Rumah kebaya adalah rumah yang ditempati oleh golongan orang apa?

Tribun Wiki

5 Fakta Rumah Kebaya yang Nyaris Punah, Hunian Asli Orang Betawi yang 'Tak Punya' Kamar Mandi

Kamis, 7 Februari 2019 17:03
Penulis: Erlina Fury SantikaEditor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak rumah Betawi dalam film Si Doel Anak Sekolahan [kiri] dan satu contoh Rumah Kebaya [kanan].

Baca Selanjutnya:

6 Hotel di Jakarta Ini Tawarkan Paket Buka Puasa Mulai dari Harga Rp 99 Ribu

X

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebagian dari kita mungkin masih merekam jelas bagaimana Doel, yang diperankan Rano Karno, dan keluarga dalam film Si Doel Anak Sekolahan, bertahan hidup di Jakarta.

Film legendaris itu tak hanya mengulas seluk beluk kehidupan Doel dan keluarga, namun mengangkat kebudayaan Jakarta yang masih kental era 1990-an.

Satu yang paling menonjol adalah tempat tinggal Doel dan keluarga.

Si Doel The Movie. [Instagram]

Rumah Sabeni, ayah Doel yang diperankan mendiang Benyamin Sueb, merupakan rumah asli atau adat Betawi yang biasa disebut Rumah Kebaya.

Bukan tanpa alasan, pemberian nama Rumah Kebaya dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai pelana yang dilipat. Apabila dilihat dari samping, maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.

Keberadaan Rumah Kebaya kini berangsur-angsur tergusur oleh tingginya apartemen dan perumahan modern di Jakarta.

Namun di beberapa daerah, sebut saja Condet, Jakarta Timur dan Setu Babakan, Jakarta Selatan,rumah adat itu masih berdiri tegak.

Sekadar merawat ingatan tentang warisan generasi Betawi zaman dahulu, berikut TribunJakarta.com himpun sederet fakta tentang Rumah Kebaya, dilansir dari berbagai sumber.

1. Terbagi menjadi 2 jenis

Rumah Kebaya sebenarnya bukan satu-satunya nama rumah asli suku Betawi.

Ada beberapa nama lainnya, seperti Rumah Bapang atau Rumah Gudang.

Rumah Kebaya dan Rumah Bapang merujuk pada satu jenis rumah Betawi yang sama, namun hanya penamaannya yang berbeda.

Sedangkan Rumah Gudang adalah jenis tersendiri yang agak berbeda dari dua rumah sebelumnya. Tipe ini kerap dikunjungi di daerah pedalaman dan bentuknya segi empat yang memanjang ke belakang.

Sekilas, bentuk Rumah Kebaya mirip dengan Rumah Joglo, rumah adat Yogyakarta.

Rumah Kebaya, rumah adat orang Betawi. [Istimewa/jakarta-tourism.go.id]

Namun, jika dilihat secara saksama, keduanya sangat berbeda.

Salah satu perbedaannya terlihat dari atap rumah. Rumah Joglo atapnya tidak menyerupai pelana layaknya lipatan, tetapi menyerupai perahu terbalik.

2. Pembagian ruang

Uniknya, orangtua zaman dahulu memang sangat detail mengatur pembagian ruang. Laman Dekoruma.com menjelaskan, rumah Betawi terdapat ruang publik, ruang privat dan area servis.

Di rumah Betawi, ruang publik berada di teras depan. Bagian ini biasa disebut dengan amben. Sementara ruang pribadi berada di tengah.

Pada area ini, biasanya terdapat kamar atau biasa disebut pangkeng. Sedangkan area servis pada rumah Betawi adalah bagian dapur atau yang biasa disebut srondoyan.

3. Tidak terdapat kamar mandi

Wah, bisa kebayang dong kalau rumah tak punya kamar mandi? Bagaimana melakukan aktivitas bersih-bersih badan ya?

Memang Rumah Kebaya tak punya kamar mandi dalam rumahnya.

Ternyata kamar mandinya itu terpisahdan terdapat di belakang rumah.

Bukan tanpa alasan, pemisahan kamar mandi dikarenakan prinsip hidup suku Betawi yang berasumsi segala kotoran harus disingkirkan dari bangunan utama.

Jadi, penghuni rumah bisa tinggal di dalam rumah yang bersih baik lahir maupun batin.

4. Teras luas berpagar rendah

Ingatkah satu adegan Babeh Sabeni yang tidur di pendopo rumah seusai menarik opletnya lantaran kelelahan?

Jika diperhatikan, rumah Doel memang punya semacam pendopo yang cukup digunakan orang untuk tidur. Di sebelahnya, ada kursi serta meja untuk menerima tamu.

Teras depan Rumah Kebaya, rumah asli orang Betawi. [Istimewa/Dekoruma.com]

Secara filosofis, bagian teras yang luas di rumah Betawi menunjukkan bahwa masyarakat Betawi sangat terbuka pada tamu atau pada orang-orang baru.

Mereka dinilai bersifat pluralis dan bisa menerima perbedaan-perbedaan sebagai bentuk keragaman budaya bangsa.

Di depan teras terdapat pagar dengan tinggi sekira 80 cmyang terbuat dari kayu. Pagar ini disebut langkan.

Pagar ini merupakan perwujudan bahwa orang Betawi akan membatasi dari dari hal-hal yang negatif, terutama dalam sisi keagamaan.

Tampak depan Rumah Kebaya, rumah adat Betawi yang berpagar rendah dan dibuka bagian depannya saja. [Istimewa/Dekoruma.com]

Selain itu, bagian pagar dibuka hanya bagian tengah dan di depan.

Hal itu menunjukkan, dalam bertamu, etika yang baik menurut masyarakat Betawi adalah melewati depan rumah, bukan sampung rumah.

5. Lisplang gigi balang

Jika dilihat secara detil, terdapat hiasan kayu di lisplang Rumah Kebaya.

Laman dekoruma.com menjelaskan, rangkaian ornamen tersebut adalah ornamen gigi balang.

Lisplang gigi balang Rumah Kebaya. [Istimewa/Dekoruma.com]

Penamaan gigi balang sendiri diambil dari frasa gigi belalang, yang memang menyerupai gigi belalang.

Ornamen itu punya filosofis sendiri, yakni sebagai lambang bahwa hidup masyarakat Betawi harus selalu jujur, rajin, ulet dan sabar sebagaimana belalang yang hanya bisa mematahkan batang tanaman jika dikerjakan secara ulet dan dalam tempo waktu yang lama.[TribunJakarta.com Erlina F Santika/Dekoruma.com/berbagai sumber]

Sumber: Tribun Jakarta
Tags:
Betawi
kebaya
Si Doel Anak Sekolahan
kamar mandi
pakaian adat
Berita Terkait:Tribun Wiki

Mengenal Kampung Literasi, Ide Lurah Jatipulo Untuk Membentuk Karakter Warganya

4 Lokasi Tempat Penitipan Anak di Jakarta Barat

Video Pilihan

Ini Video Ceramah Bahar Smith yang Diduga Sebar Hoaks dan Berujung Bui, Singgung Laskar FPI

Ikuti kami di

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề