Apa fungsi jari tengah dan artinya

Senin, 4 April 2022 | 02:00 WIB

Minggu, 3 April 2022 | 17:20 WIB

Sabtu, 2 April 2022 | 13:11 WIB

Sabtu, 2 April 2022 | 09:00 WIB

Sabtu, 2 April 2022 | 06:41 WIB

Kamis, 31 Maret 2022 | 18:29 WIB

Kamis, 31 Maret 2022 | 07:30 WIB

Kamis, 31 Maret 2022 | 06:30 WIB

Senin, 28 Maret 2022 | 10:00 WIB

Minggu, 27 Maret 2022 | 18:00 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 21:00 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 20:00 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 19:30 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 18:30 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 17:30 WIB

Sabtu, 26 Maret 2022 | 17:03 WIB

Jumat, 25 Maret 2022 | 13:10 WIB

Jumat, 25 Maret 2022 | 11:28 WIB

Kamis, 24 Maret 2022 | 09:36 WIB

Kamis, 24 Maret 2022 | 09:17 WIB

Page 2

Page 3

SEJAK lama, jauh sebelum tahun masehi, masyarakat telah meyakini bahwa kesempurnaan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan memerlukan dasar filosofis, seperti filosofi pohon bambu, filosofi pohon pisang, filosofi air, filosofi lebah, bahkan filosofi cacing. Sebelum penulis menjelaskan lebih jauh tentang filosofi jari, izinkan penulis menjelaskan secara singkat filosofis bambu, pisang, air, lebah dan cacing tersebut.

Bambu adalah pohon yang tidak mudah tercabut dari akarnya, tidak pernah patah sekalipun ditiup angin kencang, kecuali ada tangan-tangan jahil yang sengaja mematahkannya. Ia berdiri kokoh dan lentur mengikuti kemanapun angin bertiup. Kekuatan bambu ditunjang akar yang menghunjam di dalam tanah. Penganut filosofi bambu menyakini bahwa hidup sukses memerlukan keberanian untuk berkomitmen dan bersikap adaptif terhadap perubahan yang terjadi.

Pisang adalah jenis tumbuh-tumbuhan dimana akar, batang, daun dan buahnya dikonsumsi oleh manusia dan binatang sebagai sumber energi dan sumber daya lainnya. Pisang tidak pernah mati sebelum memberi atau menghasilkan buah. Dicabut, dicencang bahkan dibakar sekalipun pisang tidak akan mati sebelum berbuah, setelah ia berbuah dengan sangat mudahnya pisang itu mati. Penganut filosofi pisang percaya bahwa makna hidup dan kehidupan adalah bermanfaat bagi orang lain, dan tidak mau mati sebelum memberi manfaat bagi kemaslahan umat manusia.

Air adalah zat cair yang sangat diperlukan bagi kehidupan manusia, air memiliki sifat selalu mencari tempat yang rendah dan dapat memecah batu dengan halus. Penganut filosofi air percaya bahwa sukses hidup dan kehidupan ini karena selalu berpihak kepada kaum lemah atau dhu’afa, dan menyakini bahwa semua permasalahan dalam hidup ini dapat diselesaikan dengan santun, dan sifat yang lembut tersebut membuat ia mampu bertahan hidup, sebaliknya sifat keras akan rontoh, demikian Lou Tsu seorang filosof China yang hidup ribuan tahun sebelum masehi.

Lebah adalah binatang yang menghasilkan madu, sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Ia hidup berkelompok secara damai, ia mengkonsumsi sari madu kembang, tidak pernah mengganggu siapapun kecuali ada yang mengganggu anggota komunitasnya dan setelah menghasilkan madu lebah pindah ke tempat lain. Penganut filosofi lebah menyakini bahwa datang memperlihatkan wajah dan pulang memperlihatkan punggung, maknanya dalam hidup harus memberikan manfaat bagi orang lain yang ada di sekitarnya.

Dan cacing adalah binatang menjijikkan dan hidup di tempat-tempat kotor. Sekalipun hidupnya di tempat-tempat kotor, namun ia selalu berusaha menyuburkan tanah dimanapun ia berada agar tanah tersebut dapat digunakan untuk bercocok tanam dan menghasilkan tanaman yang subur, berbuah lebat untuk dinikmati oleh manusia, bahkan binatang. Penganut filosofi cacing berpandangan bahwa berbuat baik kepada orang lain tidak harus menunggu setelah kita kaya dan sempat, melainkan kapan dan dimana saja tanpa batas ruang dan waktu berbuat baik, menciptakan kebahagiaan untuk semua.

Donald J. Trump and Robert T. Kiyosoki [2012], dalam bukunya “Midas Touch” menambahkan lima jari sebagai filosofi yang harus dikuasai oleh setiap orang yang  mendambakan kesuksesan dalam hidup dan kehidupannya, yakni ibu jari mewakili kekuatan karakter, jari telunjuk mewakili focus, jari tengah adalah soal merek [brand atau nama baik], jari manis adalah soal hubungan, dan jari kelingking adalah hal-hal kecil. Dan filosofi jari tersebut tidak diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi.

IBU JARI atau jempol digunakan oleh semua orang di dunia ini untuk menunjukkan bahwa sesuatu itu “Berkualitas”, artinya apa yang kita kerjakan, kerjakanlah dengan baik dan benar agar menghasil perkerjaan berkualitas atau bermutu. Dan sangat mustahil hasil pekerjaan berkualitas jika dikerjakan secara sembarangan. Ibu jari atau jempol yang ada di depan mata kita selalu mengingatkan akan pentingnya kualtas input, proses, output dan outcome dalam pekerjaan. Siapapun dia, mereka yang mampu bertahan hidup dalam perubahan yang semakin tidak pasti dan disruptif ini adalah mereka yang bekerja berbasis kualitas.

JARI TELUNJUK adalah jari yang biasa digunakan oleh semua orang di dunia ini untuk menunjukkan suatu arah [visi, focus dan sasaran].

Trump dan Kiyosaki [2012] menguraikan kata FOCUS berasal dari lima kata berikut ini; Follow One Course Until Succesful, artinya Mengikuti Satu Jalan Sampai Berhasil. Alexander Graham Bell mengatakan, “Konsentrasikan segenap pikiran Anda pada pekerjaan yang sedang Anda hadapi. Sinar matahari tidak akan membakar, jika tidak difokuskan”.

Fokus atau arah merupakan suatu kekuatan. Orang yang bekerja berdasarkan focus memiliki kemampuan menghimpun segenap kemampuannya dan berfakus pada tugas dan tujuan di depan mata.

JARI TENGAH adalah soal merek, mencerminkan apa yang dijaga sebagai sebuah “Harga Diri”. Orang sukses memiliki harga diri tinggi, mereka pertaruhkan nyawa mereka untuk harga diri mereka, demikian sebaliknya. Penulis sering mengatakan kepada siswa dan mahasiswa agar memiliki harga diri, maksudnya ada sesuatu yang dibanggakan dari diri Anda sendiri. Penulis contohkan diri penulis sendiri, “Bapak [Aswandi] sejak kecil hingga dewasa [Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi] adalah seorang qari’ [pembaca Al-Qur’an tingkat anak-anak dan remaja] di Kabupaten Sambas dan nilai NEM tertinggi di MTs Garpemi Tebas dan SPGN Singkawang, menempuh pendidikan mulai jenjang sarjana [S1], magister [S2] dan doktor [S3] mendapat beasiswa.

Harga diri harus ditempatkan di singgsana yang tinggi, dipertahankan bahkan ditingkatkan secara terus menerus. Dan harus berani menghadapi segala ancaman yang akan merenggut harga diri kita, contoh sederhana jangan mau dihina.

JARI MANIS adalah jari yang digunakan untuk menyimpan cincin, terutama cincin pengikat perkawinan bagi mereka yang sudah berkeluarga. Keberadaan cincin perkawinan di jari manis sangat sacral. Terasa janggal jika cincin perkawinan melingkar dijari jempol, telunjuk, tengah dan kelingking sekalipun tidak dilarang. Maknanya, bahwa kesuksesan hidup dan kehidupan ini adalah dampak dari hubungan harmonis yang diciptakan. Satu faktor penting dari kesuksesan itu adalah membangun hubungan atau jaringan. Dan kemampuan berkolaborasi adalah satu kompetensi yang sangat diperlukan di era revolusi Industri 4.0 sekarang ini.

JARI KELINGKING adalah jari paling kecil yang kita miliki. Jari kelingking mengajarkan kepada kita agar dalam hidup dan kehidupan ini jangan melupakan hal-hal kecil, kaum lemah dan dhu’afa, melainkan sebaliknya berteman akrab dengan hal-hal kecil atau hal-hal sederhana. Kecil dan sederhana itu indah dan “Hal-Hal kecil adalah Hal-Hal Besar”, demikian Robert Kiyosaki. Ingatlah bahwa hidup ini adalah sebuah ekosistem, terdiri dari banyak subsistem yang saling menguatkan. Kekuatan ekosistem sangat ditentukan oleh mata rantai [subsistem] yang paling lemah. Hukum Pareno menyatakan bahwa 20/80, maknanya “20% orang, sumber daya alam, input ekonomi atau penyebab lainnya yang terukur, biasanya akan membawa kita pada 80% hasil, output atau efek”, demikian Richard Kock [2018] dalam bukunya “Living The 80/20 Way”. Sekali lagi rangkul, perhatikan dan berteman akrab dengan hal-hal kecil untuk meraih sukses besar [Penulis, Dosen FKIP UNTAN].

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề