perbedaan reksadana saham dan pasar uang

Walaupun sama-sama di pasar modal, namun terdapat perbedaan antara membeli saham secara langsung maupun dengan reksa dana. Mengenai perbedaan keduanya, mari simak penjelasan berikut.

Manajer Investasi mengelola portfoliomu secara detail

Setiap dana yang Anda tanam di saham atau di reksa dana saham tentu saja ditentukan oleh pihak yang bertanggung jawab untuk mengelolanya. Perbedaannya, jika Anda membeli saham secara langsung, maka Anda bertanggung jawab atas pengelolaan portofolio Anda, dari mulai pemilihan, waktu membeli, dan waktu menjual. Jika Anda membeli reksa dana saham, pengelolaan portofolio Anda akan dikelola oleh manajer investasi dengan menggunakan bantuan tim analis yang berpengalaman.

Reksa dana meminimalisir risiko investasi

Ketika nasabah memutuskan untuk mengelola portofolionya sendiri, maka nasabah akan menanggung risiko dari keterbatasan waktu, wawasan, dan kemampuan pribadi masing-masing terhadap dunia pasar modal.

Investasi lebih terjangkau

Jika ingin berinvestasi saham, setiap pembelian suatu saham mengharuskan nasabah untuk membeli minimal 1 lot [100 lembar saham]. Dengan reksa dana, Anda bisa memulai berinvestasi dengan nominal minimal Rp50.000 karena manajer investasi akan mengumpulkan uang dari berbagai investor untuk digabungkan sehingga bisa membeli saham bersama-sama.

Reksa dana tidak dikenakan pajak

Nasabah hanya cukup untuk melaporkan keuntungan yang Anda dapat dari reksa dana di dalam SPT Tahunan. Sementara saham akan dikenakan pajak sekitar 0,1% dari nilai penjualan saham. Jika Anda dapat dividen, maka Anda akan dikenakan pajak final sebesar 10%.

Baca juga:

Apa saja keuntungan berinvestasi di reksa dana?

Mengapa Investasi di Reksa Dana Daripada Membeli Langsung di Pasar Modal?

Reksa Dana saham dan Reksa Dana pasar uang merupakan jenis Reksa Dana yang cukup populer dikalangan masyarakat. Kedua jenis Reksa Dana  ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang menjadi daya tarik sendiri. Namun mana yang lebih menarik, Reksa Dana Saham atau Reksa Dana Pasar Uang?

Perbedaan antara Reksa Dana saham dan Reksa Dana pasar uang ialah pada pengelolaan dananya. Investasi Reksa Dana saham difokuskan untuk produk-produk saham. Sedangkan Reksa Dana pasar uang difokuskan untuk membeli  pasar uang misalnya deposito berjangka, Sertifikat Bank Indonesia atau SBI, sertifikat deposito maupun obligasi jangka pendek di bawah 1 tahun.

Reksa Dana Saham untuk Investor yang Berani Mengambil Risiko [Agresif]

Reksa Dana saham dikenal sebagai jenis Reksa Dana yang sangat fluktuatif namun memberikan potensi imbal hasil  tinggi. Reksa Dana Saham bisa menjadi pilihan  bagi anda yang profil risiko agresif dan memiliki tujuan investasi jangka Panjang. Tips berinvestasi pada Reksa Dana ini ialah lakukan secara konsisten dan jangka Panjang. Jangan mudah tergiur untuk menarik investasi ketika ada kenaikan harga. Kecuali jika anda mempunyai kebutuhan mendesak yang tidak bisa Anda hindari.

Reksa Dana Pasar Uang untuk Investor yang Menghindari Risiko [Konservatif]

Jika anda merupakan tipe investor yang lebih cenderung menghindari risiko atau biasa disebut konservatif, maka Reksa Dana Pasar Uang bisa menjadi pilihan. Investasi Reksa Dana Pasar Uang pas bagi Anda yang lebih cari aman dalam berinvestasi. Terutama untuk investor pemula, akan lebih bijak jika Anda mencoba jenis investasi dengan risiko rendah, seperti Reksa Dana Pasar Uang ini.

Kelebihan dari jenis Reksa Dana ini ialah tidak terdapat biaya pembelian maupun biaya penarikan [penjualan kembali]. Reksa Dana Pasar Uang juga bisa  ditujukan bagi Anda yang bertujuan untuk ‘berjaga-jaga’ yakni untuk dana darurat. Kestabilan yang dimiliki produk Reksa Dana Pasar Uang membuatnya menjadi pilihan menarik untuk dana darurat.

Namun di sisi lain, Anda harus rela jika potensi imbal hasilnya tidak sebesar  Reksa Dana Saham. High risk high return, low risk low return.

Reksa Dana Saham atau Reksa Dana Pasar Uang, Mana yang lebih pas? Untuk menentukan mana yang lebih baik antara Reksa Dana saham atau Reksa Dana Pasar Uang ialah dengan menyesuaikan profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Pemilihan jenis investasi tergantung pada investing style-nya karena setiap orang memiliki investing style masing-masing. Jadi, mana yang lebih cocok untuk Anda? Selamat Berinvestasi!

Bareksa.com – Kebanyakan kita sering dibingungkan apakah investasi di saham dan reksadana saham sama atau berbeda? Bagi kita yang awam, reksadana saham dan saham, terkesan sama, padahal sebenarnya dua hal itu merupakan hal yang berbeda.

Apa ya kira-kira perbedaan investasi di saham dan reksadana saham? Yuk simak penjelasan berikut ini :

1. Investasi di Saham

Dalam investasi saham, hal pertama yang harus diketahui adalah pengertian dari saham itu sendiri. Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Jadi, di saat kita punya keinginan untuk belajar saham, maka kita akan didorong untuk mempelajari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.

Dalam proses belajar saham, kita akan dikenalkan dengan dua metode atau cara menganalisa suatu saham. Dua metode analisa tersebut ialah analisa teknikal dan analisa fundamental.

Analisa teknikal adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar periode sebelumnya [historikal], terutama pergerakan harga dan volume.

Sedangkan analisa fundamental merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada fundamental bisnis suatu perusahaan yang menitikberatkan pada rasio keuangan perusahaan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Analisa fundamental biasa digunakan untuk membuat keputusan berinvestasi jangka panjang. Analisa fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.

Sementara analisa teknikal biasa digunakan para trader dalam hal memutuskan kapan harus membeli atau menjual suatu saham dalam waktu yang tidak lama atau dengan kata lain investasi jangka pendek.

Motivasi investor maupun calon investor dalam belajar saham tidak lain adalah ingin merasakan manisnya keuntungan atau profit yang bisa dihasilkan dari efek ekuitas ini.

Namun perlu diingat, imbal hasil tinggi tentu diiringi dengan risiko tinggi pula. Artinya dengan berinvestasi saham, kita bisa dalam waktu singkat meraih untung berlipat. Demikian juga sebaliknya, dalam waktu singkat, kita bisa rugi berlipat.

Sehingga investor maupun calon investor saham harus memperdalam pengetahuannya, bukan hanya mengenai saham, namun juga memahami bagaimana pasar bereaksi terhadap perekonomian, stabilitas keuangan perusahaan, bahkan laporan keuangan perusahaan.

2. Investasi di Reksadana Saham

Jika kita ingin mencoba terjun langsung dalam dunia investasi dan ingin segera merasakan keuntungan dari berinvestasi saham namun belum siap berinvestasi saham, maka kita perlu mempertimbangkan produk investasi yang satu ini, yakni reksadana saham.

Hal ini dikarenakan reksadana saham merupakan produk investasi yang dapat memberikan imbal hasil yang juga menggiurkan. Ini karena reksadana saham dalam kebijakan investasinya mengalokasikan minimal 80 persen aset portofolionya pada efek bersifat ekuitas [saham].

Namun bila dibandingkan dengan investasi langsung di saham, reksadana ini menghasilkan imbal hasil yang lebih rendah namun dengan risiko yang lebih rendah pula. Hal ini dikarenakan adanya diversifikasi pada pengelolaan reksadana saham.

Sebagai gambaran, berikut kinerja top 5 reksadana saham imbalan tertinggi di Bareksa sepanjang tahun berjalan per 9 September 2021 :

Sumber : Bareksa.com

Dapat dilihat 5 besar reksadana saham imbalan tertinggi yang tersedia di aplikasi reksadana terbaik, Bareksa, mencatatkan imbalan antara 8,49 persen hingga 23,6 persen sepanjang tahun berjalan.

Peringkat pertama ditempati reksadana saham Manulife Saham Andalan, reksadana kelolaan PT Manulife Aset manajemen Indonesia [MAMI] yang merupakan perusahaan manajemen investasi terbesar di Indonesia.

Imbalan 23,6 persen dalam waktu kurang 9 bulan bisa diraih investor, jika berinvestasi di Manulife Saham Andalan sejak akhir tahun lalu. Nilai keuntungan tersebut cukup menarik, karena sepanjang tahun ini pasar tengah bergejolak akibat gelombang II pandemi Covid-19 dan tren suku bunga rendah.

Seperti apa pengelolaan reksadana?

Dalam pengelolaannya, investasi pada produk reksadana dikelola oleh manajer investasi [MI] yang handal dan berpengalaman di bidangnya. Sehingga produk reksadana dapat menjadi pilihan investasi yang tepat bagi investor pemula yang belum memiliki pengalaman atau pengetahuan cukup dalam berinvestasi.

Dalam konteks perencanaan keuangan, reksadana saham cocok untuk calon investor dengan profil risiko agresif, mampu menerima risiko fluktuasi harga, dan memiliki jangka waktu investasi di atas 5 tahun.

Selain reksadana saham, produk reksadana juga tersedia dalam beragam jenis, antara lain reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana terproteksi, reksadana indeks dan ETF. Berbagai jenis reksadana tersebut menghasilkan imbal hasil yang berbeda serta risiko yang berbeda pula.

Sehingga dalam berinvestasi di reksadana, kita dapat memilih jenis reksadana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi kita.

Sementara untuk calon investor yang memiliki keahlian, waktu dan ketertarikan yang mendalam mengenai dunia pasar modal, dapat langsung berinvestasi pada saham.

Hal yang paling penting dari investasi saham dan reksadana saham adalah kesiapan untuk menerima risiko fluktuasi harga.

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề