Tuliskan cara yang dilakukan Allah untuk mengampuni manusia Pertama sewaktu jatuh dalam dosa

pemain basket dengan nomer punggung 32?​

rangkuman sejarah pramuka dan Baden Powell di indonesia​

Siapa bupati pertama karawang

Zaman es atau zaman glasial terjadi antara 3 juta – 10.000 tahun yang lalu atau pada zaman .....

Wilayah indonesia yang diakui oleh belanda berdasarkan hasil dari perundingan linggarjati adalah .....

Tujuan negara indonesia yang bersifat internasional sebagaimana tertuang dalam pembukaan uud 1945 adalah ......

Tujuan pemerintah kolonial belanda memberikan pendidikan kepada penduduk indonesia adalah .....

Tujuan pelaksanaan pemilu pertama di indonesia tahun 1955 pada masa kabinet burhanuddin harahap adalah untuk memilih ......

Tujuan negara indonesia merdeka tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 adalah .....

Zaman es atau zaman glasial terjadi antara 3 juta – 10.000 tahun yang lalu atau pada zaman .....

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Berikut ini adalah tanya jawab antara penulis dan sdr. Dean Zeema seputar artikel ini :

//agama.kompasiana.com/2010/09/25/yesus-kristus-juru-selamat-umat-manusia/

Pertanyaan2 sdr Dean sy anggap sangat bermutu shg tanya jawab tsb perlu saya tayangkan sebagai suatu artikel. Semoha berguna.

Bisa anda jelaskan tentang Yesus sebagai juru selamat dan konsep penyerahan diri dalam bahasa yg sangat sederhana?

Yesus sebagai juru selamat manusia : ia adalah utusan Allah yg diutus dgn tujuan spy manusia manusia tidak binasa karena dosa. Dosa harus dihukum/menghadapi murka Allah, sdg semua manusia berdosa.

Tidak cukup Allah mengirim nabi2nya dan memberitahukan perintah2nya. Dlm dosanya tdk seorang pun sanggup mentaati dgn sepenuhnya perintah2 Tuhan itu. Karena itu perlu seorang juruselamat yg tdk berdosa dan menanggung dosa2 manusia. Manusia lah yg berodsa karena itu hukuman atas dosa harus ditimpakan kpd manusia. jadi juruselamat itu hrs seorang manusia. Tetapi bukan manusia keturunan Adam melainkan manusia yg suci yg datang dari dalam Allah, melalui rahim seorang perawan. Itulah Yesus.

Yesus harus menjadi manusia dan mencicipi kematian yg tdk harus ia tanggung. Ia menjalani jalan yg harus ditempuh manusia yaitu jalan ke gerbang maut atau alam kubur itu. Ia harus bisa mengalahkan maut dan keluar dari alam kubur itu, supaya setiap orang yg menjadi miliknya juga setelah mati tdk perlu masuk ke alam kubur. karena alam kubur itu akan dilemparkan ke dalam neraka yg bernyala2 yaitu murka Allah atas dosa.

Konsep penyerahan diri berhubungan dgn konsep ‘menjadi milik Yesus’. manakala sso menjadi milik org lain ia menjadi tak bermilik apa pun. Ia adalah sorang budak yg tdk mempunyai hak apa pun. Sso hak milik penebusnya itu. Sso yg dimiliki o/ org lain tidak memiliki apa pun ; apa pun yg dimilikinya sebenarnya milik pemiliknya.

Tidak ada jalan lain bagi manusia agar selamat dari murka Allah selain hrs ditebus dgn darah [kmatian] Yesus dan menjadi milik Yesus. Org itu harus ‘mati dan dikuburkan’ bersama Yesus.

Tapi bagaimana realisasinya Yesus sebagai juru selamat menanggung dosa manusia? bagaimana konsep tsb kaitannya dengan konsep penyerahan diri? apakah boleh dianalogikan seperti ini: saya akan terus mencuri lalu saya menyerahkan diri kpd yesus dan kemudian saya akan masuk surga? apakah kongkritnya sama dengan konsep pengakuan dosa yg lama saya ketahui?trimakasih

adi penyerahan diri yg sy maksud adl penyerahan diri yg total. Org itu ‘mati’ thd dirinya sendiri untuk bisa ‘hidup’ bagi tuannya. Jadi ini penyerahan diri dari hati sanubari yg plg dalam.

  • Apa bukti-bukti yang menolong kita tahu bahwa Adam dan Hawa adalah roh-roh yang berani?

Allah mempersiapkan bumi ini sebagai rumah bagi anak-anak-Nya. Adam dan Hawa dipilih untuk menjadi orang-orang pertama yang tinggal di bumi [lihat Musa 1:34; 4:26]. Bagian mereka dalam rencana Bapa adalah untuk mendatangkan kebakaan ke dunia. Mereka akan menjadi orang tua pertama [lihat A&P 107:54–56].

Untuk guru: Gunakan pertanyaan-pertanyaan di awal bagian untuk memulai sebuah pembahasan dan arahkan anggota kelas atau anggota keluarga pada teks untuk menemukan lebih banyak informasi. Gunakan pertanyaan-pertanyaan di akhir bagian untuk menolong anggota kelas atau anggota keluarga merenungkan serta membahas makna dari apa yang telah mereka baca dan menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Adam dan Hawa ada di antara anak-anak Bapa kita yang paling mulia. Di dunia roh Adam disebut Mikhael sang penghulu malaikat [lihat A&P 27:11; Yudas 1:9]. Dia dipilih oleh Bapa Surgawi kita untuk memimpin yang saleh dalam perang melawan Setan [lihat Wahyu 12:7–9]. Adam dan Hawa ditetapkan sebelumnya untuk menjadi orang tua pertama kita. Tuhan menjanjikan kepada Adam berkat-berkat besar: “Aku telah menguduskan engkau sebagai kepala; sejumlah besar bangsa akan berasal darimu dan engkau akan menjadi raja atas mereka selamanya” [A&P 107:55].

Hawa adalah “ibu dari segala yang hidup” [Musa 4:26]. Allah mempersatukan Adam dan Hawa dalam pernikahan karena “tidaklah baik bahwa manusia itu sendirian” [Musa 3:18; lihat juga 1 Korintus 11:11]. Dia berbagi tanggung jawab dengan Adam dan juga akan berbagi berkat-berkat kekal dengannya.

  • Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Adam dan Hawa?

  • Dalam kondisi apa Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden?

Ketika Adam dan Hawa ditempatkan di Taman Eden, mereka belum fana. Dalam keadaan ini, “mereka tidak akan mempunyai anak” [2 Nefi 2:23]. Di sana tidak ada kematian. Mereka memiliki kehidupan jasmani karena roh mereka ditempatkan dalam tubuh jasmani yang dibuat dari debu tanah [lihat Musa 6:59; Abraham 5:7]. Mereka memiliki kehidupan rohani karena mereka berada di hadirat Allah. Mereka belum membuat pilihan antara yang baik dan yang jahat.

Allah memerintahkan mereka untuk memiliki anak-anak. Dia berfirman, “Beranakcuculah dan bertambahlah, isilah bumi, taklukkanlah bumi dan berkuasalah atas … setiap makhluk yang hidup yang bergerak di atas bumi”[Musa 2:28]. Allah memberi tahu mereka, mereka dapat dengan bebas makan dari setiap pohon di taman itu kecuali satu, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mengenai pohon itu Allah berfirman, “Pada waktu engkau memakannya, engkau pasti akan mati” [Musa 3:17].

Setan, yang tidak mengetahui pikiran Allah namun berusaha menghancurkan rencana Allah, datang kepada Hawa di Taman Eden. Dia menggodanya untuk makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dia meyakinkannya bahwa dia dan Adam tidak akan mati, namun bahwa mereka akan “seperti allah-allah, mengetahui yang baik dari yang jahat” [Musa 4:11]. Hawa menyerah pada godaan tersebut dan memakan buah itu. Ketika Adam tahu apa yang terjadi, dia memilih untuk ikut makan juga. Perubahan yang datang kepada Adam dan Hawa karena mereka memakan buah itu disebut Kejatuhan.

  • Apa perubahan fisik dan rohani yang terjadi dalam diri Adam dan Hawa sebagai akibat dari pelanggaran mereka?

Karena Adam dan Hawa telah memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Tuhan mengirim mereka keluar dari Taman Eden ke dalam dunia. Kondisi fisik mereka berubah sebagai akibat dari dimakannya buah terlarang oleh mereka. Sebagaimana yang telah Allah janjikan, mereka menjadi fana. Mereka dan anak-anak mereka akan mengalami penyakit, rasa sakit, dan kematian jasmani.

Karena pelanggaran mereka, Adam dan Hawa juga mengalami kematian rohani. Ini artinya mereka dan anak-anak mereka tidak dapat hidup dan berbicara berhadapan muka dengan Allah. Adam dan Hawa serta anak-anak mereka terpisah dari Allah baik secara jasmani maupun secara rohani.

  • Bagaimana Kejatuhan menyediakan kesempatan bagi kita untuk menjadi seperti Bapa Surgawi kita?

Sebagian orang percaya bahwa Adam dan Hawa melakukan sebuah dosa serius ketika mereka makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Tetapi, tulisan suci zaman akhir menolong kita memahami bahwa Kejatuhan mereka adalah langkah yang penting dalam rencana kehidupan serta sebuah berkat besar bagi kita semua. Karena Kejatuhan, kita diberkati dengan tubuh jasmani, hak untuk memilih antara yang baik dan yang jahat, serta kesempatan untuk memperoleh kehidupan kekal. Tidak satu pun dari kesempatan istimewa ini akan menjadi milik kita jika Adam dan Hawa tetap tinggal di taman.

Setelah Kejatuhan, Hawa berkata, “Kalau bukan dikarenakan pelanggaran kita, kita tidak akan pernah mempunyai keturunan, dan tidak pernah akan mengetahui yang baik dari yang jahat, serta kegembiraan akan penebusan kita, serta hidup kekal yang Allah karuniakan bagi semua orang yang patuh” [Musa 5:11].

Nabi Lehi menjelaskan:

“Maka lihatlah, jika Adam tidak melanggar, ia tidak akan jatuh [disingkirkan dari hadirat Allah], tetapi ia akan tetap tinggal di Taman Eden. Dan segala sesuatu yang telah diciptakan akan tetap tinggal dalam keadaan yang sama seperti setelah mereka diciptakan; …

Dan mereka tidak akan mempunyai anak, oleh karena itu mereka akan tetap tinggal dalam keadaan tidak berdosa, tidak mempunyai kegembiraan, karena mereka tidak mengenal kesengsaraan; tidak berbuat yang baik, karena mereka tidak mengenal dosa.

Tetapi lihatlah, segala sesuatu telah dilakukan di dalam kebijaksanaan dari Dia, Yang mengetahui segala hal.

Adam jatuh supaya manusia boleh ada; dan manusia ada, supaya mereka boleh bersukacita” [2 Nefi 2:22–25].

  • Mengapa menurut Anda penting untuk tahu mengenai Kejatuhan dan bagaimana hal itu memengaruhi kita?

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề