Jamur yang nama ilmiahnya Neurospora sitophila, dahulu bernama Monilia sitophila. Nama Neurospora berasal dari kata neuron [= sel saraf], karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom termasuk dalam kelompok kapang [jamur berbentuk filamen]. Sebelum diketahui perkembangbiakannya secara seksual, jamur oncom masuk ke dalam kelompok Deuteromycota, namun setelah diketahui fase seksualnya atau fase teleomorph-nya, yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur oncom digolongankan ke dalam Ascomycota [lihat diagram The Biologi of Neurospora, 2000: 13]
Secara umum klasifikasi Jamur oncom, sebagai berikut:
Kingdom: | Fungi |
Phylum: | Ascomycota |
Subphylum: | Pezizomycotina |
Class: | Ascomycetes |
Order: | Sordariales |
Family: | Sordariaceae |
Genus: | Neurospora |
Jamur N. crassa dikenal pula sebagai kontaminan, terutama di dalam laboratorium. Sebagai contoh tinggalkanlah sebonggol jagung rebus. Biarkanlah di tempat terbuka [tidak terkena sinar matahari secara langsung] selama 2 – 3 hari, apakah yang kamu temukan ?
Pada umumnya bonggol jagung tersebut akan terkontaminasi oleh jamur oncom, sehingga warnanya menjadi dominan jingga. Di luar labortorium N. crassa juga terkenal sebagai kontaminan bagi pabrik pengolahan makanan seperti bakeri [roti], karena dapat menimbulkan kerusakan pada produk yang dihasilkan.
Pertumbuhan kapang Neurospora yang sangat pesat, warna jingganya yang khas, serta bentuk spora [konidia] yang seperti tepung merupakan ciri khas kapang ini. Kapang dari genus Neurospora telah lama diketahui dan telah dipelajari sejak 1843. species N. crassa banyak digunakan di dalam penelitian di laboratorium sejak 1941. N. Crasa telah menjadi obyek penelitian yang “disukai” oleh pakar mikrobiologi sebagai model dasar penelitian untuk kapang [filamentous fungi]. Menurut Shear and Dodge [1927], tahapan aseksual dari kapang ini adalah warna sporanya yang dominan orange atau jingga terang, sedangkan tahapan seksualnya dari N. sitophila, N. crassa, dan N. tetrasperma tidak diakui pada awalnya, karena tidak mudah diamati pada kondisi alamiah serta membutuhkan strain dari kedua dua tipe kawin untuk penyempurnaan tahapan seksual tersebut.
Ciri khas konidia dari beberapa spesies, yaitu: N. crassa, N. sitophila, N. intermedia, N. tetrasperma, dan N. discreta bentuknya sangat mencolok, karena warnanya jingga. Pertumbuhan kapang ini sangat cepat dan masif serta produksi konidia yang sangat berlimpah, berbentuk seperti bubuk [powdery]. Observasi secara ekstensif telah dilakukan terhadap terjadinya Neurospora di luar laboratorium pada substrat alami dan buatan di seluruh dunia. Neurospora umum ditemukan di daerah tropis yang lembab ataupun di lahan subtropis. Diduga askospora dari Neurospra yang tidak atau belum aktif, dapat diaktifkan oleh panas akibat kebakaran hutan atau lahan. Pertumbuhan dan perkembangan askospora itu terjadi setelah vegetasi yang berada pada lahan tersebut terbakar baik secara alami ataupun buatan. Meskipun Neurospora dikaitkan dengan api, namun masih belum diketahui secara pasti siklus hidup Neurospora di alam liar termasuk reproduksi, diseminasi , dan kelangsungan hidup di antara peristiwa kebakaran yang terjadi di berbagai vegetasi [Jacobson et al., 2004, Pandit & Maheshwari 1996, Perkins 2002].
Di negara subtropis dan tropis, makanan fermentasi dari kapang telah banyak ditemukan di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rhizopus, Amylomyces, Mucor, Monascus dan Neurospora telah berperan sebagai mikoflora. Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan penting terutama dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah dimanfaatkan untuk membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa Barat. Di beberapa negara berkembang seperti Brazil, Neurospora telah digunakan dalam proses pengolahan singkong menjadi minuman fermentasi. Menurut Ogbonna [2004, 350] beberapa strain dari Neurospora crassa, dapat mengkonversi selulosa dan hemiselulosa menjadi ethanol.
Oncom Bandung
Kultur Neurospora dalam erlenmeyer
Siklus Hidup Neurospora
Fase tidak sempurna dari jamur [Fungi Imperfecti] atau fase aseksual [vegetatif] yang berkembang biak secara mitosis.
Koloni Jamur
Pertumbuhan individual jamur pada kultur agar-agar atau secara alamiah bertumbuh pada substrat tertentu. Koloni jamur yang telah tumbuh tersebut dapat mudah diamati dengan mata telanjang atau dengan atau dengan mikroskop.
Konidia [tunggal = konidium]
Spora aseksual yang bersifat non-motil.
Konidiofor
Bentuk khusus dari hifa – tempat konidia dihasilkan.
Miselium [tunggal = hifa]
Filamen Individual jamur yang membentuk koloni fungi.
Spora
Bentuk reproduksi individual dari jamur yang dapat dianalogikan seperti sebutir benih tanaman.
Struktur penghasil spora
Bagian tubuh jamur yang terlibat dalam memproduksi spora seperti hifa, konidiofor, fialid, dan tubuh buah lainnya
Teleomorph
Fase sempurna dari fungi atau perkembangbiakan jamur secara seksual yang melibatkan perkembangbiakan secara meiois atau dihasilkannya spora seksual dari jamur tersebut. Melalui fase inilah jamur tersebut dapat digolongkan secara pasti ke dalam kelompoknya berdasarkan spora seksual yang dihasilkannya. Contoh: jika spora seksual yang dihasilkan adalah askus, maka tergolong Ascomycota, jika sporanya berbentuk basidium, maka dapat digolongkan ke dalam Basidiomycota.
Daftar AcuanDavis, R. H. [2000]. Neurospora: Contributions of a Model Organism. Oxford University Press, New York, N.Y.
Jacobson, D. J., A. J. Powell, J. R. Dettman, G. S. Saenz, M. M. Barton, M. D. Hiltz, W. H. Dvorachek, Jr., N. L. Glass, J. W., Taylor, and D. O. Natvig. [2004]. Neurospora in temperate forests of western North America. Mycologia 96:55-74.
Ogbonna, J.C. [2004]. Fuel Ethanol Production from Renewable Biomass Resources dalam Pandey, A. Concise encyclopedia of bioresource technology, Haworth Press Inc. New York. USA. 346-362.
Pandit, A. and Maheshwari, R. 1996. Life history of Neurospora intermedia in a sugar cane field. J Biosci 21:57-79.
Perkins, D. D. 2002. Neurospora perithecia: the first sighting. Fungal Genet Newsl 49:9-10.
Shear, C. L., & B. O. Dodge. [1927]. Life histories and heterothallism of the red bread-mold fungi of the Monilia sitophila group. /. Agric. Res. 34:1019-1042.
//berkeleysciencereview.com/article/sweet-on-biofuels/