Aksesoris apa saja yang digunakan pada tari Klana Topeng?

Properti tari klono topeng

Apa saja properti tari klono topeng? Properti tari klono topeng yang adalah topeng klana, ules [kain penutup topeng], keris, dan selendang.

4+

KOMPAS.com: Berita Terpercaya

Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan

Dapatkan Aplikasi

Topeng klana merupakan topeng kayu wajah manusia dengan hidung yang sangat mancung, mata yang terbelalak, mulut yang terbuka lebar, dengan kumis yang tebal. Topeng klana dicat warna merah tua melambangkan emosi manusia.

Yudhanty Paranama Sany dalam skripsiTari Topeng dan Pertunjukannya dalam Upacara Adat Mapag Sri: Ikon Masyarakat Pangkatan [2009] topeng klana menggambarkan karakter seseorang yang gagah perkasa, penuh amarah, dan angkara murka, serta tak kuasa mengendalikan hawa nafsu.

Baca juga: Properti Tari Rangguk Ayak dan Gerakannya

Properti Tari Topeng

1. Topeng

Dari namanya yaitu tari topeng maka jelas pada tarian ini menggunakan topeng. Topeng adalah benda yang dipakai pada wajah yang berfungsi menutupi wajah asli pengguna topeng. Properti tari topeng yang satu ini tidak boleh ketinggalan dan harus ada pada saat penampilan tari topeng.

Topeng yang digunakan terbuat dari bahan kayu ataupun plastik. Namun topeng yang sering digunakan adalah terbuat dari kayu yang diukir. Topeng yang digunakan bermacam-macam, seperti topeng dengan karakter wajah manusia ataupun topeng wajah tokoh terkenal. Topeng menajdi media yang digunakan dan termasuk bagian dari tarian.

Terdapat beberapa cara penggunaan topeng salah satunya menggunakan tali yang diikat pada bagian belakang kepala. Cara lain adalah dengan menggigit bantalan atau karet khusus yang ada didalam topeng. Warna topeng yang sering digunakan adalah berwarna merah.

Baca juga : Properti tari muang sangkal lengkap degan gambar dan deskripsinya

2. Baju kurung lengan pendek

Baju kurung yaitu pakaian adat khas melayu, seperti Malaysia, Indonesia dan Brunei Darusalam. Baju kurung merupakan baju yang khas yaitu desain yang longgar pada lubang lengan, dada dan longgar di bagian perut.

Baju kurung merupakan tipe baju yang saat digunakan sejajar dengan pangkal paha dan adapula yang sejajar dengan lutut. Ciri khas baju kurung yaitu tidak memiliki kancing, tidak berkerah namun tiap ujungnya direnda. Baju kurung ada yang bermotif ada juga yang polos. Baju kuruang biasanya berlengan panjang.

Namun baju kurung yang digunakan sebagai baju dalam tari topeng dipilih baju kurung dengan lengan pendek. Dipilih lengan pendek bertujuan untuk mempertegas dan memperkuat kesan gerakan tangan penari. Pada bagian lengan terdapat motif dengan renda benang keemasan. Warna baju kurung yang digunakan berwarna merah atau warna lain yang mencolok.

3. Mongkron

Mongkron atau penutup dada adalah kain yang digunakan penari untuk menutupi dada. Mongkron dapat berupa kain batik atau kain dari baju kurung yang di bordir. Mongkron biasanya berwarna merah atau warna keemasan. Hiasan mongkron berupa bordiran benang berwarna perak atau emas.

Bordiran dari hiasan mongkron tergantung pada budaya lokar dari masyarakat nya yang menarikan tarian ini. Setiap daerah memiliki bentuk mongkron masing-masing. Ada yang berbentuk segitiga dan ada yang berbentuk kotak. Ada pula yang berbentuk bulat. Terdapat hiasan rumbai-rumbai dari benang bordir pada mongkron.

4. Sampur

Salah satu properti tari topeng adalah sampur. Sampur merupakan slembar kain panjang yang dilingkarkan di leher penari. Sampur yang digunakan biasanya yang berwarna cerah seperti hijau, merah dan kuning. Sampur digunakan karena menjadi salah satu bagian dari gerakan tari.

Penggunaan sampur yaitu di lher dengan ujung sampur diselipkan pada jari tengah penari. Sampur akan ikut bergerak saat tangan penari bergerak mengikuti irama. Tujuan penggunaan sampur yaitu agar menimbulkan kesan gemulai dan kesan tegas gerakan. Sampur juga dapat digunakan dengan cara diikatkan di pinggang penari.

5. Celana kurung sepertiga

Pasangan dari baju kurung yang digunakan penari adalah celana kurung dengan panjang sepertiga kaki. Celana panjang yang digunakan longgar dan panjangnya hanya dibawah lutut penari. Celana yang digunakan polos dengan warna yang mencolok. Warna yang biasanya digunakan adalah merah.

Pada bagian ujung celana terdapat hiasan bordiran dengan benang keemasan. Penggunaan celana sepertiga dan longgar ini bertujuan agar memudahkan gerakan penari.

6. Kain penutup

Dalam pakaian penari topeng terdapat kain penutup. Kain penutup ini digunakan dengan cara melilitkan kain pada pinggang hingga atas paha. Kain yang digunakan biasanya kain batik dengan warna yang senada dengan baju kurung. Kain penutup ini berfungsi sebagai hiasan celana.

7. Sumping

Sumping merupakan aksesoris yang dipakai oleh penari diatas teinga penari. Sumping digunakan dengan cara diselipkan di telinga kanan dan kiri penari. Sumping ini berfungsi sebagai penambah ketegasan gerakan penari. Sumping biasanya berwarna keemasan sumping yang digunakan penari topeng sama seperti yang digunakan oleh pelakon wayang uwong

Baca juga : Properti tarisajojo lengkap degan gambar dan deskripsinya

8. Mahkota

Mahkota adalah hiasan kepala yang digunakan oleh penari topeng. Mahkota yang digunakan sesuai dengan karakter yang diperankan oleh penari. Mahkota biasanya berwarna hitam dengan hiasan bordiran warna keemasan.

9. Kupluk

Kupluk adalah penutup kepala berbahan kain yang dipakai penari untuk menutupi kepalanya. Kupluk yang digunakan biasanya berwarna hitam dengan berbagai macam aksesoris yang digunakan.

10. Anting

Selain menggunakan sumping penari juga mengenakan anting di telinganya. Anting digunakan pada kedua telinga penari. Anting yang digunakan biasanya diberikan bandul yang berwarna-warni.

Anting yang digunakan oleh penari ada yang panjang dan ada yang pendek. Warna anting yang digunakan dipilih yang berwarna mencolok seperti hijau, kuning, dan merah. Tujuan pemilihan warna yang mencolok adalah agar melambangkan keceriaan dan kegembiraan.

11. Ikat pinggang

Ikat pinggang yang digunakan oleh para penari adalah berupa kain yang dilingkarkan dipinggang. Tujuan penggunaan ikat pinggang adalah sebagai penahan pakaian yang digunakan penari. Selain itu dapat sebagai penambah keindahan kostum yang digunakan.

Warna ikat pinggang dipilih warna yang cerah seperti biru, kuning maupun hijau. Selain itu ikat pinggang ini berfungsi sebagai tempat menyelipkan keris yang dipakai oleh penari.

12. Keris

Keris merupakan senjata khas yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Keris juga digunakan sebagai aksesoris para penari topeng. Fungsi keris adalah sebagai penghias kostum dan dipakai dengan cara diselipkan pada pinggang penari.

Penggunaan keris melambangkan status ksatria, kewibawaan, kebangsawanan dan kekuatan. Tokoh tari topeng yang biasa dimainkan adalah tokoh bangsawan. Oleh karena itu keris sangat cocok untuk menambah kesan yang ingin dibawakan.

13. Gelang tangan

Gelang tangan yang digunakan oleh penari terbuat dari logam, kertas atau kain yang berwarna keemasan. Gelang tangan yang digunakan berfungsi untuk penambah keindahan penari.

14. Gelang kaki

Selain menggunakan gelang tangan properti tari topeng juga menggunakan gelang kaki. Penggunaan gelang kaki memiliki makna atau kesan tertentu. Gelang kaki ini terbuat dari logam maupun kain. Gelang kaki yang berbahan kain biasanya diberi hiaan berupa bordiran benang berwarna keemasan.

Warna yang biasa digunakan adalah warna merah. Warna lain juga dapat digunakan sesuai dengan variasi yang diingankan.

Baca juga : Properti tari topeng kuncaran lengkap degan gambar dan deskripsinya

15. Ronce bunga

Ronce bunga merupakan aksesoris yang dipasang di mahkota penari topeng. Ronce bunga ini berupa untaian bunga yang disusun menjadi anting panjang. Bunga yang dipakai adalah bunga melati. Ronce bunga juga dapat dibuat dari bandul berwarna merah atau kuning.

Tari topeng merupakan tari tradisional yang properti utamanya adalah topeng. Topeng yang digunakan dapat topeng yang berbentuk jenaka atau menggambarkan ekspresi ksatria. Properti tari topeng sangat banyak terutama properti hiasan. Karena itulah tari topeng memiliki keunikan tersendiri.

15 Properti Tari Topeng [Lengkap beserta gambar dengan deskripsi]

Advertisements

TOPENG KELANA

Penulis

irvansetiawan

-

June 26, 2020

14605

0

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

TOPENG KELANA

Oleh:
Risa Nopianti
[BPNB Jabar]

Tari topeng merupakan kesenian yang lahir dan berkembang di sekitar wilayah Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Tarian ini disebut Tari Topeng karena penari menggunakan topeng atau kedok sebagai asesoris tariannya, yang berfungsi untuk menutupi wajah penari. Penggunaan topeng ini juga terkait dengan jenis tarian yang dimainkan, yang tentunya sesuai dengan karakter topeng atau kedok yang dipergunakan.

Tari topeng merupakan jenis tarian rakyat yang hidup di desa-desa di Cirebon dan sekitarnya. Versi lain menyebutkan bahwa kesenian ini berasal dari Jawa Timur, yang tersebar ke Cirebon pada masa pemerintahan kerajaan Jenggala [abad 10-11 M]. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-17 yang membatasi kesenian di Keraton Cirebon. Dengan demikian banyak para seniman yang akhirnya memilih untuk pulang kampung dan menjadi seniman jalanan dengan mengembangkan seni topeng ini di daerahnya masing-masing. Sejak saat itulah, tari topeng secara organik berkembang ditengah masyarakat kebanyakan bukan di lingkungan keraton.

Keberadaan tari topeng di wilayah Cirebon terjadi seiring dengan periode awal penyebaran agama Islam di kota tersebut. Pada masa Cirebon menjadi pusat penyebaran Agama Islam, Sultan Cirebon Syekh Syarif Hidayahtulah yang juga seorang anggota Wali Songo bergelar Sunan Gunung Jati, bekerja sama dengan Sunan Kalijaga menggunakan tari topeng dan enam jenis kesenian lain yaitu, Wayang Kulit, Gamelan, Renteng, Brai, Angklung, Reog dan Berokan sebagai alat penyebaran Agama Islam. Selain itu kesenian-kesenian tersebut juga diciptakan sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai estetis, sehingga dapat digelar di lingkungan Keraton.

Dalam perkembangannya pada masyarakat, Topeng Cirebon kemudian memperoleh dan memiliki bentuk serta penyajiannya yang spesifik dengan menampilkan beberapa jenis tarian berbeda disesuaikan dengan kedok yang digunakan. Sesuai dengan urutannya tari Topeng Cirebon terdiri dari tari Topeng Panji, tari Topeng Samba, tari Topeng Rumyang, tari Topeng Temanggung dan tari Topeng Kelana atau Rahwana. kelima jenis topeng ini kemudian dikenal dengan nama Panca Wanda [lima rupa].

Kelima purwa rupa Topeng Cirebon ini memiliki keunikan dan cerita yang mendasarinya sendiri-sendiri. Filosofi lima purwa Topeng Cirebon mengandung makna siklus hidup manusia. Pada masa kanak-kanak disimbolkan dengan Topeng Panji, yang memiliki rupa dan gerakan tari yang lembut layaknya anak-anak. Beranjak remaja Topeng Samba menjadi perwakilan masa hidup manusia yang lincah dan penuh rasa ingin tahu. Topeng Rumyang mewakili siklus hidup manusia dewasa, rupanya yang bersemu merah menandakan kedewasaan, begitu pula gerakannya yang semakin mantap menunjukkan manusia yang mendekati kemapanan. Adapun Topeng Temanggung menceritakan siklus kehidupan manusia yang telah menginjak pada masa kematangan dan kemapanan sempurna, hal ini ditandai dengan rupanya yang menggambarkan seseorang yang telah mencapai puncak kedewasaan, dan gerakan tari dari Topeng Temanggung yang sangat dinamis.

Tari topeng Kelana sering pula disebut topeng Rowana. Sebutan itu mengacu pada salah satu tokoh yang ada dalam cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana. Secara kebetulan, karakternya sama persis dengan tokoh Kelana dalam cerita Panji. Di Cirebon, topeng Kelana dan Rawana kadang-kadang diartikan sebagai tarian yang sama, namun bagi beberapa dalang topeng, misalnya Sujana Arja dan Keni Arja dari Slangit; Sutini dari Kalianyar; dan Tumus dari Kreo; membedakan kedua tarian tersebut dari kostumnya. Sekalipun kedok yang digunakan hampir mirip, dan kostum yang digunakan juga sama yaitu kostum irah-irahan atau makuta. Hanya saja kostum Rahwana menggunakan detail badong atau praba pada bagian kepala dan punggungnya seperti kostum wayang wong, sedangkan kostum tari Kelana tidak menggunakan badong.

Berbeda dari topeng-topeng sebelumnya yang memfilosofikan siklus kehidupan manusia, Topeng Kelana, adalah jenis topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah. Tari Topeng Kelana adalah gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, ditandai dengan warna merah dari kedoknya. Tariannya sangat bertenaga dan bersemangat, sehingga lebih disenangi oleh penonton dibanding dengan tari topeng jenis lainnya. Gerak tarinya menggambarkan seseorang yang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak, dan sebagainya. Lagu pengiringnya adalah Gonjing yang dilanjutkan dengan Sarung Ilang.

Struktur tarinya seperti halnya topeng lainnya, terdiri atas bagian baksarai [tari yang belum memakai kedok] dan bagian ngedok [tari yang memakai kedok]. Beberapa dalang topeng, misalnya Rasinah dan Menor [Carni], membagi tarian ini menjadi dua bagian. Bagian pertama, adalah tari topeng Kelana yang diiringi dengan lagu Gonjing dan sarung Ilang. Bagian kedua, adalah Kelana Udeng yang diiringi lagu Dermayonan.

  • TOPIK
  • risa nopianti
  • topeng cirebon
  • topeng kelana

Facebook

Twitter

Pinterest

WhatsApp

Artikulli paraprakAKTIVITAS MASYARAKAT SUNDA DI GOLODOG IMAH PANGGUNG

Artikulli tjetërMENGENAL KEMBALI BULENG, TRADISI LISAN BETAWI

ARTIKEL TERKAITDARI PENULIS

Cacarekan: Tradisi Lisan pada Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang

Seeng Tambaga [Dandang Tembaga] Tanjungsiang Subang

Sakai dan Abir, Adat Gotong Royong Pertanian di Negara Nabung Lampung Timur

Recent Posts

  • Cacarekan: Tradisi Lisan pada Masyarakat Desa Sukakersa, Kabupaten Sumedang
  • Seeng Tambaga [Dandang Tembaga] Tanjungsiang Subang
  • Sakai dan Abir, Adat Gotong Royong Pertanian di Negara Nabung Lampung Timur
  • Seni Gaok
  • Syukuran Kelahiran Bayi di Kampung Cikondang

Archives

  • December 2021
  • November 2021
  • October 2021
  • September 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • June 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • June 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • April 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • December 2014
  • November 2014
  • October 2014
  • September 2014
  • August 2014
  • June 2014
  • August 2013
  • September 2010
  • June 2010
  • March 2010
  • September 2009

Categories

  • Akuntabilitas KInerja
  • Artikel
  • Banten
  • Berita
  • Buddhiracana
  • Bunga Rampai
  • DKI Jakarta
  • Internalisasi
  • Jawa Barat
  • Lampung
  • Layanan Publik
  • Leaflet
  • Manajemen Perubahan
  • Manajemen SDM
  • Patanjala
  • Pendataan
  • Penelitian
  • Penguatan Kelembagaan
  • pengumuman
  • Perekaman
  • Perundang-Undangan
  • Sejarah
  • Sistem Pengawasan
  • Tata Laksana
  • Tokoh
  • Uncategorized
  • Video
  • WBTB

Meta

  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.org

Video liên quan

Bài mới nhất

Chủ Đề