Tanggung jawab manusia yang paling utama adalah

Jakarta -

Setiap orang pada hakikatnya telah diberikan tanggung jawab, yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusianya sebagai kodrat. Namun, belum tentu semua orang dapat mengetahui dan memahami apa sebenarnya arti dari tanggung jawab.

Lalu apa sebenarnya arti dari tanggung jawab itu? Berikut akan dibahas secara lengkap pengertian tanggung jawab, contoh, bentuk, dan ciri-cirinya.

Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] merupakan keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. Dalam hal ini, jika dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya.

Dikutip dari buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud berjudul "Pendidikan Orang Tua: Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak" [2016], menerangkan bahwa sikap tanggung jawab akan terbentuk, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berasal dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk melakukan suatu kewajiban.

Bentuk-bentuk Tanggung Jawab:

Seperti yang dikutip dari buku yang diterbitkan oleh Kemendikbud berjudul "Pendidikan Orang Tua: Mengembangkan Tanggung Jawab Pada Anak" [2016] tanggung jawab terbagi menjadi kepada Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.

1. Tanggung Jawab kepada Tuhan

Manusia merupakan salah satu dari banyaknya bukti makhluk ciptaan Tuhan YME. Rasa tanggung jawab manusia sebagai ciptaan kepada Tuhan adalah dengan selalu bersyukur dan menjaga semua nikmat yang telah diberikan-Nya, serta senantiasa untuk mentaati segala perintah dan menjauhi segala larangan Tuhan.

2. Tanggung Jawab kepada Diri Sendiri

Menanamkan sikap tanggung jawab pada diri sendiri dapat mencerminkan karakter diri kita. Tanggung jawab dengan diri sendiri, yaitu:

-Menjaga diri sendiri dari hal-hal yang membahayakan. -Menjaga kebersihan diri -Menjaga kesehatan dan gizi seimbang.-Menjaga keamanan.-Melaksanakan apa yang sudah dijanjikan. -Bertanggung jawab terhadap perkataan dan perbuatan.

-Bertanggung jawab terhadap keputusan yang menjadi pilihannya.

3. Tanggung Jawab kepada Keluarga

pola asuh ayah dan ibu Foto: Thinkstock

Bertanggung jawab dalam keluarga adalah dengan selalu menjaga nama baik keluarga, dengan cara:-Memelihara kebersihan, kenyamanan, keamanan dalam keluarga.-Mematuhi aturan yang telah ditetapkan bersama-sama. -Bertingkah laku sesuai norma dan aturan yang berlaku dalam keluarga.

-Menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menyayangi, menghormati, dan menghargai.

4. Tanggung Jawab kepada Lingkungan dan Masyarakat

Sebagai makhluk sosial, tentunya kita memiliki tanggung jawab dalam lingkungan bermasyarakat, yang dapat dilakukan di antaranya dengan:

-Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat, misalnya menjaga kebersihkan lingkungan, menjaga keamanan, dan ketertiban dalam masyarakat. -Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan/norma yang berlaku. -Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat kepada yang berwenang.

-Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya.

5. Tanggung Jawab kepada Bangsa dan Negara

-Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.-Mencintai tanah air dengan melestarikan bahasa dan seni budayanya.-Menghargai keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

-Selalu mencintai semua produk-produk buatan dalam negeri.

Ciri-ciri dari Sikap Bertanggung Jawab:

-Selalu berhati-hati.-Disiplin untuk menepati janji yang telah dibuatnya.-Berusaha melakukan tugas dengan semaksimal mungkin. -Mampu menangung risiko atas ucapan dan perbuatannya.-Memiliki komitmen yang tinggi terhadap sesuatu.-Rela berkorban. -Jujur dalam melakukan sesuatu. -Berani menangung risiko.

-Peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya.

Dari penjelasan yang sudah dibahas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap bertangung jawab akan mengajarkan seseorang agar lebih kuat menghadapi segala permasalahan yang didapatkannya dan lebih berhati-hati untuk bertindak dan selalu merencanakan segala sesuatu yang ingin dilakukanya dengan matang.

Tak hanya itu, memiliki sikap tanggung jawab, juga akan membuat seseorang akan mudah untuk dipercaya, dihormati, dan dihargai serta disenangi oleh orang lain. Jangan lupa menumbuhkan sikap bertanggung jawab ya detikers!

Simak Video "Respons Masyarakat Tentang Kebijakan Kemendikbudristek"



[nwy/nwy]

Manusia adalah salah satu ciptaan Allah dan merupakan makhluk yang Allah ciptakan dengan sebaik-baik bentuk. Hal itu telah dijelaskan oleh Allah dalam Q.S at-Tin: 4, sebagai berikut:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ [4]

“Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diciptakan dengan bentuk yang terbaik yang melebihi makhluk lainnya. Manusia hidup dengan diberi segala kecukupan, memiliki naluri, akal pikiran dan perasaan. Ar-Raghib al-Asfahani menjelaskan kata “taqwim” dalam ayat di atas menunjukkan isyarat bahwa manusia adalah ciptaan yang istimewa dibanding dengan binatang. Manusia memiliki akal, pemahaman, perasaan dan bentuk fisik yang terbaik. Dengan keistimewaan yang ada dalam penciptaan manusia tersebut tentu memunculkan konsekuensi yang berupa tugas serta tanggung jawab bagi manusia. Apabila kita menghendaki bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna, maka haruslah bersedia mengikuti tuntunan dan petunjuk Allah.

Manusia hidup di dunia ini adalah atas kehendak Allah bukan atas kehendak sendiri dan juga bukan suatu kebetulan, yang berarti tidak dengan suatu maksud. Allah menciptakan manusia di dunia ini dengan maksud dan tujuan yang jelas. Tugas dan tanggung jawab manusia di bumi ini adalah untuk menjadi khalifah Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-Baqarah: 30, yaitu:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ [30]

“Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Kemudian para malaikat berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu’. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.”

Kata “khalifah” memiliki arti yang menggantikan. Dengan itu maka khalifah adalah yang menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-Nya. Hal itu bukan menunjukkan bahwa Allah tidak mampu melaksanakannya, tetapi sebagai ujian sekaligus penghormatan kepada manusia. Manusia sebagai makhluk yang ditunjuk Allah untuk melaksanakan tugas sebagai khalifah harus menjalankannya sesuai dengan petunjuk Allah. Kebijaksanaan yang melanggar dan tidak sesuai dengan kehendak-Nya maka sungguh telah melanggar tugas dan tanggung jawab sebagai khalifah. Untuk dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya, manusia telah diberikan petunjuk yaitu al-Qur’an dan telah diutus para Rasul sebagai pemberi peringatan. Selain itu, manusia juga diberikan akal pikiran serta hati nurani sebagai pertimbangan dalam berbuat dan bertindak. Dengan hati-hati dan teliti manusia akan mengerti. Dan dengan pengetiannya itu manusia akan berjalan pada kebenaran. Maka, manusia yang pantas menjadi khalifah di muka bumi adalah manusia yang baik budi pekertinya, yang dapat hidup dengan bergotong-royong, bertenggang rasa, penuh kasih sayang, luas wawasannya dan lapang hatinya.

Tugas dan tanggung jawab yang kedua yaitu tentu untuk beribadah menyembah Allah Ta’ala, sebagaimana firman Allah dalam Q.S adz-Dzariyat: 56, yaitu:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [56]

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Ayat di atas sangatlah jelas menunjukkan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah agar mereka beribadah menyembah Allah. Muhammad Abduh menjelaskan bahwa Ibadah bukan hanya sekedar tunduk dan taat, tetapi rasa tunduk dan patuh yang telah mencapai puncak akibat rasa rasa keagungan dalam jiwa terhadap dzat yang ia mengabdi kepadanya. Ibadah juga merupakan dampak dari keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau.

Manusia selain menjadi wakil Allah di bumi juga sebagai hamba Allah. Sebagai seorang hamba manusia harus senantiasa menghamba dan menyembah Allah, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Hamba  Allah artinya bahwa seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Mencari harta, mencari rezeki, mencari ilmu, mencari pangkat atau kedudukan, semuanya itu boleh, tetapi harus diniatkan untuk mengabdi kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-An’am: 162, sebagai berikut:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ [162]

“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam.”

Demikianlah, dua tugas dan tanggung jawab utama manusia yaitu sebagai khalifah [wakil] Allah di bumi dan sebagai hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada-Nya. Oleh karenanya, marilah kita sebagai manusia senantiasa berikhtiar dengan benar dan berdaya-upaya dengan sungguh-sungguh dan dengan pemikiran yang matang dan penuh kehati-hatian. Selanjutnya setelah berusaha dengan diiringi doa tentunya, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah Dzat Yang Maha Berkehendak.

Alfandi Ilham S.Ag
Kabid Dakwah Dan Pengkajian Agama Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah Tompeyan

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề