Sebutkan kebijakan kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan pancasila pada masa orde baru

Jakarta -

Pancasila adalah ideologi bangsa dan akan terus menerus menjadi dasar filsafat negara Indonesia. Dalam perkembangannya, Pancasila mengalami berbagai proses dinamika yang berbeda-beda, termasuk pada masa orde baru. Kira-kira bagaimana penerapan Pancasila pada masa orde baru?

Seperti yang diketahui, masa orde baru ditandai dengan momentum G 30 S/PKI yang meletus sebagai peristiwa kudeta pada tanggal 30 September 1965.

Pada malam itu, ada enam Jenderal yang meninggal dan menandai runtuhnya rezim Demokrasi Terpimpin yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.

Melalui Surat Perintah Sebelas Maret [Supersemar], TNI AD kemudian memiliki kekuatan politik untuk membubarkan PKI yang pada saat itu dianggap bertanggung jawab dalam peristiwa G 30 S/PKI.

Di waktu yang bersamaan, Supersemar juga menjadi tanda berakhirnya pemerintahan Soekarno.

Presiden Soekarno kehilangan jabatan tertinggi negara tersebut Melalui TAP No. XXXIII/MPRS/1967 dan sekaligus mendudukkan Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Setahun kemudian, melalui TAP No. XLIII/MPRS/1968, Soeharto diangkat menjadi Presiden definitif.

Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru

Pada masa orde baru, pemerintah ingin menerapkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan masif melalui program P4 [Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila]. Bahkan saat itu, program P4 ini disosialisasikan di sekolah-sekolah sebagai doktrin ideologis.

Meski begitu, penerapan pancasila pada masa orde baru ternyata tetap memiliki kekurangan dan kelebihan. Apa saja kekurangan dan kelebihan itu?

1. Kekurangan dalam Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru

Mengutip dari penelitian ilmiah yang berjudul Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Serta Perkembangan Ideologi Pancasila pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi [2018] yang ditulis oleh Sandra Dewi dan Andrew Shandy Utama bahwa ada beberapa kelemahan terbesar penerapan Pancasila pada masa orde baru, yaitu:

- Melanggengkan Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun

- Merebaknya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme [KKN]

- Terjadi penafsiran sepihak terhadap Pancasila melalui program P4

- Adanya penindasan ideologis, sehingga orang-orang yang mempunyai gagasan kreatif dan kritis menjadi takut bersuara

- Adanya penindasan secara fisik, seperti pembunuhan di Timor Timur, Aceh, Irian Jaya, kasus di Tanjung Priok, kasus pengrusakan pada 27 Juli, dan lain sebagainya

- Perlakuan diskriminasi oleh negara terhadap masyarakat non pribumi [keturunan] dan golongan minoritas


2. Kelebihan dalam Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru

Pada masa orde baru, Indonesia masih mengalami transisi politik dari era Soekarno ke era Soeharto. Hal ini juga membawa narasi segar mengenai beberapa kebijakan-kebijakan penting.

Hal-hal fundamental terkait ekonomi, pangan, stabilitas negara, dan lain sebagai lambat laun mulai membaik di awal-awal era orde baru.

Hal ini juga menjadi bukti kelebihan penerapan Pancasila pada masa orde baru yang sangat masif walaupun terkesan otoriter. Berikut beberapa kelebihan penerapan Pancasila masa orde baru:

- Eskalasi yang signifikan dari segi GDP per kapita Indonesia dari 70 USD menjadi 1000 USD

- Implementasi program Keluarga Berencana untuk mengontrol jumlah populasi penduduk

- Masyarakat diwajibkan untuk sekolah dan terlihat dari jumlah angka buta huruf yang menurun drastis

- Program Swasembada Pangan terlaksana dengan baik

- Stabilitas keamanan meningkat

- Rencana Pembangunan Lima Tahun dapat terealisasi

- Membangun diplomasi dan kerja sama antara negara-negara internasional

Nah, itulah penjelasan mengenai penerapan Pancasila pada masa orde baru termasuk kelemahan dan kelebihannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!

Simak Video "Hari Lahir Pancasila, Apa Mereka Hafal Pancasila?"



[faz/faz]

Lihat Foto

PAT HENDRANTO

Presiden Soeharto saat dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden pada 27 Maret 1968.

KOMPAS.com - Di masa kepemimpinan Presiden Soeharto [1966-1998], Pancasila dipertahankan sebagai dasar negara.

Keberadaan Pancasila bahkan semakin kuat di era Orde Baru.

Dalam masa pemerintahannya, Soeharto berusaha untuk memulihkan kembali kondisi di Indonesia pasca-kekacauan yang terjadi di era Soekarno. 

Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Orde Baru [1965-1998]

Pancasila dalam pemerintahan

Masa Orde Baru dimulai setelah Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia menggantikan Soekarno melalui Tap MPR No. XXXIII/MPRS/1967. 

Yang menjadi pemeran utama dalam era Orde Baru adalah Angkatan Darat. 

Terdapat landasan konstitusional mengenai masuknya militer ke dalam politik, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan adanya golongan ABRI dalam MPR. 

Pada awal Orde Baru dimulai, langkah pemerintahan yang dilakukan adalah langgam libertarian. 

Orde Baru sudah menggeser sistem politik Indonesia dari titik ekstrim otoriter pada zaman demokrasi terpimpin menjadi demokrasi liberal. 

Akan tetapi, liberalisme di awal kepemimpinannya tidak berlangsung lama.

Sistem ini hanya ditolerir selama pemerintah mencari format baru untuk politik Indonesia. 

Setelah format terbentuk, sistem liberal pun bergeser lagi ke sistem otoriter.

Setelah itu, format baru politik dicantumkan dalam UUD Nomor 15 tahun 1969 dan UU Nomor 16 Tahun 1969 yang memberi landasan bagi pemerintah untuk mengangkat 1/3 anggota MPR dan lebih dari 1/5 anggota DPR. 

Pasca kedua UU tersebut dikeluarkan, langgam sistem politik kembali bergeser ke sistem otoritarian. 

Pada masa itu, gagasan demokrasi liberal dianggap sebagai gagasan yang bertentangan dengan demokrasi Pancasila, sehingga ditolak.

Orde Baru lahir sebagai upaya menegakkan Pancasila dan UUD 1945, dalam praktek ketatatanegaraannya, kehidupan demokrasi berjalan secara pseudo-demokratis atau demokrasi semu.

Baca juga: Penerapan Pancasila pada Masa Orde Lama

Penyimpangan Pancasila pada Masa Orde Baru

Rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto ini berusaha melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen, berbeda pada saat Orde Lama yang dianggap menyimpang dari Pancasila.

Upaya ini dilakukan melalui program P4 [Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila]. 

Selama era Orde Baru berjalan, pemerintah berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dengan memberantas paham komunis di Indonesia. 

Komunisme dan gagasan-gagasannya dianggap bertentangan dengan Pancasila kendati keduanya telah hidup berdampingan selama bertahun-tahun.

Di era Soeharto, Pancasila ditafsirkan sesuai dengan kepentingan kekuasaan pemerintah dan dijadikan sebagai indoktrinasi. 

Presiden Soeharto memanfaatkan Pancasila untuk melanggengkan kekuasaannya. 

Beberapa metode yang digunakan dalam indoktrinasi Pancasila adalah:

  • Melakukan pengajaran P4 [Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila] di sekolah-sekolah
  • Presiden Soeharto membolehkan rakyat membentuk organisasi-organisasi dengan syarat berasaskan Pancasila
  • Presiden Soeharti melarang adanya kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah dengan alasan stabilitas

Kendati demikian Presiden Soeharto juga melakukan beberapa penyelewengan dalam penerapan Pancasila. Di antaranya sebagai berikut:

  • Menerapkan demokrasi sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah
  • Presiden Soeharto memegang kendali terhadap lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sehingga peraturan dibuat sesuai persetujuannya
  • Presiden Soeharto melemahkan aspek-aspek demokrasi, terutama pers, karena dinilai dapat membahayakan kekuasaannya
  • Presiden Soeharto berlindung di balik Pancasila. Bagi Soeharto, setiap kritik terhadap dirinya akan dialihkan menjadi kritik terhadap ideologi Pancasila.
  • Presiden Soeharto melanggengkan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme [KKN]

Puncak dari penyelewengan Presiden Soeharto adalah terjadinya krisis ekonomi dan moneter tahun 1997. 

Krismon telah membuat perekonomian Indonesia turun drastis sehingga memicu gerakan masif untuk menggulingkan rezim Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto. 

Referensi: 

  • Dewi, Sandra. Andrew Shandy Utama. [2018]. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia Serta Perkembangan Ideologi Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi. Jurnal PPKn & Hukum. Vol. 13. No. 1 April 2018.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Lihat Foto

KOMPAS/EDDY HASBY

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Hegemoni Orde Baru yang kuat ternyata menjadi inspirasi bagi orangtua untuk memberi nama bagi anak-anak mereka.

KOMPAS.com - Berakhirnya Orde Lama [Orla] pada 1966 sebagai pertanda dimulainya masa pemerintahan Orde Baru [Orba].

Masa pemerintahan Orba dipimpin oleh Suharto sebagai presiden Indonesia menggantikan Sukarno.

Kehadiran masa Orba membuat arah pemahaman terhadap Pancasila mulai diperbaiki. Karena pada masa pada Orla terjadi banyak penyimpangan.

Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan [2019] karya Edi Rohani, pengalaman instabilitas politik dan kemerosotan ekonomi menjadi dalih bagi Suharto untuk memulihkan pasca gejolak politik menggunakan Pancasila.

Ia menggunakan P4 [Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila] atau Ekaprasetia Pancakarsa.

Suharto menggunakan istilah Demokrasi Pancasila untuk memperoleh kesan kuat, bahwa dirinya adalah seorang yang memegang teguh Pancasila.

Baca juga: Siswa, Ini Contoh Penerapan Pancasila di Kehidupan Sehari-hari

Pada peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 1967 , Presiden Suharto mengatakan, "Pancasila makin banyak mengalami ujian zaman dan makin bulat tekad kita mempertahankan Pancasila."

Ia juga mengatakan bahwa Pancasila bukan dasar falsafah negara yang sekedar dikeramatkan dalam naskah UUD, melainkan Pancasila harus diamalkan.

Masa Orba merupakan masa pemerintahan yang terlama. Di mana berkuasa hingga tahun 1998 sebelum digantikan masa reformasi.

Pada masa tersebut juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang stabil. Di mana, stabilitas keamanan dan pembangunan serta merta tidak lepas dari keberadaan Pancasila.

Meski stabilitas politik tercapai dan pembangunan ekonomi dapat teraih. Namun kebebasan dan hak-hak warga negara diatur dalam konstitutisi.

Baca juga: Implementasi Nilai Religius Pancasila dalam Praktik Penyelenggaraan Pemerintah

Penyimpangan-penyimpangan pun terjadi tidak dapat diabaikan dan merugikan banyak pihak.

Berikut beberapa bentuk-bentuk penyimpangan Pancasila yang dilakukan pada masa Orde Baru:

  1. Pancasila sebagai dasar negara malah diredusir, disalahartikan dan disalahgunakan oleh Suharto sebagai simbol kekuasaan.
  2. Pancasila dijadikan alat untuk menguasai rakyat. Sehingga pemerintah Orde Baru dapat melegitimasi kelanggengan masa jabatannya.
  3. Pancasila sebagai sumber nilai dibuat seakan kabur [blurred] oleh banyaknya praktik penyimpangan dan segala bentuk kebijakan yang berlindung di balik fungsi pokok Pancasila. Sehingga siapapun yang menentang kebijakan tersebut dianggap telah menentang Pancasila.
  4. Penyimpangan terhadap asas kekeluargaan yang terkandung di dalam kelima Pancasila. Di mana Suharto hanya mempercayakan orang-orang terdekatnya untuk menguasai perusahaan besar negara. Pengelolaan sumber daya alam di Indonesia hingga menjadi ajang praktik-praktik korupsi.
  5. Suharto memimpin negara dalam bentuk keotoritarian. Padahal Indonesia adalah negara demokrasi yang mengutamakan rakyat, dari, untuk, dan oleh rakyat.
  6. Fungsi Pancasila digunakan sebagai alat meleburnya heterogenitias, sehingga membuat kelompok-kelompok minoritas tersingkir dan timbulah masalah SARA.
  7. Suharto melarang adanya kritikan-kritikan untuk pemerintah. Karena kritikan menganggu ketidakstabilan negara. Sehingga sering dilakukan kekuatan militer bagi siapapun yang mengkritik pemerintah.
  8. Diterapkannya demokrasi sentralistik yaitu demokrasi yang berpusat pada pemerintah. Lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif dipegang oleh presiden.

Selama Orba dalam kenyataannya Pancasila digunakan sebagai alat legitimasi politik sehingga melahirkan gelombang perlawanan masyarakat.

Baca juga: 7 Fungsi dan Peranan Pancasila

Puncak dari keadaannya tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional.

Timbul berbagai gerakan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya reformasi disegala bidang.

Puncak dari perlawanan tersebut terjadi pada 1998. Pada tahun tersebut Suharto mengundurkan diri sebagai presiden dan munculah masa reformasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề