adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air [hidrofobik] tetapi larut dalam pelarut organik.[1] Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang.[1] Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi [petroleum] atau produk olahannya: minyak tanah [kerosena].[1] Namun, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan [misalnya minyak goreng], sebagai bahan bakar [misalnya minyak tanah], sebagai pelumas [misalnya minyak rem], sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian [misalnya minyak nilam].[1]
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter [C2H5OC2H5], Kloroform [CHCl3], benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.[1]
Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”.[1] Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester.[1] Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol.[1] Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.[1]
Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan [minyak nabati] dan hewan [minyak hewani], dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan [minyak bumi].[2]
Minyak tumbuhan dan hewan
Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid.[2] Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak.[2] Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat