Siapakah yang memindahkan pusat kerajaan Mataram kuno ke Jawa Timur

Ilustrasi Mpu Sindok. [posviralblogspot]

Avirista Midaada Kamis, 31 Maret 2022 - 06:51:00 WIB

SURABAYA, iNews.id - Mpu Sindok merupakan raja pertama Kerajaan Mataram era Jawa Timur. Dia memutuskan memindahkan istana kerajaan pasca adanya dugaan kuat bencana alam letusan Gunung Merapi menghancurkan Medang. 

Lantas siapa sosok Mpu Sindok yang akhirnya juga melahirkan trah keturunan raja-raja di Pulau Jawa. Buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu menyebut Mpu Sindok merupakan menantu dari Dyah Wawa yang merupakan raja terakhir Mataram Kuno di ibukota Medang, Jawa Tengah. 

Dyah Wawa naik takhta raja tak lepas dari peran Mpu Sindok yang membantunya dalam menggulingkan Dyah Tulodong. Saat Dyah Wawa menjabat sebagai raja sebagaimana dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, Mpu Sindok diberi jabatan Rakryan Mahapatih Hino. 

Bahkan karena dukungan penuh dan bantuan yang diberikan Mpu Sindok kepada Dyah Wawa, akhirnya Mpu Sindok dinikahkan dengan putri Dyah Wawa yang bernama Sri Wardhani Mpu Kebi. Dari hasil pernikahan inilah Mpu Sindok mempunyai putri bernama Sri Isanatunggawijaya, yang kemudian dinikahkan dengan pangeran Bali bernama Sri Lokapala. 

Pernikahan tersebut kemudian melahirkan Makutawangsawardhana yang kemudian memiliki putri bernama Mahendradatta, yang tak lain ibu Airlangga. Sementara ayah Airlangga yakni Udayana Warmadewa yang merupakan raja Bali. Pada beberapa prasasti disebut Mahendradatta atau Gunapriya Dhamapatni disebut lebih dahulu sebelum suaminya. 

Hal ini mengesankan bahwa kedudukan Mahendradatta lebih tinggi daripada Udayana. Bisa jadi saat itu Baki merupakan negara bawahan Jawa. Penaklukan Bali diperkirakan terjadi semasa pemerintahan Dyah Balitung sekitar tahun 890-900 M. 

Kembali ke kiprah Mpu Sindok, selepas pernikahannya dengan Sri Wardhani Mpu Kebi, keberuntungan mengayomi Mpu Sindok. Pasalnya pada 928 M, Gunung Merapi meletus menghancurkan istana Medang dan membuat sang raja Dyah Wawa diduga kuat turut terkubur di dalamnya. 

Mpu Sindok pun menobatkan dirinya sebagai raja Mataram, tetapi dia memindahkan pusat pemerintahan Mataram di Tamlang berdasarkan Prasasti Turyan pada 929 M. Mpu Sindok naik takhta menjadi raja bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramatunggadewa pada 928-947 M. Saat memerintah ia didampingi seorang Rakai Mahapatih Hino yang bernama Mpu Sashara. 

Saat memerintah sebagai Raja Mataram inilah Mpu Sindok terkenal sebagai raja yang adil dan bijaksana. Dia selalu berusaha untuk memakmurkan kehidupan seluruh rakyatnya. Mpu Sindok menjadi penganut agama Hindu yang taat, tapi ia sangat menjaga toleransi terhadap umat agama lain. 

Sebagai buktinya Mpu Sindok memberikan penghargaan Desa Wanjang sebagai sima swantantra kepada seorang pujangga bernama Sri Sambhara Suryawarana yang menulis kitab Buddha aliran Tantrayana, bertajuk Sang Hyang Kamahayanikan. 

Alhasil dari Mpu Sindok ini pula lahir dinasti baru raja-raja Jawa yang dinamakan Dinasti Isana. Dimulai dari Sri Isanatunggawijaya yang merupakan istri raja Bali Sri Lokapala, berlanjut ke Sri Makutawangsawardhana, Dharmawangsa Teguh, Mahendradatta istri Udayana Warmadewa, hingga Airlangga atau yang bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. 

Mpu Sindok pada akhirnya mangkat atau meninggal pada 947 M. Arwahnya lantas dicandikan di Isanabajra atau Isanabhawana. Selanjutnya raja Medang diemban oleh Sri Isanatunggawijaya yang menikah dengan Sri Lokapala dari Bali.


Editor : Ihya Ulumuddin

TAG : mataram kuno pulau jawa airlangga bencana alam

Sebuah litograf reruntuhan Candi Sewu dekat Prambanan, sekitar 1859. Faktor utama yang melandasi keputusan Mpu Sindok memindahkan kekuasaannya ke Jawa Timur, diduga disebabkan oleh faktor ekonomi kerajaan. [British Library]

Nationalgeographic.co.id—Bhumi Mataram, sebuah pusat administrasi yang cukup megah bagi kerajaan Mataram bercorak Hindu. Hidup di zaman kuno, sekitar abad ke-8, Mataram berkuasa di Jawa Tengah. Di sekitar Kedu dan Prambanan.

Sanjaya yang dalam Canggal berangka tahun 729 M, digambarkan memprakarsai pendirian Mataram. membawa pengaruh Hindu, berdiri sebuah mahakarya, Candi Prambanan yang eksotik dan fenomenal. Bercorak langgam kepercayaan Hindu.

Saat tahta kerajaan dipegang oleh Mpu Sindok, Mataram mengalami perubahan yang signifikan. Ia melakukan pemindahan kekuasaan dari Jawa Tengah menuju ke Jawa Timur. Lantas, mengapa Mpu Sindok melakukan pemindahan itu?

Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Dwi Lukitawati, dalam jurnal LPPM STKIP PGRI Sidoarjo, yang publish pada tahun 2013. Jurnalnya berjudul Perpindahan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah ke Jawa Timur Abad X Ditinjau dari Aspek Ekonomi.

Ia menyebutkan bahwa faktor utama yang melandasi keputusan Mpu Sindok memindahkan kekuasaannya ke Jawa Timur, disebabkan oleh faktor ekonomi kerajaan.

"Keadaan wilayah Jawa Timur berbeda dengan Jawa Tengah, di Jawa Timur ada dua sungai besar yang mengalir ke laut, yaitu Bengawan Solo dan Sungai Brantas," jelas Dwi Lukitawati.

Menurut Dwi, pada abad ke-10, sungai-sungai itu dengan mudah dilayari oleh kapal-kapal besar hingga sampai wilayah pedalaman Mojokerto, sedangkan perahu-perahu kecil dapat berlayar lebih jauh lagi ke wilayah pedalaman sampai di Kediri.

Keberadaan sungai-sungai besar di Jawa Timur yang dapat dilayari oleh perahu-perahu besar sampai jauh di dareah pedalaman, menjadikan wilayah Jawa Timur lebih menguntungkan untuk aktivitas perdagangan.

Melihat peluang dalam berbisnis, agaknya mendorong hasrat Mpu Sindok untuk menggairahkan kembali perekonomian Mataram yang melemah akibat perang dan bencana alam.

Prasasti Kamalagyan yang berangka tahun 1037 M, menyebutkan adanya pelabuhan Hujung Galuh yang banyak didatangi oleh para pedagang dari banyak pulau-pulau di wilayah Nusantara.

"Para penguasa Mataram Hindu Jawa Tengah melihat bahwa pelabuhannya di Bergota dari tahun ke tahun semakin dangkal dan sempit akibat abrasi pantai," lanjutnya.

Sungai Brantas yang menjadi lalu lintas perdagangan sejak zaman Medang berkuasa di Jawa Timur. [KITLV]

Page 2

Sebuah litograf reruntuhan Candi Sewu dekat Prambanan, sekitar 1859. Faktor utama yang melandasi keputusan Mpu Sindok memindahkan kekuasaannya ke Jawa Timur, diduga disebabkan oleh faktor ekonomi kerajaan. [British Library]

van Bemmelen, seorang kartograf Hindia-Belanda, memetakan kota Semarang dari 1940-1941 sebagai lembar peta Semarang-Ungaran sheet 73-74 skala 1:100.000. Van Bemmelen mengeluarkan peta kota itu dari tahu 1695-1940.

"Peta-peta ini dengan jelas menggambarkan abrasi pantai dari tahun ke tahun. Pantai bertambah maju 8 meter per tahun, bahkan sejak 1847 menjadi 12 meter per tahun," sebut Dwi.

Abrasi dan semakin mendangkalnya pelabuhan-pelabuhan di Jawa Tengah, melumpuhkan geliat ekonomi Mataram di Jawa Tengah. Kapal-kapal tidak dapat berlabuh di bandar Pelabuhan Bergota yang mengakibatkan perniagaan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah menjadi mati.

Paul Michel Munoz jurnal karya Dwi, berpendapat bahwa perpindahan Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah ke Jawa Timur karena sebuah hasrat untuk mendapat keuntungan dari kesempatan perdagangan yang ada di wilayah pesisir timur laut dan wilayah Delta Brantas sangat efektif untuk kegiatan perdagangan.

Baca Juga: Singkap Fakta Letusan Merapi, Alasan Mpu Sindok Memindahkan Mataram

Baca Juga: Prasasti Mpu Sindok Ditemukan di Situs Gemekan, Apakah Isinya Kutukan?

Sejak 928 M, pemusatan penduduk telah berpindah ke wilayah Jawa Timur, khususnya di sebelah timur Sungai Brantas. Jawa Timur dengan wilayah dataran yang luas dan subur, menghasilkan banyak beras yang dapat dikonsumsi rakyat. Beras dari Jawa Timur dibawa ke Sulawesi hingga Maluku.

Rakyat di daerah pesisir Jawa Timur juga merupakan kaum pelaut yang ulung, sehingga menjelajahi laut-laut Indonesia dan mengadakan perdagangan sampai Semenanjung Malaysia hingga Tiongkok.

"Kerajaan Mataram Hindu telah mengalami perkembangan yang pesat setelah dipindah di wilayah Jawa Timur," tutup Dwi Lukitawati. Selain produktivitas beras meningkat, perniagaan Mataram menjadi lebih bergairah lagi di Sungai Brantas dan mancanegara.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề