreativitas adalah sesuatu yang diperoleh dari kebebasan berfikir individu, tetapi bukan berarti kebebasan yang tanpa batas.
Kreativitas selalu memerlukan batas dalam wadah atau bentuk tertentu. Dalam berkreativitas memerlukan pengendalian diri dalam diri individu.
Batasan lain dalam menuangkan kreativitas yang berkaintan dengan nilai estetika hendaknya terbatasi oleh prinsip keindahan dan prinsip
– prinsip seni.
Dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan atau daya kreasi yang muncul dari jiwa yang terekspresi dalam bentuk
gagasan atau hasil karya baru yang diperoleh melalui proses berfikir secara mendalam dan menguasai. Baru dalam hal ini diartikan dengan
menciptakan suatu yang belum pernah ada atau dianggap belum pernah ada.
a. Tahap Kretivitas
Lowenfeld dan Britain dalam Purnomo 2008:12 menjelaskan tahapan kreativitas sebagai berikut:
1. Persiapan Preparation
Minat yang kuat dan imajinasi yang muncul dalam pemikiran seseorang merupakan langkah awal dari tahapan kreativitas. Selain
itu memahami seluk beluk masalah merupakan langkah untuk memudahkan menuangkan kreativitas
2. Tahap Konsentrasi Consentration
Subjek sepenuhnya memusatkan perhatian. Dari tindakan ini diperoleh berbagai alternatif penyelesaian.
3. Inkubasi Incubation
Tahap dimana subjek telah berkonsentrasi beberapa waktu namun gagasan problematika belum muncul. Dapat digambarkan
jika seseorang mengalami kejenuhan dalam menghasilkan karya seni kemudian menenangkan diri dengan jalan-jalan dan akhirnya
menemukan gagasan baru lagi. 4.
Iluminasi llumination Tahap ini ditandai dengan munculnya gagasan penyelesaian
masalah, pengembangan hasil dari inkubasi 5.
Verifikasi Verification Tahap aktualiasai gagasan sehingga menghasilkan karya,
penyelesaian cara kerja, dan jawaban atas problematika yang dihadapi.
b. Ciri- Ciri Kreativitas
Video yang berhubungan