perbedaan tipes dbd dan malaria



Jakarta. Tifus dan Demam Berdarah Dengue [DBD] memiliki gejala khas yang sama, yakni demam tinggi selama berhari-hari. Tak heran masih banyak yang keliru mengganggap tipus adalah DBD, demikian pula sebaliknya. Kemiripan gejala tifus dan DBD kerap mengelabui banyak orang. Bahkan orang yang pernah punya pengalaman dengan tipus pun masih bisa salah duga. Tifus dan DBD memang memiliki gejala khas yang sama, yakni demam. Tapi ada perbedaan di antara keduanya. Misalnya, demam pada DBD berlangsung sepanjang hari, sedangkan pada tifus hanya pada waktu tertentu seperti sore dan malam. Jika merasa demikian, ada baiknya segera ke dokter untuk mendapat pemeriksaan yang pasti dan penanganan yang tepat. Berikut perbedaan gejala DBD dan tipus secara umum yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber : 1. Demam pada DBD berlangsung sepanjang hari, tidak hanya sore dan malam seperti pada tifus. Demam pada tifus biasanya akan disertai nyeri kepala hebat hingga bisa terjadi gangguan kesadaran seperti meracau. Tidak heran jika banyak orang pedesaan yang menyangka tifus adalah salah satu bentuk klenik yaitu kerasukan roh jahat. 2. Pada tifus tidak terjadi shock jika belum terjadi komplikasi. Pada DBD, shock bisa terjadi bahkan terbilang sering terjadi. 3. Pada DBD, terdapat nyeri pada ulu hati yang sangat khas. Nyeri ini bukan seperti gejala maag. Pada tifus, hanya terdapat rasa tidak enak pada perut, tapi tidak sampai nyeri hebat. 4. Pada tifus, kemungkinan terdapat bibir kering, merah pada tepi lidah dan tengahnya berlapis putih. Pada DBD tidak terdapat gejala tersebut. 5. Pada tifus mungkin ada bintik merah, tapi hanya di bagian dada dan bukan merupakan bintik pendarahan. Pada DBD, bintik merah terjadi akibat pendarahan dan bila ditekan, bintik merahnya tidak pudar. 6. Tifus bisa terjadi sepanjang tahun. Tidak musiman seperti DBD. Pada tifus, tidak memerlukan kehadiran nyamuk. Hanya saja, tifus sering terjadi setelah kejadian banjir. Ini karena kebersihan lingkungan setelah banjir bisa dibilang jorok. 7. Tifus penyakit lumrah di Indonesia, dan tidak mematikan seperti DBD. Jika diobati dan pengobatannya tuntas, tifus umumnya sembuh. Hanya satu dari 20 kasus tifus menjadi carrier tifus, dan sebagian kecil saja dari yang tak diobati berkomplikasi usus bocor atau infeksi menjalar ke kandung empedu. Namun, DBD yang terlambat ditangani dengan infus atau transfusi, sering berakhir fatal. 8. Tifus mudah ditangani, tak perlu perawatan khusus kalau masih tahap awal dan belum komplikasi. Pada DBD sering tak terduga jika proses perdarahannya berlangsung di organ dalam. 9. Mencegah tifus cukup dengan makan dan minum lebih bersih, membiasakan cuci tangan, dan terhadap es batu yang diproduksi pabrik, telur bebek, kura-kura, produk laut, semua jajanan yang dipegang tangan [food handling]. Kiat melawan DBD cuma soal menyingkirkan jentik nyamuk dan nyamuk betina dewasa di wilayah sedang terjangkit, bukan lantaran tidak bersih. [Michael Metekohy] Editor: Adi Wikanto

  • Demam Berdarah Dengue
  • Sakit Tifus


tirto.id - Demam yang naik turun sering menjadi pertanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi yang kurang baik.

Ketika mengalami demam dan suhu tubuh meningkat, tubuh artinya sedang berperang dan mempertahankan diri melawan virus atau bakteri yang bisa menyebabkan penyakit. Lalu apa saja daftar penyakit dengan gejala demam naik turun? Berikut uraiannya:

1. Malaria

Jika seseorang sering mengalami kedinginan dan demam pada saat yang bersamaan, hal ini adalah gejala umum yang menandakan seseorang terkena malaria.

Menurut laman Medical News, seseorang yang terkena malaria akan mengalami tiga tahap, yakni tahap badan kedinginan, tahap tubuh demam, serta tahap berkeringat.

Kebanyakan penderita malaria adalah seseorang yang baru saja mengunjungi negara atau daerah yang sedang terpapar malaria. Karenanya, jika mengalami tiga tahapan di atas, segera hubungi dokter terdekat.

2. Tifus [tipes]

Demam yang naik turun bisa jadi pertanda penyakit tifus. Tifus [tipes] atau demam tifoid biasanya disebabkan oleh infeksi dari bakteri salmonella typhi yang penyebarannya terjadi karena makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.

Selain itu, masalah air bersih yang terbatas dan sanitasi yang tidak baik juga jadi penyebab seseorang bisa terkena tifus.

Saat terinfeksi bakteri ini, badan akan mengalami demam naik turun selama satu hingga dua minggu yang disertai dengan gejala sulit Buang Air Besar [BAB], nyeri perut, dan diare.

Segeralah periksa diri ke dokter saat tubuh mengalami tanda-tanda tersebut, agar penderita mendapatkan perawatan yang tepat.

3. DBD

Seseorang yang terinfeksi demam berdarah juga mengalami gejala demam yang naik turun. DBD adalah penyakit menular akibat infeksi virus dengue yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti.

Penderita DBD di Indonesia menurut data Kementerian Kesehatan [Kemenkes] hingga 3 Februari 2019 adalah sebanyak 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, dan Kupang.

Kasus DBD di berbagai daerah mengalami peningkatan khususnya saat musim pancaroba, terutama memasuki awal musim penghujan.

Penyakit ini memiliki gejala awal seperti tubuh menggigil, muncul bintik-bintik kemerahan di kulit, dan wajah memerah yang bisa berlangsung selama 2-3 hari. Kemudian penderita juga mengalami demam yang naik turun dan suhunya bisa sangat tinggi mencapai 40° celcius atau lebih.

4. Hipotermia

Situs HealthLine menyebutkan, istilah hipotermia mengacu pada perasaan kedinginan tanpa sebab yang jelas, lalu merasa demam dan menyebabkan tubuh menggigil atau gemetar.

Seseorang yang mengalami hipotermia biasanya karena berada di tempat yang sangat dingin, seperti di laut atau saat berada di luar ruangan dengan cuaca ekstrem. Hipotermia juga bisa terjadi saat seseorang mengenakan pakaian yang lembab atau basah.

Hipotermia akan hilang ketika tubuh memanas, gejalanya meliputi mati rasa pada tubuh, perubahan warna kulit, bicara tidak jelas, rasa kantuk yang ekstrem, sensasi menyengat atau terbakar, terutama di jari, kaki, telinga, atau hidung.

Segeralah cari bantuan medis segera jika mencurigai terkena hipotermia atau radang dingin.

5. Keracunan obat

Saat mengonsumsi obat dengan dosis yang tak sesuai, seseorang kemungkinan juga bisa mengalami demam yang naik turun. Selain itu, mengonsumsi berbagai obat secara bersamaan seperti herbal, suplemen atau obat lainnya tidak sesuai anjuran dokter akan membuat seseorang jadi keracunan obat.

Oleh sebab itu, selalu baca informasi efek samping dari obat sebelum terjadi keracunan, tetapi jika sudah terlanjur, segera ke dokter untuk mendapatkan pertolongan secepatnya.

6. Malnutrisi

Malnutrisi terjadi ketika tubuh kekurangan nutrisi yang diperlukan. Kondisi ini akan memengaruhi kemampuan tubuh menyerap nutrisi dengan benar, atau gangguan makan, seperti anoreksia. Tanpa keseimbangan nutrisi yang tepat, maka tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik.

Gejala akibat penyakit ini di antaranya sering mengalami demam yang naik turun, kelelahan, sulit berkonsentrasi, kulit pucat, sering pusing dan pingsan, kesemutan, dan pada wanita akan mengalami siklus mentruasi yang tak teratur.

Ini merupakan kondisi yang serius, karenanya segera konsultasikan ke dokter agar mendapat perawatan yang tepat.

Baca juga:

  • Kenali Penyakit Chikungunya yang Punya Gejala Mirip Demam Berdarah
  • Mengenal Demam Tifoid: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatannya

Baca juga artikel terkait MALNUTRISI atau tulisan menarik lainnya Dewi Adhitya S. Koesno
[tirto.id - tha/agu]


Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề