Upaya untuk mencegah penyakit menular covid-19 dapat dilakukan dengan cara

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona Covid-19 mengancam berbagai negara di belahan dunia, salah satunya Indonesia. Masyarakat diminta untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan untuk mencegah penularan virus ini.

Peningkatan kasus virus corona bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga berbagai belahan dunia. Saat ini, ada tiga negara di luar China yang terdampak paling parah wabah ini, yaitu Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol.

BACA JUGA: Catat Nih Perbedaan Cacar Monyet dengan COVID-19

BACA JUGA: Sudah Berlaku, Masuk Mal Wajib Vaksin Booster COVID-19

Hingga kini, belum ditemukan vaksin yang dapat mengatasinya. Saat para peneliti melakukan rangkaian uji tes vaksin yang dapat digunakan sebagai penawar virus, maka kita harus waspada dan menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari virus corona.

Pembatasan aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan adalah hal yang harus dilakukan. Bahkan pemerintah Indonesia juga menegaskan untuk lakukan social distancing disertai proses belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Hal ini sangat penting dilakukan agar tidak semakin banyak orang yang terpapar virus Corona.

Selain itu, ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terinfeksi virus Corona. Penasaran apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Walau terdengar umum, namun mencuci tangan adalah pangkal kebersihan dan kesehatan. Tangan adalah sumber kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan beragam penyakit. Cuci tangan minimal 20 detik dengan menggunakan sabun, dan air mengalir.

Langkah ini efektif membunuh kuman dan bakteri, termasuk virus corona. Cuci tangan menjadi salah satu cara mencegah penyebaran virus corona yang sangat diremondasikan, termasuk oleh Badan Kesehatan Dunia [WHO]. 

Meskipun virus corona tidak menular lewat udara, upayakan untuk menggunakan masker agar tetap terlindungi dari virus. Jika kondisi Anda sehat, maka masker kain sudah cukup aman untuk dipakai.

Tapi jika kamu dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, maka upayakan untuk menggunakan masker medis yang memiliki ketebalan 3 lapis, alias 3 ply.

Berpelukan, dan berjabat tangan, adalah hal yang harus dihindari. Dengan menghindari kontak kulit maka tak ada kemungkinan perpindahan virus dan kuman yang terjadi. 

Virus corona bisa menyerang tubuh lewat area segitiga wajah seperti mulut, mata, dan hidung. Jadi, hindari untuk menyentuhnya agar tidak ada kemungkinan masuknya virus corona ke tubuh.

Virus corona bisa menular lewat droplet. Jadi saat bersin dan batuk, tutup dengan tisu atau lipatan tangan agar virus tidak menyebar ke orang lain. Jangan lupa untuk segera mencuci tangan setelahnya.

Bukan pelit, tapi ini demi kesehatan bersama. Perlu diingat jika virus corona dapat bertahan pada permukan hingga tiga hari. Oleh sebab itu, usahakan untuk menggunakan barang pribadi dan tidak memakainya secara bergantian.

Selain menjaga kebersihan tubuh, Anda juga harus menjaga kebersihan rumah. Jangan lupa untuk gunakan cairan desinfektan untuk membersihkannya secara teratur sehingga tak ada kuman dan virus penyebab penyakit yang bersarang di rumah. 

Hindari kerumunan dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain. Langkah ini bisa diterapkan saat berada di tempat umum atau luar ruangan sehingga kamu bsa mencegah terpapar virus corona.

Jangan lupa untuk mencuci bahan makanan sebelum disantap atau disimpan di dalam lemari pendingin. Buah-buahan dan sayuran bisa dibersihkan dengan larutan hidrogen peroksida atau cuka putih yang sangat aman digunakan untuk makanan.

Hindari stres, makan makanan bergizi yang kaya vitamin dan mineral serta lakukan olahraga ringan agar badan tetap fit selama WFH di rumah. Saat imunitas tubuh baik, maka akan memperkecil kemungkinan Anda untuk terkena virus corona yang membahayakan kesehatan.

Dengan 10 langkah di atas, maka Anda bisa menjaga tubuh agar terhindar dari virus corona yang kian mewabah. 

Sumber: Fimela.com

Perbesar

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. [Liputan6.com/Abdillah]

Lanjutkan Membaca ↓

Keputusan membuka kembali sekolah dengan sejumlah syarat tentu membawa kabar gembira bagi para siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran secara online. Orang tua juga lebih punya waktu untuk bekerja atau hal lain di rumah selain mendampingi anak belajar. Namun masih ada risiko penularan Covid-19 di sekolah yang patut menjadi perhatian.


Memberikan Pemahaman kepada Anak untuk Selalu Menerapkan Protokol Kesehatan

Sekolah sebagai tempat berkumpul banyak orang sangat berpotensi menjadi titik penyebaran virus corona. Terlebih anak-anak pada umumnya belum mampu mematuhi protokol kesehatan, terutama yang berusia muda. Karena itu, anak perlu diberi pemahaman agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan guna menekan risiko penularan.

Terdapat sejumlah cara sosialisasi protokol kesehatan bagi anak. Tentunya perlakuan terhadap anak mesti dibedakan dengan orang dewasa dalam hal penegakan protokol kesehatan di sekolah. Bagi anak, upaya yang sebaiknya dikedepankan adalah persuasi atau ajakan, tanpa hukuman. Berikut ini contohnya:

Poster

Pengelola sekolah bisa memasang berisi imbauan agar selalu menjalankan protokol kesehatan di titik-titik penting di sekolah. Agar menarik, poster sebaiknya berwarna dan dilengkapi gambar serta tulisan yang jelas.

Pengeras suara

Sebelum dan sesudah jam pelajaran, pengelola bisa menyiarkan imbauan terkait dengan protokol kesehatan lewat pengeras suara. Dengan demikian, semua penghuni sekolah bisa mendengarnya. Bila sekolah dilengkapi kamera pengawas [CCTV], imbauan itu bisa sekaligus disertai teguran bagi yang tertangkap kamera tidak menaati protokol kesehatan.

Imbauan di kelas

Guru bisa turut aktif berpartisipasi dengan selalu memberi tahu murid-muridnya di kelas agar taat protokol. Imbauan bisa diberikan sebelum dan sesudah jam pelajaran dimulai.

Video

Selain lewat poster dan tutur kata, imbauan protokol untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah bisa disampaikan melalui video. Ini terutama bagi siswa kelas kecil, seperti sekolah dasar dan taman kanak-kanak, yang umumnya lebih mudah memahami video dengan tampilan menarik.

Baca Juga:  Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Terpantau [ISOMANTAU]

Tetap di Rumah Jika Sakit [Siswa, Guru dan Staf Sekolah]

Upaya menghindari penularan Covid di sekolah memerlukan kerja sama semua penghuni sekolah. Jadi semua siswa, guru, dan staf sekolah perlu mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, surat keputusan bersama Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang pembelajaran di masa pandemi harus dijadikan pedoman.

Salah satunya mengenai aturan bahwa siswa, guru, dan staf sekolah mesti tetap di rumah bila sakit. Meski gejala sakit tidak berkaitan dengan Covid-19, tinggal di rumah jauh lebih aman dibanding ke sekolah. Tidak hanya aman bagi diri sendiri, penghuni sekolah yang sakit dan tetap di rumah akan mengurangi risiko penularan terhadap orang lain.

Tips dan Skema Menjaga Jarak di Sekolah

Surat keputusan bersama empat menteri juga mengatur soal jaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah. Untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat, ada aturan jaga jarak minimal 1,5 meter dan tiap kelas berisi maksimal 18 peserta didik. Khusus bagi sekolah luar biasa dan pendidikan anak usia dini, maksimal peserta didik 5 orang per kelas.

Sekolah juga wajib mengatur tata letak ruangan dengan pedoman:

  • Jarak antar-orang 1,5 meter baik saat duduk, berdiri, maupun antre.
  • Memberikan tanda jaga jarak di ruang-ruang sekolah.
  • Sirkulasi udara di kelas harus memadai. Bila tak memadai, pembelajaran tatap muka dilangsungkan di ruang terbuka di area sekolah.
  • Membuat pengaturan lalu lintas satu arah di lorong atau koridor dan tangga. Bila tak memungkinkan, harus ada tanda pemisah dan penanda arah jalur.

Baca Juga:  Jenis-Jenis Tes Covid-19, Kamu Wajib Tahu

Selalu Menjaga Kebersihan di Lingkungan Sekolah dan Ruang Kelas

Tidak cukup dengan protokol kesehatan, penghuni sekolah mesti senantiasa menjaga kebersihan selama di sekolah. Salah satu caranya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat [PHBS]. Untuk membantu penerapan PHBS, sekolah harus menyediakan sarana sanitasi dan kebersihan, seperti:

  • Toilet bersih dan layak
  • Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
  • Disinfektan

Sekolah juga wajib memiliki tim kesehatan dan kebersihan yang bertugas memastikan kebersihan selalu terjaga di lingkungan sekolah dan ruang kelas.

Memastikan Kebijakan dan Infrastruktur Mendukung Protokol Kesehatan

Pengelola sekolah harus bisa menunjukkan kesiapan sebelum mendapat izin menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Kesiapan itu termasuk dalam hal penyediaan kebijakan dan infrastruktur untuk mendukung protokol kesehatan. In

Sekolah harus memiliki satuan tugas penanganan Covid-19 dengan berbagai tim di dalamnya. Tim ini berfungsi memastikan kebijakan dan infrastruktur guna mencegah penularan Covid-19 di sekolah telah tersedia dan terlaksana. Penyusunan kebijakan dan penyediaan infrastruktur berpedoman pada surat keputusan bersama empat menteri serta satuan tugas penanganan Covid-19.

Infrastruktur dalam hal ini termasuk tempat cuci tangan/hand sanitizer, thermo gun untuk mengecek suhu tubuh, ruangan dengan sirkulasi udara memadai, penanda jaga jarak di bangku dan lorong-lorong, serta ruangan isolasi bagi warga sekolah dengan gejala Covid-19. Adapun kebijakan mencakup aturan screening, penegakan protokol kesehatan, hingga tata cara ketika ada penghuni sekolah yang memerlukan penanganan karena sakit.

Apa Risiko Selama Transportasi ke dan dari Sekolah?

Penularan Covid-19 di sekolah bisa bermula dari perjalanan menuju dan dari sekolah. Karena itu, orang tua, siswa, dan warga sekolah wajib memperhatikan protokol kesehatan tidak hanya saat di sekolah. Itu sebabnya peraturan bersama empat menteri juga mensyaratkan ketersediaan akses transportasi yang aman dari dan ke sekolah untuk membuka pembelajaran tatap muka.

Baca Juga:  Amankah Vaksin Covid-19 untuk Ibu Menyusui?

Cara teraman adalah menggunakan kendaraan pribadi. Risiko penularan lebih tinggi bila siswa siswa menggunakan kendaraan umum untuk transportasi dari dan ke sekolah. Guna mengatasi masalah ini, sekolah diminta berkoordinasi dengan dinas perhubungan setempat untuk menyediakan kendaraan khusus bagi siswa sekolah masing-masing.

Mempertimbangkan untuk Penutupan dan Pembukaan Kembali Sekolah

Surat keputusan bersama empat menteri mencantumkan sejumlah faktor yang mendasari pemberian izin pembelajaran tatap muka, yakni:

  • Tingkat risiko penyebaran Covid-19 di wilayah
  • Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan
  • Kesiapan sekolah sesuai dengan daftar periksa [check list] yang disyaratkan
  • Akses terhadap sumber belajar atau kemudahan belajar dari rumah
  • Kondisi psikososial siswa
  • Kebutuhan pendidikan bagi siswa yang orang tua atau walinya bekerja di luar rumah
  • Akses transportasi yang aman dari dan ke sekolah
  • Tempat tinggal warga sekolah
  • Mobilitas warga antar-provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan/desa
  • Kondisi geografis wilayah

Dari faktor-faktor itu, pemerintah daerah bisa mengizinkan pembukaan sekolah atau tetap mempertahankan penutupan demi mencegah penularan Covid-19 di sekolah.

Ditinjau oleh:

dr. Ria Yoanita, SpA

Dokter Spesialis Anak

Primaya Evasari Hospital

Referensi:

//www.kemdikbud.go.id/main/files/download/5baf1873d5766d3

//covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/2020/November/Salinan%20SKB%20PTM.pdf

//www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/children-and-school-settings-covid-19-transmission

//www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/community/schools-childcare/index.html

Bagikan ke :

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề