Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam menyajikan karya musik tahapan yang paling akhir adalah

Berikut adalah soal mata pelajaran Seni Budaya [Musik] kelas X SMA materi Apresiasi Pertunjukan Musik Tradisional lengkap dengan kunci jawaban.


Soal Essay:

  1. Jelaskan secara umum pengertian apresiasi berdasarkan etimologi Inggris!
  2. Sebutkan tahapan-tahapan seorang apresiator!
  3. Sebutkan beberapa fungsi dari apresiasi!
  4. Jelaskan kegiatan dalam apresiasi!
  5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan musik tradisional?
  6. Sebutkan ciri-ciri umum musik tradisional!
  7. Sebutkan beberapa fungsi musik tradisional dalam kehidupan masyarakat?
  8. Pada musik dapat difungsikan tidak hanya sebagai pertunjukan musik secara mandiri tetapi dapat difungsikan sebagai pengiring pertunjukan lainnya seperti pertunjukan tari. Coba jelaskan tiga jenis musik dalam pertunjukan tari!
  9. Pada perkembangannya terdapat beberapa jenis tari yang ada di Indonesia. Sebutkan jenis-jenis tari berdasarkan pola garapannya!
  10. Demikian halnya dalam pertunjukan teater, musik merupakan unsur penunjang yang penting dalam pertunjukannya. Sebutkan jenis-jenis musik dalam pertunjukan teater!
  11. Berdasarkan pendukungnya, sebutkan jenis-jenis pertunjukan teater yang berkembang di Indonesia!
  12. Sebutkan 5 pertunjukan teater tradisional dan asal daerah yang ada di Indonesia!
  13. Sebutkan bentuk penyajian pertunjukan musik tradisional!
  14. Apa saja fungsi dari menampilkan pertunjukan musik!
  15. Jelaskan teknik menampilkan pertunjukan musik!

1. Berdasarkan etimologi Inggris Apresiasi berasal dari bahasa Inggris, appreciation yang berarti penghargaan yang positif.

2. Tahapan-tahapan seorang apresiator adalah sebagai berikut:

  • Simpatik, artinya dalam tahap ini seseorang hanya memiliki tujuan sekedar menunjukkan kesenangan [hobi] dalam mengamati karya musik tradisional.
  • Empatik, disamping sebagai hobi atau kesenangan, dalam tingkatan ini seorang apresiator mampu menunjukkan kepekaan rasa, seakan-akan ia terbawa dalam situasi atau kondisi dalam karya musik tradisional yang disajikan.
  • Kritik, merupakan tahapan dimana seorang apresiator memiliki tingkatan lebih tinggi disamping secara simpatik dan estetik, dalam tahapan ini seorang apresiator dapat melakukan penilaian dan penghargaan secara estetik dalam pencapaian artistik pada sebuah karya musik tradisional.

3. Fungsi apresiasi antara lain:

  • Dapat menumbuhkembangkan sikap penghargaan terhadap karya.
  • Dapat menumbuhkembangkan sikap pengamatan dan daya analitis secara estetik dalam suatu karya.
  • Sarana untuk memahami dan merasakan makna yang disampaikan dari suatu karya.
  • Untuk menambah wawasan.

4. Kegiatan dalam apresiasi meliputi:

  • Persepsi, mengenalkan akan bentuk karya. Misalkan mengenalkan beberapa pertunjukan musik tradisional yang berkembang di Indonesia.
  • Pengetahuan, merupakan dasar dalam mengapresiasi baik sejarahnya maupun istilah-istilah yang biasa digunakan dalam karya.
  • Analisis, pada tahap analisis mulai dicoba mendeskripsikan bentuk karya yang sedang diamati, kemudian menafsirkan objek seni yang diapresiasi.
  • Penilaian, penilaian terhadap karya-karya yang diapresiasi baik secara subyektif maupun obyektif.

5. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

6. Ciri-ciri umum musik tradisional adalah sebagai berikut:

  • Pada awalnya ide musik tradisional disampaikan oleh penciptanya tidak melalui tulisan berupa notasi atau partitur tetapi secara lisan. Sejalan dengan perkembangannya, sudah banyak digunakan di beberapa daerah notasi-notasi musik tradisional yang merupakan hasil pemikiran beberapa para ahli dan praktisi musik tradisional. Contoh di Jawa Barat sudah ada notasi daminatila atau serat kanayagan yang dikembangkan oleh Raden Machyar, di Jawa Tengah terdapat notasi Kepatihan, dan di Bali notasi Dang Ding Dong.
  • Musik tradisional diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi secara lisan.
  • Syair lagunya berbahasa daerah. Selain itu, alunan melodi dan iramanya juga meunjukkan ciri khas daerahnya. Contoh lagu dari daerah Sunda, syairnya berbahasa Sunda dan alunan melodinya menggunakan nada-nada dari tangga nada pentatonis pelog dan salendro.
  • Musik tradisional melibatkan alat-alat musik daerah. Contoh, musik Sasando sebagai pertunjukan khas daerah Nusa Tenggara Timur. Demikian juga seperti lagu-lagu daerah Sulawesi Utara umumnya diiringi alat musik khas Sulawesi Utara, yakni Kolintang.

7. Fungsi musik tradisional dalam kehidupan masyarakat antara lain: sebagai upacara kebudayaan, hiburan, ekspresi diri, ekonomi, komunikasi, pengiring tari, dan teater tradisional.

8. Tiga jenis musik dalam pertunjukan tari yaitu; sebagai musik pengiring tari, sebagai musik ilustrasi, dan sebagai musik partner gerak.

9. Jenis-jenis tari berdasarkan pola garapannya terdiri dari 2, yaitu Tari Tradisional dan Tari kreasi.

10. Jenis-jenis musik dalam pertunjukan teater adalah sebagai berikut:

  • musik pembuka
  • musik penutup
  • musik pergantian babak
  • musik ilustrasi
  • musik soundtrack
  • musik penokohan
  • musik aksentuasi
  • musik setting
  • musik pelebur emosi.

11. Berdasarkan pendukungnya, jenis-jenis pertunjukan teater yang berkembang di Indonesia yaitu teater rakyat, teater keraton, teater urban, dan teater kontemporer

12. Berikut 5 Pertunjukan teater tradisional dan asal daerah yang ada di Indonesia

  • Wayang - Jawa dan Bali
  • Makyong - Pulau Bintan, Riau
  • Drama Gong – Bali
  • Randai - Minangkabau, Sumatra Barat
  • Mamanda - Kalimantan Selatan

13. Bentuk penyajian pertunjukan musik tradisional

  • pertunjukan musik tradisional saja,
  • pertunjukan musik tradisional pengiring tari, dan
  • pertunjukan musik tradisional pengiring teater.

14. Fungsi dari menampilkan pertunjukan musik adalah sebagai berikut:

  • Media aktualisasi diri untuk mengekspresikan dirinya. Seorang penampil akan berusaha menampilkan sajian yang baik untuk bisa diperlihatkan kepada orang lain.
  • Media pengembangan bakat. Dengan menampilkan sebuah pertunjukan menjadi kesempatan untuk mengembangkan bakat bermusiknya. Melalui kegiatan ini akan mendapatkan masukan, tanggapan, dan kritikan dari penonton tentang tampilannya. Sehinga akan memotivasi untuk memperbaiki dan mengembangkan penampilannya agar lebih baik pada penampilan berikutnya. Proses ini akan terus berlangsung sehingga bakatnya terus berkembang.
  • Media apresiasi. Dengan menampilkan pertunjukan musik, karya seseorang dapat diapresiasi oleh orang lain. Dengan menonton sajian karya musik, pada dasarnya seseorang telah memberikan apresiasi atau penghargaan karya musiknya tersebut.

15. Teknik menampilkan pertunjukan musik, yaitu:

a. Penampilan perorangan

Sajian ini merupakan pertunjukan musik perorangan [solo] yang dilakukan oleh satu orang saja baik menyanyikan lagu Daerah [vokal] maupun instrumental [bermain alat musik]. Contoh; Menggunakan Alat Musik Daerah Masing – Masing [Daerah Setempat]

b. Penampilan kelompok

Sajian ini adalah pertunjukan musik yang dilakukan secara kelompok baik vokal maupun permainan alat musik yang sejenis atau yang beragam yang disebut dengan ansambel.

Kritik musik adalah uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya seni musik yang diiringi oleh pendapat untuk memperbaiki atau sekedar memuji, dsb. Mungkin saat kita mendengar kritik maka kita akan langsung mengartikannya pada sesuatu yang negatif seperti kecaman. Padahal, kritik dapat bersifat membangun. Namun jika hanya disampaikan secara subjektif dan tidak benar-benar menunjukkan apa yang kurang justru dapat membuat orang takut, marah atau kehilangan motivasi.

Oleh karena itu, kritik haruslah objektif [tidak bersifat pribadi] dan harus adil, sehingga kritik tidak akan bersifat menjatuhkan, namun justru menaikan rasa percaya diri seseorang. Jika kita adalah pihak yang dikritik, bagaimana respons kita ketika seseorang mengkritik kesalahan yang kita lakukan dalam pertunjukan? Bagaimana perasaan kita ketika menerima kritik dari penonton yang menganggap bahwa permainan musik kita tidak sebaik musisi profesional? Ya, empati juga harus menjadi bagian dari kritik.

Namun sejatinya kritik dilakukan untuk mencari aspek-aspek apa saja yang menarik dan membuat suatu karya tampak berbeda dari yang lain. Mengapa? Karena berdasarkan pemilahan dan pengamatan terhadap aspek-aspek tersebut kita dapat melakukan penilaian baik dan buruk secara objektif. Saat kita menilai baik dan buruknya, maka kita juga mampu memberikan evaluasi bermanfaat yang dapat membantu seniman atau dunia seni secara umum dapat menelurkan karya yang lebih baik lagi.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai pemaparan mengenai kritik musik, dimulai dari pembahasan ulang mengenai pengertian kritik terlebih dahulu.

Pengertian Kritik

Sebetulnya apa apa pengertian dari kritik? Jika mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia [2008], kritik diartikan sebagai kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, kritik musik dapat diartikan sebagai pertimbangan baik atau buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni [Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 85].

Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan aspek atau objek dari kritik, yaitu unsur musik yang meliputi:

  1. nada,
  2. ritme,
  3. harmoni,
  4. intensitas,
  5. warna suara,
  6. interpretasi, dan
  7. ekspresi.

Kemampuan Dasar Kritik Musik

Berdasarkan pengertian kritik di atas, terdapat beberapa kemampuan dasar kritik yang harus dimiliki oleh seorang kritikus musik. Seorang kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dasar, di antaranya:

  1. Seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman untuk mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.
  2. Kedua, seorang kritikus harus memiliki kemampuan atau pengalaman mendengarkan lagu dari beragam genre musik, seperti pop, jazz, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain.
  3. Selanjutnya, seorang kritikus musik juga harus memiliki wawasan untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi [penyanyi atau pemain musik] sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar [Tim Kemdikbud, 2018, hlm. 86].

Jenis Kritik Musik

Pada saat kita mempelajari kritik, secara otomatis kita sedang menjadi seorang kritikus yang berjibaku pada kritik musik dalam pembelajaran. Ihwal jenis kritik musik dalam pembelajaran ini dilakukan berdasarkan klasifikasi jenis kritik yang memang bermacam-macam sehingga akan menerapkan metode atau cara kritik yang berbeda pula.

Oleh karena itu, pembahasan terhadap kritik pedagogik atau pembelajaran akan menjadi salah satu jalan terbaik ketika kita ingin memulai pelayaran dalam mempelajari kritik musik. Hal ini karena banyak aspek objektif yang dapat dipelajari sehingga kita mampu menjadi kritikus yang baik dan bermanfaat bahkan ketika kita akan menjejali jenis kritik musik lainnya.

Namun, sebetulnya terdapat jenis kritik musik apa saja yang dapat kita terapkan pada kritik musik ini? Menurut Sem C. Bangun [2011] terdapat empat jenis kritik seni, yaitu kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer.

  1. Kritik pedagogik adalah kritik yang bertujuan untuk memotivasi bakat dan potensi pelajar atau seniman yang baru belajar [Bangun, 2011].
  2. Kritik jurnalistik merupakan kritik yang ditujukan untuk khalayak umum sehingga disajikan dengan ringan dan menggunakan bahasa populer, namun masih tetap bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya.
  3. Kritik ilmiah adalah kritik musik yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan, sehingga bersifat sangat objektif dan disertai dengan berbagai teori serta fakta ilmiah yang disajikan secara sistematis.
  4. Kritik populer adalah kritik yang disajikan semenarik dan seringan mungkin, sehingga seluruh kalangan dapat tertarik dan ingin membaca kritik yang ditulis. Sehingga pada kritik jenis ini, biasanya hanya karya yang menyita banyak perhatian serta yang dianggap paling menarik publik saja yang ditonjolkan.

Cara dan Langkah-Langkah Penulisan Kritik Musik

Lalu sebetulnya bagaimana kita dapat memulai menulis kritik musik? Menurut Tim Kemdikbud [2018, hlm. 91] cara menyampaikan kritik musik dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

  1. Kritik hendaknya disusun dengan kata-kata yang sopan dan terarah.
  2. Kritik hendaknya tidak disusun secara emosional.
  3. Suatu kritik yang baik adalah kritik yang mampu memberikan jalan keluar mengatasi kekurangan dan kelemahan karya seni memuju perbaikan dan kepuasan.
  4. Ungkapan kritik hendaknya menjadi dasar analisis suatu karya seni.
  5. Dalam penulisan kritik yang baik, kita juga harus bertanya bagaimana kritik pedagogik dapat memberikan suatu asupan ilmu dalam pembelajaran musik secara umum baik di sekolah maupun di berbagai kesempatan belajar non-formal.

Langkah-Langkah Penulisan Kritik Musik

Pada hakikatnya, aktivitas kritik seni berhubungan dengan aktivitas musik yang dilakukan secara konkrit. Berdasarkan teori kritik yang dikemukakan oleh Feldman [1967 dalam Bangun 2001] dalam teori kritik seni dikenal empat tahap atau langkah kegiatan kritik, yaitu:

  1. deskripsi,
  2. analisis formal,
  3. interpretasi, dan
  4. evaluasi atau penilaian.

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah penulisan kritik musik.

1. Tahap Deskripsi

Tahap deskripsi mengacu pada suatu proses pengumpulan data yang secara langsung diperoleh oleh kritikus. Dalam tahap ini, kritikus hanya mengemukakan hasil pengamatannya terhadap suatu objek, yaitu musik atau pertunjukan musik. Penilaian bagus atau tidak bagus; benar atau salah tidak termasuk pada tahap ini.

Contoh tahap deskripsi misalnya adalah mengemukakan pengamatan kritikus terhadap permainan musik pemusik lain dan mengemukakan bagaimana cara seorang pemusik mengekspresikan musik yang ia mainkan. Dalam tahap ini pemusik yang memberi kritik tidak mengatakan bahwa permainan musik tidak ekspresif atau kurang bagus.

2. Tahap Analisis Formal

Analisis formal adalah suatu proses analisis yang dilakukan oleh seseorang yang memberi kritik terhadap musik yang dimainkan. Dalam tahap ini, kritikus mengemukakan hasil analisisnya tentang bunyi yang dihasilkan, baik nada, ritme, harmonisasi akor, dinamika, atau warna suara dari musik atau lagu yang dimainkan. Dengan kata lain, tahap analisis formal ini lebih menekankan pada elemen-elemen musik yang ada dalam suatu musik, seperti bagaimana nada atau ritme yang disajikan, dsb.

3. Tahap Interpretasi

Interpretasi mengacu pada tahap ketika kritikus memaknai musik berdasarkan pemahaman dan analisis yang telah dilakukannya dengan teliti. Menurut Bangun [2011], tahap ini juga tidak bertujuan untuk menilai musik yang diamati. Misalnya, seperti apa ekspresi, emosi, atau pesan yang disampaikan oleh suatu musik pada pendengar.

4. Tahap evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses ketika kritikus menyatakan pandangan atau kritiknya terhadap musik yang dimainkan. Pada tahap ini lah kritikus memberi penilaian. Namun, penilaian yang diberikan oleh seorang kritikus bukan penilaian subjektif yang tidak berdasar, tetapi penilaian yang dilatarbelakangi oleh pemahaman mendalam terhadap musik, kemampuan menganalisis musik, dan kemampuan memaknai musik yang dimainkan.

Inti pada tahap evaluasi ini adalah untuk menentukan ‘baik’ atau ‘buruk’, ‘benar’ atau ‘salah’, atau ‘berhasil’ atau ‘gagal’. Penilaian terhadap ‘baik’, ‘benar’, atau ‘berhasil’ berhubungan dengan penilaian-penilaian positif yang ditemukan kritikus, sedangkan penilaian terhadap ‘buruk’, ‘salah’, atau ‘gagal’ berhubungan dengan penilaian-penilaian negatif.

Referensi

  1. Tim Kemdikbud. [2018]. Seni Budaya X, semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
  2. Sem C. Bangun. [2011]. Kritik Seni. Bandung: ITB Press.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề