Apa fungsi telur pada saat pengeraman harus dibalik

Ventilasi

Ventilasi yang cukup adalah penting untuk diperhatikan mengingat di dalam telur ada embrio yang juga bernafas dalam perkembangannya dan memerlukan O2 dan membuang CO2. Dalam operasi mesin penetas, lebar lubang bukaan ventilasi harus diatur agar cukup ada sirkulasi udara dan dengan memperhatikan penurunan tingkat kelembaban udaranya.

Pada incubator tipe still-air, buatan Cemani maka bukaan ventilasi ada di bagian atasnya yang dapat diatur untuk mengeluarkan udara bersamaan dengan pergerakan udara panas yang ada di dalamnya sedangkan sirkulasi udara masuk sudah cukup dari lubang lubang yang ada di bagian bawah dan samping incubator tersebut.

Pada incubator jenis forced-air incubator, jika terjadi lampu mati atau PLN off maka ventilasi harus dibuka lebih lebar dan bila periu sesekali di buka pintunya agar terjadi pertukaran udara segar dan tetap diusahakan suhu ruangan berada pada kisaran 75oF atau lebih. Sedangkan pada incubator tipe still-air ventilasi dibiarkan terbuka ¼ atau ½ [tidak berubah atau lebih ditutup] agar panas dan kelembaban tidak terlalu terpengaruh.

Pemutaran Telur

Pada incubator tipe forced-air seperti kami miliki, telur-telur diletakkan pada tray-tray pada tempatnya dengan unjung tajam telur menghadap ke bawah. Pemutaran dilakukan secara manual dengan menarik dan menekan tuas untuk memindahkan posisi tray di dalam mesin incubator agar terjadi sudut 30 – 45 derajat untuk tiap-tiap waktu yang ditetapkan secara berkesinambungan dan bergantian sudutnya.

Pemutaran telur sedikitnya adalah 3 kali sehari atau 5 kali sudah lebih dari baik untuk mencegahe mbrio telur melekat pada selaput membran bagian dalam telur. Oleh sebab itu jangan pernah membiarkan telur tetas tidak dibalik atau diputar posisinya dalam 1 hari pada masa penetasan telur. Pemutaran telur tersebut dilakukan dalam 18 hari pertama penetasan. Tetapi JANGAN membalik telur sama sekali pada 3 hari terakhir menjelang telur menetas. Pada saat itu telur tidak boleh diusik karena embrio dalam telur atau anak ayam yang akan menetas tersebut sedang bergerak pada posisi penetasannya.

Pada incubator tipe still-air, pemutaran dilakukan secara manual dengan ketentuan seperti diatas. Biasanya untuk mempermudah dalam mengetahui posisi terakhir telur pada saat di putar maka telur tetas diberi tanda “O” pada satu sisis dan “X” pada sisi lainnya. Selanjutnya putar telur menurut waktu dan tanda secara bergantian dan secara berhati-hati terutama 1 minggu pertama dalam incubator.

Ada baiknya juga menuliskan tanggal pada telur menggunakan pensil untuk menandai beberapa hal seperti: dari kandang mana, jenis ayam, kapan bertelur, kapan dimasukkan incubator. Hal ini untuk mengetahui kapan telur nantinya akan menetas dan menentukan waktu peneropongan untuk penentuan fertilitas, kantong udara dan penentuan pemindahan telur sebelum menetas [- 3 hari].

Biasanya anak ayam [DOC] akan mulai menetas pada usia penetasan ke 20 dan 21 hari pada keadaan mesin penetasan yang bekerja normal dan sesuai prosedur. Anak ayam yang menetas setelah waktu itu atau setelah hari ke 22 biasanya tidak sehat atau lemah. Setelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam di dalam mesin incubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut.

Selanjutnya anak-anak ayam tersebut dipindah ke tempat lain [misal: chickguard atau kandang box] dengan diberikan makanan dan minuman. Makanan cukup diberikan dilantai kandang atau pada nampan yang rendah dengan jenis butiran halus agar anak ayam dapat mulai belajar makan. Minuman yang diberikan dapat ditambahkan vitamin seperti amylit dan vitachick. Khusus tempat minum, sebaiknya diberikan gundu atau kerikil kerikil kecil agar anak ayam tidak sampai tenggelam di dalamnya.

Sedangkan untuk mesin incubatornya dapat dimatikan dan dibersihkan dari bulu bulu halus, pecahan pecahan kulit telur atau lainnya serta disemprot dengan bahan desinfektan atau dilakukan prosedur fumigasi.

Sanitasi yang baik untuk mesin incubator penting untuk menjamin kebersihan dari bibit bibit penyakit.

Apakah Anda ingin tahu cara menetaskan telur ayam , tapi sering mengalami kegagalan? Tentu saja, menetaskan telur membutuhkan teknik dan syarat tertentu agar bisa berhasil.

Apa saja syarat dan teknik terbaik untuk penetasan ayam petelur sendiri?

Berikut langkah-langkah yang sudah terbukti sukses dalam menetaskan telur ayam.

1. Pemilihan Telur Tetas

Penetasan telur ayam merupakan hal yang diharapkan untuk berhasil oleh para peternak ayam. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk menetaskan telur ayam petelur, ada beberapa ciri telur ayam terbaik untuk ditetaskan yang perlu dipahami terlebih dahulu.

Apa saja ciri-ciri telur ayam yang baik untuk ditetaskan? Berikut ini adalah kriteria telur tetas yang baik, serta cara menetaskan telur ayam petelur.

” Bagi Anda pelaku budidaya ayam petelur, Anda bisa artikel cara budidaya ayam petelur . Artikel tersebut, sudah diterapkan oleh mitra kami dengan hasil yang luar biasa. “

A. Berat Telur Antara 50-65 Gram

Pastikan sebelum melakukan proses penetasan telur ayam perlu diketahui berat ideal telur. Berat normal bagi telur ayam petelur sekitar 50-65 gram setiap butirnya.

Jika berat telur kurang dari itu, maka dikhawatirkan proses penetasan telur akan gagal. Oleh sebab itu, disarankan unutk menimbang terlebih dahulu telur ayam yang akan ditetaskan.

B. Bentuk Telur

Bentuk telur tidaklah bulat melainkan oval. Bentuk telur yang normal mempunyai perbandingan antara panjang dan lebar 2:3.

Bentuk telur oval ini merupakan jenis yang ideal. Sebab, telur yang mendekati bentuk bola adalah telur yang tidak memiliki kualitas yang bagus karena sedikitnya ruang udara yang ada.

C. Keutuhan Kulit Telur

Tidak boleh ada kecacatan atau kelainan pada telur tetas yang akan melalui proses penetasan telur. Kelainan dapat berupa retak pada permukaan atau cangkang yang lembek atau bagian kuning telur dobel.

D. Kualitas Kulit Telur

Seperti yang telah dibahas atas, telur yang baik adalah yang tidak memiliki keretakan di permukaan cangkangnya. Usahakan semua telur tetas yang hendak di tetaskan memiliki kesamaan warna dan kualitas.

Selain tampilan, Anda juga harus memperhatikan apakah ada kotoran yang menempel. Kotoran yang menempel di permukaan kulit juga harus dibersihkan untuk menghindari terjangkitnya penyakit.

E. Warna Kulit Telur

Warna yang baik untuk telur tetas ayam petelur adalah cenderung gelap. Terbukti, warna kulit telur yang lebih gelap bisa lebih cepat menetas jika dibanding dengan kulit telur yang berwarna lebih terang.

F. Kebersihan Kulit Telur

Kulit yang hendak ditetaskan hendaklah terbebas dari kotoran. Kotoran ini dikhawatirkan bisa mentransfer bakteri karena bisa menghambat perkembangan embrio atau juga dapat menggagalkan proses penetasan telur.

2. Cara Memilah Telur Dengan Sistem Candling

Sistem candling adalah cara paling sederhana untuk mengetahui telur ayam mana yang baik untuk ditetaskan. Sistem ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah embrio yang ada di telur masih berkembang atau tidak.

Cara melakukannya yaitu dengan menerangi bagian dalam telur sehingga dapat terlihat apa yang ada di dalam cangkang telur. Pencahayaan dapat dilakuan dengan lilin.

Semakin terang sinarnya maka semakin bagus, utamanya jika dilakukan di tempat yang sangat gelap. Untuk mendapatkan hasil terbaik, anda juga bisa membeli perangkat candling telur khusus yang dijual di toko pertanian.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan candling, antara lain:

  1. Siapkan semua alat yang diperlukan
  2. Letakkan ujung telur yang lebih besar menghadap cahaya
  3. Setiap usai mengecek melalu tandai telur tersebut, catat nomor dan karakteristik telur yang anda temukan.
  4. Telur tidak boleh terlalu lama berada di luar inkubator sehingga pengerjaan candling haruslah cepat namun juga tidak melupakan prinsip kehati-kehatian.

Telur yang subur dan bagus memiliki ciri-ciri seperti terdapat jaringan pembuluh darah yang tersebar, terlihat mata embrio yang merupakan titik tergelap, serta ada kemungkinan embrio terlihat bergerak.

Sedangkan telur yang tidak cocok untuk ditetaskan adalah telur yang terdapat perkembangan bercak darah atau lapisan darah di dalam telur serta munculnya cincin darah yang terlihat seperti lingakaran merah di bagian dalam cangkah.

3. Penyimpanan Telur Yang Akan Ditetaskan

Sebelum melakukan penetasan telur ayam, maka perlu diperhatikan penyimpanannya. Hal ini diperlukan mengingat ayam tidak mungkin menghasilkan 10 telur ayam sekaligus.

Oleh sebab itu, jika ingin melakukan proses penetasan telur ayam yang banyak, maka perlu dilakukan penyimpanan di tempat khusus. Hal ini dilakukan untuk memberikan hasil yang maksimal. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

A. Temperatur Penyimpanan

Suhu adalah faktor utama yang menentukan berhasil atau tidaknya telur menetas. Suhu yang paling ideal untuk proses penyimpanan telur adalah sekitar 28 – 30o C.

Meski begitu, jika Anda ingin menyimpan telur hingga seminggu maka diperlukan suhu sekitar 25 o C. Ini bertujuan agar telur tidak mengalami penurunan kualitas secara drastis.

B. Kelembaban Penyimpanan

Kelembapan adalah faktor kedua terpenting setelah suhu. Penyimpanan telur hingga seminggu membutuhkan kelembapan sekitar 65 – 70%.

Untuk mengukur kelembapan udara dapat digunakan alat yang bernama Higrometer. Anda bisa mendapatkannya di toko pertanian atau toko peralatan laboratorium.

C. Lama Penyimpanan

Lama penyimpanan telur tidak boleh melebihi 7 hari, karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas embrionya. Idealnya, lama penyimpanan adalah 1-2 hari sebelum melakukan penetasan.

D. Posisi Telur Selama Penyimpanan

Ternyata posisi telur juga mempengaruhi keberhasilan proses penetasan ayam. Posisi telur terbaik adalah dengan meletakkan posisi ujung telur yang lancip tepat berada di bawah.

4. Syarat Penetasan

Penetasan memiliki berapa syarat yang harus dipenuhi agar meningkatkan efisienitas dan efektivitas. Berikut syarat dan cara menetaskan telur ayam supaya hasilnya bagus, antara lain:

A. Temperatur Penetasan

Penetasan telur idealnya berada pada suhu sekitar 36-38o C. Gunakanlah termometer khusus untuk mengetahui secara pasti suhu ruangan yang ada di dalam kandang.

B. Kelembaban Penetasan

Kelembapan juga penting untuk proses penetasan. Kelembapan yang ideal berkisar 65-70 persen. Kelembapan dapat diukur dengan alat yang bernama Higrometer.

C. Ventilasi Mesin Tetas

Ventilasi adalah jalur masuknya udara ke dalam mesin tetas. Ventilasi dapat dibuat di bagian bawah dan atas mesin tetas.

Untuk bagian bawah bisa dibuat berbentuk beberapa lubang dengan diameter 1 cm sedangkan bagian bawah dapat berbentuk kotak dengan ukuran 6×6 cm. Namun juga tergantung seberapa besar mesin tetas tersebut, kami memberikan contoh untuk mesin tetas dengan ukuran 30x30x30 cm

D. Posisi Telur Selama Penetasan Dan Pembalikan

Letakkan telur pada posisi bagian ujung yang berdiameter lebih besar menghadap ke atas dan bagian dengan diameter lebih kecil menghadap kebawah. Berdasarkan penelitian, hal ini dapat mempercepat proses penetasan telur ayam.

5. Cara Penetasan Telur Ayam

Setelah proses penyimpanan maka proses selanjutnya adalah proses penetasan telur baik dengan mesin tetas atau penetasan secara alami. Berikut ini cara penetasan telur secara alami atau menggunakan mesin tetas.

” Fungsi Produk GDM Pada Ayam, bisa cek di probiotik ayam berikut ini. “

A. Penetasan Secara Alami

Penetasan telur secara alamiah sudah dilakukan sejak zaman dulu hingga sekarang karena selain mudah juga hemat biaya. Maksudnya alamiah adalah induk ayam mengerami sendiri telurnya sampai menetas.

Cara ini relatif mudah namun kurang optimal jika diterapkan di bisnis skala komersil. Sebab, penetasan secara alami lebih sulit untuk mengetahui jenis telur mana saja yang berpotensial  untuk menetas, serta prosesnya lebih lama.

B. Penetasan Dengan Menggunakan Mesin Tetas Skala Rumahan

Penggunaan mesin tetas sebagai media penetasan telur sudah banyak dimanfaatkan peternak dengan alasan optimalitas. Mesin tetas dapat terbuat dari kardus yang menggunakan lampu.

Untuk kesempatan kali ini kita akan membahas cara menetaskan telur ayam dengan kardus. Perlu diketahui bahwa ini adalah cara menetaskan telur dengan lampu 5 watt.

Untuk membuat mesin tetas dengan kardus dapat dimulai dengan kardus ukuran sekitar 30x30x30 cm. Kardus tersebut kemudian diterangi dengan lampu 5 watt [pilihlah merek yang bagus seperti chiyoda] dengan jarak 8 cm dari telur.

Kemudian buat alas tempat meletakkan telur dan mesin tetas sederhana telah selesai. Jangan lupa tambahi lubang ventilasi dibawah sebanyak 4 buah dengan diameter 1 cm dan atas dengan ukuran 6×6 cm.

Suhu penetasan telur diatur sekitar 28-30 derajat celsius. Kemudian diamkan telur hingga menetas, sesuai dengan kondisi suhu dan kelembaban di daerah Anda.

Itulah cara menetaskan telur ayam petelur dengan lampu. Ada pula cara menetaskan telur ayam tanpa lampu yaitu dengan menggunakan lilin atau lampu teplok.

Namun cara penetasan dengan menggunakan lilin sedikit beresiko karena sulitnya mengontrol suhu dan kelembapan penetasan telur ayam. Terlebih, biayanya juga bisa menjadi semakin mahal.

Nah, itulah cara menetaskan telur ayam secara sederhana. Tentu Anda bisa mencobanya dirumah dengan mengikuti langkah-langkah tersebut ya..

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề