Praktek kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan oleh Belanda Indonesia dalam bidang ekonomi

tirto.id - Perubahan tatanan sosial, politik, dan ekonomi pada abad ke-15 di Eropa memberikan pengaruh signifikan bagi negara-negara Eropa.

Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan imperium Turki Utsmani yang menguasai wilayah perdagangan Internasional, yakni Konstantinopel.

Saat itu, Utsmani membuat peraturan yang ketat dalam perdagangan dan menyebabkan pedagang-pedagang Eropa memutuskan untuk mencari wilayah baru.

Peristiwa ini pun dikenal dengan sebutan penjelajahan samudera. Penjelajahan ini digagas oleh Portugis ke wilayah Timur.

Dalam penjelajahan tersebut, Portugis membawa semangat 3G [Gold, Glory, dan Gospel]. Semangat 3G inilah yang kemudian menjadi landasan negara-negara Eropa lain, seperti Spanyol, Belanda, dan Inggris ikut serta menjelajahi dunia bagian Timur.

Salah satu yang merasakan pengaruh dari penjelajahan samudera bangsa-bangsa Barat ialah Indonesia [Nusantara].

Sejak 1510, Indonesia tepatnya di Maluku telah didatangi oleh orang Portugis bernama Alfonso d’Albuquerque.

Kedatangan bangsa Barat, kemudian berlanjut ketika Spanyol mendarat di Maluku 1521, Belanda mendarat di Banten 1596, dan Inggris pada 1811.

Kedatangan mereka ke Nusantara sudah pasti memberikan dampak ke berbagai bidang kehidupan masyarakat. Berikut ini disajikan dampak kolonialisme dalam bidang sosial dan ekonomi.

Dampak dalam bidang sosial

Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia, karya Anik Sulistiyowati [2020: 6], disebutkan bahwa salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat yang menganut agama Katolik dan Protestan.

Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-1547.

Sementara itu, agama Protestan baru menyebar pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles.

Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands Zendeling Genootschap [NZG], yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab.

Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.

Selain itu, Anik Sulistiyowati [2020: 6-7], menyebutkan dampak sosial lain yang dirasakan masyarakat yakni sebagai berikut:

1. Adanya kelompok sosial berdasarkan golongan timur asing, golongan eropa, dan golongan pribumi.

2. Terjadinya mobilitas sosial berupa transmigrasi demi memenuhi kebutuhan tenaga kerja di beberapa daerah.

3. Munculnya golongan buruh dan majikan, karena berdirinya pabrik-pabrik perusahaan maupun perkebunan.

4. Muncul kaum elit terdidik yang awalnya ditujukan untuk pemenuhan pegawai pemerintahan, tetapi seiring berjalannya waktu kaum ini berpengaruh terhadap pergerakan di Indonesia.

5. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam kepada rakyat oleh pemerintah kolonial Belanda.

Dampak dalam bidang ekonomi

Masih dari Anik Sulistiyowati [2020: 7], salah satu dampak dalam bidang ekonomi yang pengaruhnya bertahan hingga saat ini ialah diperkenalkannya uang sebagai alat tukar atau sistem pembayaran.

Diperkenalkannya uang sebagai alat tukar membuat pemerintah kolonial Belanda menerbitkan sistem perbankan dengan mendirikan De Javasche Bank di Batavia pada 1828 sebagai bank modern pertama di Indonesia.

Dirangkum dari Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia [2020: 7-8], beberapa dampak kolonialisme dalam bidang ekonomi, yaitu:

1. Sistem perekonomian bergeser dari pertanian ke perkebunan.

2. Terjadinya monopoli perdagangan yang tidak sehat.

3. Diterapkannya sistem tanam paksa yang memperkenalkan masyarakat terhadap tanaman baru. Namun, sistem ini juga memberikan dampak negatif karena rakyat mendapatkan tekanan dalam mengelola perkebunannya.

4. Diterpakannya sistem pemungutan pajak hasil bumi.

5. Perkembangan perkebunan membuat pemerintah kolonial membangun infrastruktur, seperti pembangunan jalan Anyer-Panarukan.

6. Pembangunan fasilitas publik, seperti kantor, rumah sakit, dan sistem transportasi.

Baca juga:

  • Tradisi dan Kritik Veganisme: Jejak Kolonialisme dan Krisis Iklim
  • Cara Belanda Peralat Tionghoa sebagai Kepanjangan Tangan Kolonial

Baca juga artikel terkait SEJARAH atau tulisan menarik lainnya Alhidayath Parinduri
[tirto.id - hdy/adr]


Penulis: Alhidayath Parinduri
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Alhidayath Parinduri

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Imperialisme adalah suatu sistem politik yang tujuannya adalah menjajah bangsa atau negara lain demi untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan secara sepihak yang jauh lebih besar. Sementara yang dimaksud dengan kolonialisme adalah tindakan penguasaan atas suatu wilayah dan penduduk suatu bangsa dengan tujuan yang sifatnya militer juga ekonomi.

Penjajahan bangsa Barat dan Jepang di Indonesia adalah contoh nyata kolonialisme dan imperialisme sebab tujuan penguasaan atas sejumlah wilayah di nusantara adalah untuk memperluas kekuasaan dan mendapatkan keuntungan ekonomi. Periode panjang penjajahan di sebagian wilayah Indonesia seringkali menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia, munculnya berbagai perlawanan dari para tokoh Bangsa Indonesia membuat gambaran betapa banga kita bukan bangsa yang diam saja ketika mengalami penindasan, berbagai periode penjajahan dari bangsa Belanda yang digambarkan di garis waktu di bawah ini, semuanya memunculkan respon perlawanan dari Bangsa Indonesia.

Akibat adanya rasa-rasa tertekan yang muncul akibat diskriminasi, bangsa Indonesia mulai melakukan beberapa kegiatan sebagai respon terhadap kolonialisme dan imperialisme. Respon bangsa Indonesia dapat dilihat dari berbagai bidang. Berikut beberapa contoh dari respon bangsa yang dilansir dari laman Kemdikbud.go.id.

Baca Juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Politik

Adanya penjajahan dari bangsa Eropa, terutama Belanda memulai pemahaman Indonesia terhadap lepasnya dari penjajahan. Para pendahulu melakukan masa pergerakan nasional di Indonesia dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional [1908-1942], dibagi dalam tiga tahap berikut.

  1. Masa penyusunan [1908 – 1920] berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
  2. Masa radikal/nonkooperasi [1920 – 1930], berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia [PKI], Perhimpunan Indonesia [PI], dan Partai Nasional Indonesia [PNI].
  3. Masa moderat/kooperasi [1930 – 1942], berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Ekonomi

Pada masa Belanda, bangsa Indonesia mulai mengenal industri pertambangan dengan dibukanya kilang minyak bumi di Tarakan Kaltim oleh Belanda. Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan. Kemudian, adanya eksploitasi di bidang ekonomi, berupa monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Pembentukan VOC tidak ada yang menguntungkan bagi rakyat Indonesia kebanyakan. Hanya segelintir pihak yang mendapat keuntungan, yaitu elit bangsawan yang menjadi kepanjangan dan kaki tangan pemerintah Belanda maupun penguasa VOC. Berikut contoh respon perlawanan terhadap sistem monopoli dari VOC tersebut.

Page 2

17 Kain Tradisional Khas Indonesia

Selasa, 19 April 2022 | 15:24 WIB

Karakteristik dan Jenis Kain Rayon

Selasa, 19 April 2022 | 15:13 WIB

25 Jenis-Jenis Kain Bahan Pakaian

Selasa, 19 April 2022 | 13:45 WIB

Pengertian dan Contoh Kalimat Sumbang

Minggu, 17 April 2022 | 21:59 WIB

9 Tari Tradisional Khas Kalimantan Utara

Sabtu, 16 April 2022 | 21:50 WIB

11 Tari Tradisional Khas Kalimantan Tengah

Sabtu, 16 April 2022 | 21:47 WIB

Page 3

Imperialisme adalah suatu sistem politik yang tujuannya adalah menjajah bangsa atau negara lain demi untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan secara sepihak yang jauh lebih besar. Sementara yang dimaksud dengan kolonialisme adalah tindakan penguasaan atas suatu wilayah dan penduduk suatu bangsa dengan tujuan yang sifatnya militer juga ekonomi.

Penjajahan bangsa Barat dan Jepang di Indonesia adalah contoh nyata kolonialisme dan imperialisme sebab tujuan penguasaan atas sejumlah wilayah di nusantara adalah untuk memperluas kekuasaan dan mendapatkan keuntungan ekonomi. Periode panjang penjajahan di sebagian wilayah Indonesia seringkali menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia, munculnya berbagai perlawanan dari para tokoh Bangsa Indonesia membuat gambaran betapa banga kita bukan bangsa yang diam saja ketika mengalami penindasan, berbagai periode penjajahan dari bangsa Belanda yang digambarkan di garis waktu di bawah ini, semuanya memunculkan respon perlawanan dari Bangsa Indonesia.

Akibat adanya rasa-rasa tertekan yang muncul akibat diskriminasi, bangsa Indonesia mulai melakukan beberapa kegiatan sebagai respon terhadap kolonialisme dan imperialisme. Respon bangsa Indonesia dapat dilihat dari berbagai bidang. Berikut beberapa contoh dari respon bangsa yang dilansir dari laman Kemdikbud.go.id.

Baca Juga: Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Politik

Adanya penjajahan dari bangsa Eropa, terutama Belanda memulai pemahaman Indonesia terhadap lepasnya dari penjajahan. Para pendahulu melakukan masa pergerakan nasional di Indonesia dengan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional [1908-1942], dibagi dalam tiga tahap berikut.

  1. Masa penyusunan [1908 – 1920] berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
  2. Masa radikal/nonkooperasi [1920 – 1930], berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia [PKI], Perhimpunan Indonesia [PI], dan Partai Nasional Indonesia [PNI].
  3. Masa moderat/kooperasi [1930 – 1942], berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.

Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia

Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Ekonomi

Pada masa Belanda, bangsa Indonesia mulai mengenal industri pertambangan dengan dibukanya kilang minyak bumi di Tarakan Kaltim oleh Belanda. Belanda membangun rel kereta api untuk memperlancar arus perdagangan. Kemudian, adanya eksploitasi di bidang ekonomi, berupa monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Pembentukan VOC tidak ada yang menguntungkan bagi rakyat Indonesia kebanyakan. Hanya segelintir pihak yang mendapat keuntungan, yaitu elit bangsawan yang menjadi kepanjangan dan kaki tangan pemerintah Belanda maupun penguasa VOC. Berikut contoh respon perlawanan terhadap sistem monopoli dari VOC tersebut.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề