Apa itu atraksi amenitas dan aksesibilitas?

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 1 No 4: September 2020 /
  4. Articles

Keywords: Amenitas, Aksesibilitas, Analisis SWOT, Gunung Pancar, Atraksi

Salah satu wisata alam yang disaat ini berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Bogor ialah Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kajian 3A [Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas] dan memberikan alternatif dalam pengembangan strategi objek wisata di Taman Wisata Alam Gunung Pancar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif untuk mendeskripsikan profil objek daya tarik wisata dan pengelolaan wisata TWA Gunung Pancar. Metode analisis yaitu deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang responden pengunjung dengan memberikan pertanyaan  mengenai kondisi 3A tentang TWA Gunung Pancar. Teknik analisa data dengan menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian secara garis besar menunjukkan attraction atau daya tarik dalam kategori BAIK dengan nilai 481, amenities atau fasilitas kategori BAIK dengan nilai 521 dan aksesibilitas secara dalam kategori BAIK dengan nilai 426. Melalui analisis SWOT yang telah dilakukan, dari beberapa saran terkait pengembangan kepariwisataan bisa menjadi salah satu alternatif strategi yang bisa dilakukan bagi pihak pengelola TWA Gunung Pancar di masa mendatang.

BATANG – Pengelolaan destinasi wisata mesti terus ditingkatkan. Peningkatan sumberdaya manusia pariwisata mutlak dilakukan dalam pengembangan tata kelola bidang pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga [Disparpora] Kabupaten Batang, Wahyu Budi Santoso mengatakan, meski pengelola objek wisata sudah mengelola objek miliknya secara optimal, tetap diperlukan upaya pengembangan destinasi sesuai prinsip pengelolaan pariwisata. Di antaranya dengan konsep 3A yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Sehingga, pengelolaan berjalan baik dan destinasi tersebut banyak diminati.

Ditambahkan, atraksi adalah apa yang bisa dilihat dan dilakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Bisa keindahan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan. Ini harus unik dan berbeda.

“Aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju destinasi, seperti jalan raya, ketersediaan sarana transportasi, dan rambu-rambu penunjuk jalan,” terangnya, saat membuka pelatihan tata kelola destinasi pariwisata Kabupaten Batang, di Hotel Dewi Ratih, Selasa [13/10/2020].

Sementara, kata Wahyu, amenitas adalah fasilitas di luar akomodasi, seperti rumah makan, restoran, toko cinderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman, dan lain-lain.

Dijelaskan, pelatihan yang diselenggarakan 13-15 Oktober 2020 tersebut, diikuti 40 peserta perwakilan pengelola pariwisata di Kabupaten Batang. Kegiatan itu bertujuan melakukan pembinaan serta meningkatkan sumber daya manusia di bidang pariwisata, khususnya para pengelola destinasi.

“Agar semua memiliki ilmu tata kelola objek wisata dengan baik,”pungkasnya.

Penulis : Rz, MC Batang
Editor : Rk, Diskominfo Jateng

Pantai Pananjung : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Sebuah destinasi wisata yang memiliki beragam potensi menarik, tidak selalu menjadi pilihan utama bagi wisatawan untuk berkunjung. Selain ragam potensi yang menjadi daya tarik sebuah destinasi wisata, ada sejumlah unsur yang juga menjadi pertimbangan bagi wisatawan ketika menentukan tujuan wisata.

Dalam dunia pariwisata kita mengenal unsur 3A pariwisata. 3A yang dimaksud adalah Atraksi sebagai daya tarik utama sebuah destinasi wisata; Amenitas sebagai fasilitas pendukung sebuah destinasi wisata; Aksesibilitas yang dapat diartikan sebagai beragam hal yang berkaitan dengan akses wisatawan ketika hendak berkunjung ke sebuah destinasi wisata.

Unsur 3A dalam pariwisata ini menjadi penting dimiliki oleh setiap destinasi wisata, karena akan berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan [length of stay] dan minat wisatawan untuk berkunjung kembali. Sebagai sebuah kegiatan perpindahan sementara individu atau kelompok ke daerah tujuan di luar tempat tinggal normal, pariwisata harus mampu memberikan kesan pada setiap aktivitas yang dilakukan, kenyamanan dan kelengkapan dari fasilitas pendukung, serta kemudahan akses untuk berkunjung.

Atraksi

Atraksi dalam pariwisata merupakan daya tarik utama dari sebuah destinasi wisata. Atraksi wisata meliputi segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh wisatawan, seperti dapat dilihat, didengar, dirasakan atau dilakukan, baik berupa daya tarik alam, budaya maupun hasil kreativitas masyarakatnya. Daya tarik alam bisa berupa pemandangan alam, air terjun, sungai, keberadaan flora dan fauna atau yang lainnya. Daya tarik budaya dan kreativitas masyarakat bisa berupa museum, peninggalan sejarah atau purbakala, kesenian, wisata agro, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Atraksi wisata yang baik tentunya bukan hanya sesuatu yang dapat dilihat atau didengar oleh wisatawan. Atraksi wisata harus mampu memberikan kesan pengalaman kepada setiap wisatawan, sehingga tujuannya melakukan kegiatan pariwisata bisa tercapai. Pada tingkatan yang lebih baik lagi, atraksi wisata harus bisa memberikan pembelajaran kepada setiap wisatawan atau dikenal dengan istilah experiental learning [pembelajaran dari pengalaman].

Baca : [ Unsur-Unsur Penting dalam Pengembangan Desa Wisata ]

Amenitas

Amenitas atau fasilitas pendukung dari sebuah destinasi wisata harus mampu menjawab kebutuhan wisatawan selama berada di lokasi wisata. Mulai dari fasilitas dasar seperti keberadaan toilet, tempat ibadah, tempat parkir, tempat istirahat dan tempat makan. Selain itu, keberadaan hotel atau penginapan, restoran atau tempat kuliner, tempat beli oleh-oleh dan segala daya dukung yang bisa menjadi pelengkap dari kegiatan pariwisata.

Kelengkapan dan kenyamanan dari amenitas yang dimiliki sebuah destinasi wisata, akan berpengaruh dalam pertimbangan dan keputusan wisatawan ketika hendak berkunjung. Keberadaan amenitas ini juga akan memengaruhi lama tinggal wisatawan [length of stay] di lokasi wisata.

Aksesibilitas

Aksesibilitas dapat diartikan sebagai beragam hal yang berkaitan dengan akses wisatawan ketika hendak berkunjung ke sebuah destinasi wisata. Akses ini meliputi akses informasi dan akses transportasi.

Akses informasi bisa berupa informasi tentang daya tarik sebuah destinasi wisata, fasilitas dan akomodasi yang dimiliki, informasi perjalanan, serta ragam informasi lain yang dibutuhkan oleh wisatawan sebelum melakukan kegiatan pariwisata. Akses informasi juga berkaitan dengan promosi yang dilakukan oleh sebuah destinasi wisata untuk menjangkau masyarakat luas sebagai calon wisatawan. Di lokasi wisata, akses informasi bisa berupa ketersediaan pusat informasi wisatawan atau dikenal dengan istilah TIC [Tourist Information Center] yang memudahkan setiap wisatawan untuk bertanya dan memperoleh informasi berkaitan dengan kegiatan pariwisata yang dilakukan.

Akses transportasi bisa berupa ketersediaan transportasi umum seperti pesawat, kapal, kereta api, bus atau transportasi lain yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk memudahkan dalam menjangkau sebuah destinasi wisata. Selain transportasi umum, ketersediaan jalan yang baik, papan penunjuk arah dan jauh atau dekatnya jarak tempuh akan berpengaruh terhadap minat wisatawan untuk berkunjung.

Baca : [ Ragam Tempat Wisata di Pangandaran untuk Rekomendasi Liburan ]

Ketiga unsur ini penting dimiliki oleh sebuah destinasi wisata, karena potensi daya tarik atau atraksi yang menarik seperti apa pun, tanpa dukungan amenitas dan aksesibilitas yang baik hanya akan menjadi mutiara yang tertutup pasir.

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề