Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat [pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat] yang dibaca dan didengar.
Bagian ini membahas struktur dan kebahasaan teks gurindam. Peserta didik akan diarahkan untuk memahami struktur dan kebahasaan dalam rangka untuk memudahkan saat mengonstruksi/menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks gurindam.
Bahan Bacaan
Berbeda halnya dengan pantun. Jika dalam pantun ada sampiran dan isi, maka gurindam semuanya merupakan isi.
Ciri khas struktur gurindam ialah terdiri atas dua baris dalam sebait dengan rima yang sama dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Tiap baris memiliki jumlah suku kata sekitar 10 – 14 suku kata. Baris pertama gurindam berisi soal, masalah, atau perjanjian. Sedangkan baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama [isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua]. Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.
Ada yang disebut gurindam berangkai dan ada yang disebut gurindam berkait.
Gurindam berangkai adalah bentuk gurindam yang ditandai dengan kata yang sama pada baris pertama tiap baitnya.
Contoh :
Lakukan saja yang menurutmu benar
Lakukan saja yang menurutmu pantas
Hidup hanya bergantung hati
Hidup hanya sesaat dan kemudian mati
Gurindam berkait adalah gurindam yang ditandai dengan adanya keterkaitan antara bait pertama dengan bait-bait seterusnya.
Contoh :
Siapa tak ingin sesat dunia akhirat
Maka cepatlah taubat sebelum terlambat
Tapi siapa yang lekas bertaubat sebelum kiamat
Maka didapatlah itu yang namanya selamat
Hal-hal di atas merupakan bekal kita untuk menelaah struktur gurindam. Sedangkan aspek kebahasaan yang biasa digunakan dalam gurindam dapat dilihat kembali pada paparan sebelumnya.
LIHAT MATERI : Menelaah Kebahasaan Puisi RakyatContoh menelaah gurindam
Bacalah bait gurindam berikut!
Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Penelaahan Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungans yarat [larik 1 apabila…] dan pada larik 2 kondisi/keaadaan jika syarat dilakukan. |
Pada aktivitas ini terdapat juga lembar kegiatan peserta didik [LKPD] yang dapat membantu memberikan pengalaman pembelajaran tentang struktur dan bahasa gurindam. Bandingkan jawaban itu dengan kunci jawaban berikut!
LIHAT : LKPD Menelaah Struktur dan Bahasa GurindamKunci Jawaban
- Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan struktur/pola penyajiannya!
Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi |
Struktur penyajian gurindam tersebut terdiri dari dua larik.
Jawab : A
2. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan keterkaitan isi antarlarik!
Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan |
Makna/isi pada gurindam tersebut adalah dua larik isi yang berhubungan.
Jawab : A
3. Cermatilah gurindam berikut!
Jagalah hati jagalah lisan [1] Agar kau tidak hidup dalam penyesalan [2]
Sayangilah orang tua dengan sepenuh hati [3] Itulah cara menunjukan bakti [4] |
Larik yang merupakan tujuan dari suatu tindakan ditandai dengan nomor [2].
Jawab : B
4. Cermatilah gurindam berikut!
Belajar janganlah ditunda-tunda [1] Karena kamu tidak akan kembali muda [2]
Jika kamu terus menunda [3] Hilanglah sudah kesempatan berharga [4] |
Larik yang merupakan syarat terjadinya keadaan ditandai dengan nomor [3].
Jawab : C
5. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Masa lalu biarlah berlalu [1] Masa depan teruslah kau pacu [2]
Lestarikan alam kita [3] sebelum alam menjadi murka[4] |
Kalimat perintah pada gurindam tersebut ditandai dengan nomor [2] dan [3].
Jawab : B
6. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Apabila memelihara lidah Niscaya akan mendapat faedah |
Yang merupakan kata penghubung syarat pada gurindam tersebut adalah apabila.
Jawab : C
7. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Apabila mulut terkunci rapat Hilanglah semua bentuk maksiat
Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat |
Syarat yang harus dipenuhi agar semua bentuk maksiat hilang adalah mulut terkunci rapat .
Jawab : A
8. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Jika hendak menggapai cita-cita Bekerjalah lebih dari rata-rata
Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia |
Kalimat larangan pada gurindam tersebut ditandai dengan nomor [4].
Jawab : D
9. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Barang siapa tidak takut tuhan Hidupnya tidak akan bertahan |
Gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan akibat.
Jawab : C
10. Telaahlah teks gurindam berikut berdasarkan aspek kebahasaan!
Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti |
Berdasarkan strukturnya, simpulan gurindam tersebut adalah ….
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan syarat [larik 1 apabila…] dan pada larik 2 kondisi/keaadaan jika syarat dilakukan.
Jawab : D
Uraian
- Cermatilah gurindam berikut!
Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tanpa tiang |
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan hal yang akan terjadi pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan perbandingan dan pada larik 2 kondisi/keaadaan jika peristiwa/hal lain dilakukan.
- Cermatilah gurindam berikut!
Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan |
Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan. Larik 1 merupakan maksud dan tujuan terjadinya suatu maksud pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan dan pada larik 2 kondisi/keaadaan jika maksud dilakukan.
Demikian, semoga ada manfaatnya.
LIHAT MATERI : Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Semester GenapSumber:
Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 [Edisi Revisi]
Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan ke-4, 2017 [Edisi Revisi]
Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan [PKB] Melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran [PKP] Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2019.