Sebutkan 5 bentuk tindakan yang penting dalam P3K di perkantoran

BERITA

03-Sep-2020

Tim Website Dinkes

Pekerja memiliki peran strategis dalam pembangunan dan sebagai agent of change membudayakan hidup sehat dalam keluarga, sekaligus memiliki risiko terpapar bahaya di tempat kerja yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan produktivitas kerja.

Tempat kerja adalah tempat di mana orang berkumpul. Rata-rata orang bekerja di kantor selama kurang lebih 8 jam per hari. Terdapat banya pekerjaan di tempat kerja, di mana setiap pekerjaan pasti memiliki risiko dan bahaya, yang semuanya itu dapat menimbulkan Penyakit Akibat Kerja [PAK] dan Kecelakaan Akibat Kerja [KAK].

Tujuan penerapan K3 Perkantoran adalah:

  1. mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja dan penyakit lain, serta kecelakaan kerja pada karyawan,
  2. mewujudkan kantor yang sehat, aman, nyaman, dan karyawan yang sehat, selamat, bugar, berkinerja dan produktif.

Potensi bahaya K3 ada 5, yaitu:

  1. Fisik: bising, getaran, pencahayaan, radiasi layer komputer, elektrik, dll
  2. Kimia: partikel debu, cairan desinfektan, uap, vapour, mist, dll
  3. Biologi: mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, vector dll
  4. Ergonomi; posisi kerja tidak netral. Gerakan berulang, kelebihan beban, dll
  5. Psikosiosial: konflik antar rekan, stress kerja, shift, beban kerja, karir, dll

Beberapa masalah K3 perkantoran yang sering muncul antara lain:

  1. Penataan dokumen dan peralatan yang tidak aman
  2. Penataan kelistrikan yang tidak aman
  3. Posisi kerja yang tidak ergonomis
  4. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan [APAR] yang tidak sesuai
  5. Kondisi hidran gedung yang terhalang
  6. Kondisi tangga darurat yang tidak sesuai

Berikut yang perlu diperhatikan untuk standar pelaksanaan K3 di perkantoran:

  1. Keselamatan kerja
    1. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran
    2. desain alat dan tempat kerja
    3. penempatan dan penggunaan alat perkantoran
    4. pengelolaan listrik dan sumber api
    5. manajemen tanggap darurat Gedung
    6. manajemen keselamatan dan kebakaran gedung
    7. persyaratan dan tata cara evakuasi
    8. penggunaan mekanik dan elektrik
    9. P3K
  2. Kesehatan kerja
    1. peningkatan pengetahuan kesehatan kerja;
    2. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja;
    3. penyediaan ruang ASI dan pemberian kesempatan memerah ASI selama waktu kerja di Perkantoran;
    4. aktivitas fisik.
  3. Kesehatan lingkungan kerja perkantoran
    1. Standar dan persyaratan kesehatan lingkungan perkantoran
      • sarana bangunan
      • penyediaan air bersih
      • Toilet
      • pengelolaan limbah
      • cuci tangan pakai sabun [CTPS]
      • pengendalian vektor dan binatang
      • pembawa penyakit.
    2. Standar lingkungan kerja perkantoran, meliputi aspek fisika, kimia, dan biologi
  4. Ergonomi
    1. Luas tempat kerja
    2. Kursi
    3. Koridor
    4. Postur kerja
    5. Durasi kerja, dll.

Dalam rangka mendukung pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, dan produktif maka setiap kantor hendaknya memiliki Sistem Manajemen K3 [SMK3]. Tahapan dalam pelaksanaan SMK3 yaitu:

  1. Penetapan kebijakan K3 perkantoran yang merupakan pernyataan tertulis pimpinan kantor mengenai kebijakan K3.
  2. Perencanaan K3 perkantoran, minimal memuat tujuan dan sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka waktu pelaksanaan, indicator pencapaian, system pertanggungjawaban.
  3. Pelaksanaan rencana K3 perkantoran.
  4. Pemantauan dan evaluasi K3 perkantoran.
  5. Peninjauan dan peningkatan kinerja K3 perkantoran

Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran tertuang di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016. Pada prinsipnya jika setiap pimpinan tempat kerja/ perkantoran memiliki komitmen yang kuat untuk menegakkan standar K3 di perkantoran maka akan timbul tempat kerja yang sehat dan nyaman sehingga karyawan/ pekerja yang berada ti tempat kerja tersebut akan merasa bersemangat, selalu dalam kondisi sehat, dan otomatis produktivitas kerja akan meningkat. [meirina]

Ilustrasi P3K. [dok. Stevepb/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani]

Bola.com, Jakarta - P3K [Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan] adalah upaya atau perawatan sementara terhadap korban kecelakaan.

Hal tersebut dilakukan untuk memberikan rasa tenang kepada korban, mencegah atau mengurangi rasa takut dan gelisah, serta mengurangi bahaya yang lebih besar.

Kecelakaan bisa terjadi di mana saja, seperti di rumah, jalan, sekolah, tempat, lapangan, kolam renang, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.

Saat terjadi kecelakaan, korban dapat meninggal seketika, pingsan, luka berat, dan luka ringan. Bagi korban yang masih hidup, tentu memerlukan pertolongan secepatnya.

Saat kondisi tersebut, peran P3K sangat dibutuhkan sebelum dokter datang. Bila pertolongan pertama tersebut dilakukan dengan benar, nyawa korban kecelakaan tersebut bisa tertolong.

Sebaliknya, jika dilakukan secara sembarangan dan salah, justru bisa membahayakan korban hingga mengakibatkan kematian. Maka itu, penting mengetahui cara melakukan pertolongan pertama pada orang yang kecelakaan.

Berikut ini rangkuman tentang tujuan P3K, tahapan, prinsip, obat-obatan, peralatan yang diperlukan, seperti dilansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Kamis [9/12/2021].

Berita Video, 5 Pemain Bola yang Alami Kolaps Saat Pertandingan

Pemain Persiraja Banda Aceh, Ramadhan langsung di bawah ke Rumah Sakit menggunakan ambulans untuk mendapatkan pertolongan pertama. [Bola.com/Bagaskara Lazuardi]

Tujuan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah:

1. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian

- Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.

- Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru [RJP] kalau perlu.

- Mencari dan mengatasi pendarahan.

2. Mencegah cacat yang lebih berat [mencegah kondisi memburuk]

- Melakukan diagnosis.

- Menangani korban dengan prioritas yang logis.

- Memperhatikan kondisi atau keadaan [penyakit] yang tersembunyi.

3. Menunjang penyembuhan

- Mengurangi rasa sakit dan rasa takut.

- Mencegah infeksi. Merencanakan pertolongan medis dan transportasi korban dengan tepat.

Ilustrasi pertolongan pertama untuk orang pingsan. [Sumber: Pixabay]

Tindakan-Tindakan dalam P3K

Tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam P3K:

1. Panggil dokter secepat mungkin, bila dokter tak segera datang langsung antar korban segera ke rumah sakit.

2. Hentikan perdarahan.

3. Mencegah dan mengatasi syok atau gangguan keadaan umum yang lainnya.

4. Mencegah infeksi pada korban.

Prinsip-Prinsip P3K

Prinsip-prinsip atau sikap saat melakukan usaha pertolongan pertama pada kecelakaan, sebagai berikut:

1. Bersikap tenang dan tidak panik.

2. Berikan pertolongan dengan cara yang cepat dan tepat.

3. Sebelum mengetahui berat ringannya cedera yang dialami, jangan cepat-cepat memindahkan atau menggeser korban.

4. Jika ada luka, diusahakan agar korban tidak melihatnya, sebab dapat membuat korban menjadi panik.

5. Setelah mendapat pertolongan pertama, korban sebaiknya segera dibawa ke dokter, rumah sakit, atau Puskesmas untuk penanganan selanjutnya.

Ilustrasi kotak peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan atau First Aid Kit. [dok. Mat Napo/Unsplash.com]

1. Obat Penghilang Rasa Sakit

Beberapa jenis obat penghilang rasa sakit antara lain balsem, minyak kayu putih, dan minyak angin. Adapun cara penggunaannya dengan mengusapkan atau dioleskan pada dada, kening, leher dan perut, atau bisa dengan cara dihirup.

Kegunaan atau manfaat yang ditimbulkan antara lain memberi rasa segar, menghilangkan rasa sakit, melonggarkan pernapasan atau menghangatkan tubuh.

2. Obat Luka Bakar

Jenis obat luka bakar adalah salep minyak ikan. Cara penggunaannya adalah dengan mengoleskan salep ke permukaan luka bakar.

Manfaat yang ditimbulkan pada luka bakar yang kecil dan ringan sangat efektif dan cepat menyembuhkan.

3. Obat Luka Ringan

Jenis obat pada luka ringan ialah Iodin povidon. Cara penggunaannya dengan membersihkan luka dengan obat pencuci luka terlebih dahulu, kemudian oleskan obat.

Manfaat atau kegunaannya adalah mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan, seperti tersayat benda tajam dan menghindarkan luka dari kotoran agar tidak infeksi.

4. Obat Penyadar Orang Pingsan

Jenis obat pada luka ringan ialah amoniak cair 25 persen dan Eau de cologne. Cara penggunaannya dengan membasahi kapas dengan Amoniak atau Eau de cologne. Kemudian dekatkan kapas atau berikan pada hidung korban untuk dihirup sampai korban sadar.

5. Obat Pencuci Luka

Jenis obat pada luka ringan yang bisa digunakan ialah larutan antiseptik, alkohol 70 persen, dan boorwater [larutan boric]. Adapun punggunaannya dengan cara membasahi kapas dengan larutan antiseptik, alkohol atau boorwater.

Kemudian luka bersihkan dengan kapas yang sudah dibasahi dengan larutan tersebut.

Alat Medis [Photo by Cedric Fauntleroy from Pexels]

Peralatan atau perlengkapan P3K yang perlu dipersiapkan, antara lain:

a. Kasa Pembalut [Perban]

Perban terbuat dari kain yang jarang dan tipis. Perban ini digunakan untuk membalut luka yang sudah ditutup kasa steril.

b. Kasa Steril

Kasa yang sudah disterilkan digunakan untuk menutup luka. Kasa steril adalah kain yang bebas dari kuman-kuman penyakit.

c. Plester

Plester digunakan untuk merekatkan kasa penutup agar tidak terlepas. Dalam meletakkan kasa penutup, plester ditempatkan pada beberapa tempat dan jangan melewati bagian tengah luka.

d. Plester obat

Plester obat biasanya digunakan untuk menutup luka kecil yang telah dibersihkan, misalnya akibat teriris atau tersayat benda tajam. Pada permukaan tengah plester terdapat lapisan yang mengandung obat.

e. Pembalut Segitiga

Pembalut segitiga [mitella] biasanya digunakan untuk korban yang mengalami kecelakaan, seperti patah tulang lengan, luka di kepala atau cedera pada sendi lutut.

Pembalut segitiga terbuat dari kain putih dengan ukuran 90 cm dan 125 cm. Pinggirnya tidak dijahit agar ketika dipakai tidak menekan luka atau cedera.

f. Kapas

Kapas digunakan untuk membersihkan luka atau mengoleskan obat. Biasanya sebelum digunakan, kapas terlebih dahulu dibasahi dengan air bersih yang steril atau larutan pembersih luka, setelah itu baru dipakai untuk membersihkan luka yang kotor.

g. Gunting

Gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban yang tahan karat. Hal itu agar tidak mengakibatkan infeksi.

h. Lampu senter

Lampu senter digunakan untuk melihat luka tertentu agar lebih jelas, misalnya suatu benda yang masuk ke telinga atau melihat benda yang sangat kecil di dalam luka.

i. Jepitan

Jepitan [pinset] digunakan untuk mengambil suatu benda yang kecil di dalam luka atau mengambil kotoran yang melekat pada permukaan luka. Pinset juga biasanya dipakai untuk menjepit kapas atau kasa steril.

Sebelum dipakai sebaiknya pinset dibersihkan dahulu dengaan alkohol 70 persen atau direbus.

Sumber: Kemdikbud

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề