Sebutkan 6 contoh bioteknologi pangan dengan nama bahannya

Jurusan teknologi pangan mengajarkan banyak hal kepada mahasiswa tentang bagaimana cara mengolah sebuah bahan pangan, memproduksi, sampai dengan mengemasnya sehingga nilai gizinya tetap terjaga dan dapat dikonsumsi dengan baik. Jika Diperhatikan, hasik dari teknologi pangan yang kreatif ini telah menghasilkan banyak sekali produk pangan yang bisa dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini. Bahkan, beberapa bahan pangan sudah sangat familiar dan menjadi idola di tengah masyarakat. Berikut ini adalah 10 hasil olahan pangan dari teknologi pangan yang sangat kreatif.

1. Tempe

Tempe, salah satu idola di Indonesia. Makanan murah meriah ini memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein karena dibuat dari kacang kedelai. Tempe dibuat dengan menambahkan proses fermentasi pada kacang kedelai. Kacang kedelai akan ditempatkan pada wadah dengan diameter yang luas dan ditambahkan ragi. Kemudian, ditutup selama beberapa hari hingga berubah menjadi tempe. Rasa tempe ini sangat gurih dan dapat diolah menjadi beberapa bahan makanan.

2. Oncom

Sama seperti tempe, oncom adalah sebuah makanan yang dibuat dengan konsep fermentasi. Bukan dari kacang kedelai, namun oncom dibuat dari ampas tahu yang kemudian diberi jamur bernama Neurospora Sitophila. Oncom sudah ada sejak jaman nenek moyang Indonesia dahulu kala dan makanan ini pun bisa diolah menjadi berbagai hidangan enak lainnya.

3. Nata de Coco

Nata de coco memiliki tekstur yang kenyal dengan sensasi rasa segar ketika dimakan. Produk ini dibuat dari air kelapa yang difermentasi selama beberapa hari. Proses fermentasi untuk membuat produk nata de coco ini dibantu oleh bakteri yang bernama acetobacter xylinum dimana tentu cara membuatnya akan dipelajari dalam jurusan teknologi pangan. Seperti yang diketahui bahwa nata de coco dapat diolah menjadi berbagai macam olahan minuman seperti hanya diminum dengan air gula, sirup, atau sebagai campuran es buah.

4. Roti

Roti dapat dibilang merupakan salah satu hasil kreatifitas dari teknologi pangan dan juga menggunakan teknik fermentasi terutama dalam proses dimana membuat adonannya menjadi mengembang. Fermentasi pada pembuatan roti ini dilakukan dengan menambahkan ragi pada adonan dimana ragi ini mengandung sebuah bahan yang bernama jamur saccaromyces cerevisiae. Roti sangat populer di kalangan masyarakat sebagai makanan yang mengenyangkan. Selain diolah menjadi makanan utama, roti juga seringkali dimasak untuk dibuat sebagai dessert seperti teman makan eskrim, dan lain sebagainya.

5. Tape

Tape sangat populer, terutama di kalangan masyarakat pedesaan. Tape dibuat dari beberapa bahan pangan yang mengandung karbohidrat seperti singkong, beras ketan, dan pisang. Dalam proses pembuatannya, proses fermentasi juga digunakan yakni dengan menambahkan ragi dan kemudian ditutup dengan rapat selama beberapa hari. Campuran ini akan menghasilkan produk tape yang manis dan terkadang sedikit berair.

6. Yoghurt

produk makanan ini terbuat dari bahan susu yang difermentasikan. Proses fermentasi ini seringkali menggunakan bakteri asa laktat seperti misalnya bakteri lactobacillus bulgaris, streptococcus thermophillus, dan streptococcus lactis. Yoghurt memiliki rasa yang asam namun segar dan sangat bermanfaat untuk menjaga pencernaan, dan lain sebagainya.

7. Keju

Keju adalah sebuah produk yang dihasilkan dari olahan susu, baik itu sus sapi, kambing, atau bahkan kerbau. Produk hasil bioteknologi pangan ini juga mempergunakan konsep fermentasi dalam pembuatannya. Sama seperti pembuatan yoghurt, pembuatan keju pun menggunakan kinerja dari bakteri asam laktat, khususnya lactobacillus bulgarius dan streptococcus thermophillus. Tekstur keju padat namun lembut dan biasanya memiliki rasa yang gurih. Karena itu, keju sangat disukai dan selalu menjadi trend dari dulu hingga sekarang.

8. Terasi

siapa sangka produk makanan yang sedikit berbau khas ini juga adalah hasil bioteknologi pangan. Tepatnya, terasi dibuat dari udang atau ikan yang menggunakan proses fermentasi. Di negara barat, terasi mungkin tidak terlalu dikenal, namun lain halnya dengan di tanah air. Terasi sudah sangat populer dan seringkali digunakan untuk membuat sambal dan berbagai macam makanan lainnya seperti plecing kangkung, nasi goreng, dan lain sebagainya.

9. Tauco

Biji kedelai ternyata tak hanya bisa dimanfaatkan untuk membuat tempe dan tahu, namun juga tauco. Produk makanan hasil dari teknologi pangan ini dibuat dari fermentasi biji kedelai dimana ada 2 mikroorganisme yang digunakan untuk membuat tauco yakni bakteri dan jamur.  Tauco biasanya memiliki warna cokelat gelap dengan tekstur yang agak kasar karena biji kedelainya seringkali masih terlihat. Olahan dari tauco pun kini sudah mulai banyak seperti soto tauco, sayur tahu santan dengan tauco, dan lain sebagainya.

10. Cuka

Banyak orang mengira bahwa cuka mungkin dibuat dari bahan kimia. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena cairan berwarna bening ini adalah hasil dari kreatifitas teknologi pangan yakni sebagai hasil oksidasi etanol. Oksidasi etanol ini dilakukan oleh bakteri yang bernama acetobacter. Cuka memiliki rasa yang asam dan banyak digunakan sebagai bahan tambahan kuliner nusantara seperti pempek dari Palembang, pembuatan acar, asinan, sampai dengan tambahan untuk kuah bakso agar lebih memiliki rasa yang segar.

Itulah setidaknya 10 produk makanan yang menjadi bukti nyata kreatifitas dari bioteknologi pangan. Karena ilmu yang terus berkembang, bukan tidak mungkin hasil produksi makanan dari teknologi pangan ini akan semakin banyak dari waktu ke waktu. Makanan yang dihasilkan ini nantinya bukan hanya memiliki rasa yang enak, namun juga pastinya memiliki nilai gizi yang baik dan layak dikonsumsi oleh masyarakat. 

Tempe adalah salah satu makanan khas Indonesia yang kini mendunia. Harganya yang murah seringkali dipandang sebelah mata, padahal banyak studi ilmiah yang membuktikan bahwa tempe bisa menjadi alternatif daging yang tinggi protein dan vitamin B12. Dibalik kelezatan tempe yang kita konsumsi ini, ternyata cara pembuatannya memanfaatkan bioteknologi dari mikroorganisme lho. Nah, seperti apa lagi pemanfaatan bioteknologi di bidang pangan ini?

Pada dasarnya, bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme hidup atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat bermanfaat bagi manusia. Dimana, bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku terutama di bidang pangan seperti kedelai, tepung terigu, gula, dan sebagainya.

Bioteknologi Konvensional

Banyak produk makanan yang proses pembuatannya memanfaatkan kerja mikroba misalnya tempe, nata de coco, yogurt, keju, roti, kecap, dan lain sebagainya. Semua produk pangan yang memanfaatkan proses fermentasi dengan bantuan mikroorganisme merupakan produk bioteknologi konvensional yang sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh manusia.

Berikut ini merupakan beberapa contoh produk bioteknologi konvensional dan mikroorganisme yang membantu dalam proses pembuatannya antara lain :

  • Nata de Coco, merupakan produk bioteknologi konvensional yang pembuatannya dibantu oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bahan utama dari nata de coco adalah air kelapa. Nata de coco terbentuk dari serabut hemiselulosa pada permukaan medium cair tempat hidup bakteri Acetobacter xylinum.
  • Kecap, dibentuk dengan bantuan Aspergillus wentii. Kedelai akan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii tersebut. Kedelai tersebut dikeringkan dan direndam dalam larutan garam.

Baca juga: Melihat Sejarah Singkat Bioteknologi

Jamur Aspergillus wenti akan merombak protein menjadi asam amino, komponen rasa, asam, dan aroma khas. Indonesia memanfaatkan mikroorganisme tersebut untuk mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi kecap.

  • Tauco, merupakan makanan berbahan dasar biji-bijian serta kedelai dan dibuat dengan cara fermentasi menggunakan jamur Aspergillus oryzae.
  • Tempe, merupakan makanan yang memiliki prinsip pembuatan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Hifa atau benang-benang yang dihasilkan oleh jamur akan mengikat keping-keping biji kedelai hingga saling terikat dan membentuk struktur yang kompak dan disebut dengan tempe.
  • Yogurt, dihasilkan dari fermentasi susu dengan bantuan bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Lactosa pada susu akan diubah menjadi asam laktat oleh bakteri, dan pecahnya protein pada susu akibat proses fermentasi mengakibatkan susu menjadi kental.
  • Keju, merupakan bahan makanan yang dibuat dengan bantuan enzim renin yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus casei dan Steptococcus lactis untuk memisahkan zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Enzim renin akan menggumpalkan protein susu sehingga terbentuk dua fase pada susu yaitu cairan dan padatan [dadih]. Dadih akan mengalami proses pematangan lebih lanjut sebelum akhirnya membentuk makanan yang dikenal dengan keju.
  • Roti, memanfaatkan proses fermentasi yang dibantu oleh yeast atau khamir. Yeast ditambah pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi yang menghasilkan alkohol dan gas karbondioksida. Gas karbondioksida akan membuat roti menjadi mengembang ketika adonan dimasukan kedalam oven karena pengaruh suhu yang tinggi. Sedangkan sebagian besar alkohol akan menguap dan sisanya akan menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti.
  • Minuman beralkohol, merupakan salah satu produk dari bioteknologi yang memanfaatkan proses fermentasi dengan bantuan jamur Aspergillus oryzae. Enzim amillase yang dihasilkan oleh jaur Aspergillus oryzae akan menguraikan amillum menjadi glukosa atau gula. Gula akan mengalami proses fermentasi lanjut menghasilkan alkohol dan gas karbondioksida.

Bioteknologi Modern

Biteknologi modern dalam produksi pangan berupaya dalam meningkatkan produksi tanaman. Selain itu, berupaya mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya agar tidak ikut terkonsumsi oleh manusia dengan cara menetapkan teknik rekayasa genetik.

Rekayasa genetik dapat memanipulasi gen sehingga menghasilkan organisme dengan sifat-sifat yang sesuai dengan kebutuhan. Teknik manipulasi gen ini dikenal istilah DNA rekombinan.

  • Tanaman transgenik telah mengalami perubahan susunan informasi genetik dalam tubuhnya sehingga tanaman ini dapat bertahan dari serangan hama, bahkan mampu membunuh hama yang meyerang. Secara tidak langsung tanaman transgenik menghasilkan hasil pangan yang lebih banyak. Contohnya; kentang manis, tahan virus, semangka tanpa biji, dan golden rice atau beras dengan kandungan vitamin A yang tinggi.
  • Hewan transgenik, penerapan rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang menghasilkan produk bermutu tinggi secara kualitas dan kuantitas. Seperti hewan ternak yang tahan terhadap penyakit, hewan dengan produksi susu dan daging yang berkualitas,

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề