Terdapat 3 buah hambatan 100 Ω 200 Ω 300 Ω disusun paralel besar hambatan penggantinya adalah

Perlu tahu cara menghitung hambatan rangkaian seri, paralel, dan kombinasi seri dan paralel? Jika kamu tidak ingin membakar papan rangkaianmu, kamu harus tahu! Artikel ini akan menunjukkan caranya padamu hanya dalam beberapa langkah yang mudah. Sebelum membacanya, pahami bahwa hambatan tidak benar-benar memiliki masukan dan keluaran. Penggunaan kata masukan dan keluaran hanyalah kiasan untuk membantu pemula memahami konsep rangkaian.

  1. 1

    Apa itu? Hambatan seri hanyalah menghubungkan bagian keluaran salah satu resistor dengan bagian masukan resistor lain dalam sebuah rangkaian. Setiap resistor tambahan yang ditambahkan di dalam rangkaian dijumlahkan dengan hambatan total rangkaian itu.

    • Rumus menghitung total hambatan resistor n yang ada di dalam rangkaian seri adalah:

      Rtot = R1 + R2 + .... Rn

      Jadi, semua resistor seri hanya dijumlahkan. Misalnya, carilah hambatan total dari gambar di bawah
    • Dalam contoh ini,
      R1 = 100 Ω dan R2 = 300Ω dirangkai seri. Rtot = 100 Ω + 300 Ω = 400 Ω

  1. 1

    Apa itu? Hambatan paralel adalah saat bagian masukan dua resistor atau lebih dihubungkan, dan bagian keluaran resistor itu dihubungkan.

    • Rumus untuk merangkai resistor n secara paralel adalah::

      Rtot = 1/{[1/R1]+[1/R2]+[1/R3]..+[1/Rn]}

    • Berikut adalah sebuah contoh. Diketahui R1 = 20 Ω, R2 = 30 Ω, dan R3 = 30 Ω.
    • Total hambatan untuk 3 resistor yang disusun paralel adalah:

      Req = 1/{[1/20]+[1/30]+[1/30]}

      = 1/{[3/60]+[2/60]+[2/60]} = 1/[7/60]=60/7 Ω = sekitar 8,57 Ω.

  1. 1

    Apa itu. Rangkaian kombinasi adalah kombinasi rangkaian seri dan paralel apapun yang dirangkai dalam satu rangkaian. Cobalah mencari hambatan total dari rangkaian berikut.

    • Kita melihat resistor R1 dan R2 dihubungkan secara seri. Jadi, hambatan totalnya [kita namakan Rs] adalah:

      Rs = R1 + R2 = 100 Ω + 300 Ω = 400 Ω.

    • Selanjutnya, kita melihat resistor R3 dan R4 dihubungkan secara paralel. Jadi, hambatan totalnya [kita namakan Rp1] adalah:

      Rp1 = 1/{[1/20]+[1/20]} = 1/[2/20]= 20/2 = 10 Ω

    • Kemudian, kita melihat bahwa resistor R5 dan R6 juga dihubungkan secara paralel. Jadi, hambatan totalnya [kita namakan Rp2] adalah:

      Rp2 = 1/{[1/40]+[1/10]} = 1/[5/40] = 40/5 = 8 Ω

    • Jadi sekarang kita memiliki rangkaian dengan resistor Rs, Rp1, Rp2 dan R7 yang dihubungkan secara seri. Hambatan ini dapat dijumlahkan untuk mendapatkan hambatan total Rtot dari rangkaian awal yang diberikan pada kita.

      Rtot = 400 Ω + 20Ω + 8 Ω = 428 Ω.

  1. Pahami tentang hambatan. Setiap bahan yang dapat menghasilkan arus listrik memiliki resistivitas, yang merupakan hambatan sebuah bahan terhadap arus listrik.
  2. Hambatan diukur dalam satuan ohm. Simbol yang digunakan untuk ohm adalah Ω.
  3. Bahan yang berbeda memiliki sifat hambatan yang berbeda.
    • Misalnya, tembaga, memiliki resistivitas 0,0000017[Ω/cm3]
    • Keramik memiliki resistivitas sekitar 1014[Ω/cm3]
  4. Semakin besar angkanya, semakin besar hambatan arus listriknya. Seperti yang kamu lihat, tembaga yang biasanya digunakan dalam rangkaian listrik, memiliki resistivitas rendah. Sedangkan, keramik, sangat resistif sehingga dapat menjadi isolator yang baik.
  5. Caramu merangkai beberapa resistor akan memberikan perbedaan yang besar untuk performa keseluruhan rangkaian listrik.
  6. V=IR. Ini adalah hukum Ohm, yang didefinisikan oleh Georg Ohm pada awal tahun 1800an. Jika kamu mengetahui dua variabel persamaan ini, kamu bisa dengan mudah menghitung variabel yang ketiga.
    • V=IR: Tegangan [V] adalah hasil perkalian dari arus [I] * hambatan [R].
    • I=V/R: Arus adalah hasil pembagian dari tegangan [V] ÷ hambatan [R].
    • R=V/I: Hambatan adalah hasil pembagian dari tegangan [V] ÷ arus [I].

  • Ingatlah bahwa saat resistor disusun paralel, ada banyak jalan menuju ujung rangkaian, sehingga hambatan totalnya akan lebih kecil dari masing-masing jalan. Saat resistor dirangkai seri, arus akan mengalir melalui setiap resistor, sehingga masing-masing resistor dijumlahkan untuk mencari hambatan total secara seri.
  • Hambatan total [Rtot] selalu lebih kecil dari hambatan terkecil dari sebuah rangkaian paralel; hambatan total selalu lebih besar dari hambatan terbesar sebuah rangkaian seri.

  1. Handbook for Sound Engineers: The New Audio Cyclopedia, Glen Ballou, Editor
  2. Boston University

You're Reading a Free Preview
Page 4 is not shown in this preview.

Rangkaian listrik adalah susunan alat-alat listrik yang dihubungkan dengan sumber listrik sehingga menghasilkan arus listrik, terdiri dari rangkaian seri dan paralel.

Apa kabar adik-adik? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Materi fisika kita kali ini akan membahas tentang rangkaian listrik.

Seharusnya, materi ini bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita, sebab setiap hari kita berhubungan dengan rangkaian listrik.

Misalnya, lampu yang kita gunakan sebagai penerangan mendapatkan arus melalui rangkaian listrik. Bahkan, komputer/laptop atau smartphone yang kalian gunakan untuk membaca materi ini terdiri dari rangkaian listrik.

Lantas, apa sih sebenarnya hakikat rangkaian listrik itu? Nah, materi ini akan menjelaskan secara lengkap hal-hal yang berkaitan dengan rangkaian listrik, meliputi pengertian, jenis, rumus, dan contoh soal tentang rangkaian listrik.

Baiklah, kita mulai saja pembahasannya...

Apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik? Dalam ilmu kelistrikan, rangkaian listrik adalah susunan alat-alat listrik yang dihubungkan dengan sumber listrik sehingga menghasilkan arus listrik.

Berdasarkan definisi di atas, kita bisa menyebutkan bahwa bagian-bagian utama suatu rangkaian listrik terdiri dari alat/komponen listrik, penghubung, dan sumber listrik.

Alat atau komponen listrik adalah peralatan yang bekerja menggunakan listrik. Ada banyak contoh peralatan listrik, seperti lampu, TV, bel sekolah, dan lain-lain.

Sedangkan, penghubung adalah media yang menghubungkan alat listrik dan sumber listrik, disebut konduktor, pembungkusnya disebut isolator.

Sementara, sumber listrik adalah alat pembangkit arus listrik dengan membuat beda potensial listrik antara dua buah titik. 

Arus pada rangkaian listrik merupakan aliran elektron yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.

Cara alat listrik terhubung dengan sumber listrik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu melalui cara seri, cara paralel, dan gabungan seri-paralel. Selanjutnya ketiga cara ini lazim disebut dengan rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran.

Apa yang dimaksud dengan rangkaian listrik seri? Rangkaian seri adalah rangkaian alat/komponen listrik yang disusun secara berurut, disebut juga rangkaian berderet.

Rangkaian seri tidak memiliki percabangan. Dengan kata lain, rangkaian seri adalah rangkaian yang arus listriknya mengalir hanya pada satu jalur.

Rangkaian seri terbentuk jika arus listrik dihubungkan secara berurut atau berderet. Kutub negatif komponen pertama dengan kutub positif komponen kedua, kutub negatif komponen kedua dengan kutub positif komponen ketiga, kemudian diteruskan ke kutub positif komponen pertama.

Berikut ini adalah contoh bentuk rangkaian seri sederhana yang menghubungkan tiga buah lampu dan satu sumber tegangan [baterai]:

Pada rangkaian seri, kuat arus listrik yang mengalir melalui beberapa hambatan listrik adalah sama besar. Jumlah kuat arus pada rangkaian seri tidak dipengaruhi oleh nilai hambatan. Jika terdapat beberapa hambatan berbeda yang dilalui, dalam hambatan mengalir arus yang besarnya sama.

Namun, berbeda dengan arus, tegangan di antara kaki-kaki hambatan yang disusun secara seri memiliki nilai yang berbeda-beda, bergantung pada nilai hambatan tersebut. 

Berdasarkan uraian di atas, maka ciri-ciri khusus rangkaian seri antara lain sebagai berikut:
  1. Komponennya disusun secara berurutan atau berderet
  2. Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang
  3. Arus listrik yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian besarnya sama
  4. Tegangan listrik disetiap hambatan nilainya berbeda-beda 

Rangkaian seri memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:

Dari sisi penerapan, rangkaian seri memiliki kelebihan atau keutungan, yaitu: 

  1. Kuat arus listrik yang mengalir pada tiap bagian besarnya sama.
  2. Cara pembuatannya mudah karena bentuknya sederhana.
  3. Rangkaian seri tidak membutuhkan terlalu banyak komponen karena pemasangannya secara sejajar.
  4. Rangkaian seri membutuhkan kabel yang lebih sedikit sehingga lebih murah.

Oleh karena itu, rangkaian seri pada lampu tepat digunakan pada ruangan atau area yang yang berukuran besar seperti misalnya gedung perkantoran, gedung sekolah atau kampus, hotel dan juga bangunan besar lainnya karena penerapannya yang sangat murah dan praktis.

2.2. Kekurangan/Kerugian Rangkaian Seri

Namun, disamping memiliki kelebihan, rangkaian seri juga memiliki beberapa kekurangan atau kerugian, yaitu:

  1. Rangkaian seri jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan terputus.
  2. Rangkaian seri memerlukan daya listrik lebih banyak sehingga boros listrik, akibatnya baterai cepat habis.
  3. Rangkaian seri yang digunakan pada lampu akan menghasilkan nyala lampu yang agak redup dan tidak stabil, semakin banyak lampu makin redup. 

Rumus yang berlaku pada rangkaian seri adalah rumus hukum Ohm dan rumus hambatan pengganti [Rs]. 

Rumus hambatan pengganti sendiri merupakan hasil penurunan rumus hukum Ohm berdasarkan analisis rangkaian seri.

Pada rangkaian seri, nilai kuat arus di titik a dan b [Iab] sama dengan yang mengalir di setiap hambatan:


Iab = I1 = I2 = I3....[1]

Berbeda dengan arus, tegangan dari titik a sampai b [Vab] merupakan hasil penjumlahan dari tegangan pada masing-masing hambatan. 

Dengan kata lain, tegangan di antara kaki-kaki hambatan [R] yang disusun seri memiliki nilai yang berbeda-beda:


Vab = V1 + V2 + V3...[2]

Berdasarkan Hukum Ohm [V = I . R], berlaku:

V1 = I . R1, V2 = I . R2, V3 = I . R3...[3]

Sehingga, persamaan [2] menjadi: 

I . Rs = I . R1 + I . R2 + I . R3

         = I [R1 + R2 + R3]

 Rs = R1 + R2 + R3.....[4, Rumus Hambatan Pengganti]

Persamaan [4] di atas menjelaskan bahwa hambatan yang dirangkai secara seri dapat digantikan dengan hambatan pengganti [Rs]. Selain itu, hambatan  pengganti [Rs] selalu lebih besar dari hambatan yang diganti.

Artinya, resistor [hambatan] yang dipasang secara seri maka nilai hambatannya [resistansi totalnya] semakin besar.

Rangkaian seri di dalam alat elektronik berfungsi sebagai pembagi tegangan. Secara matematis berlaku persamaan:

V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3

Apa yang dimaksud dengan rangkaian paralel? Dalam ilmu kelistrikan, rangkaian paralel adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun/dihubungkan secara berjajar atau bercabang. 

Rangkaian paralel terbentuk terbentuk bila semua masukan komponen berasal dari sumber yang sama.

Konfigurasi ini membuat rangkaian paralel memiliki lebih dari satu jalur arus atau membentuk percabangan di antara kutub-kutub sumber arus listrik. 

Setiap bagian dari percabangan itu disebut rangkaian percabangan. Arus listrik akan terbagi-bagi begitu memasuki titik percabangan. 

Setelah keluar melalui kutub negatif sumber arus listrik dan melalui rangkaian percabangan, arus listrik akan menyatu kembali sebelum menuju kutub positif sumber arus listrik kembali. 

Itulah sebabnya mengapa sehingga rangkaian paralel disebut sebagai rangkaian listrik yang berfungsi untuk membagi arus.

Ciri-ciri khusus rangkaian paralel, antara lain sebagai berikut:

  1. Memiliki percabangan
  2. Hambatan total lebih kecil
  3. Tegangan listrik pada setiap komponen sama besar
  4. Arus listrik yang mengalir pada setiap komponen besarnya tidak sama 

Rangkaian paralel memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain sebagai berikut:

  • Hambatan kecil sehingga nyala lampu lebih terang.
  • Masing-masing komponen dapat bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi komponen lain.
  • Rangkaian paralel bila salah satu lampu atau alat listrik dilepas/rusak/padam, maka lampu/alat listrik yang lain tidak ikut mati atau tetap menyala/berfungsi.
  • Biaya lebih mahal karena memerlukan banyak kabel
  • Kurang efisien dalam menghantarkan arus listrik
  • Rangkaian lebih rumit karena terdiri dari banyak percabangan

Rumus-rumus yang berlaku dalam rangkaian paralel adalah rumus hukum Ohm, hukum Kirchoff, dan rumus hambatan pengganti [total].

Rumus hukum Ohm adalah:

V = I . R.....[1]

Sementara itu, hukum Kirchoff adalah hukum yang mengatur tentang percabangan pada rangkaian listrik.

Rumus hambatan pengganti [RP] bisa didapatkan dari penurunan rumus hukum Ohm berdasarkan analisis rangkaian paralel.

Pada rangkaian paralel di atas, tegangan [V] pada setiap hambatan sama besar, walaupun nilai hambatannya [R] berbeda-beda. Secara matematis, dituliskan:
 

Vab = V1 = V2 = V3 .....[2]

Menurut Hukum I Kirchoff, kuat arus listrik yang melalui R1, R2, dan R3 adalah I1, I2, dan I3. Adapun kuat arus [I] antara titik a dan b adalah IP. 

Pada rangkaian berlaku:

IP = I1 + I2 + I3.....[3]

Oleh karena I1 = Vab/R1, I2 = Vab/R2, I3 = Vab/R3, dan IP = Vab/RP, maka:
 

Vab/RP = Vab/R1 + Vab/R2 + Vab/R3....[4]

1/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3....[5, Rumus Hambatan Pengganti Rangkaian Paralel]

Dari rumus [5] dapat disimpulkan bahwa hambatan pengganti susunan paralel [RP] selalu lebih kecil daripada hambatan paling kecil yang terpasang pada rangkaian. 

Khusus untuk dua hambatan R1 dan R2 yang disusun secara paralel, hambatan paralel penggantinya bisa dinyatakan dengan rumus:
 

RP = R1R2/R1 + R2.....[6]

Hambatan yang disusun secara paralel berfungsi sebagai pembagi arus dengan nilai perbandingan kuat arus pada rangkaian di setiap cabang adalah:

R1 : R2 : R3 = 1/I1 : 1/I2 : 1/I3.....[7]

Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian yang memiliki ujung pangkal. Rangkaian ini terjadi jika salah satu ujung kabel dilepas dari kutub baterai. 

Dikatakan rangkaian terbuka, jika kutub positif dan kutub negatif tidak berhubungan sehingga tidak ada aliran listrik.



Pada rangkaian seperti ini tidak terdapat arus listrik, sehingga mengakibatkan alat listrik yang terpasang pada rangkaian tidak berfungsi/padam. 

Rangkaian Listrik Tertutup

Rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian yang tidak memiliki ujung dan pangkal. Dikatakan rangkaian tertutup, jika kutub positif dan kutub negatif berhubungan sehingga muncul aliran listrik.



 

Kemudian, arus listrik mengalir di dalam baterai dari kutub negatif menuju kutub positif. Hal ini menunjukkan bahwa di luar sumber tegangan, arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Sebaliknya, di dalam sumber tegangan, arus listrik mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Pada rangkaian tertutup lampu akan dapat menyala.

Kesimpulannya, arus listrik hanya dapat mengalir pada rangkaian listrik tertutup.

Berikut ini beberapa contoh soal tentang rangkaian listrik: 

Diketahui:

  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 6 Ohm
  • R3 = 3 Ohm

Ditanyakan:

Penyelesaian:

Rs = R1 + R2 + R3 

Rs = 4 + 6 +3

Rs = 13 Ohm

Jadi, besar hambatan pengganti [Rs] rangkaian di atas adalah 13 Ohm.

2. Tiga buah hambatan disusun secara seri masing masing nilainya 4 Ohm, 3 Ohm dan 5 Ohm. Hambatan ini kemudian dipasang pada tegangan 120 Volt. Besarnya tegangan pada hambatan 3 Ohm adalah? 

Jawaban:

Diketahui:
  • R1 = 4 Ohm
  • R2 = 3 Ohm
  • R3 = 5 Ohm
  • V = 120 Volt
Ditanyakan:
Penyelesaian:

Rs = R1 + R2 + R3 

Rs = 4 + 3 + 5

Rs = 12 Ohm

V = I . Rs

I = V/Rs

I = 120/12

I = 10 A

V2 = I . R2 

V2 = 10 . 3

V2 = 30 Volt

Jadi, besar tegangan pada hambatan 3 Ohm [R2] adalah 30 Volt

3. Diketahui tiga resistor yg dirangkai seri dengan hambatan sebesar R1 = 100 Ohm, R2 = 200 Ohm, R3 = 300 Ohm. Ujung-ujung rangkaian itu dihubungkan pada sumber tegangannya 120 Volt. Tentukan:

[a] beda potensial ujung-ujung R1 

[b] beda potensial ujung-ujung R2

Diketahui:

  • R1 = 100 Ohm
  • R2 = 200 Ohm
  • R3 = 300 Ohm
  • V = 120 Volt
Ditanyakan:

a. V1

b. V2

Penyelesaian:

Rs = R1 + R2 + R3 

Rs = 100 + 200 + 300

Rs = 600 Ohm

V = I . Rs

I = V/Rs

I = 120/600

I = 0,2 A

a. V1

V1 = I . R1 

V1 = 0,2 . 100

V1 = 20 Volt

b. V2

V2 = I . R2 

V2 = 0,2 . 200

V2 = 40 Volt

Jadi, beda potensial ujung-ujung R1 dan R2 adalah 20 Volt dan 40 Volt.

4. Mengapa rangkaian paralel disebut rangkaian bercabang?

Jawab:

Karena terdapat percabangan jalur [kabel] arus listrik untuk mengaliri setiap komponen yang disusun secara berjajar.

5. Apa yang terjadi jika salah satu cabang atau komponen listrik dalam rangkaian listrik paralel rusak?

Jawab:

Cabang atau komponen lain tetap berfungsi karena masing-masing komponen bekerja secara bebas atau tidak bergantung dengan komponen lainnya.

Jawab:

Arus listrik yang mengalir pada rangkaian paralel akan terbagi dan besarnya dipengaruhi oleh komponen yang terpasang di setiap cabang. 

Jawab:

Energi listrik pada rangkaian paralel lebih hemat dan efektif karena hambatan total seluruh rangkaian lebih kecil.

Jawab:

Contohnya lampu pada instalasi rumah tangga dan lampu lalu lintas.

Jawab:

  • Lampu hias [rangkaian seri]
  • Senter [rangkaian seri]
  • Lampu rumah [rangkaian paralel]

A. Seri

B. Paralel

C. Campuran

D. Ganda

Jawab:

B. Paralel

Jawab:

Pada rangkaian paralel, tegangan listrik yang mengalir di setiap komponen besarnya sama [sama besar dengan tegangan sumber].

Jawab:

Sama besar 

Jawab:

Agar lampu bisa di atur untuk menyala secara bergantian, yaitu merah, kuning, dan hijau karena masing-masing lampu memiliki jalur arus yang berbeda.

14. Dua buah resistor masing-masing besarnya 6 Ohm dan 12 Ohm disusun paralel dan dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt. Hitunglah:

Jawab:

Diketahui:

  • R1 = 6 Ohm
  • R2 = 12 Ohm
  • V = 12 Volt

Ditanyakan:

 

a. RP
b. IP
c. V1 dan V2
d. I1 dan I2

Penyelesaian: 

a. RP

RP = R1R2/R1 + R2

     = 6 . 12/6 + 12

     = 4 Ohm

Jadi, hambatan total penggantinya [RP] adalah 4 Ohm.

b. IP

IP = V/RP

    = 12/4

    = 3 A

Jadi, kuat arus yang keluar dari sumber tegangan adalah 3 A

c. V1 dan V2

Karena kedua resistor dirangkai secara paralel, maka tegangan pada masing-masing resistor [V1 dan V2] sama besar dengan tegangan sumber, yaitu 12 Volt.

d. I1 dan I2

I1 = V/R1

    = 12/6

    = 2 A

I2 = V/R2

    = 12/12

    = 1 A

Jadi, kuat arus pada masing-masing resistor [I1 dan I2] adalah 2 A dan 1 A.

Jawab:

Diketahui:

  • R1 = 15 Ohm
  • R2 = 10 Ohm
  • R3 = 6 Ohm
  • R4 = 5 Ohm

Ditanyakan:

  • Perbandingan kuat arus [I] tiap hambatan [I1 : I2 : I3 : I4]

Penyelesaian:

I1 : I2 : I3 : I4 = V/R1 : V/R2 : V/R3 : V/R3 

= V/15 : V/10 : V/6 : V/5  

= 1/15 : 1/10 : 1/6 : 1/5  

= 2/30 : 3/30 : 5/30 : 6/30   

I1 : I2 : I3 : I4 = 2 : 3 : 5 : 6

Jadi, perbandingan kuat arus tiap hambatan adalah 2 : 3 : 5 : 6.

16. Pada sebuah rangkaian listrik kabel berfungsi sebagai konduktor konduktor adalah?

Jawab:

Konduktor adalah bahan atau benda yang dapat menghantarkan panas/listrik dengan baik, contohnya besi, baja, tembaga, emas, dan perak.

Jawab:

Rangkaian listrik paralel, supaya jika salah satu peralatan listrik mati, alat yang lain tetap berfungsi.

Jawab:

Perbedaan rangkaian listrik seri dan paralel, antara lain sebagai berikut:

  • Rangkaian seri disusun berurutan, sedangkan rangkaian paralel disusun sejajar.
  • Arus listrik rangkaian seri besarnya sama, sedangkan arus listrik rangkaian paralel besarnya tidak sama.
  • Tegangan rangkaian seri besarnya tidak sama, sedangkan tegangan rangkaian paralel besarnya sama.
  • Hambatan total rangkaian seri besar, sedangkan hambatan total rangkaian paralel kecil.
  • Rangkaian seri tidak memiliki cabang, sedangkan rangkaian paralel memiliki cabang. 

Jawab:

Rangkaian paralel, agar lampu bisa menyala secara bergantian.

Jawab:

Peran lampu pada rangkaian listrik sederhana adalah sebagai alat listrik yang akan dialiri arus dan tegangan. Lampu juga berfungsi sebagai penerangan.

Jawab:

Fungsi kabel pada rangkaian listrik adalah sebagai penghubung antara alat listrik dan sumber arus listrik. Kabel terbuat dari konduktor yang dibungkus dengan isolator.

Jawab:

Fungsi saklar dalam rangkaian listrik adalah sebagai pemutus dan penyambung arus listrik.

Jadi, rangkaian listrik adalah susunan alat-alat listrik yang dihubungkan dengan sumber listrik sehingga menghasilkan arus listrik, terdiri dari rangkaian seri dan paralel.

Gimana adik-adik, udah paham kan materi rangkaian listrik di atas? Jangan lupa lagi yah.

Sekian dulu materi kali ini, bagikan agar teman yang lain bisa membacanya. Terima kasih, semoga bermanfaat. 

Referensi:

  • //www.fisika.co.id/2020/09/rangkaian-paralel.html
  • //www.fisika.co.id/2020/09/rangkaian-seri.html

Rangkaian Listrik: Pengertian, Jenis, Rumus, Contoh Soal 2020-09-29T19:00:00-07:00 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Afdan Fisika

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề