Juni 10, 2014
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:
Ilustrasi Puisi |
- Bentuknya rapi dan simetris.
- Mempunyai persajakan akhir [yang teratur].
- Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.
- Sebagian besar puisi empat seuntai.
- Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra [kesatuan sintaksis].
- Tiap gatranya terdiri atas dua kata [sebagian besar] : 4-5 suku kata.
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Himne adalah puisi pujaan untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air atau almamater. Sekarang ini pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati [Guru, Pahlawan, Dewa, Tuhan] yang bernafaskan ketuhanan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi [metrumnya ketat], bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, iktibar; atau teladan.
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal dari bahasa Perancis romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan [ke atas pemimpin yang pura-pura, korup, zalim, dll.]. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan menjadi sembilan jenis, yaitu: Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris [puisi dua seuntai].
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris [puisi tiga seuntai].
Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris [puisi empat seuntai].
Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris [puisi lima seuntai].
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris [puisi enam seuntai].
Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris [tujuh seuntai].
Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris [double kutrain, atau puisi delapan seuntai].
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua. Dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto [Bahasa Italia] perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta secara harfiah berarti puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari Negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itu mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya [empat belas baris].
Prosa liris merupakan suatu bentuk karya sastra yang berisi curahan perasaan pengarang secara subyektif yang disajikan seperti bentuk prosa, namun menggunakan bahasa berirama yang biasa digunakan dalam puisi. Walaupun ia boleh dikatakan terletak antara prosa dan puisi, namun karena memenuhi kaidah puisi [khususnya irama, diksi dan majas], maka prosa liris tergolong dalam jenis puisi.
Prosa liris eksis dalam semua zaman sejak zaman Puisi Lama hingga zaman Puisi Kontemporer saat ini. Al Qur’an selaku Kitab Suci ditulis dengan menggunakan gaya bahasa prosa liris. Dalam zaman Puisi Lama karya prosa liris misalnya Kaba Sabai Nan Aluih [Tulis St. Sati] dan Hikayat Cindur Mata [Aman Dt. Majoindo]. Walapun sangat langka, dalam zaman Puisi Baru dan Puisi Kontemporer masih ada saja penyair yang menulis dalam bentuk prosa liris.
Beranda › Edukasi ›
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan baku, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, rima, maupun irama dan lebih bersifat bebas bila dibandingkan dengan puisi lama.
Awal mula terbentuknya puisi baru berasal dari masyarakat baru yang telah mengalami akulturasi budaya sehingga membentuk suatu kebudayaan baru termasuk kesusastraan.
Dari pembentukan kesusastraan baru inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal munculnya jenis puisi baru. Saat ini terdapat berbagai jenis puisi baru yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai jenis puisi baru, pertama mari kita pahami dulu mengenai ciri-ciri puisi baru berikut ini:
- Nama pengarang diketahui.
- Puisi baru bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
- Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
- Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
- Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
- Setiap gatra terdiri dari 2 atau 4-5 suku kata.
- Menggunakan sajak syair atau pola pantun.
- Puisi baru umumnya mengandung nilai-nilai kehidupan.
- Sebagian besar puisi baru berbentuk empat seuntai.
Jenis Puisi Baru dan Contohnya
Setelah sedikit mengulas pengertian dan ciri-ciri puisi baru, mari kita masuk ke pembahasan inti, yaitu jenis puisi baru.
Seperti yang diketahui, saat ini terdapat berbagai jenis puisi baru yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Setidaknya, ada 15 jenis puisi baru yang telah kami jelaskan lengkap dengan contoh pada artikel berikut:
1. Himne
Himne adalah puisi baru yang berisikan puji-pujian untuk tuhan, dewa pahlawan, atau sesuatu yang dimuliakan. Selain itu, hymne juga digunakan untuk mendoakan, memberi kesan agung, ataupun rasa syukur yang disampaikan dalam bentuk lagu.
Doa
Karya: Taufiq IsmailTuhan kami Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani Ampunilah kami Ampunilah
Amiin
Tuhan kami Telah terlalu mudah kami Menggunakan asmaMu bertahun di negeri ini Semoga Kau rela menerima kembali Kami dalam barisanMu Ampunilah kami Ampunilah
Amiin
2. Balada
Balada adalah jenis puisi baru yang berisi tentang suatu kisah atau cerita. Jenis puisi baru ini terdiri dari 3 bait, dengan maisng-masing bait terdiri atas 8 baris. Skema rima yang digunakan dalam Balada adalah a-b-a-b-b-c-c-b kemudian beralih dengan skema rima a-b-a-b-b-c-b-c.
Baca juga: Jenis-jenis Frasa
Contoh Puisi Balada
Bayang Masa Depan
Karya: Nurul Afdal HarisSerpihan sebuan masa depan Ilahi sang pencipta Rasa yang terlarut dalam kesenjaan Ambisi tetap bertahan
Hamparan gurun kehidupan
Lahir dalam raga api
Atas anugerah sang kuasa Dari kebeningan embun pagi Fantasi kehidupan menyelubungi ragaAlangkah kehidupan sang mentari
Lantunan sebuah kehidupan
Untuk sebuah mawar
Rintisan setiap angin logika
Uraian mimpi dalam kelabu malam
Naungan harapan sebuah masa depan
3. Romansa
Puisi romansa adalah puisi yang berisikan tentang luapan kasih sayang dari seorang penulis. Kata romansa berasal dari bahasa Perancis “romantique” yang berarti keindahan perasaan, kasih sayang, dan kemesraan.
Contoh Puisi Romansa
Kasmaran
Karya: Malik AbdulSemerbak melati menyapa hidungku di pagi ini Capung kecil berterbangan menari-nari Sekejap mata aku merindukan hadirmu Sejenak mengingatkanku akan keindahanmu Karena tiada satu pun alasan Dari apapun segala keindahan dunia Hanyalah dirimu yang aku cari Sampai kapan akan tetap ku nanti Meskipun harus kencang berlari
Aku akan selalu setia sampai mati
4. Ode
Ode adalah puisi yang berisi sanjungan atau pujian untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi, bernada angun, membahas sesuatu yang mulia, dan bersifat memuji.
Contoh Puisi Ode
Ibu Kartini
Karya: Fatkhan T. HaqqueIbu Kartini bunga bangsa
Harum mewangi sepanjang massa
Meski kini engkau tiada
Harum muliamu tetap terbawa
Tetap abadi hingga masa kini
Meski engkau tak hidup kembali
Serasa hati kau masi ada
Masih bicara masih berkata
Jasamu takkan kulupa
5. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup. Epigram berasal dari bahasa Yunani yang berarti pedoman, nasihat, teladan, atau ajakan untuk melakukan hal yang benar.
Contoh Puisi Epigram
Dalam Doa ku
Pada suatu hari nanti
Di hamparan sajadah Ragaku terkapar jiwaku melayang Suaraku kian senyap menggema Dzikir yang bersitahankan Rasa gejolak yang entah batasnya Namun aku terfakur dalam kemasyukan Cinta yang tak’kan pernah selesaiDengan kalimat AAMIIN
6. Satire
Satire adalah jenis puisi baru yang berisikan sindiran/ kritik. Kata satire berasal dari bahasa Latin “satura” yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap suatu fenomena yang terjadi.
Contoh Puisi Satire
Teruskan Saja, Tuan
Teruskan saja, Tuan Kami tak mengapa Saat membaui mulut anda
Beraroma sumpah-janji fana
Teruskan saja, Tuan Kami tak keberatan Saat terpilih jadi panutan
Kemudian kami anda lupakan
Teruskan saja, Tuan Kami tetap tersenyum Saat anda berpesta di bawah rembulan
Kami mengais di bawah jembatan
Teruskan saja, Tuan Dan kami tinggal tertawa Saat anda tak lagi temukan jalan Tersesat dalam lorong berliku
Tenggelam dalam kegelapan
7. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis, kesedihan, atau dukacita, khususnya pada peristiwa kematian.
Contoh Puisi Elegi
Sia-sia
Karya: Chairil AnwarPenghabisan kali itu kau datang Membawaku kembang berkarang Mawar merah dan melati putih Darah dan Suci Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: untukmu.
Lalu kita sama termangu Saling bertanya: apakah ini?
Cinta? Kita berdua tak mengerti
Sehari kita bersama. Tak hampir-menghampiri
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
8. Distikon
Distikon atau puisi dua seuntai adalah jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri dari 2 baris.
Contoh Puisi Distikon
Mata Arjuna
Karya: Chandra MalikPanah mengasah arah,
busur menyusur kesiur.Sekelebat syahwat terjerat,
daku bidik dada dikau.
9. Terzina
Terzina atau puisi tiga seuntai adalah jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 3 baris.
Contoh Puisi Terzina
Hanya
Karya: Sapardi Djoko DamonoHanya suara burung yang kau dengar Dan tak pernah kau lihat burung itu
Tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kau rasa Dan tak pernah kau lihat angin itu
Tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini Dan tak pernah kau lihat siapa aku
Tapi yakin aku ada dalam dirimu
Baca juga: Jenis-jenis Paragraf
10. Quatrain
Quatrain atau dikenal sebagai puisi empat seuntai merupakan jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 4 baris.
Contoh Puisi Quatrain
Pada Suatu Hari Nanti
Karya: Sapardi Djoko DamonoPada suatu hari nanti Jasadku tak akan ada lagi Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti Suaraku tak terdengar lagi Tapi diantara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti Impianku pun tak dikenal lagi Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari
11. Quint
Quint atau disebut juga puisi lima seuntai adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 5 baris.
Contoh Puisi Quint
Mampir
Karya: Joko PinurboTadi aku mampir ke tubuhmu Tapi tubuhmu sedang sepi Dan aku tidak berani mengetuk pintunya Jendela di luka lambungmu masih terbuka
Dan aku tidak berani melongoknya
12. Sektet
Sektet atau puisi enam seuntai adalah jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 6 baris.
Contoh Puisi Sektet
Ranjang Ibu
Karya: Joko PinurboIa gemetar naik ke ranjang Sebab menginjak ranjang serasa menginjak Rangka tubuh ibunya yang sedang sembahyang Dan bila sesekali ranjang berderak atau berderit
Serasa terdengar gemeretak tulang
13. Septima
Septima atau puisi tujuh seuntai adalah jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri dari 7 baris.
Contoh Puisi Septima
Pasien
Karya: Joko PinurboSeperti pasien keluar masuk rumah sakit jiwa, Kau rajin keluar masuk telepon genggam, Melacak jejak suara tak dikenal yang mengajakmu Kencan di kuburan pada malam purnama: Aku pakai celana merah. Lekas datang, ya. Kutengok ranjangmu: tubuhmu sedang membeku
Menjadi telepon genggam raksasa.
14. Oktaf/ Stanza
Oktaf/ stanza atau dikenal puisi delapan seuntai adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas 8 baris.
Contoh Puisi Oktaf
Lagu Angin
Karya: WS RendraJika aku pergi ke timur Arahku jauh, ya, ke timur. Jika aku masuk ke hutan Aku disayang, ya, di hutan. Aku pergi dan kakiku adalah hatiku Sekali pergi menolak rindu. Ada duka, pedih dan airmata biru
Tapi aku menolak rindu.
15. Soneta
Soneta adalah puisi yang lariknya berjumlah 14 buah. Dalam penulisannya, keempat belas larik tersebut dibagi menjadi 4 bait dengan pola 4-4-3-3.
Dalam perkembangnnya, puisi soneta di Indonesia berpola 4-4-4-2, atau bisa juga dalam 1 bait terdiri atas 14 larik sekaligus. Pelopor/ Bapak Soneta Indonesia adalah Muhammad Yamin dan Roestam Effendi.
Contoh Puisi Soneta
Pagi-Pagi
Karya: M. YaminTeja dan cerawat masih gemilang Memuramkan bintang mulia raya Menjadi pudar padam cahaya
Timbul tenggelam berulang-ulang
Fajar di timur datang menjelang Membawa permata ke atas dunia Seri-berseri sepantun mulia
Berbagai warna, bersilang-silang
Lambat laun serta berdandan Timbul matahari dengan perlahan
Menyinari bumi dengan keindahan
Segala bunga harumkan pandan Kembang terbuka, bagus gubahan
Dibasahi embun, titik di dahan
Sudah paham kan tentang jenis puisi baru? Apabila ada informasi yang kurang jelas, jangan sungkan untuk sampaikan pendapatmu lewat kolom komentar di bawah ya!