Relief pada dinding candi Borobudur dibuat dengan cara

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang kebanyakan dibuat di atas batu. Wujud ukiran ini kebanyakan dijumpai pada kontruksi candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah lawas. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur adalah salah satu contoh yang dipakai sebagai menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil lawas Parthenon juga sedang bisa diamankan sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa adalah ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief lainnya, membentuk suatu seri kisah atau nasihat. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan hadir semakin dari 1400 panel relief ini yang dipakai sebagai menceritakan semua nasihat sang Buddha Gautama.

Daftar pokok

  • 1 Yunani lawas
  • 2 Romawi
  • 3 Referensi
  • 4 Tautan luar

Yunani lawas

Seniman Yunani kebanyakan membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran selang bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para dewa dan para pahlawan.

Romawi

Dibandingkan Yunani, bangsa Romawi semakin suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi tentang adegan pertempuran, contohnya yang hadir di Pilar Trajan, dibuat menjadi menunjukkan kebesaran Romawi, dan juga sebagai memperlihatkan kostum dan alat perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di kawasan yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut adalah salah satu relief Romawi yang sangat terkenal dan adalah pusaka dari alam lawas yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan semakin dari 2,500 orang, juga didampingi unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, binatang, kapal laut, dan beragam hiasan-hiasan. Relief tersebut selamat dari penghanucran karena menjadi pusat sebagai patung-patung Kristen.[1]

Pada masa Kristen setelah 300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus sedang terus dibuat.[2]

Referensi

  1. ^ Piper, David. The Illustrated Library of Art, Portland House, New York, 1986, ISBN0-517-62336-6, hlm. 256
  2. ^ Piper, hlm. 261

Tautan luar


edunitas.com

Page 2

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang kebanyakan dibuat di atas batu. Wujud ukiran ini kebanyakan dijumpai pada kontruksi candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah lawas. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur adalah salah satu contoh yang dipakai sebagai menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil lawas Parthenon juga sedang bisa diamankan sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa adalah ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief lainnya, membentuk suatu seri kisah atau nasihat. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan hadir semakin dari 1400 panel relief ini yang dipakai sebagai menceritakan semua nasihat sang Buddha Gautama.

Daftar pokok

  • 1 Yunani lawas
  • 2 Romawi
  • 3 Referensi
  • 4 Tautan luar

Yunani lawas

Seniman Yunani kebanyakan membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran selang bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para dewa dan para pahlawan.

Romawi

Dibandingkan Yunani, bangsa Romawi semakin suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi tentang adegan pertempuran, contohnya yang hadir di Pilar Trajan, dibuat menjadi menunjukkan kebesaran Romawi, dan juga sebagai memperlihatkan kostum dan alat perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di kawasan yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut adalah salah satu relief Romawi yang sangat terkenal dan adalah pusaka dari alam lawas yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan semakin dari 2,500 orang, juga didampingi unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, binatang, kapal laut, dan beragam hiasan-hiasan. Relief tersebut selamat dari penghanucran karena menjadi pusat sebagai patung-patung Kristen.[1]

Pada masa Kristen setelah 300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus sedang terus dibuat.[2]

Referensi

  1. ^ Piper, David. The Illustrated Library of Art, Portland House, New York, 1986, ISBN0-517-62336-6, hlm. 256
  2. ^ Piper, hlm. 261

Tautan luar


edunitas.com

Page 3

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang kebanyakan dibuat di atas batu. Wujud ukiran ini kebanyakan dijumpai pada kontruksi candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah lawas. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur adalah salah satu contoh yang dipakai sebagai menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil lawas Parthenon juga sedang bisa diamankan sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa adalah ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief lainnya, membentuk suatu seri kisah atau nasihat. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan hadir semakin dari 1400 panel relief ini yang dipakai sebagai menceritakan semua nasihat sang Buddha Gautama.

Daftar pokok

  • 1 Yunani lawas
  • 2 Romawi
  • 3 Referensi
  • 4 Tautan luar

Yunani lawas

Seniman Yunani kebanyakan membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran selang bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para dewa dan para pahlawan.

Romawi

Dibandingkan Yunani, bangsa Romawi semakin suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi tentang adegan pertempuran, contohnya yang hadir di Pilar Trajan, dibuat menjadi menunjukkan kebesaran Romawi, dan juga sebagai memperlihatkan kostum dan alat perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di kawasan yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut adalah salah satu relief Romawi yang sangat terkenal dan adalah pusaka dari alam lawas yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan semakin dari 2,500 orang, juga didampingi unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, binatang, kapal laut, dan beragam hiasan-hiasan. Relief tersebut selamat dari penghanucran karena menjadi pusat sebagai patung-patung Kristen.[1]

Pada masa Kristen setelah 300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus sedang terus dibuat.[2]

Referensi

  1. ^ Piper, David. The Illustrated Library of Art, Portland House, New York, 1986, ISBN0-517-62336-6, hlm. 256
  2. ^ Piper, hlm. 261

Tautan luar


edunitas.com

Page 4

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang kebanyakan dibuat di atas batu. Wujud ukiran ini kebanyakan dijumpai pada kontruksi candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah lawas. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur adalah salah satu contoh yang dipakai sebagai menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil lawas Parthenon juga sedang bisa diamankan sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa adalah ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief lainnya, membentuk suatu seri kisah atau nasihat. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan hadir semakin dari 1400 panel relief ini yang dipakai sebagai menceritakan semua nasihat sang Buddha Gautama.

Daftar pokok

  • 1 Yunani lawas
  • 2 Romawi
  • 3 Referensi
  • 4 Tautan luar

Yunani lawas

Seniman Yunani kebanyakan membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran selang bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para dewa dan para pahlawan.

Romawi

Dibandingkan Yunani, bangsa Romawi semakin suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi tentang adegan pertempuran, contohnya yang hadir di Pilar Trajan, dibuat menjadi menunjukkan kebesaran Romawi, dan juga sebagai memperlihatkan kostum dan alat perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di kawasan yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut adalah salah satu relief Romawi yang sangat terkenal dan adalah pusaka dari alam lawas yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan semakin dari 2,500 orang, juga didampingi unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, binatang, kapal laut, dan beragam hiasan-hiasan. Relief tersebut selamat dari penghanucran karena menjadi pusat sebagai patung-patung Kristen.[1]

Pada masa Kristen setelah 300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus sedang terus dibuat.[2]

Referensi

  1. ^ Piper, David. The Illustrated Library of Art, Portland House, New York, 1986, ISBN0-517-62336-6, hlm. 256
  2. ^ Piper, hlm. 261

Tautan luar


edunitas.com

Page 5

Contoh relief yang dijumpai di kuil Parthenon

Salah satu relief di dinding Candi Borobudur

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3-dimensi yang kebanyakan dibuat di atas batu. Wujud ukiran ini kebanyakan dijumpai pada kontruksi candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah lawas. Di Indonesia, relief pada dinding candi Borobudur adalah salah satu contoh yang dipakai sebagai menggambarkan kehidupan sang Buddha dan ajaran-ajarannya. Di Eropa, ukiran pada kuil lawas Parthenon juga sedang bisa diamankan sampai sekarang sebagai peninggalan sejarah Yunani.

Relief ini bisa adalah ukiran yang berdiri sendiri, maupun sebagai bagian dari panel relief lainnya, membentuk suatu seri kisah atau nasihat. Pada Candi Borobudur sendiri misalkan hadir semakin dari 1400 panel relief ini yang dipakai sebagai menceritakan semua nasihat sang Buddha Gautama.

Daftar pokok

  • 1 Yunani lawas
  • 2 Romawi
  • 3 Referensi
  • 4 Tautan luar

Yunani lawas

Seniman Yunani kebanyakan membuat relief yang menggambarkan eksploitasi militer melalui perumpamaan mitologi, misalnya relief-relief tentang pertempuran selang bangsa Athena melawan ras Kentaur yang melambangkan penaklukan kaum berperadaban atas bangsa tak beradab. Orang Yunani juga sering membuat relief tentang para dewa dan para pahlawan.

Romawi

Dibandingkan Yunani, bangsa Romawi semakin suka menggunakan gaya dokumenter. Relief Romawi tentang adegan pertempuran, contohnya yang hadir di Pilar Trajan, dibuat menjadi menunjukkan kebesaran Romawi, dan juga sebagai memperlihatkan kostum dan alat perang Romawi. Pilar Trajan menceritakan Perang Romawi-Dakia yang dipimpin oleh kaisar Romawi, Trajan di kawasan yang kini dikenal sebagai Romania. Relief tersebut adalah salah satu relief Romawi yang sangat terkenal dan adalah pusaka dari alam lawas yang sangat artistik. Panjangnya sekitar 650 kaki memutari pilar, dan secara realistis menunjukkan semakin dari 2,500 orang, juga didampingi unsur-unsur lainnya seperti pemandangan alam, binatang, kapal laut, dan beragam hiasan-hiasan. Relief tersebut selamat dari penghanucran karena menjadi pusat sebagai patung-patung Kristen.[1]

Pada masa Kristen setelah 300 M, dekorasi relief pada pintu dan sarkofagus sedang terus dibuat.[2]

Referensi

  1. ^ Piper, David. The Illustrated Library of Art, Portland House, New York, 1986, ISBN0-517-62336-6, hlm. 256
  2. ^ Piper, hlm. 261

Tautan luar


edunitas.com

Page 6

Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berfaedah nisbi atau relatif.[1][2][3] Sejalan dengan guna katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, hukum budaya istiadat, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.[3][4] Sbg paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan hukum budaya istiadat masyarakatnya.[3][2] Nasihat seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.[2][5]

Relativisme etis

Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.[3][6] Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis berbeda, karena absen kesamaan masyarakat dan hukum budaya istiadat disebut relativisme etis kultural.[3]

Menurut relativisme etis subjektif, dalam masalah etis, emosi dan perasaan berperan penting.[3] Karena itu, pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral mesti dianggarkan.[3] Yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tidak mampu dilepaskan dari orang yang tersangkut dan menilainya.[3] Relativisme etis berpendapat bahwa tidak terdapat kriteria absolut bagi putusan-putusan moral.[2] Westermarck memeluk relativisme etis yang menghubungkan kriteria putusan dengan hukum budaya istiadat individual, yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan individual.[2] Etika situasi dari Joseph Fletcher menganggap moralitas suatu sikap yang dibuat relatif terhadap kebaikan tujuan sikap yang dibuat itu.[2][7]

Kekuatan relativisme etis

Kekuatan relativisme etis subjektif yaitu kesadarannya bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain.[3] Karena itu, orang hidup menanggapi lika-liku hidup dan menjatuhkan penilaian etis atas hidup secara berbeda.[3] Dengan cara itulah manusia mampu hidup berlandaskan dengan tuntutan situasinya.[3] Ia mampu menanggapi hidupnya sejalan dengan data dan fakta yang hadir.[3] Ia mampu menetapkan apa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah, menurut pertimbangan dan pemikirannya sendiri.[3] Demikian manusia tidak hanya berbeda dan unik, tetapi berbeda dan unik pula dalam hidup etisnya.[3]

Kelemahan relativisme etis

Walaupun sangat menekankan keunikan manusia dalam hal pengambilan keputusan etis, para penganut relativisme etis subjektif mampu menjadi khilaf sebagai membedakan selang norma etis dan pelaksanaannya, serta selang norma etis dan prinsip etisnya.[3] Bila orang berbeda dalam hidup dan pemikiran etisnya, bukan berfaedah absen norma etis yang sama.[3] Mampu saja norma etis objektif itu sama, tetapi perwujudannya berbeda karena situasi hidup yang berbeda.[3]

Referensi

  1. ^ Kamus Mulia Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka.
  2. ^ a b c d e f Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 949.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.203-206.
  4. ^ American Heritage Dictionary, [1] "The doctrine that no ideas or beliefs are universally true but that all are, instead, “relative” — that is, their validity depends on the circumstances in which they are applied."
  5. ^ Stanford Encyclopedia of Philosophy: Paul Feyerabend
  6. ^ Richard Austin Gudmundsen [2000]. Scientific Inquiry: Applied to the Doctrine of Jesus Christ. Cedar Fort. p. 50. ISBN 9781555174972. Diakses 2011-1-24. 
  7. ^ Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.

Tautan luar

  • Professor Ronald Jones on relativism
  • BBC Radio 4 series "In Our Time", on Relativism - the battle against transcendent knowledge, 19 January 2006
  • Christopher Noriss's Against Relativism
  • Stanford Encyclopedia of Philosophy on Relativism
  • Internet Encyclopedia of Philosophy on Cognitive Relativism
  • The Friesian School on Relativism
  • The Catholic Encyclopedia

edunitas.com

Page 7

L. Ron HubbardLahirMeninggalKebangsaanAlmamaterPekerjaanDikenal karenaKarya terkenalMuatan pidanaHukuman pidanaPasanganAnakPenghargaanTanda tangan

Hubbard in Los Angeles, 1950
Lafayette Ronald Hubbard
13 Maret 1911Tilden, Nebraska,

United States

24 Januari 1986
Creston, California, United States
American
George Washington University [did not graduate]
Pulp fiction author, religious leader
Founder of Scientology and its church
Dianetics: The Modern Science of Mental Health, Battlefield Earth
Theft [in 1948],
Fraud [in absentia, 1978]
Fine of 35,000 French Francs and four years in prison [unserved]
Margaret "Polly" GrubbSara Northrup Hollister

Mary Sue Whipp

7
Ig Nobel [1994]

Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berfaedah nisbi atau relatif.[1][2][3] Sejalan dengan guna katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, hukum budaya istiadat, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.[3][4] Sbg paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan hukum budaya istiadat masyarakatnya.[3][2] Nasihat seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.[2][5]

Relativisme etis

Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.[3][6] Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis tidak sama, karena absen kesamaan masyarakat dan hukum budaya istiadat disebut relativisme etis kultural.[3]

Menurut relativisme etis subjektif, dalam masalah etis, emosi dan perasaan berperan penting.[3] Karena itu, pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral mesti dianggarkan.[3] Yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tidak dapat dilepaskan dari orang yang tersangkut dan menilainya.[3] Relativisme etis berpendapat bahwa tidak terdapat kriteria absolut bagi putusan-putusan moral.[2] Westermarck memeluk relativisme etis yang menghubungkan kriteria putusan dengan hukum budaya istiadat individual, yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan individual.[2] Etika situasi dari Joseph Fletcher menganggap moralitas suatu sikap yang dibuat relatif terhadap kebaikan tujuan sikap yang dibuat itu.[2][7]

Kekuatan relativisme etis

Kekuatan relativisme etis subjektif yaitu kesadarannya bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain.[3] Karena itu, orang hidup menanggapi lika-liku hidup dan menjatuhkan penilaian etis atas hidup secara berbeda.[3] Dengan cara itulah manusia dapat hidup berlandaskan dengan tuntutan situasinya.[3] Beliau dapat menanggapi hidupnya sejalan dengan data dan fakta yang hadir.[3] Beliau dapat menetapkan apa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah, menurut pertimbangan dan pemikirannya sendiri.[3] Demikian manusia tidak hanya berbeda dan unik, tetapi berbeda dan unik pula dalam hidup etisnya.[3]

Kelemahan relativisme etis

Walaupun sangat menekankan keunikan manusia dalam hal pengambilan keputusan etis, para penganut relativisme etis subjektif dapat menjadi khilaf sebagai membedakan selang norma etis dan pelaksanaannya, serta selang norma etis dan prinsip etisnya.[3] Bila orang berbeda dalam hidup dan pemikiran etisnya, bukan berfaedah absen norma etis yang sama.[3] Bisa saja norma etis objektif itu sama, tetapi perwujudannya berbeda karena situasi hidup yang berbeda.[3]

Referensi

  1. ^ Kamus Mulia Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka.
  2. ^ a b c d e f Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 949.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.203-206.
  4. ^ American Heritage Dictionary, [1] "The doctrine that no ideas or beliefs are universally true but that all are, instead, “relative” — that is, their validity depends on the circumstances in which they are applied."
  5. ^ Stanford Encyclopedia of Philosophy: Paul Feyerabend
  6. ^ Richard Austin Gudmundsen [2000]. Scientific Inquiry: Applied to the Doctrine of Jesus Christ. Cedar Fort. p. 50. ISBN 9781555174972. Diakses 2011-1-24. 
  7. ^ Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.

Tautan luar

  • Professor Ronald Jones on relativism
  • BBC Radio 4 series "In Our Time", on Relativism - the battle against transcendent knowledge, 19 January 2006
  • Christopher Noriss's Against Relativism
  • Stanford Encyclopedia of Philosophy on Relativism
  • Internet Encyclopedia of Philosophy on Cognitive Relativism
  • The Friesian School on Relativism
  • The Catholic Encyclopedia

edunitas.com

Page 8

L. Ron HubbardLahirMeninggalKebangsaanAlmamaterPekerjaanDikenal karenaKarya terkenalMuatan pidanaHukuman pidanaPasanganAnakPenghargaanTanda tangan

Hubbard in Los Angeles, 1950
Lafayette Ronald Hubbard
13 Maret 1911Tilden, Nebraska,

United States

24 Januari 1986
Creston, California, United States
American
George Washington University [did not graduate]
Pulp fiction author, religious leader
Founder of Scientology and its church
Dianetics: The Modern Science of Mental Health, Battlefield Earth
Theft [in 1948],
Fraud [in absentia, 1978]
Fine of 35,000 French Francs and four years in prison [unserved]
Margaret "Polly" GrubbSara Northrup Hollister

Mary Sue Whipp

7
Ig Nobel [1994]

Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berfaedah nisbi atau relatif.[1][2][3] Sejalan dengan guna katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, hukum budaya istiadat, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.[3][4] Sbg paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan hukum budaya istiadat masyarakatnya.[3][2] Nasihat seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.[2][5]

Relativisme etis

Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.[3][6] Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis tidak sama, karena absen kesamaan masyarakat dan hukum budaya istiadat disebut relativisme etis kultural.[3]

Menurut relativisme etis subjektif, dalam masalah etis, emosi dan perasaan berperan penting.[3] Karena itu, pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral mesti dianggarkan.[3] Yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tidak dapat dilepaskan dari orang yang tersangkut dan menilainya.[3] Relativisme etis berpendapat bahwa tidak terdapat kriteria absolut bagi putusan-putusan moral.[2] Westermarck memeluk relativisme etis yang menghubungkan kriteria putusan dengan hukum budaya istiadat individual, yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan individual.[2] Etika situasi dari Joseph Fletcher menganggap moralitas suatu sikap yang dibuat relatif terhadap kebaikan tujuan sikap yang dibuat itu.[2][7]

Kekuatan relativisme etis

Kekuatan relativisme etis subjektif yaitu kesadarannya bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain.[3] Karena itu, orang hidup menanggapi lika-liku hidup dan menjatuhkan penilaian etis atas hidup secara berbeda.[3] Dengan cara itulah manusia dapat hidup berlandaskan dengan tuntutan situasinya.[3] Beliau dapat menanggapi hidupnya sejalan dengan data dan fakta yang hadir.[3] Beliau dapat menetapkan apa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah, menurut pertimbangan dan pemikirannya sendiri.[3] Demikian manusia tidak hanya berbeda dan unik, tetapi berbeda dan unik pula dalam hidup etisnya.[3]

Kelemahan relativisme etis

Walaupun sangat menekankan keunikan manusia dalam hal pengambilan keputusan etis, para penganut relativisme etis subjektif dapat menjadi khilaf sebagai membedakan selang norma etis dan pelaksanaannya, serta selang norma etis dan prinsip etisnya.[3] Bila orang berbeda dalam hidup dan pemikiran etisnya, bukan berfaedah absen norma etis yang sama.[3] Bisa saja norma etis objektif itu sama, tetapi perwujudannya berbeda karena situasi hidup yang berbeda.[3]

Referensi

  1. ^ Kamus Mulia Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka.
  2. ^ a b c d e f Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 949.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.203-206.
  4. ^ American Heritage Dictionary, [1] "The doctrine that no ideas or beliefs are universally true but that all are, instead, “relative” — that is, their validity depends on the circumstances in which they are applied."
  5. ^ Stanford Encyclopedia of Philosophy: Paul Feyerabend
  6. ^ Richard Austin Gudmundsen [2000]. Scientific Inquiry: Applied to the Doctrine of Jesus Christ. Cedar Fort. p. 50. ISBN 9781555174972. Diakses 2011-1-24. 
  7. ^ Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.

Tautan luar

  • Professor Ronald Jones on relativism
  • BBC Radio 4 series "In Our Time", on Relativism - the battle against transcendent knowledge, 19 January 2006
  • Christopher Noriss's Against Relativism
  • Stanford Encyclopedia of Philosophy on Relativism
  • Internet Encyclopedia of Philosophy on Cognitive Relativism
  • The Friesian School on Relativism
  • The Catholic Encyclopedia

edunitas.com

Page 9

Relativisme berasal dari kata Latin, relativus, yang berfaedah nisbi atau relatif.[1][2][3] Sejalan dengan guna katanya, secara umum relativisme berpendapat bahwa perbedaan manusia, hukum budaya istiadat, etika, moral, agama, bukanlah perbedaan dalam hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya.[3][4] Sbg paham dan pandangan etis, relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan hukum budaya istiadat masyarakatnya.[3][2] Nasihat seperti ini dianut oleh Protagras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya, maupun oleh kaum Skeptik.[2][5]

Relativisme etis

Relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian baik-buruk dan benar-salah tergantung pada masing-masing orang disebut relativisme etis subjektif atau analitis.[3][6] Adapun relativisme etis yang berpendapat bahwa penilaian etis berbeda, karena absen kesamaan masyarakat dan hukum budaya istiadat disebut relativisme etis kultural.[3]

Menurut relativisme etis subjektif, dalam masalah etis, emosi dan perasaan berperan penting.[3] Karena itu, pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral mesti dianggarkan.[3] Yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah tidak mampu dilepaskan dari orang yang tersangkut dan menilainya.[3] Relativisme etis berpendapat bahwa tidak terdapat kriteria absolut bagi putusan-putusan moral.[2] Westermarck memeluk relativisme etis yang menghubungkan kriteria putusan dengan hukum budaya istiadat individual, yang memperlihatkan perbedaan-perbedaan individual.[2] Etika situasi dari Joseph Fletcher menganggap moralitas suatu sikap yang dibuat relatif terhadap kebaikan tujuan sikap yang dibuat itu.[2][7]

Kekuatan relativisme etis

Kekuatan relativisme etis subjektif yaitu kesadarannya bahwa manusia itu unik dan berbeda satu sama lain.[3] Karena itu, orang hidup menanggapi lika-liku hidup dan menjatuhkan penilaian etis atas hidup secara berbeda.[3] Dengan cara itulah manusia mampu hidup berlandaskan dengan tuntutan situasinya.[3] Ia mampu menanggapi hidupnya sejalan dengan data dan fakta yang hadir.[3] Ia mampu menetapkan apa yang baik dan yang jahat, yang jadi dan yang salah, menurut pertimbangan dan pemikirannya sendiri.[3] Demikian manusia tidak hanya berbeda dan unik, tetapi berbeda dan unik pula dalam hidup etisnya.[3]

Kelemahan relativisme etis

Walaupun sangat menekankan keunikan manusia dalam hal pengambilan keputusan etis, para penganut relativisme etis subjektif mampu menjadi khilaf sebagai membedakan selang norma etis dan pelaksanaannya, serta selang norma etis dan prinsip etisnya.[3] Bila orang berbeda dalam hidup dan pemikiran etisnya, bukan berfaedah absen norma etis yang sama.[3] Mampu saja norma etis objektif itu sama, tetapi perwujudannya berbeda karena situasi hidup yang berbeda.[3]

Referensi

  1. ^ Kamus Mulia Bahasa Indonesia. 2000. Jakarta: Balai Pustaka.
  2. ^ a b c d e f Lorens Bagus. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 949.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.203-206.
  4. ^ American Heritage Dictionary, [1] "The doctrine that no ideas or beliefs are universally true but that all are, instead, “relative” — that is, their validity depends on the circumstances in which they are applied."
  5. ^ Stanford Encyclopedia of Philosophy: Paul Feyerabend
  6. ^ Richard Austin Gudmundsen [2000]. Scientific Inquiry: Applied to the Doctrine of Jesus Christ. Cedar Fort. p. 50. ISBN 9781555174972. Diakses 2011-1-24. 
  7. ^ Robert Audi. 1995. The Cambridge Dictionary of Philosophy. United Kingdom: Cambridge University Press. Hlm. 824-825.

Tautan luar

  • Professor Ronald Jones on relativism
  • BBC Radio 4 series "In Our Time", on Relativism - the battle against transcendent knowledge, 19 January 2006
  • Christopher Noriss's Against Relativism
  • Stanford Encyclopedia of Philosophy on Relativism
  • Internet Encyclopedia of Philosophy on Cognitive Relativism
  • The Friesian School on Relativism
  • The Catholic Encyclopedia

edunitas.com

Page 10

Tags [tagged]: daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 11

Tags [tagged]: daftar isi pusat, ilmu pengetahuan, pusat, ilmu pengetahuan daftar, isi pusat, ilmu, pengetahuan, daftar isi, pusat ilmu, program kuliah pegawai, kelas weekend, unkris, kelas, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, indonesia, ensiklopedia

Page 12

D G I L N Q V X 
Search in Center of Studies   

FootballFormula OneBadmintonTennisOlympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammadQur'anPillars of IslamPillars of FaithSchoolHistory


Jesus ChristTrinityBibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD [Nanggro Aceh Darusalam] | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China [People's Republic of China] | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands [Keeling] [Australia] | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar [Burma] | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island [Australia] | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste [East Timor] | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos [Keeling] | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 13


FootballFormula One

BadmintonTennis

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammad
Qur'anPillars of Islam
Pillars of FaithSchool
History


Jesus ChristTrinity
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD [Nanggro Aceh Darusalam] | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiKeliruku Islands : Keliruku | North KelirukuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China [People's Republic of China] | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands [Keeling] [Australia] | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar [Burma] | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island [Australia] | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste [East Timor] | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos [Keeling] | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 14

Tags [tagged]: the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, geography, portal, africa, south, america, north, kalimantan, nusa, tenggara, islands, bali, west, sri, lanka, syria, taiwan, tajikistan, thailand, timor, leste, burundi, djibouti, eritrea, ethiopia, kenya, comoros, center, studies, formula, 1, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian

Page 15

Tags [tagged]: the, world, encyclopedia, of, contents, unkris, sumatra, jabodetabek, borneo, kalimantan, puppet, wayang, java, west, papua, countries, in, europe, albanian, andorra, armenia, peru, suriname, uruguay, venezuela, state, and, territory, regional, dependency, melilla, reunion, western, sahara, saint, center, studies, portal, japan, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, indonesian

Page 16

Tags [tagged]: daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, utama, agama, astronomi, bahasa, biografi, biologi, budaya, bengkulu, jambi, kepulauan, bangka, belitung, riau, kong, india, indonesia, iran, iraq, israel, jepang, kamboja, tunisia, afrika, barat, benin, burkina, faso, gambia, ghana, asia, ateisme, atheis, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, ensiklopedia

Page 17

Tags [tagged]: daftar, isi, pusat, ilmu, pengetahuan, unkris, portal, indonesia, sumatera, jabodetabek, kalimantan, wayang, maluku, utara, papua, barat, negara, peru, suriname, uruguay, venezuela, wilayah, lesotho, namibia, swaziland, territorial, islam, jawa, jepang, program, kuliah, pegawai, kelas, weekend, eksekutif, ensiklopedi, bahasa, ensiklopedia

Page 18

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] 3, 3 Diva [album], 3 Doa 3 Cinta [film], 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 [angka], 330, 330 [angka], 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik [Artikel] 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 19

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] 3, 3 Diva [album], 3 Doa 3 Cinta [film], 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 [angka], 330, 330 [angka], 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM, Judul Topik [Artikel] 3, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] 3, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 20

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik [Artikel] A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 21

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] A, A Cinderella Story, A Clockwork Orange, A Clockwork Orange [film], A Collection, Aaptos papillata, Aaptos pernucleata, Aaptos robustus, Aaptos rosacea, Abdul Aziz Alu-Sheikh, Abdul Aziz Angkat, Abdul Aziz bin Abdulah bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh, Abisai, Abit, Mook Manaar Bulatn, Kutai Barat, Abitibi-Consolidated, AbiWord, AC Arles-Avignon, AC Bellinzona, AC Martina, AC Milan, Judul Topik [Artikel] A, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] A, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 22

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik [Artikel] B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 23

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] B, B17, B20, B22, B25, Babirik, Beruntung Baru, Banjar, Babirik, Hulu Sungai Utara, Babirusa, Babirusa Buru, Badan Liga Indonesia, Badan Meteorologi Australia, Badan Meteorologi dan Geofisika, Badan Meteorologi Jepang, Bagik Payung, Suralaga, Lombok Timur, Bagik Polak, Labu Api, Lombok Barat, Baginda, Sumedang Selatan, Sumedang, Bagindo Aziz Chan, Bahasa Bawean, Bahasa Belanda, Bahasa Belanda di Indonesia, Bahasa Belarus, Judul Topik [Artikel] B, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] B, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 24

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. [film], Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik [Artikel] C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 25

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] C, C.G.E. Mannerheim, C.G.K. Reinwardt, C.H. Greenblatt, C.I.D. [film], Cairate, Cairina scutulata, Cairn Terrier, Cairns, Calung, Calungbungur, Sajira, Lebak, Caluso, Caluya, Antique, Canadian dollar, Canadian Football League, Canadian Grand Prix, Canadian Hot 100, Cane Toa, Rikit Gaib, Gayo Lues, Cane Uken, Rikit Gaib, Gayo Lues, Canellales, Canero, Judul Topik [Artikel] C, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] C, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Page 26

Tags [tagged]: Judul Topik [Artikel] H, H.H.H. Tower, H.M.A. Tihami, H.O.S. Tjokroaminoto, H.O.T., Hak LGBT di Oseania, Hak LGBT di Pakistan, Hak LGBT di Republik Tiongkok, Hak LGBT di Rumania, Halte Cinango, Halte Cisomang, Halte Cisomang layout, Halte Citaliktik, Handil Labuan Amas, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Maluka, Bumi Makmur, Tanah Laut, Handil Negara, Kurau, Tanah Laut, Handil Purai, Beruntung Baru, Banjar, Harapan, Tanah Pinem, Dairi, Harapankarya, Pagelaran, Pandeglang, Harappa, Harara, Dusun Timur, Barito Timur, Judul Topik [Artikel] H, p2k.unkris.ac.id Program Kuliah Pegawai, Kelas Weekend, Judul Topik [Artikel] H, Unkris, Pusat Ilmu Pengetahuan, Kelas Eksekutif, Ensiklopedi Bahasa Indonesia, ensiklopedia dunia p2k.unkris.ac.id

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề