Contoh onomatope dalam bahasa Indonesia
Melansir dari situs Balai Bahasa Jawa Tengah [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan], berikut beberapa contoh onomatope dalam bahasa Indonesia:
- Onomatope dari bunyi benda
- Kentongan
Kentongan adalah alat komunikasi yang terbuat dari kayu. Ketika dipukul, alat ini akan mengeluarkan suara tong tong tong tong, sehingga dinamai kentongan. - Gong
Gong adalah alat musik tradisional yang biasanya ada dalam gamelan. Ketika dipukul, alat ini akan mengeluarkan suara gong gong, sehingga diberi nama gong.
- Onomatope dari bunyi binatang
- Tokek
Hewan ini dipanggil tokek karena ketika bersuara menghasilkan bunyi tokek tokek. - Burung tekukur
Hewan ini dipanggil burung tekukur karena saat berkicau menghasilkan bunyi kur tekukur.
- Onomatope dari suara manusia
- Suara berdecak
Suara manusia juga dapat dijadikan sumber onomatope. Salah satunya suara ketika manusia berdecak, seperti cek cek cek cek. - Suara tertawa
Selain suara berdecak, onomatope dari suara manusia juga dapat dihasilkan saat tertawa terbahak-bahak yang mengeluarkan bunyi ha ha ha ha.
Baca juga: Penulisan Kata Ganti -Ku, Kau-, -Mu, dan -Nya, Dipisah atau Disambung?
- Onomatope berupa kata kerja
Tidak hanya menghasilkan tiruan bunyi dari benda, binatang atau manusia, dalam bahasa Indonesia, onomatope juga dapat ditemui dalam bentuk kata kerja. Berikut beberapa contohnya:
- Kata cebur diambil dari bunyi benda jatuh ke air yang menghasilkan bunyi byur.
- Kata gedor diambil dari bunyi pintu dipukul keras yang menghasilkan bunyi dor.
- Kata tubruk diambil dari bunyi benda terbentur sesuatu yang menghasilkan bunyi bruk.
- Kata gebrak diambil dari bunyi tangan memukul meja yang menghasilkan bunyi brak.
Pengertian Bunyi Onomatope
Onomatope berasal dari Bahasa Yunani, Onoma yang artinya “Nama” dan poieō yang memiliki arti “Saya Lakukan”.Jika disambungkan arti onomatope adalah “Pembuatan Nama Berdasarkan Bunyinya”. Dengan kata lain pengertian onomatope adalah tiruan bunyi suara yang ditiru berdasarkan suara aslinya.
Penyebab Perbedaan Bunyi Onomatope
Bunyi onomatope dapat berbeda dari negara satu dengan negara yang lainnya, hal ini disebabkan karena sistem fonologinya. Fonologi adalah suatu jenis bidang ilmu yang mempelajari tentang perbedaan bunyi-bunyi suara yang dihasilkan oleh perilaku hewan, kegiatan manusia dan lain sebagainya yang dapat menghasilkan adanya bunyi khas.
Kegunaan Bunyi Onomatope
Pernahkah kamu mendengar bunyik efek suara saat sedang menonton film animasi atau saat kamu sedang menonton konten Youtube favoritmu? Efek suara binatang, langkah kaki manusia, suara tepuk tangan, bunyi tiruan tawa, tangis dan lain sebagainya yang pernah kamu dengar tadi merupakan bunyi onomatope. Bunyi Onomatope digunakan sebagai bunyi tiruan suara dari tokoh tertentu. Bunyi-bunyi yang dihasilkan ini dapat membuat sebuah karakter tokoh menjadi lebih hidup dalam suatu film, drama, iklan, dan video-video lainnya.
Bagi Manusia
Ragam bunyi onomatope ini merupakan bagian dari seni suara. Bayangkan saja apa jadinya menonton suatu film animasi binatang tanpa adanya suara binatang tersebut, suasana film akan terasa sangat berbeda jika dimasukan bunyi onomatope di dalamnya.
Bunyi onomatope juga sangat sering kita jumpai dalam buku novel dan cerita. Biasanya penulis sering menggambarkan suasana yang terjadi dengan penulisan bunyi-bunyi onomatope untuk menjelaskan kegiatan yang sedang dilakukan dalam cerita. Misalnya saat sang tokoh tengah berteduh di bawah warung kecil sambil menunggu hujan reda. Biasanya sang penulis akan menggambarkan bunyi tetesan air [tik tik tikkk]. Hal ini dilakukan dengan tujuan membawa sang pembaca masuk ke dalam dunia cerita yang dibuat sang penulis.
Bagi Hewan
Apa penyebab perbedaan bunyi onomatope pada hewan? Pada kasus hewan mereka dapat menghasilkan suara tertentu yang berbeda dengan suara hewan lainnya, misalnya suara anjing akan berbeda dengan suara kucing, Anjing akan mengeluarkan suara berupa “gonggongan” sedangkan kucing akan “mengeong” begitupun dengan hewan-hewan lainnya yang ada di alam ini. Adanya perbedaan suara yang dihasilkan oleh anjing dan kucing ini dipengaruhi oleh perbedaan struktur penghasil suara seperti perbedaan ukuran rongga mulut, pita suara, dan kerongkongan.
Dalam dunia hewan, perbedaan bunyi onomatope ini akan mempermudah mereka dalam membedakan spesies mereka, sehingga akan mudah bagi mereka untuk mengenali predator dan mempermudah mereka dalam berkembang biak.
Contohnya saat musim kawin kucing, kucing jantan akan mengeluarkan suara khas untuk menarik perhatian kucing betina yang ada di sekitarnya. Bayangkan saja apa jadinya jika semua suara hewan di dunia ini sama ? Tentu tidak akan menarik dan sangat membosankan.
Contoh-Contoh Onomatope
- Suara Hewan : Mengonggong, mengeong, berkicau, mendesis, dan lain sebagainya.
- Ayam : Kukuruyukkkkk
- Ular : Sttttttttttttt stttttttt stttttttt
- Tikus : Cit cittttt cittttt
- Manusia : Tertawa, menangis, sendawa, batuk, dan lain sebagainya.
- Suara Tawa : Hahahahahaha
- Tangis : Huuuhuhuhuuuuuu
- Suara Batuk : Uhukkk Uhukk Uhuk
- Suara Lain : Terjatuh, tersebur, dan lain sebagainya.
- Jatuh : Gubrak
- Letusan : Boom
- Hujan : Tik tik tikkkk
Nah bagaimana sekarang? Setelah membaca artikel ini, kamu pasti tidak bertanya-tanya lagikan apa yang menyebabkan film dan buku-buku cerita yang kita baca di rumah harus mengikutsertakan bunyi-bunyian yang digambarkan dengan tulisan. Semakin banyak kita membaca, maka semakin banyak kita tahu tentang sesuatu.
Related posts:
SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇
Penyebab perbedaan bunyi onomatope menurut Anda adalah….