Setelah menentukan topik penelitian Langkah selanjutnya adalah heuristik?

Langkah yang dilakukan setelah pemilihan topik, selanjutnya dilakukan pengumpulan sumber [heuristik]. Sumber sangat berguna bagi penelitian sejarah sebab….

Setelah seorang peneliti menentukan topik yang akan diangkat Nya maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan sumber-sumber sejarah setiap sumber sejarah akan memiliki kelebihan dan kelemahannya terkait dengan topik penelitian yang sedang diteliti oleh karena itu ketepatan dalam memilih sumber sejarah dari seorang peneliti dalam menjaga objektivitas penelitian berdasarkan deskripsi tersebut yaitu.. A.. banyaknya sumber sekunder yang digunakan oleh peneliti akan menyebabkan kecenderungan penyimpangan

B. seorang peneliti sejarah harus memiliki kemampuan digitalisasi yang tinggi guna memprediksi usia sumber

C. sumber primer sangat mendukung objektivitas penelitian langsung dari pelakunya

D. Karya sejarah yang terkenal akan tergantung pada sumber sejarah dengan artefak yang indah

E. artefak sebagai sumber material memberikan sebuah karya sejarah

Tolong bantu jawab

Langkah-langkah Penelitian Sejarah

Adanya langkah-langkah penelitian sejarah ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang paling mendekati dengan kebenaran. Karena itu, penelitian sejarah yang memiliki kesalahan dalam langkah-langkah penelitianya juga dianggap memiliki nilai kebenaran yang lemah.

Berikut ini langkah-langkah yang digunakan pada proses penelitian sejarah, yaitu:

1. Mencari dan Memilih Topik

Dalam penelitian apapun, hal pertama yang perlu dilakukan pastilah mencari dan memilih topik. Mencari topik penelitian bertujuan agar proses penelitian menjadi lebih fokus dan terarah pada masalah yang sesuai dengan topik yang dipilih.

Pemilihan topik harus benar-benar diperhatikan agar layak dijadikan penelitian dan bukan hasil duplikasi dari penelitian orang lain. Untuk itu, bisa menggunakan cara di bawah ini:

  • What atau Apa yang akan diteliti atau dijadikan objek penelitian
  • Who atau Siapa yang akan diteliti atau menjadi narasumber untuk mencari informasi seputar objek penelitian dan yang berhubungan dengan itu
  • Where atau Dimana penelitian akan dilakukan, dalam hal ini berkaitan dengan tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan objek sejarah secara nyata/real
  • When – Kapan penelitian tersebut dilakukan atau kapan kejadian/objek sejarah tersebut terjadi

Menurut Kuntowijoyo [1995], pemilihan topik perlu didasarkan pada pendekatan emosional dan juga intelektual. Kuntowijoyo mengatakan bahwa ada empat macam kriteria yang perlu diperhatikan saat memilih topik, antara lain:

  • Pertama, memiliki nilai, artinya mampu memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang berarti atau bernilai
  • Kedua, asli dan belum pernah diteliti, jika memang sudah pernah maka harus ada evidensi baru yang substansial dan signifikan
  • Ketiga, memperhatikan kepraktisan dalam keberadaan, ruang lingkup dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya
  • Keempat, adanya kesatuan tema yang memberikan sebuah titik tolak, arah, fokus dan tujuan tertentu

2. Heuristic [Mengumpulkan Sumber]

Setelah menentukan topik, langkah berikutnya adalah heuristic. Heuristic adalah tahap-tahap untuk melakukan mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai sumber informasi berupa data atau lainnya yang relevan dengan topik.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas segala bentuk kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lampau. Secara etimologi, kata heuristic itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu heurishein yang artinya menemukan/memperoleh.

Menurut G. J. Reiner [1997], Heuristic adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan sumber. Seorang peneliti harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik terhadap topik penelitian dan informasi mengenai peristiwa atau kejadian tertentu.

Hal ini karena data atau sumber sejarah yang didapatkan dari dokumen-dokumen tersebut biasanya terdiri dari berbagai macam informasi di dalamnya. Seperti yang diketahui bahwa jejak-jejak sumber atau peristiwa sejarah tersebut sangat beragam dan sejarah pun terdiri dari banyak periode.

Selain itu, banyak pula bidang-bidangnya seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempermudah penelitian, perlu dilakukan upaya dalam penggolongan dan klasifikasi terhadap sumber atau jejak sejarah yang dikumpulkan.

Untuk mengklasifikasikannya, kita bisa membagi sumber atau data tersebut ke dalam dua jenis seperti di bawah ini:

a. Sumber Sejarah Primer

Sumber sejarah primer merupakan suatu dokumen atau data-data asli yang valid dan biasanya dibuat pada saat peristiwa tersebut terjadi. Dengan kata lain dibuat oleh tangan pertama atau yang pertama kali membuat sumber suatu peristiwa atau kejadian bersejarah.

b. Sumber Sejarah Sekunder

Sumber yang kedua adalah sumber sekunder yang dibuat dengan mengacu pada data-data sumber yang pertama yaitu sumber primer. Sumber primer biasanya dibuat saat peristiwa sedang terjadi atau tidak lama setelahnya dan memiliki tingkat kebenaran yang tinggi.

Sedangkan sumber sekunder dibuat oleh tangan kedua dan jauh setelah kejadian tersebut berlangsung sehingga kebenarannya perlu diteliti lagi. Sumber sekunder ini contohnya seperti skripsi, buku, tesis dan lain sebagainya. Ada lagi yang dinamakan sumber lisan yang saksi mata atas kejadian atau peristiwa tertentu.

Sumber lisan dari orang yang tidak melihat langsung atau tidak sezaman dengan peristiwa yang bersangkutan tidak layak disebut sumber lisan.

Cara-cara yang bisa digunakan dalam metode heuristic adalah sebagai berikut:

  • Menggunakan metode kepustakaan dengan mencari dari sumber-sumber arsip nasional
  • Melakukan kunjungan ke situs-situs bersejarah
  • Melakukan wawancara dengan narasumber yang bersangkutan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan agar lebih lengkap yang mendekati kebenaran

Selain itu, ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan saat proses pengumpulan data [heuristic], antara lain:

  • Corroboration yaitu membandingkan data yang ada dan menentukan apakah informasinya sama atau tidak, hal ini dilakukan untuk proses verifikasi data
  • Sourcing yaitu melakukan identifikasi terdapat sumber atau data dari informasi penulis, tanggal dan tempat dibuatnya sumber/data tersebut
  • Contextualization yaitu melakukan identifikasi mengenai waktu dan tempat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian bersejarah tersebut

3. Verifikasi atau Kritik Sumber

Proses selanjutnya adalah melakukan verifikasi atau kritik terhadap sumber atau data yang diperoleh untuk menguji keaslian dan kebenarannya. Proses verifikasi atau kritik sumber itu sendiri terbagi menjadi dua macam, antara lain:

a. Verifikasi Eksternal

Verifikasi eksternal dilakukan untuk melihat keaslian atau keabsahan dari sebuah sumber sejarah. Hal ini bisa diketahui dengan mencari tahu penulis, tanggal pembuatan, gaya bahasa dan penulisan, usia dan bahan kertas dan lainnya.

b. Verifikasi Internal

Verifikasi internal dilakukan untuk melihat kredibilitas isi atau konten yang ada pada sumber tersebut. Hal ini bisa diketahui dengan melihat isi/informasi dari sumber/penulis tersebut bisa dipercaya atau tidak dan lain sebagainya.

Verifikasi atau kritik sumber tersebut dilakukan dengan langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik terhadap sumber dan membandingkan dengan kesaksian yang ada. Langkah-langkah intrinsik tersebut antara lain:

  • Menentukan sifat sumber yaitu resmi/tidak resmi, sumber tidak resmi dinilai lebih berharga karena lebih objektif, terus terang dan apa adanya
  • Menyoroti penulis sumber apakah Ia bisa dipercaya atau tidak
  • Membandingkan kesaksian atau informasi dari berbagai sumber yang tidak saling berhubungan [independent witness]

Setelah dilakukan verifikasi atau kritik sumber akan dipilih beberapa sumber yang diakui kebenarannya dan dianggap sebagai fakta. Proses verifikasi menjadi sangat penting dilakukan dalam menentukan keaslian/keabsahan dan kredibilitas sumber sejarah agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan.

Menurut Gilbert J. Garaghan [1957] adanya kekeliruan saksi ini dapat disebabkan karena dua hal, antara lain:

  • Kekeliruan saksi dalam memberikan penjelasan atau menginterpretasikan dan mengambil sebuah kesimpulan dari sumber sejarah tertentu
  • Kekeliruan sejak awal yaitu mengenai kesalahan dalam mengambil sumber formal yang digunakan dalam proses penelitian

Kekeliruan ini bisa karena disengaja atau para saksi terbukti tidak jujur, tidak cermat ataupun tidak mampu memberikan penjelasan yang benar.

4. Interpretasi atau Penafsiran

Interpretasi dilakukan untuk mendapatkan fakta yang logis dan sesuai dengan konteks peristiwa secara menyeluruh dan menjadi satu kesatuan yang harmonis. Interpretasi atau penafsiran tersebut harus dilakukan secara objektif, deskriptif dan selektif dengan penjelasan seperti berikut ini:

  • Objektif maksudnya adalah penafsiran yang dilakukan fakta yang ada tanpa adanya unsur pendapat pribadi yang bersifat subjektif
  • Deskriptif maksudnya adalah penafsiran yang dilakukan harus memiliki landasan yang jelas dan tepat
  • Selektif maksudnya berkaitan dengan pencarian dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang perlu disaring terlebih dahulu agar relevan dengan objek penelitian

5. Historiografi

Historiografi merupakan kegiatan merangkap dan menulis sejarah, sekaligus tahap paling akhir dalam langkah penelitian sejarah. Secara Etimologi, historiografi berasal dari kata historia yang berarti sejarah dan graphia yang artinya penulisan. Bentuk-bentuk historiografi adalah sebagai berikut:

  • Narasi yang isinya lebih banyak bercerita sesuai dengan informasi dari sumber sejarah
  • Deskriptif yang isinya jauh lebih kompleks dan detail daripada bentuk narasi
  • Analitis yang isinya lebih detail lagi dan lebih banyak berorientasi pada penelaahan masalah/topik tertentu

Historiografi terdiri dari latar belakang, kronologi kejadian/peristiwa, analisis sebab akibat, uraian tentang hasil penelitian, dampak dan berakhir dengan kesimpulan. Historiografi terbagi menjadi dua macam, antara lain:

a. Historiografi Naratif

Historiografi naratif yaitu penulisan sejarah yang bercerita tentang rekaman kejadian/peristiwa atau tindakan pelaku sejarah secara pribadi dalam kurun waktu tertentu.

b. Historiografi Structuralist

Historiografi structuralist yaitu penulisan sejarah yang bercerita tentang perubahan di masyarakat yang terjadi karena suatu kejadian atau peristiwa. Historiografi ini biasanya disebut juga dengan sejarah sosial.

Untuk menulis sejarah harus memiliki kecakapan dan kemahiran tertentu agar dapat memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca. Penulisan atau historiografi juga harus ditulis menggunakan bahasa yang informatif dan komunikatif agar bisa dimengerti dan dipahami oleh pembaca.

Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan saat melakukan proses historiografi, antara lain:

  • Perlu memperhatikan dari segi kecermatan dan ketelitian dalam penyusunan kronologi kejadian atau peristiwa sejarah yang ditulis
  • Penafsiran sejarah harus dilakukan dengan se objektif mungkin, jangan sampai terlalu subjektif dan mengedepankan pendapat pribadi daripada fakta di lapangan
  • Penulisan sejarah atau historiografi harus memperhatikan kaidah atau standar bahasa dan penulisan, informatif dan komunikatif agar mudah dimengerti oleh pembaca
  • Benar-benar memperhatikan dan memilih atau menyaring informasi mana saja yang patut atau dianggap penting untuk dicatat
  • Selalu memperhatikan banyak hal dan menghubungkan peristiwa atau kejadian-kejadian yang satu dengan yang lainnya melalui berbagai macam sumber yang berbeda

Penulisan Sejarah Berdasarkan Ruang dan Waktu

Hasil penelitian berupa penulisan sejarah terbagi menjadi tiga bentuk berdasarkan ruang dan waktunya, antara lain:

1. Penulisan Sejarah Tradisional

Penulisan sejarah dalam bentuk tradisional ini lebih ditekankan pada penggunaan atau sebagai bahan pengajaran agama. Kebanyakan karya penulisan sejarah tradisional ini kuat dalam hal genealogi, namun tidak kuat dalam hal kronologi dan juga detail geografis.

Biasanya bercirikan dengan adanya kingship [konsep tentang raja], pertimbangan kosmologi dan antropologi lebih diutamakan daripada keterangan sebab akibat.

2. Penulisan Sejarah Kolonial

Berbeda dengan bentuk penulisan sejarah tradisional, bentuk kolonial lebih mengarah atau memiliki ciri-ciri eropa sentris atau Nederland o sentris. Penulisannya lebih ditekannya pada aspek politik dan ekonomi, serta bersifat institusional.

3. Penulisan Sejarah Nasional

Yang ketiga yaitu bentuk penulisan sejarah nasional yang ditulis dengan menggunakan metode penelitian ilmiah secara terampil. Hal ini dilakukan untuk tujuan atau kepentingan nasionalisme.

Kesimpulan yang bisa diambil bahwa setiap peristiwa sejarah harus dilakukan penelitian terlebih dahulu agar informasinya valid dan dapat dipercaya. Langkah penelitian sejarah bisa dilakukan dengan lima cara yaitu mencari dan memilih topik, mengumpulkan sumber [heuristic], verifikasi/kritik, interpretasi/penafsiran dan Historiografi.

ARTIKEL LAINNYA

  • Pengertian ODBC Beserta Fungsi dan Kegunaan ODBC
  • Pengertian Offside Dalam Sepakbola & Penyebabnya Lengkap
  • Lempar Lembing: Pengertian, Sejarah, Lapangan, Gaya & Teknik Dasar
  • Cupslice: Aplikasi Edit Foto Buatan Lokal
  • Pengertian Komputer, Fungsi, dan Jenis Komputer Lengkap
  • √ Pelayaran Hongi : Pengertian, Tujuan, Dampak dan Sejarah Lengkap
  • Xray Camera Girl Cloth: Intip Yang Ada Dibalik Baju
  • Zombify – Be a Zombie : Ubah Foto Kamu Menjadi Zombi Disini!

Setelah menentukan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah Heuristik , yaitu?

1. Menentukan Topik Penelitian


Langkah pertama dalam penelitian sejarah adalah pemilihan topik penelitian. Memilih atau menentukan topik penelitian, berarti mencari dan menetapkan satu judul penelitian yang akan dibahas. Dalam memilih topik penelitian sejarah sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.

Pertama, carilah topik atau judul yang belum pernah diteliti sebelumnya, karena judul penelitian tidak boleh sama dengan penelitian sebelumnya. Topik yang diteliti haruslah merupakan topik yang layak untuk dijadikan penelitian dan bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumnya [Tarunasena, 2009 : 78].

Jadi, topik yang diteliti harus merupakan hal yang baru dan diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang baru, serta memberikan teori baru terhadap ilmu sejarah.

Kedua, jangan memilih topik penelitian yang sangat jarang atau bahkan tidak ada sumbernya, karena penelitian sangat tergantung pada sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian. Kelayakan topik penelitian sejarah dapat dilihat dari ketersediaan sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian [Tarunasena, 2009 : 78].

Ketiga, usahakan memilih topik yang menarik agar pembaca penasaran dengan penelitian yang akan dibahas. Akan tetapi, jangan sampai kita menetapkan topik yang menarik untuk diteliti, tetapi sumbernya ternyata tidak ada [Tarunasena, 2009 : 78].

2. Mengumpulkan Sumber [Heuristik]


Langkah kedua dalam melakukan penelitian sejarah adalah heurustik atau mengumpulkan sumber yang berkaitan dengan topik penelitian. Heuristik berasal dari kata Yunani, yaitu heurisken, artinya menemukan.

Jadi, heuristik maksudnya adalah tahap untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber berbagai data agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian masa lampau yang relevan dengan topik/judul penelitian [Wardaya, 2009 : 42].

Tahapan heuristik dalam penelitian sejarah, sebenarnya merupakan tahap perencanaan dalam proses pencarian, menemukan, dan pengumpulan sumber yang sesuai dengan topik penelitian sejarah. Tahapan heuristik misalnya sebagai berikut;

Menetapkan judul penelitian

Sebenarnya, menetapkan judul penelitian sudah dilakukan pada poin pertama, namun pemilihan topik atau judul penelitian ini masih dalam tahapan heuristik. Tentukan judul penelitian sesuai dengan ketentuan yang sudah dijelaskan tadi.

Mencari informasi keberadaan sumber

Mencari informasi tentang keberadaan sumber sejarah yang sesuai dengan topik penelitian dapat dilakukan melalui beberapa media, di antaranya media internet, data base yang terhubung dengan PC atau komputer perpustakaan, dan lain lain.

Apabila sumber sejarah yang kita cari berupa sumber tertulis, maka tempat yang cocok adalah perpustakaan, kantor-kantor pemerintahan setempat, atau kantor-kantor yang menyimpan arsip-arsip [catatan] peristiwa sejarah.

Apabila sumber sejarah yang kita cari merupakan sumber benda, maka carilah tempat-tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah, misalnya museum, candi-candi, bangunan kuno seperti keraton.

Apabila sumber yang kita cari merupakan sumber lisan, maka carilah orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa sejarah, misalnya pelaku sejarah dan saksi mata.

Mendatangi tempat-tempat sumber sejarah

Setelah mencari informasi keberadaan sumber, tahap heuristik selanjutnya mendatangi atau berkunjung di tempat-tempat keberadaan sumber-sumber sejarah yang telah kita cari keberadaannya. Kunjungi tempat keberadaan sumber yang lebih mudah dijangkau terlebih dahulu, baru ke tempat yang lebih jauh.

Mulai Mengumpulkan sumber

Mulai mengumpulkan sumber berdasarkan topik atau judul penelitian yang sudah direncanakan sebelumnya. Setelah kita berada ditempat sumber sejarah, maka kumpulkan sumber sebanyak-banyaknya.

Sumber yang dipilih dan yang dikumpulkan harus sesuai dengan topik penelitian, sehingga kecermatan dalam memilih sumber sangat penting dalam tahap ini. Kumpulkan sumber atau data yang diperlukan saja dan tidak boleh asal-asalan.

Sumber dalam penelitian sejarah ada dua jenis yaitu, sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan sumber utama, yaitu sumber yang secara langsung berkaitan dengan peristiwa sejarah, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber kedua atau sumber yang tidak langsung berkaitan dengan peristiwa sejarah.

Untuk memudahkan dalam mengumpulkan sumber atau data, maka sumber-sumber sejarah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sumber tertulis, sumber benda, dan sumber lisan.

Sumber tertulis adalah peninggalan sejarah yang berbentuk tulisan seperti dokumen, arsip, dan lain-lain. Sumber benda disebut juga dengan benda-benda peninggalan sejarah yang dapat dijadikan bukti sejarah. Sumber lisan yaitu, sumber yang berasal dari ucapan lisan seperti cerita atau kisah dari pelaku sejarah.


Untuk memperoleh atau mendapatkan sumber sejarah, ada beberapa tempat yang paling banyak dikunjungi oleh para peneliti. Apabila sumber sejarah tertulis maka tempat yang tepat adalah perpustakaan dan kantor yang menyimpan arsip-arsip data sejarah.

Apabila sumber benda yang dicari, maka tempat yang tepat adalah bangunan kuno seperti museum, candi dan keraton. Apabila sumber lisan yang dicari, maka harus mengunjungi pelaku atau tokoh sejarah dan saksi sejarah.

Sejarah Lengkap

Type your search query and hit enter:

  • Homepage
  • Dunia

Dunia

Pengertian Penelitian Sejarah

Sebelum mengetahui metodenya, kamu harus tahu terlebih dahulu apa itu penelitian sejarah. Penelitian sejarah adalah sebuah penelitian yang dilakukan melalui teknik pengumpulan data dan evaluasi data secara sistematis untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memahami peristiwa yang terjadi di masa lalu. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kebenaran tentang kejadian tertentu di masa lampau.

Penelitian sejarah terkadang bukan hanya sekadar mengumpulkan dan menyajikan informasi faktual. Biasanya, penelitian sejarah juga berfokus pada individu tertentu, masalah sosial, hubungan antara peristiwa yang lama dan yang baru, hingga benda-benda yang mungkin terlibat.

Secara umum, metode penelitian sejarah dilakukan dengan tujuan menambah wawasan tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Harapannya agar kita dapat belajar dari kegagalan maupun kesuksesan di masa lalu, membuat prediksi masa sekarang dan masa yang akan datang, serta menguji hipotesis tentang hubungan sosial dan tren masa lampau dan saat ini.

Historiografi

Dalam penelitian sejarah, sering dikenal istilah historiografi. Secara garis besar, historiografi adalah hasil atau karya penulisan sejarah. Historiografi termasuk langkah terakhir dalam metode penelitian sejarah. Langkah ini menjadi sarana untuk mengomunikasikan hasil-hasil penelitian yang diungkap, diuji, dan diinterpretasi.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kamu pahami bahwa peristiwa sejarah memerlukan metode penelitian sebelum disajikan dalam bentuk historiografi atau tulisan. Tahapan metode penelitian sejarah dan tulisan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Metode penelitian sejarah menentukan keberhasilan historiografi. Selain itu, historiografi juga menentukan keberhasilan sejarawan dalam melakukan penelitiannya.

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề