Penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 adalah

Herpes Simpleks: Sistem Imun yang Lemah

Cynthia Astari

Herpes simpleks merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan herpes simplex virus [HSV], terutama tipe 2. Virus herpes simpleks dikategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu virus herpes simpleks tipe 1 [HSV-1] dan virus herpes simpleks tipe 2 [HSV-2]. HSV-1 ditularkan melalui kontak oral ke oral yang dapat mencakup gejala yang dikenal sebagai "cold sores". HSV-2 adalah infeksi menular seksual yang menyebabkan herpes pada organ kelamin. Orang yang telah terinfeksi HSV-1 dan HSV-2 akan mengandungnya seumur hidup dan dapat terjangkit penyakit yang sama berulang kali, terutama dalam keadaan sistem imun yang lemah.

Pada kasus dunia, di tahun 2016 diperkirakan 3,7 miliar orang di bawah usia 50 tahun, atau 67% dari populasi, memiliki infeksi HSV-1 [oral atau genital]. Diperkirakan prevalensi infeksi tertinggi di Afrika [88%] dan terendah di Amerika [45%]. Sehubungan dengan infeksi HSV-1 genital, antara 122 juta hingga 192 juta orang berusia 15-49 tahun diperkirakan memiliki infeksi genital HSV-1 di seluruh dunia pada tahun 2016, tetapi prevalensi bervariasi secara substansial berdasarkan wilayah. Sebagian besar infeksi HSV-1 genital diperkirakan terjadi di Amerika, Eropa dan Pasifik Barat, di mana HSV-1 terus diakuisisi hingga dewasa. Sementara itu, 491 juta orang berusia 15-49 [13%] di seluruh dunia memiliki infeksi HSV-2.

Herpes simpleks dapat menyebabkan luka lecet atau borok yang menyakitkan di tempat infeksi. Infeksi dengan HSV-2 meningkatkan risiko tertular dan menularkan infeksi HIV.Gejala klinis herpes simpleks genitalis khas, berupa vesikel berkelompok, di atas dasar eritematosa, umumnya bersifat rekuren [Bonita dan Murtiastutik, 2017: 30]. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita dibanding pria dan hanya didapati pada orang-orang yang telah aktif secara seksual.

Infeksi primer HSV-2 dan HSV-1 genital sering ditandai dengan gejala sistemik dan lokal yang berlangsung lama. Gejala sistemik muncul dini berupa demam, nyeri kepala, malaise, dan mialgia. Gejala lokal utama berupa nyeri, gatal, rasa terbakar, disuria, duh tubuh vagina, atau uretra serta pembesaran dan rasa nyeri pada kelenjar getah bening inguinal [Bonita dan Murtiastutik, 2017: 33]. Infeksi HSV dapat tidak menimbulkan gejala atau asimtomatis. Transmisi dapat terjadi ketika tidak ada lesi yang tampak. Data WHO tahun 2012, di Asia Tenggara diperkirangan sejumlah 59% wanita dan 58% pria dengan herpes simpleks genitalis. Di Eropa, prevalesi herpes simpleks genitalis pada wanita sejumlah 69% dan pria sejumlah 61%. Hal ini disebabkan karena perbedaan anatomi yang menyebabkan luas permukaan mukosa di area genital yang terkena pada wanita lebih besar dibanding pada pria sehingga persepsi yang lebih tinggi dari ketidaknyamanan terhadap lesi lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada pria [Bonita dan Murtiastutik, 2017: 33].

Penyakit herpes simpleks seringkali disamakan dengan herpes zoster [atau dikenal sebagai cacar api]. Namun, pada kenyataannya kedua penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang berbeda. Penyakit herpes zoster disebabkan virus varicella zoster, sedangkan herpes simpleks diakibatkan oleh herpes simplex virus [HSV]. Penyebaran lesi pun berbeda, pada herpes zoster, lesi akan ditemukan pada satu sisi tubuh saja dan tidak akan menyeberang ke sisi lainnya. Misalnya penyebarannya hanya pada sisi kanan tubuh, berarti virus hanya menyerang wajah, punggung, atau bahkan paha sebelah kanan saja.

Pada herpes simpleks, sudah jelas luka dan penyebaran lesi akan menyerang daerah genital atau orolabial. Herpes simpleks yang menyerang organ reproduksi [penis atau vagina] disebut dengan herpes genital. Sementara herpes simpleks yang menyerang bagian wajah, terutama mulut, disebut sebagai herpes labialis. Antiviral, seperti asiklovir, famciclovir, dan valacyclovir adalah obat yang paling efektif yang tersedia untuk orang yang terinfeksi HSV. Ini dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi gejala, tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi karena virus ini bertahan di dalam tubuh manusia setelah infeksi pertama.

Referensi

Hello Sehat. 2020. Apa Bedanya Herpes Zoster dan Herpes Simplex?. Diakses dari situs //hellosehat.com/pusat-kesehatan/dermatologi/beda-herpes-zoster-dan-herpes-simplex/ pada 09 Juni 2020

Bonita, Larissa dan Murtiastutik, Dwi. 2017. Penelitian Retrospektif: Gambaran Klinis Herpes Simpleks Genitalis. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

WHO. 2020. Herpes Simplex Virus. Diakses dari situs //www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/herpes-simplex-virus pada 09 Juni 2020

03 Mei 2022, 7929 kali dilihat Berita

Virus herpes simpleks tipe 2 [HSV-2] adalah penyebab umum herpes kelamin dan HSV-1 biasanya terkait dengan luka herpes [cold sores] di sekitar mulut, tetapi kedua virus tersebut dapat mengakibatkan infeksi pada kedua tempat.

Sebagaimana dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases terbitan 15 Agustus 2006, para peneliti dari Universitas Washington di Seattle, AS, melakukan penelitian ini untuk menggambarkan pengeluaran HSV-2 melalui mulut, dubur dan kelamin di antara 59 laki-laki HIV-positif dan 50 laki-laki HIV-negatif. Kira-kira setengah dari laki-laki HIV-positif pengguna terapi antiretroviral [ART]. Para peserta mengumpulkan olesan dari mulut, kelamin dan dubur setiap hari selama paling sedikit 30 hari [rata-rata 64] berturut-turut dan HSV-2 diukur menggunakan alat PCR.

Hasil:

  • Empatpuluh empat [40,4 persen] terdeteksi HSV-2 dari olesan mulut pada sekurangnya satu hari, dibandingkan dengan 77 persen yang mempunyai pengeluaran virus dari dubur dan kelamin pada sekurangnya satu hari.
  • HSV-2 terdeteksi di mulut pada 148 dari 6422 hari [2,3 persen], sementara HSV-2 terdeteksi di kelamin pada 1110 dari 6505 hari [17 persen].
  • HSV-1 terdeteksi di mulut pada 220 dari 4018 hari [5,5 persen], sementara HSV-1 terdeteksi di kelamin pada 88 dari 4073 hari [2,2 persen].
  • Pengeluaran HSV-2 dari mulut tidak pernah dikaitkan dengan luka di mulut [yaitu tidak bergejala], tetapi sering muncul bersamaan dengan pengeluaran HSV-2 dari kelamin.
  • Duapuluh tujuh persen pengeluaran HSV-2 dari dubur dan kelamin dihubungkan dengan luka.
  • HSV-2 pada mulut dan kelamin terdeteksi pada 90 dari 148 hari [61 persen] dengan adanya pengeluaran HSV-2 dari mulut.
  • Pengeluaran HSV-2 dari mulut terjadi pada 90 dari 1110 hari [8,2 persen] dengan adanya pengeluaran HSV-2 dari kelamin dibandingkan 58 dari 5316 hari [1,1 persen] tanpa pengeluaran HSV-2 dari kelamin [P

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề