Proses pembuatan garam dari air laut dengan cara menguapkan air dengan radiasi panas matahari adalah

Laut merupakan salah satu kenampakan alam yang tidak ada habisnya. Laut pun juga memberi manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan. Lautan terdiri dari kumpulan air asin dengan jumlah yang banyak dan dapat menggenangi dan membagi daratan.

Memiliki rasa yang asin, tentu membuat air laut kerap dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satunya sebagai pembuatan bumbu dapur, yakni garam.

Garam merupakan bahan dapur yang terbuat dari air laut dan dapat digunakan sebagai perisa makanan saat memasak. Air laut diolah dan menjadi sebutir garam dengan bentuk kristal.

Proses pembuatan garam ini hanya dapat dilakukan di wilayah pantai atau wilayah yang dekat dengan lautan. Para petani garam mengumpulkan air laut sebanyaknya dan diubah menjadi bentuk kristal.

Lalu, bagaimana proses pembuatannya? Adakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan garam?

Berikut Popmama.com sudah merangkum informasi lengkapnya untuk Mama.

1. Mengumpulkan air laut

Pexels/Kellie Churchman

Langkah pertama dalam membuat garam adalah dengan mengumpulkan air laut terlebih dahulu. Para petani garam biasanya mengalirkan air laut menuju arah yang lebih luas dan sudah disediakan.

Dalam mengumpulkannya menggunakan teknik pasang surut. Hal ini dianggap lebih mudah dan dapat menghemat waktu dan tenaga. Namun, dalam pengumpulan menggunakan cara ini harus dilakukan secara benar.

Ini dilakukan agar jumlah air laut yang terkumpul dapat sesuai dengan keinginan atau target yang sudah ditetapkan. Selain teknik pasang surut, juga dapat dilakukan dengan cara manual seperti menggunakan ember atau jerigen.

Tetapi, cara ini tentunya akan memakan banyak waktu serta membutuhkan tenaga yang lebih ekstra.

Setelah air laut terkumpul, maka proses yang dilakukan selanjutnya adalah proses penjemuran air laut menjadi kristal.

2. Menjemurkan air laut terlebih dahulu

Pexels/Quang Nguyen Vinh

Air laut yang sudah dikumpulkan kemudian akan dijemur dibawah terik sinar matahari langsung. Pada saat penjemuran ini akan terjadi proses penguapan.

Air laut akan menguap sehingga menyisakan butiran-butiran yang disebut dengan kristal. Kristal inilah yang nantinya akan di panen dan dijadikan sebuah garam.

Pada proses penjemuran ini pun dilakukan dengan tidak sembarangan. Hal ini karena para petani garam akan bergantung pada sinar cahaya matahari yang ada pada saat itu.

Jika cahaya matahari tidak panas dan terik, maka proses penjemuran pun tidak akan maksimal.

Setelah proses penjemuran ini selesai, maka kemudian yang dilakukan adalah proses memanen garam.

3. Memanen garam

Pexels/Quang Nguyen Vinh

Seluruh proses dalam pembuatan garam ini memerlukan waktu sekitar 30 hari atau 1 bulan lamanya. Setelah melewati proses selama satu bulan, maka garam yang dijemur tersebut akan berubah dan membentuk kristal.

Setelah garam membentuk kristal, pada saat inilah waktu yang tepat untuk memanennya. Garam yang sudah siap panen ini nantinya akan memiliki warna putih dan memiliki bentuk seperti kristal yang kecil.

Pada proses pembuatan garam ini, para petani akan bergantung dengan beberapa faktor, salah satunya adalah cuaca. Hal ini terjadi agar garam yang dibuat dapat menghasilkan proses yang sempurna.

EDITORS' PICKS

  1. 7 Rekomendasi Tablet 3 Jutaan Untuk Anak
  2. 7 Aktivitas Sensorik untuk Mendorong Perkembangan Anak Autis
  3. Waspada, Ini Gejala Diabetes Tipe 2 pada Anak

Faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan garam

Dalam proses pembuatannya, tentu akan bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor ini menjadi penentu dalam pembuatan proses garam. Apabila beberapa faktor ini kurang baik maka juga akan bergantung pada proses garam yang dihasilkan.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhidalam proses pembuatan garam adalah sebagai berikut.

1. Air laut

Pexels/Sebastian Voortman

Faktor pertama yang mempengaruhi dalam proses pembuatan garam adalah kualitas dari air laut. Air laut yang digunakan harus memiliki kualitas yang bagus sehingga akan menghasilkan garam dengan kualitas yang baik pula.

Alasan ini lah yang membuat tidak semua tempat di pesisir pantaidapat digunakan untuk memproduksi garam.

Tingkat dari keasaman air laut juga harus diperhitungkan. Pada prosesnya, tidak dapat dilakukan di pesisir pantai yang wilayahnya dekat dengan muara sungai.

Hal ini karena air laut dan air tawar ini sudah tercampur, sehingga akan memberikan kualitas garam yang tidak terlalu bagus.

2. Cuaca

Pexels/Dua Chuot

Faktor kedua yang mempengaruhi proses dalam pembuatan garam adalah cuaca. Adanya kondisi angin dan suhu sangat memegang peran yang sangat penting pada saat penjemuran.

Dengan adanya angin yang kencang tentu akan membantu proses penguapan ini menjadi lebih cepat. Tidak hanya angin, suhu udaranya pun juga memegang peran penting pada proses ini.

Selain itu, faktor lainnya adalah kondisi cuaca. Apabila sedang mengalami cuaca dengan kondisi yang buruk tentu akan menghambat proses penjemuran ini terjadi, seperti saat terjadinya turun hujan.

Apabila berada pada musim kemarau yang cukup panjang, tentunya hal ini akan menguntungkan para petani garam. Ini karena proses penguapan dan penjemuran pun akan menjadi lebih cepat.

Selain itu, garam yang dihasilkan pun juga akan lebih banyak.

3. Tanah

Pexels/Quang Nguyen Vinh

Faktor terakhir yang mempengaruhi proses pembuatan garam adalah kondisi dari tanah. Setelah pengumpulan air laut, maka kemudian akan dilakukan penjemuran. Penjemuran ini dilakukan di lahan yang luas dan tidak diberi alas.

Hal ini tentu juga akan membuat tanah menyerap air laut dalam proses pembuatannya.

Tanah bersifat porositas [daya serap] dan berpengaruh pada proses pembuatan garam, terutama pada proses pembuatan garam secara tradisional.

Apabila proses penyerapan air laut ke tanah lebih cepat dari pada proses pembentukan atau penguatannya, maka garam yang dihasilkan pun nantinya tidak akan terlalu banyak.

Nah, itulah proses pembuatan garam dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Semoga informasi ini dapat menjawab rasa penasaran dan keingintahuan Mama dan anak mama terkait pembuatan garam, ya!

Baca juga:

  • Mengenali Hewan Keledai yang Mirip Kuda dan Zebra, Materi Kelas 3 SD
  • Bagian-Bagian Bunga yang Memiliki Fungsi Berbeda, Materi Kelas 3 SD
  • Kisah Nabi Musa: Membelah Laut Merah dan Melawan Raja Firaun

Ilustrasi garam. ©2018 Merdeka.com/Pixabay

JABAR | 22 Juli 2020 09:30 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Beruntunglah kita yang hidup di Indonesia, di mana alam negeri ini menyediakan berbagai macam sumber daya yang dibutuhkan. Dengan beberapa proses pengolahan, kita sudah bisa menikmati berbagai produk hasil alam nusantara.

Salah satu kekayaan alam yang paling menonjol dari Indonesia adalah kekayaan lautnya. Tidak mengherankan, karena hampir sekitar 70 persen wilayah Indonesia ditutupi oleh hamparan laut yang luas.

Dari sebanyak itu, sekitar 97 persennya merupakan air laut yang mengandung garam, dan sisanya adalah air tawar. Dengan alasan inilah, kita bisa berbangga dengan kekayaan laut yang beragam.
Salah satu produk yang bisa kita dapatkan dari lautan Indonesia yang luas adalah garam. Salah satu bumbu dapur yang wajib ada di rumah ini tentu akan mudah didapatkan jika suatu wilayah memiliki daerah laut yang luas.

Untuk menambah wawasan, kita juga perlu tahu bagaimana cara proses pembuatan garam. Seperti yang akan kami sampaikan berikut ini, tentang bagaimana proses pembuatan garam dari laut:

2 dari 6 halaman

©shutterstock.com/Sam DCruz

1. Air Laut

Kualitas air laut sangat mempengaruhi proses pembuatan garam. Di Indonesia sendiri, tidak semua air pantai bisa kita olah menjadi garam. Tingkat keasaman air laut sangat diperhatikan di sini. Jika di daerah tersebut berdekatan dengan hilir sungai, kemungkinan besar air laut sudah tercampur oleh air tawar.

2. Cuaca

  • Cuaca berangin. semakin kencang angin yang tertiup maka akan mempercepat penguapan air laut. Hal ini juga diimbangi dengan faktor lain, yaitu suhu udara pada daerah tersebut. Jika suhu udara panas dan udara bertiup kencang, maka air akan cepat menguap. Tapi, jika kondisinya dingin, hasil yang didapat tidak akan seperti hasil yang didapat ketika suhu panas.
  • Curah hujan. Faktor ini akan mempengaruhi proses penguapan air laut. Apabila intensitas hujan tinggi, maka akan berdampak pada penurunan tingkat produktivitas pembuatan garam.
  • Panjang kemarau. Lamanya kemarau juga akan berpengaruh pada jangka waktu yang diberikan untuk membuat garam. Jika kemarau terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka produktivitas pembuatan garam akan semakin meningkat.

3 dari 6 halaman

Sifat porositas [daya serap tanah] sangat mempengaruhi dalam proses pembuatan garam, terutama dengan cara tradisional. Apabila kecepatan perembesan air dalam tanah lebih cepat dari proses penguatan, maka garam yang dihasilkan tidak akan terlalu banyak.

4. Kondisi Air

Konsentrasi air garam supaya bisa mengkristal antara 25-29° Be. Bila konsentrasi air tua di bawah 25°Be, maka kalsium sulfat akan banyak mengendap. Sedangkan jika konsentrasi air tua lebih dari 29°Be maka magnesium yang akan banyak mengendap.

4 dari 6 halaman

Shutterstock

Proses pembuatan garam dengan cara tradisional bisa dilakukan dengan peralatan yang sederhana. Kita hanya perlu lahan yang luas untuk proses penguapan dan alat untuk mengalirkan atau menyiramkan air laut ke tempat penguapan yang telah disediakan.

1. Mengalirkan Air Laut ke Tempat yang Luas

Tempat yang luas [biasanya sepetak tanah yang sudah dipersiapkan khusus], tempat ini digunakan untuk menampung air laut yang akan menguapkan air laut. Air dimasukkan ke dalam tempat ini dengan ditimba menggunakan jerigen atau dengan memanfaatkan pasang surut air laut.

Apabila menggunakan cara pasang surut air laut, tanah diposisikan tidak terlalu tinggi dari air laut. Ketika air sedang pasang, penutup dibuka supaya air bisa masuk ke dalam. Apabila air sedang surut, maka penutup air ditutup supaya air laut terjebak di dalamnya.

2. Menjemur di Bawah Terik Matahari

Air yang sudah terkumpul pada sepetak tanah, dijemur di bawah terik sinar matahai supaya air laut bisa menguap dan menyisakan butiran-butiran kristal yang akan menjadi garam.

3. Proses Pemanenan

Penguapan air laut akan menyisakan garam yang akan kita panen. Petani garam tinggal mengumpulkan dan mengambilnya untuk bisa dipanen dan dijual di pasaran.

5 dari 6 halaman

Garam yodium atau iodium, adalaah garam yang mengandung komponen NaCl minimal 94,7%, air laut max 5% dan Kalium lodat [K103] sebanyak 30-80 ppm [mg/kg], serta senyawa-senyawa lainnya.

Pada dasarnya, cara membuat gara beryodium hanya perlu menambahkan zat iodimum [KIO3]. Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan zat iodium dalam tubuh manusia. Jika tubuh kekurangan zat iodium, akan menyebabkan masalah kesehatan berupa pembesaran pada kelenjar tiroid, atau yang lebih dikenal dengan penyakit gondok.

Dalam proses pembuatan garam yodium, harus dilakukan secara kontinyu, dan jangan sampai berhenti. Tujuannya agar zat iodium dan garam bisa bercampur dengan sempurna. Untuk itulah perlu menggunakan tenaga mesin dalam mengerjakannya.

6 dari 6 halaman

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan garam beryodium yaitu:

  • Molen
  • Mesin dengan pengering putar
  • Belt Conveyor
  • Screw Conveyor
  • Sprayer[ tekanan cukup tinggi]

Proses Pembuatan Garam Beryodium:

  1. Ukur dan Timbang garam yang akan di iodisasi
  2. Masukan garam yang bak pengadukan di ratakan permukaannya dengan ketebalan 5 Cm.
  3. Masukan larutan KI03 ke dalam sprayer yang telah di buat sesuai dengan formula yang di tentukan.
  4. Lakukan penyemprotan 1/3 bagian dari kebutuhan, diaduk secara merata sampai Homogen
  5. Lakukan uji hasil dengan iodine test, bila belum memenuhi syarat, lanjutkan pengadukan ulang sampai mutu terpenuhi.
[mdk/ank]

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề