Apa penting belajar tentang kehidupan rasul paulus

Penulis: Radius S.K. Siburian

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” [2Tim. 4:7]. Beberapa kali aku membaca ayat ini dikutip dalam obituarium [berita kematian] yang dimuat di sebuah harian lokal. Sejumlah pertanyaan mengusik pikiranku. Benarkah pernyataan tersebut ingin diberikan oleh almarhum di akhir hidupnya? Benarkah ia telah mengasihi Tuhan semasa hidupnya dan bertekun dalam imannya? Ataukah, kutipan ayat itu adalah inisiatif keluarga belaka demi membuat sebuah obituarium “kristen” yang terlihat baik?

Harus diakui, pernyataan itu sangat menggugah. Siapa yang tidak ingin “mengakhiri pertandingan yang baik”? Kita menangkap kesan bahwa orang yang memberi pernyataan ini telah sukses menyelesaikan misi hidupnya. Lebih mengagumkan lagi, ia bisa dengan yakin berkata, “Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya…” [2Tim. 4:8].

Ada banyak hal yang kemudian aku pelajari ketika membaca surat-surat Paulus, Rasul besar yang membuat pernyataan tersebut. Khususnya, surat terakhir yang ditulisnya kepada Timotius, anak rohaninya. Setidaknya ada empat hal yang kulihat mendasari keberhasilan hidup Paulus, dan yang ingin ia wariskan kepada generasi setelahnya.

1. Doa
Paulus sadar betul bahwa dasar pelayanannya adalah maksud dan kasih karunia Tuhan semata, dengan tujuan agar rahmat Tuhan dalam Kristus Yesus dapat dinyatakan kepada dunia [2Tim. 1:9-12]. Sebab itu, ia selalu membawa setiap pekerjaannya, orang-orang yang ia layani, dan rekan-rekan pelayanannya dalam doa [1Tim. 2:1-4; 2Tim. 1:3].

Sikap Paulus ini mengingatkanku untuk juga memelihara kehidupan doaku. Dengan berdoa, kita mengakui bahwa setiap profesi atau pelayanan yang kita kerjakan untuk Tuhan sesungguhnya berasal dari Tuhan sendiri dan bisa kita lakukan karena kesanggupan yang diberikan-Nya semata. Kita tidak bisa berhasil tanpa perkenan Tuhan.

2. Teladan
Nasihat Paulus kepada Timotius untuk bertekun dalam firman Tuhan dan setia dalam pekerjaan pelayanannya bukan sekadar teori [2Tim. 1:13; 2Tim. 3:10]. Paulus sendiri adalah orang yang sangat giat bekerja, giat belajar dan mengajarkan firman Tuhan. Meski banyak menghadapi kesulitan, ia tak kenal lelah memberitakan Injil. Tindakannya berpadanan dengan perkataannya.

Integritas Paulus mengingatkanku untuk mengevaluasi diri: apakah perkataan dan tindakanku sudah selaras? Ketika kita hanya bisa bicara, tetapi tidak melakukan tindakan nyata, kita tidak akan mencapai apa-apa, apalagi menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak kita.

3. Pengharapan
Paulus tidak menjadi tawar hati ketika menghadapi berbagai masalah yang menghadang. Ia tidak hanya semangat di awal, lalu kehilangan optimisme dalam proses yang sulit. Apa gerangan yang membuatnya bertahan hingga akhir? Kita bisa melihat dengan jelas pengharapan yang dimiliki Paulus dalam surat-suratnya. Pengharapan di dalam Pribadi Tuhan yang tidak berubah [2Tim. 1:12], pengharapan di dalam kebangkitan Kristus yang menyelamatkan setiap orang percaya [2Tim. 2:10], dan pengharapan di dalam janji Tuhan yang akan menyediakan upah pada waktu-Nya [2Tim. 4:8].

Harus diakui kadangkala masalah yang datang silih berganti membuatku tawar hati dalam berkarya. Pengharapan Paulus mengingatkanku bahwa aku pun punya pengharapan yang sama. Aku punya Tuhan yang tidak pernah berubah kuasa dan kasih-Nya, Dia telah menyelamatkanku, Dia memperhatikan segala pekerjaanku dan akan memberikan upah pada waktu-Nya. Sebab itu, aku dapat mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan-Nya dengan penuh optimisme. Tidak ada pekerjaan yang sia-sia ketika kita melakukannya dengan hati yang tertuju kepada Tuhan.

4. Ketekunan
Pengharapan yang dimiliki Paulus melahirkan sikap tekun yang luar biasa. Pekerjaan yang ia lakukan untuk memberitakan Injil tidaklah mulus. Ia harus menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat [2Tim. 4:14]. Ketika menghadapi kesulitan, ia bahkan ditinggalkan oleh teman-temannya [2Tim. 4:10, 16]. Namun, pengharapan Paulus kepada Tuhan membuatnya tetap tekun berusaha. Banyak surat penggembalaannya bahkan ditulis dari dalam jeruji penjara. Paulus tidak menjadikan penghargaan manusia sebagai ukuran keberhasilannya. Ia mengarahkan pandangannya kepada mahkota kehidupan yang telah disediakan Tuhan.

Adakalanya aku juga bekerja dengan orientasi yang keliru. Berfokus hanya pada upah dan penghargaan manusia. Dengan mudah aku bisa kecewa dan mundur ketika situasi menjadi sulit atau orang-orang di sekitarku tidak memberi tanggapan yang sesuai dengan harapanku. Ketekunan Paulus mendorongku untuk juga ikut bertekun, bekerja dengan mengarahkan pandangan pada upah yang disediakan Tuhan sendiri. Ketika kelak kita dipanggil menghadap-Nya, kita dapat dengan lega berkata seperti Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”

[1]

KEHIDUPAN

RASUL PAULUS

[KRP]

Yayasan Lembaga SABDA

[2][3]

Daftar Isi

KEHIDUPAN RASUL PAULUS ... 1

Daftar Isi ... 2

Kata Pengantar ... 6

Pelajaran 1: Latar Belakang dan Pertobatan Paulus ... 7

A. Latar Belakang Paulus ... 7

1. Penduduk Asli Tarsus ... 7

2. Pendidikan Paulus ... 8

3. Kembali ke Tarsus ... 9

B. Latar Belakang Kekristenan pada Masa Paulus ... 10

1. Penganiayaan Orang Kristen ... 10

2. Paulus Menuju ke Damsyik ... 11

C. Pertobatan Paulus ... 12

1. Paulus Bertemu Tuhan ... 12

2. Ananias... 13

3. Paulus Mulai Berkhotbah ... 13

4. Masalah yang Dihadapi Paulus ... 14

Doa ... 16

Pertanyaan Pelajaran 1 ... 17

Referensi Pelajaran 1 ... 20

Pelajaran 2: Perjalanan Misi Paulus yang Pertama ... 21

A. Gereja Mulai Bergerak ... 22

[4]

2. Pekerjaan Roh Kudus ... 23

B. Perjalanan Misi yang Pertama ... 23

1. Ke Asia Kecil ... 24

2. Paulus di Listra ... 25

3. Kembali ke Antiokhia ... 27

C. Masalah dalam Gereja ... 28

Doa ... 30

Pertanyaan Pelajaran 2 ... 31

Referensi Pelajaran 2 ... 34

Pelajaran 3: Perjalanan Misi Paulus yang Kedua ... 35

A. Mengunjungi Gereja-Gereja di Asia ... 35

1. Bertemu Timotius ... 35

2. Di Galatia dan Troas ... 36

B. Merintis Jemaat di Eropa ... 37

1. Di Filipi ... 37

2. Kepala Penjara ... 38

C. Pelayanan di Eropa Meluas ... 39

1. Di Tesalonika ... 39 2. Di Berea... 40 3. Di Athena ... 40 D. Menetap di Korintus ... 42 1. Di Korintus ... 42 2. Tetap di Korintus ... 42

[5]

Doa ... 44

Pertanyaan Pelajaran 3 ... 45

Referensi Pelajaran 3 ... 48

Pelajaran 4: Pelayanan Misi Paulus yang Ketiga ... 49

A. Meneruskan Pelayanan Injil ... 49

1. Di Efesus ... 49

2. Mengunjungi Makedonia ... 50

B. Pelayanan yang Penuh Tantangan ... 52

1. Kembali ke Yerusalem ... 52

2. Masalah Kaum Yahudi Kristen ... 53

C. Paulus Ditangkap... 54

1. Penangkapan Paulus ... 54

2. Di Hadapan Sanhedrin ... 55

3. Selamat dari Yerusalem ... 57

Doa ... 58

Pertanyaan Pelajaran 4 ... 59

Referensi Pelajaran 4 ... 62

Pelajaran 5: Pengadilan, Pemenjaraan, dan Akhir Hidup Paulus ... 63

B. Paulus Diadili ... 63

1. Di Hadapan Feliks ... 63

2. Di Hadapan Festus ... 64

3. Di Hadapan Agripa ... 65

B. Paulus Naik Banding ... 66

[6]

2. Kandas di Malia ... 66

C. Pemenjaraan Paulus ... 69

1. Sebagai Tahanan Rumah ... 69

2. Kebakaran di Roma ... 70

D. Akhir Hidup Paulus ... 71

1. Paulus Ditangkap ... 71

2. Kematian Paulus ... 72

Doa ... 73

Pertanyaan Pelajaran 5 ... 74

Referensi Pelajaran 5 ... 77

[7]

Kata Pengantar

Modul Kehidupan Rasul Paulus ini akan mempelajari pokok-pokok penting kehidupan Paulus, mulai dari pertobatannya, bagaimana dia melaksanakan misi Tuhan ke berbagai tempat yang Tuhan inginkan, sampai waktu kematiannya di Roma.

Sesudah mengerjakan seluruh pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan dan menyelesaikan kursus KRP, diharapkan peserta dapat mengenal kehidupan Paulus, sejak pertobatan sampai

kematiannya sehingga peserta dapat menarik pelajaran penting dari hidup dan ketaatan Paulus untuk diterapkan dalam kehidupan pribadi.

[8]

Pelajaran 1: Latar Belakang dan

Pertobatan Paulus

Pertama-tama, kita akan mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus [nama Ibrani], tetapi setelah bertobat, ia mengambil nama Yunani, Paulus. Saulus adalah orang yang sangat bangga dengan keyahudiannya. Ia berasal dari suku Benyamin dan memiliki kewarganegaraan Roma. Rasul Paulus adalah rasul yang gigih dan siap mati untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dahulu, ia menjunjung tinggi Taurat, tetapi

perjumpaannya dengan Yesus telah mengubah hidupnya.

A. Latar Belakang Paulus

1. Penduduk Asli Tarsus

Paulus lahir pada tahun yang sama dengan tahun kelahiran Yesus. Ia lahir di Tarsus, kota pusat perdagangan yang terkemuka pada zaman itu di wilayah Kilikia, 1,2 km dari Laut Tengah. Tarsus juga adalah kota ilmu pengetahuan karena di sana banyak sekali sekolah dan universitas. Banyak pendatang yang belajar di sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, dan kemudian menyebar ke seluruh

[9]

bagian kekaisaran Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang-orang Timur, juga bangsa-bangsa lain. Kapal-kapal dari berbagai negara singgah di kota Tarsus karena hasil kain dan benang berkualitas yang sangat terkenal.

Di kota Tarsus, Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa bukan Yahudi. Itu sebabnya, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik.

2. Pendidikan Paulus

Sebagai anak laki-laki Yahudi, Paulus mendapatkan

pendidikan dasar yang sangat ketat dan baik, terutama adat istiadat Yahudi. Pada usia 0-6 tahun, Paulus dididik oleh ibunya di rumah. Pada usia 6-12 tahun, Paulus menjadi anak Taurat dan sudah mempelajari seluruh kitab Taurat dan kitab Nabi-nabi di Sinagoge.

Pada usia 13-15 tahun, ia dikirim ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di sekolah kerabian [sekolah pendidikan agama Yahudi].

Orang tua Paulus adalah orang yang kaya sehingga mereka mengirim Paulus ke sekolah Taurat di Yerusalem dan belajar di bawah bimbingan Gamaliel, guru besar yang sangat tersohor pada waktu itu. Paulus tampaknya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan dia belajar dengan sungguh-sungguh pada usia yang masih muda sehingga ia bisa menjadi bagian dari golongan Sanhedrin. Paulus pasti

[10]

seorang murid yang istimewa karena Gamaliel memberikan penghargaan tinggi kepadanya.

3. Kembali ke Tarsus

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Yerusalem, Paulus kembali ke kota asalnya, Tarsus, dan siap bekerja. Ada kemungkinan Paulus menghabiskan waktu beberapa tahun di Tarsus sebagai seorang rabi, guru agama Yahudi. Tidak ada catatan lain tentang dia pada tahun-tahun itu sampai ia kembali ke Yerusalem, tepat sebelum kematian Stefanus, salah seorang dari tujuh diaken dan pengikut Yesus Kristus yang setia.

Paulus rupanya sudah mendengar tentang gerakan kekristenan yang bertentangan dengan iman Yahudi. Paulus tentu ingin pergi membantu mempertahankan iman nenek moyangnya. Selama pengadilan Stefanus, Paulus ada di sana dengan teman-teman sebangsanya. Meskipun tidak ikut melempari Stefanus dengan batu, Saulus memiliki perasaan yang sama dengan orang-orang yang menganiaya Stefanus dan setuju agar Stefanus dihukum mati. Paulus menyaksikan kematian Stefanus. Namun, pada kemudian hari, kejadian ini justru memainkan peranan yang penting dalam keputusannya menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus.

[11]

B. Latar Belakang Kekristenan pada Masa Paulus

1. Penganiayaan Orang Kristen

Paulus yang masih muda berkesempatan menjadi pemimpin pasukan untuk menghancurkan kekristenan. Paulus sendiri

menggambarkan tindakannya yang melawan kekristenan ini dengan berkata, "Dan, itulah yang aku lakukan di Yerusalem. Aku bukan hanya memasukkan orang-orang kudus ke dalam penjara, setelah menerima wewenang dari imam-imam kepala, tetapi juga ketika mereka dihukum mati, aku menyetujuinya. Lalu, aku sering menghukum mereka di sinagoge-sinagoge dan berusaha memaksa mereka untuk menghujat. Dan, dengan kemarahan yang sangat besar terhadap mereka, aku menganiaya mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing." [Kisah Para Rasul 26:10-11, AYT] Paulus begitu jujur dan lugas mengatakan bahwa ia sudah memenjarakan dan menangkap orang Kristen sejak di Yerusalem maupun di kota-kota lain di luar Israel. Bagi Paulus, kesalehannya sebagai ahli Taurat benar-benar dinyatakan dalam tindakan, yaitu dengan menangkap dan memenjarakan orang Kristen.

Paulus sangat menjunjung tinggi Taurat Musa dan ia melakukan semua tuntutan Taurat. Kesalehan Paulus inilah yang membuatnya membenci orang Kristen karena kekristenan menentang Taurat. Oleh karena itu, ia memiliki surat kuasa dari Imam Kepala untuk menangkap dan membinasakan orang Kristen.

[12]

Paulus akan melakukan apa saja yang selaras dengan hukum Taurat, sekalipun itu berarti mengejar-ngejar dan memenjarakan orang Kristen. Tentu saja, itu dilakukannya sebelum mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat.

2. Paulus Menuju ke Damsyik

Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah kekristenan. Paulus bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan pemenjaraan ribuan orang Kristen. Sekarang, ia berada dalam perjalanan ke Damsyik, kota penting di daerah Siria, untuk mengusir orang Kristen dari sana. Ketika menuju ke Damsyik, Paulus tidak seorang diri. Ia pergi bersama rekan-rekannya dengan membawa surat kuasa untuk memenjarakan orang Kristen.

Ada tiga pengalaman pertobatan Paulus yang dicatat dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut kenyataan sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri sebanyak dua kali [semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para Rasul].

Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara orang Kristen di Yerusalem. Namun, ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik, yang kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dengan membawa surat izin, dia

memutuskan pergi ke Damsyik untuk melanjutkan penganiayaannya terhadap orang percaya dan untuk membawa mereka dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Perjalanan ini membutuhkan waktu enam

[13]

sampai tujuh hari sehingga anak muda yang pandai dan penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir, terutama tentang Stefanus yang mati dengan begitu tenang. Dia pasti mendengar doa Stefanus, dan dengan doa itu, Stefanus "menutup mata" dengan damai.

C. Pertobatan Paulus

1. Paulus Bertemu Tuhan

Berita tentang kedatangan Paulus pasti telah sampai ke Damsyik. Pada tengah hari, ketika ia mendekati kota itu, tiba-tiba ada cahaya yang membutakan mata, bersinar mengelilingi Paulus dan teman-temannya. Ia rebah ke tanah saat mendengar suara yang berkata, "Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?" Saulus bertanya, "Siapakah Engkau, Tuan?" Dan, Ia berkata, "Akulah Yesus, yang kamu aniaya. Akan tetapi, bangun dan masuklah ke kota, dan kamu akan diberitahu apa yang harus kamu lakukan." [Kisah Para Rasul 9:4-6, AYT] Paulus mencoba berdiri, tetapi dia mendapati bahwa dirinya buta. Anak buahnya menuntun dia dan membawanya ke kota. Pengalaman ini mengubah Paulus sepenuhnya. Sekarang, orang Farisi yang sombong ini berubah menjadi seorang yang kesakitan, gemetar, meraba-raba, dan bergantung pada bantuan orang lain. Ia dibawa ke rumah Yudas dan langsung masuk ke

[14]

kamarnya. Selama tiga hari, dia tidak dapat melihat, tidak makan, ataupun minum. Seluruh hidupnya telah berubah karena pertemuan yang dahsyat dengan Kristus.

2. Ananias

Ananias adalah salah seorang murid Kristus yang ada di Damsyik. Dia dikasihi dan dihormati oleh semua orang yang mengenalnya. Ananias mendapat penglihatan dari Allah dan ia diperintahkan untuk pergi ke rumah Yudas menemui Saulus dari Tarsus. Ananias merasa sangat takut karena ia telah mendengar tentang semua kejahatan yang dilakukan Saulus terhadap orang Kristen. Ananias barangkali sudah mengetahui bahwa dengan alasan itu juga Paulus datang ke Damsyik. Akan tetapi, Tuhan meyakinkan Ananias bahwa ia harus pergi sehingga ia pun pergi mengunjungi Saulus. Ketika Ananias menumpangkan tangan ke atas kepala orang Farisi muda ini, sambil berkata, "Saudara Saulus ...," ia pun

memberitahu bahwa Yesuslah yang telah menampakkan diri dalam penglihatan Saulus. Lalu, mata Paulus terbuka dan ia menerima anugerah Roh Kudus. Setelah itu, ia dibaptis.

3. Paulus Mulai Berkhotbah

Kita tidak terlalu heran saat mengetahui bahwa rasul baru ini langsung memulai pekerjaan barunya. Dia berkhotbah bahwa Kristus adalah Anak Allah. Para rasul Tuhan sangat heran melihat perubahan

[15]

yang luar biasa ini. Orang Yahudi yang mendengarnya juga tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dalam diri Paulus. Paulus bertumbuh dalam kekuatan yang penuh kuasa selama ia

memberitakan firman Tuhan.

Lalu, Paulus pergi ke Arab dan tinggal di sana selama tiga tahun untuk belajar dan mendalami firman Allah. Ia sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk satu pelayanan penting yang sudah menanti di hadapannya.

Setelah tinggal di Arab, ia kembali ke Damsyik. Di sana, banyak orang mendengar pemberitaannya dengan penuh semangat. Namun, tidak lama kemudian, orang Yahudi mulai mencarinya untuk membunuhnya. Karena itu, pada suatu malam, para murid

menyembunyikan Paulus dalam sebuah keranjang, lalu menurunkannya di luar tembok kota.

Sekarang, Paulus mengerti apa yang telah ia perbuat

terhadap orang Kristen. Mulai saat itu, banyak orang Yahudi mencari dia untuk membunuhnya. Paulus adalah seorang rasul Allah yang pandai memberitakan Injil, baik kepada orang Yahudi maupun kepada orang bukan Yahudi [orang-orang dari bangsa-bangsa lain].

4. Masalah yang Dihadapi Paulus

Dalam pelayanan selanjutnya, Paulus secara khusus dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain [bukan Yahudi]. Melalui pelayanan-pelayanan misi yang dilakukan, Paulus

[16]

memenangkan banyak jiwa dan jemaat baru mulai didirikan di berbagai tempat. Akan tetapi, hati Paulus masih mengasihi orang sebangsanya. Karena itu, ke mana pun Paulus pergi, ia akan terlebih dahulu mengunjungi sinagoge untuk bertemu dengan orang

sebangsanya dan meyakinkan mereka tentang Yesus, Sang Mesias dan Juru Selamat. Puji Tuhan, ada orang Yahudi yang menjadi percaya kepada Kristus, tetapi banyak juga yang tetap menolak dan tidak percaya. Orang Yahudi yang menolak Kristus menjadi iri melihat banyak orang yang dimenangkan Paulus dan mereka mulai membuat banyak masalah dalam pelayanan Paulus selanjutnya.

Di tengah usaha Paulus menjelaskan tentang kehidupan dan karya-karya Yesus, orang Yahudi yang menjadi Kristen berpendapat bahwa orang bukan Yahudi yang menjadi Kristen harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu, sebelum menjadi orang Kristen. Lalu, mereka menyebarkan banyak ajaran keliru di antara jemaat yang didirikan Paulus. Mendengar hal ini, banyak orang Kristen bukan Yahudi merasa sangat kecewa dan menjadi bingung. Ada juga jemaat lain yang berdebat di antara mereka sendiri tentang kepercayaan iman Kristen. Paulus menyadari bahwa ia harus mengajar dan melatih jemaat-jemaat ini agar dapat bersatu kuat dalam iman kepada Kristus. Seluruh jemaat Kristus [baik Yahudi ataupun bukan Yahudi] memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyebarkan Injil ke seluruh penjuru dunia. Apabila mereka sendiri terpecah belah, mereka tidak akan mampu memberitakan Injil Yesus Kristus. Selama

[17]

dalam pelayanannya, Paulus banyak berkonsultasi dengan jemaat-jemaat untuk mengajarkan pengajaran iman Kristen yang benar.

Doa

“Aku bersyukur bisa mempelajari kisah awal pertobatan dan pelayanan Rasul Paulus. Sungguh luar biasa Engkau mengubah kehidupan manusia. Orang yang paling kejam sekalipun dapat Engkau pakai menjadi alat bagi kemuliaan-Mu. Aku rindu pertobatan hidupku pun menghasilkan buah yang dapat dinikmati banyak orang. Amin.”

[18]

Pertanyaan Pelajaran 1

1. Paulus dilahirkan di .... a. Yerusalem b. Roma c. Galilea d. Tarsus

2. Latar belakang kota di mana Paulus dilahirkan berkontribusi besar terhadap pribadi Paulus sebagai ....

a. prajurit Romawi b. pedagang

c. orang berpendidikan tinggi d. pengikut Yesus yang setia

3. Kota kelahiran Paulus juga membuatnya menjadi pribadi yang sangat memahami budaya ....

a. Yunani b. Yahudi c. Mesir d. Babilonia

[19]

4. Paulus memperoleh bimbingan untuk memahami ... dari seorang guru besar, yaitu Gamaliel.

a. filsafat Yunani b. Taurat

c. bahasa Yunani dan Romawi d. Injil

5. Paulus ikut menyetujui hukuman mati atas .... a. Stefanus

b. Filipus

c. Yohanes Pembaptis d. Yesus

6. Paulus mengejar-ngejar dan memenjarakan orang-orang Kristen karena ... ketetapan-ketetapan Taurat.

a. menghina b. melecehkan c. tidak melakukan d. tidak menghormati

7. Paulus bertobat di Damsyik. Dia berada di sana dalam kepentingan untuk ....

a. belajar Taurat

[20]

c. menghadiri sebuah perayaan d. mengajar Taurat

8. Pertobatan Paulus terjadi oleh karena penyataan dari .... a. Petrus

b. Ananias c. Yudas d. Yesus sendiri

9. Paulus kembali dapat melihat setelah ... menumpangkan tangan atas dirinya.

a. Petrus b. Yudas c. Ananias d. Safira

10. Paulus mempersiapkan diri untuk pelayanannya selama 3 tahun di ....

a. Yerusalem b. Tarsus c. Arab d. Etiopia

[21]

Referensi Pelajaran 1

 Drane, John. Siapa Paulus Itu?. Dalam

//www.pesta.org/siapa_paulus_itu

 Jacobs, Tom. Pertobatan Paulus. Dalam

//www.pesta.org/pertobatan_paulus

 Nelson, Ryan. Siapakah Rasul Paulus?. Dalam

//www.pesta.org/siapakah_rasul_paulus

 Tim Got Questions. Bagaimana Kisah Saulus dari Tarsus sebelum menjadi Rasul Paulus?. Dalam

//www.pesta.org/bagaimana_kisah_saulus_dari_tarsus _sebelum_menjadi_rasul_paulus

White, William, Tenney, C., Merril dkk.. Paulus. Dalam

[22]

Pelajaran 2: Perjalanan Misi Paulus

yang Pertama

Pada pelajaran ini kita akan belajar tentang usaha mula-mula jemaat Kristen untuk menyebarkan firman Tuhan kepada bangsa-bangsa lain. Ini bukan rencana manusia, melainkan rencana Allah untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia, ke semua suku bangsa, dan seluruh umat manusia. Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana misi ke seluruh dunia ini dijalankan. "Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihat, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman." [Matius 28:19-20, AYT] Kita menyebut perintah ini sebagai "Amanat Agung" untuk "semua bangsa".

Sebagian besar murid Yesus mula-mula menetap di

Yerusalem. Namun, mereka akhirnya tercerai-berai dan tersebar ke daerah-daerah lain karena penganiayaan yang semakin menjadi-jadi. Mereka membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur dan merencanakan program misi kepada bangsa-bangsa lain. Pemimpin ini adalah Paulus. Sepuluh tahun setelah pertobatannya, Paulus dipersiapkan Tuhan untuk memimpin misi gereja ini secara nyata.

[23]

A. Gereja Mulai Bergerak

1. Gereja di Antiokhia

Antiokhia berpenduduk lebih dari setengah juta jiwa dan pada waktu itu menjadi salah satu kota terbesar di wilayah

kekaisaran Romawi. Para pembawa berita firman pertama, yang tiba di Antiokhia dari Yerusalem, berencana untuk melayani orang-orang Yahudi di kota itu.

Pada saat yang sama, para pelayan Tuhan lainnya, yang berasal dari Siprus dan Kirene, memulai pelayanan di tengah-tengah orang Yunani. Ini merupakan usaha misi yang mulai dilakukan untuk bangsa-bangsa lain.

Di bawah kepemimpinan Barnabas, jemaat Antiokhia bertumbuh dengan pesat sehingga ia meminta Paulus dari Tarsus untuk membantu pekerjaan ini. Jemaat menjadi makin kuat karena Paulus memiliki karunia mengajar. Puji Tuhan, melalui pengajaran yang Paulus berikan, jemaat mulai memperhatikan orang-orang bukan Yahudi dari negara-negara lain. Mereka menyadari bahwa menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain adalah kewajiban mereka. Jemaat Antiokhia memperoleh penghargaan sebagai pusat penyebaran Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Karena itu, di Antiokhialah murid-murid ini pertama kali disebut Kristen.

[24]

2. Pekerjaan Roh Kudus

Ketika para pemimpin jemaat Antiokhia sedang berdoa dan berpuasa, Roh Kudus berbicara kepada mereka dan berkata, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiku untuk tugas yang telah ditentukan bagi mereka." [Kisah Para Rasul 13:1-4, AYT] Alkitab selanjutnya menceritakan kepada kita bagaimana mereka

menumpangkan tangan dan mengutus kedua orang itu pergi untuk melakukan tugas mereka. Jemaat Antiokhia tentu merasa sangat kehilangan kedua pemimpin, tetapi mereka menyadari bahwa ini adalah kesempatan besar yang harus dipakai untuk pengabaran Injil ke seluruh dunia.

B. Perjalanan Misi yang Pertama

Dalam Kisah Para Rasul 13:4-13, Barnabas, Paulus, dan Yohanes Markus, saudara sepupu Barnabas dari Yerusalem, memulai pelayanan mereka. Barnabas, yang tertua, dianggap sebagai

pemimpin. Paulus dan Barnabas adalah sahabat baik dan keduanya saling menghargai. Yohanes Markus, anak Maria, seorang Kristen muda yang aktif, ikut untuk membantu mereka.

Mereka berlayar ke Seleukia dan berjalan sepanjang 110 km ke Salamis, di pantai timur Siprus. Siprus adalah rumah lama

[25]

Pulau Siprus sampai akhirnya mereka tiba di Pafos. Di Pafos, mereka bertemu dua orang terkemuka, yaitu seorang tukang sihir yang bernama Elimus Baryesus, dan Sergius Paulus yang menjadi gubernur pulau itu. Sergius Paulus memanggil Barnabas dan Paulus sebab ia ingin mendengar firman Tuhan. Ketika para penginjil itu melayani Sergius Paulus, Elimus berusaha menghalang-halangi mereka. Akhirnya, Paulus menantang "anak iblis" ini dan membuat mata orang itu buta untuk beberapa saat. Melihat apa yang terjadi, Sergius Paulus merasa sangat takjub dan percaya akan ajaran Tuhan.

1. Ke Asia Kecil

Paulus dan kawan-kawannya sekarang meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Di sana, Yohanes Markus

meninggalkan kelompok ini dan kembali ke rumahnya di Yerusalem. Akan tetapi, Paulus dan Barnabas meneruskan perjalanannya ke Antiokhia [di Pisidia]. Di Antiokhia, Paulus pergi ke rumah ibadah dan memberitakan firman Tuhan di sana. Pemberitaan itu membuat orang-orang di sana takjub dan mereka memintanya berkhotbah lagi.

Pada Sabat berikutnya, Paulus berkhotbah dan hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Tuhan. Hal ini membuat jengkel orang Yahudi di sana. Mereka merasa iri dan mulai membantah yang dikatakan Paulus. Namun, Paulus mengatakan bahwa kepada orang Yahudilah firman Tuhan pertama kali diberitakan. Namun, karena mereka menolaknya, Paulus dan

[26]

Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Mendengar itu, semua orang yang tidak mengenal Allah bergembira dan mereka memuliakan firman Tuhan. Lalu, semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya. Firman Tuhan pun tersiar ke seluruh daerah itu. Injil Allah mulai masuk di hati bangsa-bangsa lain [lih. Kisah Para Rasul 13:48-49]. Namun, sebaliknya, orang Yahudi berbalik melawan Paulus dan Barnabas serta mengusir mereka dari kota.

Kira-kira, 120 km di sebelah tenggara Antiokhia, terdapat satu kota yang bernama Ikonium. Paulus dan Barnabas langsung pergi ke tempat ibadah di sana dan memberitakan firman Tuhan. Banyak orang menjadi percaya dan menerima Kristus. Namun, ada juga musuh-musuh di sana. Para Rasul memperlihatkan banyak tanda dan mukjizat, dan tinggal lama di sana untuk memberitakan firman Tuhan. Akhirnya, musuh-musuh itu membentuk suatu kelompok massa dan mengancam untuk membunuh para pengabar Injil ini. Akibatnya, Paulus dan Barnabas terpaksa harus menyingkir dari kota itu.

2. Paulus di Listra

Kota tujuan Paulus berikutnya adalah Listra. Di kota ini diperkirakan ada beberapa keluarga Yahudi, setidak-tidaknya ada satu keluarga Yahudi yang dikunjungi Paulus, yaitu seorang janda bernama Eunike. Dia memiliki anak yang bernama Timotius. Lois, ibu

[27]

Eunike, juga tinggal di rumah itu. Paulus dan Barnabas memenangkan keluarga ini bagi Kristus.

Di Listra, ada seorang lumpuh yang mendengarkan Paulus berkhotbah. Dia lumpuh sejak lahir dan hanya bisa duduk di pinggir jalan. Mungkin saja, dia seorang pengemis yang dikenal oleh banyak orang di sana. Paulus memperhatikan orang ini dan berkata dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak dengan kakimu!" Orang itu segera berdiri dan berjalan. Ketika orang-orang bukan Yahudi melihat kejadian itu, mereka menyangka Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dan menjelma sebagai manusia. Mereka memanggil Paulus dan Barnabas dengan sebutan Zeus dan Hermes, nama dua dewa Yunani [lih. Kisah Para Rasul 14:8-20].

Orang-orang mulai mempersiapkan perayaan besar untuk menghormati mereka. Dengan segera, Paulus dan Barnabas memberitahukan bahwa mereka bukan dewa, melainkan manusia biasa. Mereka juga menjelaskan bahwa mereka datang ke kota itu untuk memberitakan firman Tuhan. "Saudara-saudara, mengapa kamu melakukan semua hal ini? Kami juga manusia biasa sama seperti kamu dan membawa Kabar Baik bagi kamu supaya kamu berbalik dari hal-hal yang sia-sia ini kepada Allah yang hidup, yang menciptakan langit, dan bumi, dan laut, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Di generasi-generasi yang lalu, Ia membiarkan semua bangsa berjalan menurut jalan-jalannya sendiri. Namun, Ia tidak membiarkan diri-Nya tanpa saksi. Sebab, Ia melakukan yang baik

[28]

dengan memberikan kepadamu hujan dari langit dan musim-musim berbuah yang memuaskan hatimu dengan makanan dan

kegembiraan." [Kisah Para Rasul 14:15-17, AYT]

Kemudian, datang sekelompok orang Yahudi yang memimpin massa dan melempari Paulus dengan batu. Sesudah itu, mereka meninggalkan Paulus sebab menyangka dia sudah mati. Akan tetapi, teman-teman Paulus menemukannya dalam keadaan hidup dan menolongnya untuk melarikan diri. Kemudian, Paulus dan Barnabas pergi ke Derbe. Sekarang, tiba saatnya untuk menyelesaikan pelayanan misi mereka yang pertama dan memulai perjalanan pulang. Dalam perjalanan pulang, mereka kembali mengunjungi Listra, Ikonium, Antiokhia, dan Perga untuk menolong orang-orang Kristen baru ini mendirikan jemaat gereja. Paulus dan Barnabas juga menolong mereka memilih penatua yang akan bertanggung jawab untuk jemaat-jemaat ini. Mereka mendirikan jemaat gereja di setiap kota di bagian Asia ini dan menetapkan pemimpin-pemimpin sebagai gembala dan guru.

3. Kembali ke Antiokhia

Ketika tiba kembali di Antiokhia, para penginjil itu mengumpulkan jemaat dan menceritakan semua hal yang telah Tuhan lakukan, yaitu membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk beriman. Sungguh merupakan kisah yang luar biasa tentang

[29]

Jemaat mendengarkan dengan rasa puas bahwa pekerjaan di antara orang Yunani telah dimulai dan Tuhan telah memberkatinya. Pekerjaan penginjilan Paulus bukan lagi angan-angan, melainkan kenyataan yang mulia. Bangsa-bangsa lain telah mengetahui kasih Kristus dan mereka tidak akan melupakan-Nya. Salah satu dari perubahan besar dalam sejarah manusia telah terjadi. Baik orang Yahudi maupun Yunani, kini menjadi bagian dari tubuh Kristus.

"Dalam Yesus Kristus, kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman. Kamu semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. Tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan karena kamu semua satu dalam Yesus Kristus." [Galatia 3:26-28, AYT]

C. Masalah dalam Gereja

Sementara Paulus dan Barnabas beristirahat dan bersekutu di Antiokhia, mereka menerima kabar bahwa ada masalah besar yang mengancam kehidupan jemaat. Masalahnya adalah dapatkah orang bukan Yahudi menjadi orang Kristen? Kita tahu bahwa Filipus dan Petrus bersaksi dan memberitakan Injil di antara orang Samaria dan banyak orang bertobat di sana. Petrus secara terang-terangan menceritakan pelayanannya untuk memenangkan Kornelius dan orang-orang Yunani lainnya di Kaisarea [lih. Kisah Para Rasul 10-11].

[30]

Sebenarnya, jemaat sudah menyetujui orang Kristen Yunani di jemaat Antiokhia di Siria. Namun, ketika Paulus dan Barnabas meninggalkan mereka, orang-orang ini mulai mempertanyakan apakah orang-orang bukan Yahudi dapat dibenarkan menjadi orang Kristen tanpa

melakukan tradisi Yahudi. Beberapa orang dari jemaat di Yerusalem datang ke Antiokhia untuk membahas masalah ini. Orang-orang ini berkeyakinan bahwa orang bukan Yahudi tidak dapat menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu disunat. Dengan kata lain, orang itu harus menjadi orang Yahudi dahulu. Ada banyak masalah di Antiokhia yang timbul karena ajaran yang salah ini.

Ketika Paulus mendengar hal ini, dengan segera ia melihat bahaya yang benar-benar mengancam jemaat. Masalah ini bisa memecah belah para jemaat dan menghambat pertumbuhan kekristenan itu sendiri. Paulus langsung mengambil sikap yang tegas atas masalah ini. Paulus mengatakan bahwa sunat tidak diperlukan untuk memperoleh keselamatan.

Kemudian, diputuskan untuk membawa masalah ini ke Yerusalem karena orang-orang dari Yerusalemlah yang pertama kali mempertanyakan hal ini dalam jemaat di Antiokhia. Paulus juga ingin supaya para pemimpin di Yerusalem mengambil keputusan yang benar dalam hal ini sehingga tidak membingungkan jemaat.

Di Yerusalem, para pemimpin jemaat mengadakan

pertemuan. Dalam pertemuan itu, Petrus menceritakan kesaksiannya tentang Kornelius, seorang bukan Yahudi. Paulus dan Barnabas juga

[31]

membagikan berkat-berkat yang telah mereka terima pada saat mereka bersaksi kepada bangsa-bangsa lain. Keputusan akhir yang mereka ambil memberikan kemenangan yang melimpah. Mereka memutuskan untuk mengirim surat kepada seluruh jemaat dan menyatakan bahwa sunat dan upacara penerimaan secara Yahudi tidak dibutuhkan bagi orang yang bukan Yahudi untuk menjadi orang Kristen. Apa yang penting bagi bangsa-bangsa lain untuk bisa

selamat? Petrus mengatakan dengan begitu indahnya dalam Kisah Para Rasul 15:11, "Namun, kita percaya bahwa kita diselamatkan melalui anugerah Tuhan Yesus, sama seperti mereka juga."

Doa

“Aku bersyukur untuk kehidupan Paulus yang menjadi berkat bagi perintisan gereja mula-mula. Tuhan, kiranya Engkau panggil lebih banyak orang muda untuk sungguh-sungguh melayani Tuhan sepenuh hati dan hidup seperti Paulus sehingga gereja Tuhan semakin maju dan berkembang. Kiranya nama-Mu saja yang dimuliakan. Amin.”

[32]

Pertanyaan Pelajaran 2

1. Yesus memberikan perintah misi kepada murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil kepada ....

a. orang Yahudi b. orang Romawi c. orang Yunani b. semua orang

2. Organisator kegiatan misi pada zaman gereja mula-mula adalah ....

a. Petrus b. Yesus c. Paulus d. Barnabas

3. ... adalah tempat di mana para pengikut Yesus pertama kali disebut Kristen, juga sebagai pusat misi bagi orang non-Yahudi. a. Yerusalem

b. Antiokhia c. Damsyik d. Tarsus

[33]

4. ... adalah utusan misi pertama yang dikhususkan secara langsung oleh Tuhan.

a. Paulus dan Barnabas b. Lukius dan Menahem c. Barnabas dan Simeon d. Petrus

5. ... adalah seorang gubernur yang menjadi percaya karena pemberitaan Injil Paulus dan Barnabas di Pafos.

a. Elimus Baryesus b. Herodes

c. Yohanes Markus d. Sergius Paulus

6. Ketika Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Antiokhia [Pisidia], ... iri dan menentang pemberitaan tersebut. a. Siprus

b. orang Yahudi c. para penyihir d. rasul-rasul yang lain

7. Di kota ..., Paulus dan Barnabas disangka dewa karena mereka menyembuhkan orang yang lumpuh.

[34]

b. Pamfilia c. Listra d. Siprus

8. Di Listra, Paulus bertemu dengan ... yang dimenangkan bagi Kristus.

a. Eunike, Lois, dan Timotius b. Lois dan Timotius

c. Eunike

d. Lois dan Eunike

9. Kesaksian pemberitaan Injil Paulus dan Barnabas menjawab permasalahan di gereja pada waktu itu tentang ....

a. syarat orang non-Yahudi menjadi Kristen

b. dana yang akan digunakan untuk pemberitaan Injil c. pembagian wilayah misi

d. kewajiban untuk menjalankan hukum Taurat

10. Petrus membuat satu kesimpulan dalam Kisah Para Rasul 15:11, bahwa oleh ...lah manusia diselamatkan.

a. sunat

b. status keyahudian c. kasih karunia d. baptisan

[35]

Referensi Pelajaran 2

 Drane, John. Jemaat-Jemaat Bukan Yahudi yang Pertama. Dalam

//www.pesta.org/jemaat-jemaat_bukan_yahudi_yang_pertama

 Manroe, Benz. Daftar Perjalanan Misi Rasul Paulus. Dalam

//benzmanroe.wordpress.com/2018/11/04/daftar-perjalanan-misi-rasul-paulus/

 Sanders, P., E. Sang Rasul Paulus. Dalam

//www.pesta.org/sang_rasul_paulus

 Tenney, C., Merrill. Gereja Bukan Yahudi dan Misi Paulus. Dalam

//www.pesta.org/gereja_bukan_yahudi_dan_misi_paul us

Trinitas, Albertus. Misi Paulus. Dalam

//www.carmelia.net/index.php/artikel/pendalaman-kitab-suci/322-misi-paulus

[36]

Pelajaran 3: Perjalanan Misi Paulus

yang Kedua

Setelah beberapa lama mengajar di jemaat Antiokhia, Paulus mulai kembali memikirkan panggilannya ke bangsa-bangsa lain. Karena itu, ia mengusulkan kepada Barnabas, "Ayo, kita kembali dan mengunjungi saudara-saudara seiman di setiap kota, tempat kita memberitakan firman Tuhan untuk melihat bagaimana keadaan mereka." [Kisah Para Rasul 15:36, AYT] Dalam rencananya, Barnabas ingin kembali membawa Yohanes Markus beserta mereka.

Namun, Paulus tidak setuju membawa orang muda yang telah meninggalkan mereka sebelumnya. Jadi, Barnabas dan Paulus memutuskan untuk pergi secara terpisah. Barnabas membawa Yohanes Markus berlayar ke Siprus, sedangkan Paulus memilih Silas untuk memulai perjalanan misinya yang kedua.

A. Mengunjungi Gereja-Gereja di Asia

1. Bertemu Timotius

Pertama, Paulus dan Silas tiba di Derbe. Kemudian, mereka lanjut ke Listra dan bertemu dengan Timotius di sana. Timotius

[37]

adalah anak Eunike yang sudah dimenangkan Paulus dalam perjalanan misinya yang pertama. Sebagai seorang Kristen baru, Timotius bertumbuh luar biasa dalam imannya dan menunjukkan potensinya sebagai seorang pemimpin. Timotius adalah setengah orang Yahudi dan belum disunat [sunat adalah keharusan bagi setiap orang yang ingin masuk dalam agama Yahudi]. Paulus mengundang Timotius untuk ikut bersama mereka dalam perjalanan ini. Untuk menghindari kritikan orang-orang Yahudi di sana, Paulus menyuruh Timotius untuk disunat. Tidak banyak yang kita ketahui apa yang dilakukan di Listra, kecuali: "Para jemaat pun diteguhkan dalam iman dan jumlah mereka bertambah setiap hari." [Kisah Para Rasul 16:5, AYT]

2. Di Galatia dan Troas

Ketika tiba di Pisidia, Paulus merencanakan untuk pergi ke bagian lain di Asia. Akan tetapi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka pergi ke sana. Oleh karena itu, ia berbelok ke utara menuju Frigia dan Galatia. Di tempat ini, Paulus dan kawan-kawannya memberitakan firman Allah dan mendirikan jemaat baru. Kemudian, Paulus merencanakan untuk lanjut ke Bitinia, tetapi sekali lagi, Roh Kudus tidak mengizinkan mereka ke sana sehingga mereka berbelok ke arah barat. Paulus, Silas, dan Timotius pun tiba di Troas setelah melintasi Misia.

[38]

Suatu malam, ketika mereka di Troas, tampak oleh Paulus suatu penglihatan. Ada seorang dari Makedonia berdiri di situ dan memanggil Paulus untuk menyeberang ke tanah itu dan menolong mereka. Penglihatan itu begitu nyata sehingga Paulus membuat kesimpulan bahwa itu adalah suara Tuhan. Kemudian, mereka mengadakan perjalanan menyeberangi laut menuju ke Benua Eropa. Rupanya Lukas bergabung dengan kelompok ini di Troas.

B. Merintis Jemaat di Eropa

1. Di Filipi

Paulus dan kawan-kawannya tiba di Neapolis dan berjalan sejauh 16 kilometer menuju ke Filipi. Pada hari Sabat, mereka menyusuri sungai yang di situ ada sekelompok wanita orang Yahudi sedang bersembahyang. Mereka memberitakan firman Allah kepada para wanita ini. Salah satu dari mereka adalah Lidia, seorang penjual kain ungu. Dia menerima firman, bersedia dibaptis, dan menuntun seluruh anggota keluarganya untuk percaya dan dibaptis. Selama tinggal di kota itu, Lidia meminta Paulus dan rekan-rekannya menjadi tamu dan menginap di rumahnya. Dari sinilah, jemaat Filipi, di daratan Eropa, dibangun.

Di kota ini, ada juga seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung yang setiap hari suka mengikuti Paulus dan

[39]

kawan-kawannya. Dari hasil tenungannya, tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar [lih. Kisah Para Rasul 16:16-24]. Paulus

menyembuhkan wanita ini dan dia menjadi Kristen. Tuan-tuannya sangat marah karena melihat harapan mereka untuk memperoleh penghasilan lenyap. Mereka pun menangkap Paulus dan Silas, lalu membawanya ke hadapan penguasa. Paulus dan Silas berkali-kali didera, lalu dimasukkan ke dalam penjara.

2. Kepala Penjara

"Setelah menerima perintah itu, kepala penjara memasukkan Paulus dan Silas ke penjara bagian dalam dan memasung kaki mereka dengan belenggu." [Kisah Para Rasul 16:24, AYT]

Kira-kira tengah malam, Paulus dan Silas sedang berdoa dan memuji Allah. Tiba-tiba, para tahanan lain, yang sedang

mendengarkan mereka, merasakan gempa bumi yang hebat, yang mengguncang seluruh penjara. Seketika itu, semua pintu terbuka dan semua rantai yang membelenggu setiap orang di penjara itu terlepas. Ketika kepala penjara terbangun dari tidurnya dan melihat semua pintu terbuka, ia menyangka para tahanan telah melarikan diri. Ketika ia hendak bunuh diri, Paulus berkata, "Jangan membahayakan dirimu sendiri karena kami semua di sini!" [Kisah Para Rasul 16:28, AYT]

Dengan gemetar ia tersungkur di hadapan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka keluar sambil berkata, "Tuan-tuan, apa yang

[40]

harus aku lakukan agar diselamatkan?” Dan, mereka menjawab, “Percayalah dalam Tuhan Yesus dan kamu akan diselamatkan, kamu dan semua orang yang tinggal di rumahmu." [Kisah Para Rasul 16:30-31, AYT] Kemudian, mereka memberitakan firman Tuhan kepada dia dan seisi rumahnya. Ia dan keluarganya memberikan diri untuk dibaptis. Lalu, ia membawa Paulus dan Silas ke rumahnya, membersihkan luka-luka mereka, dan menghidangkan makanan untuk mereka. Ia dan seisi rumahnya sangat bersukacita sebab mereka boleh percaya kepada Allah.

Pembesar-pembesar kota akhirnya tahu bahwa Paulus dan Silas ternyata warga negara Romawi padahal mereka telah mendera dua orang itu. Wali kota itu pun datang ke penjara dan meminta maaf kepada Paulus dan Silas, lalu meminta mereka meninggalkan penjara dan kota itu. Akan tetapi, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia untuk bertemu dengan saudara-saudara Kristen di sana dan memberi mereka semangat untuk meneruskan pelayanan mereka di Filipi.

C. Pelayanan di Eropa Meluas

1. Di Tesalonika

Dari Filipi, Paulus dan Silas pergi ke Tesalonika. Selama tiga hari Sabat berturut-turut, Paulus memberitakan firman Allah di

[41]

rumah ibadat Yahudi dan berhasil memenangkan banyak orang Yahudi dan Yunani. Sekali lagi, orang Yahudi menjadi iri hati dan membuat keributan. Walaupun begitu, para rasul berhasil

mendirikan jemaat yang kuat sebelum mereka diusir keluar dari kota itu.

2. Di Berea

Dari Tesalonika Paulus dan Silas pergi ke Berea. Orang-orang di sana mendengarkan Rasul Paulus, kemudian mereka mempelajari Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran yang dikatakan oleh rasul itu. Banyak orang Yahudi dan Yunani percaya dan menjadi orang Kristen. Ketika orang Yahudi di Tesalonika mendengar tentang keberhasilan Rasul Paulus, mereka marah dan pergi ke Berea untuk mengusir mereka. Lalu, Paulus pergi meninggalkan Berea, tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana.

Beberapa teman Paulus menolongnya meneruskan

perjalanan ke Athena lewat laut. Ketika teman-temannya kembali ke Berea, Paulus mengirimkan pesan untuk Silas dan Timotius supaya mereka secepat mungkin datang ke Athena.

3. Di Athena

Athena adalah kota sejarah, seni, budaya dan filsafat yang indah. Pada saat Paulus berjalan-jalan di kota itu, ia melihat banyak kuil, tempat suci, mazbah, dan patung-patung penyembahan. Hatinya

[42]

sedih melihat semuanya ini, terutama ketika melihat sebuah mazbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TAK DIKENAL. Ia menyadari bahwa orang-orang di sana telah lama mencari Allah yang hidup dan benar. Paulus tidak bermaksud untuk memberitakan firman di Athena, tetapi sekarang ia tidak dapat berdiam diri lebih lama lagi. Ia harus menyatakan kebenaran tentang Tuhan dan Juru Selamat yang sesungguhnya.

Paulus pun mulai memberitakan firman Allah di rumah ibadat dan pasar, dan orang-orang mulai mendengarkannya. Sesudah itu, ia dibawa ke dewan kota itu karena ingin menjelaskan tentang Allah yang ia kenal, yaitu Sang Pencipta langit dan bumi, sumber kehidupan dan kekuatan. Selanjutnya, Paulus menjelaskan tentang pentingnya pertobatan dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kubur. Namun, saat ia mulai berbicara tentang kebangkitan orang mati, orang-orang itu mulai tertawa dan

mengejeknya. Akan tetapi, yang lain berkata, "Kami ingin mendengar engkau berbicara mengenai hal ini lagi." Ada beberapa orang dari mereka menjadi percaya.

[43]

D. Menetap di Korintus

1. Di Korintus

Kemudian, Paulus meninggalkan Athena dan pergi ke Korintus. Korintus adalah kota yang kaya dan kuat, tetapi kota ini adalah kota yang penuh dengan dosa. Banyak orang Yahudi di kota ini. Salah satu dari orang-orang ini adalah Akwila dan istrinya, Priskila.

Mereka bekerja sebagai tukang kemah dan Paulus bergabung dengan mereka agar ia dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Ia tinggal bersama-sama dengan mereka, dan setiap hari Sabat pergi ke rumah ibadat untuk memberitakan firman Allah kepada orang Yahudi dan Yunani. Paulus terus bersaksi kepada orang Korintus. Ia memiliki teman-teman baru, bekerja, dan mengajar firman Tuhan kapan pun ada kesempatan.

Paulus sangat bersukacita ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia. Mereka bersemangat ketika mengetahui bahwa jemaat di Tesalonika kuat imannya.

2. Tetap di Korintus

Jemaat Korintus semakin kuat sehingga orang-orang Yahudi mulai membuat masalah. Paulus berkata kepada mereka, ".... Darahmu ada di atas kepalamu sendiri! Aku bersih. Mulai sekarang

[44]

dan seterusnya, aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." [Kisah Para Rasul 18:6, AYT]

Paulus pergi ke rumah Titus Yustus yang tinggal di sebelah rumah ibadat. Krispus, kepala rumah ibadat itu, juga percaya kepada Kristus bersama seluruh keluarganya. Banyak orang menjadi percaya dan dibaptis.

Pada suatu malam, Paulus menerima sebuah penglihatan dari Allah dan Allah berfirman bahwa Ia akan selalu memberikan perlindungan dan bimbingan kepadanya. Paulus pun menetap di sana untuk mengajar firman Allah [lih. Kisah Para Rasul 18:11].

Akan tetapi, ketika Galio menjadi gubernur, orang-orang Yahudi berusaha mengusir Paulus dari Korintus. Lalu, ia dibawa ke hadapan Galio dengan tuduhan mengajarkan ajaran yang

bertentangan dengan Hukum Taurat. Akan tetapi, Galio berkata kepada mereka bahwa ia tidak mau mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan agama. Persidangan itu pun dibubarkan dan orang-orang Yahudi diusir keluar.

Paulus berada di Korintus selama hampir dua tahun. Ketika sudah waktunya ia kembali pulang, Paulus menyadari bahwa ia perlu membantu jemaat-jemaat supaya mereka menjadi kuat dan tidak goyah. Paulus pun menulis surat pertamanya untuk jemaat di Tesalonika.

[45]

E. Akhir Perjalanan Misi yang Kedua

Paulus telah mengunjungi banyak tempat dan memberitakan firman Allah selama tiga tahun, dan ia tidak sabar untuk kembali ke Antiokhia. Paulus meninggalkan Korintus bersama-sama dengan Akwila dan Priskila. Namun, ia menyempatkan diri berhenti di Efesus dan memberitakan firman Allah di sana. Akwila dan Priskila tinggal di Efesus. Setelah itu, Paulus pergi ke Yerusalem untuk waktu yang tidak lama, lalu ke Antiokhia. Sekali lagi, ia mendapatkan kesempatan untuk melaporkan pelayanan yang luar biasa, yaitu bahwa Tuhan telah memberkati bangsa-bangsa lain di daerah barat.

Doa

“Aku kagum akan penyertaan dan kuasa yang Kau berikan bagi orang-orang yang memberitakan Injil, seperti Paulus dan Timotius. Aku berdoa, terkhusus untuk para pelayan Tuhan yang saat ini sedang bekerja di ladang Tuhan, kiranya Engkau juga terus menyertai mereka dengan kuasa-Mu sehingga nama-Mu saja yang dimuliakan. Amin.”

[46]

Pertanyaan Pelajaran 3

1. Rekan Paulus dalam perjalanan misi kedua adalah .... a. Barnabas

b. Yohanes Markus c. Silas

b. Timotius

2. Di Listra, Paulus mengajak Timotius untuk ikut bersama-sama dengannya. Namun, ... Paulus menyuruh Timotius agar disunat. a. supaya berkenan kepada Tuhan

b. untuk menghindari kritikan orang Yahudi c. demi kesehatan

d. sebagai seorang Kristen sejati

3. Paulus melakukan misi pertama di Eropa dengan menyeberang ke Makedonia saat ....

a. mendapatkan undangan dari Lukas b. Roh Kudus mengizinkan

c. menerima ajakan Timotius

[47]

4. Paulus dan Silas harus menanggung konsekuensi dari pemberitaan Injil yang mereka lakukan di Filipi. Mereka .... a. dipenjara dan dihukum mati

b. dihukum mati c. didera dan dipenjara d. dibuang ke laut

5. Ketika terjadi gempa di dalam penjara, Paulus dan Silas .... a. memanfaatkan kesempatan untuk melarikan diri b. dibawa pergi ke luar penjara oleh malaikat Tuhan c. memperoleh penampakan dari Tuhan

d. memilih untuk tetap berada di dalam penjara

6. Dari Filipi, Paulus melanjutkan perjalanan ke .... a. Berea

b. Tesalonika c. Roma d. Athena

7. Di Berea, Paulus ... dengan Silas dan Timotius. a. berpisah

b. bertemu kembali c. bergabung d. bertengkar

[48]

8. Ketika di Athena, Paulus melihat sebuah mazbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TAK DIKENAL. Hal ini menunjukkan bahwa ada orang Athena yang mencari ....

a. Allah modern

b. Allah-allah yang tidak seperti biasanya c. Allah yang benar dan hidup

d. Allah yang hilang

9. Ketika berada di kota Korintus, Paulus tinggal bersama-sama dengan ....

a. Ananias dan Safira b. Lidia

c. Timotius dan keluarganya d. Akwila dan Priskila

10. Dari Korintus, Paulus melanjutkan pemberitaan Injilnya ke kota ....

a. Tesalonika b. Efesus c. Antiokhia

[49]

Referensi Pelajaran 3

 Drane, John. Studi Khusus 21: Strategi Paulus dalam Pekabaran Injil. Dalam

//www.pesta.org/studi_khusus_21_strategi_paulus_da lam_pekabaran_injil

 Ludwig, Charles. Korintus. Dalam

//www.pesta.org/korintus

 Pence, Bill. Pelajaran Kepemimpinan dari Rasul Paulus. Dalam

//www.pesta.org/pelajaran_kepemimpinan_dari_rasul _paulus

 Tim Documents. Perjalanan Rasul Paulus yang Pertama, Kedua, dan Ketiga dalam Misinya. Dalam

//dokumen.tips/documents/perjalanan-rasul-paulus-yang-pertama-kedua-dan-ketiga-dalam-misinya.html

[50]

Pelajaran 4: Pelayanan Misi Paulus

yang Ketiga

Ketika belum cukup lama di Antiokhia, Paulus menerima kabar bahwa ada masalah dalam jemaat Galatia. Oleh karena itu, ia memulai perjalanan misinya yang ketiga, perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Selain tinggal lama di Efesus dan mengunjungi Ilikrium, perjalanan misi Paulus ini juga meliputi daerah-daerah yang pernah ia layani.

A. Meneruskan Pelayanan Injil

1. Di Efesus

Dari Antiokhia, Paulus pergi ke Galatia dan Frigia untuk mendukung gereja-gereja yang telah ia dirikan dalam perjalanan sebelumnya [Kisah Para Rasul 18:23]. Kemudian, ia berkeliling di wilayah barat Bitinia dan tiba di Efesus dengan perjalanan darat.

Efesus adalah ibu kota Asia pada waktu itu, dan di kota inilah Paulus tinggal paling lama selama melakukan perjalanan misinya. Kuil Artemis [dewi Yunani] adalah salah satu dari kuil yang paling

mengagumkan di dunia pada waktu itu. Dibutuhkan 220 tahun untuk membangun kuil ini. Penyembahan di tempat ini sepenuhnya jahat

[51]

dan berdosa. Beribu-ribu orang datang untuk menyembah dewi ini. Namun, hal ini memberi kesempatan kepada Paulus untuk

memberitakan firman Allah kepada orang-orang di sana. Setelah beberapa bulan, banyak orang yang menerima Kristus dan menolak untuk menyembah Dewi Artemis.

Tiga tahun lamanya Paulus mengajar di tempat ibadah di Efesus. Kemudian, Paulus menyewa sekolah Tiranus selama dua tahun. Di kota inilah Paulus melakukan pelayanan yang sangat efektif. Begitu banyak orang yang menerima iman Kristen sehingga para pengikut Artemis mulai membuat masalah, dan sekali lagi, Paulus harus menyingkir ke kota lain.

Di Efesus, ia menulis surat pertamanya kepada orang Korintus, yaitu pada tahun 54, dan surat kedua pada akhir tahun 57.

2. Mengunjungi Makedonia

Setelah tiga tahun di Efesus, Paulus kembali ke Makedonia untuk mengunjungi jemaat barunya di sana. Ia memberitakan firman Allah di Troas, kemudian meneruskan perjalanannya ke Filipi, tempat Timotius dan Titus menunggu untuk bergabung bersamanya. Jemaat di Filipi menjadi sangat kuat. Mungkin perhentian Paulus selanjutnya adalah di Ilikrium. Ia memberitakan firman Allah di daerah ini selama dua atau tiga bulan sebelum ia pergi ke Korintus.

Jemaat di Korintus sangat gembira karena Paulus kembali tinggal bersama mereka. Di kota itu, Paulus membimbing dan melatih

[52]

para pemimpin di sana. Alasan lain Paulus pergi ke Korintus adalah untuk memberi semangat kepada orang Kristen di situ untuk

memberikan persembahan yang memadai bagi jemaat di Yerusalem. Ketika berada di Korintus, Paulus juga menyempatkan menulis surat kepada jemaat di Galatia.

Sekarang, Paulus ingin sekali kembali ke Yerusalem dan Antiokhia, tempat ia memulai pekerjaannya. Ia telah bepergian selama empat tahun dan mulai memikirkan keadaan jemaat itu. Di samping itu, ia juga tidak sabar kembali ke Yerusalem untuk memberikan persembahan yang telah ia kumpulkan selama perjalanannya ini.

Saat bersiap-siap untuk berlayar bersama rekan-rekannya ke Yerusalem, Paulus mendengar ada orang-orang Yahudi yang

bermaksud membunuhnya di lautan. Oleh karena itu, Paulus

mengubah rencananya dengan melakukan perjalanan darat yang sulit dan panjang bersama Lukas. Paulus sempat berhenti di Troas dan di sana ia bertemu dengan orang-orang Kristen, pada hari pertama dalam minggu itu. Mereka sudah memakai hari Minggu sebagai hari ibadah. Pada kebaktian ini, Eutikus, yang duduk dekat jendela, tidak dapat menahan kantuknya. Lalu, ia tertidur dan jatuh dari tingkat tiga. Teman-temannya cepat-cepat menghampirinya dan mendapati bahwa ia sudah mati. Namun, Paulus menghidupkannya kembali.

Hari berikutnya, Paulus berjalan dari Troas ke Asos. Di sana, ia dan teman-temannya menumpang kapal untuk berlayar ke

[53]

Miletus. Sebelum berlayar dari Miletus, Paulus memanggil para penatua jemaat Efesus untuk memberikan pesan perpisahannya dengan mereka [Kisah Para Rasul 20:17-38].

B. Pelayanan yang Penuh Tantangan

1. Kembali ke Yerusalem

Paulus meneruskan perjalanannya menuju Yerusalem. Setiap kali berhenti di suatu kota, orang Kristen di sana selalu

memperingatkan akan adanya bahaya yang menunggu di hadapannya. Orang Yahudi sudah berketetapan hati untuk membunuh dia [Kisah Para Rasul 21:1-14]. Namun, Paulus tidak gentar. Ia telah menyelesaikan perjalanannya yang ketiga untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Ia juga telah

memenangkan peperangan bagi mereka. Karena itu, sekarang ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi atasnya di Yerusalem.

Setelah empat tahun, akhirnya Paulus tiba kembali di Yerusalem. Orang Kristen di sana penuh dengan sukacita karena dapat bertemu lagi dengan Paulus. Mereka tidak sabar mendengar tentang semua pelayanan yang telah dilakukannya dan apa saja yang telah dilakukan Roh Kudus melalui dia.

Semua pemimpin jemaat di Yerusalem bertemu dan mendengarkan pengalaman Paulus. Paulus menceritakan dengan

[54]

terperinci yang Allah lakukan di antara bangsa-bangsa melalui pelayanannya. Para pemimpin jemaat di sana sangat terkesan dan mereka bersyukur kepada Allah atas semua pekerjaan yang telah dilakukan. Paulus pun berkesempatan menyerahkan persembahan yang telah ia kumpulkan dengan setia selama lebih dari empat tahun untuk jemaat Yerusalem. Pada waktu itu, orang Kristen di Yerusalem sedang menderita kelaparan dan banyak yang tidak dapat bekerja. Oleh sebab itu, Paulus meminta jemaat dari bangsa-bangsa lain agar menolong secara sukarela saudara-saudara seiman di Yerusalem. Paulus tahu bahwa hal ini akan menjadi berkat bagi kedua belah pihak, baik yang memberi maupun yang menerima.

2. Masalah Kaum Yahudi Kristen

Banyak orang Yahudi yang menjadi percaya kepada Yesus Kristus, tetapi masih rajin memelihara hukum Taurat. Mereka membuat propaganda bahwa Paulus mengajarkan kepada orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk tidak mematuhi Hukum Musa, dan juga mengatakan supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat orang Yahudi. Hal ini tentu saja tidak benar, tetapi pemimpin jemaat di Yerusalem menasihati Paulus untuk pergi bersama empat orang yang bernazar ke Bait Allah untuk menguduskan dirinya bersama-sama dengan mereka.

[55]

Paulus mengikuti nasihat para pemimpin itu. Namun, ketika orang Yahudi melihat dia di dalam Bait Allah, mereka mulai

menghasut orang banyak dan menuduh bahwa Paulus telah

membawa seorang Yunani masuk ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci itu. Memang, ada hukum yang tidak memperbolehkan orang dari bangsa lain masuk ke dalam Bait Allah. Paulus tidak melakukan hal ini, tetapi itulah hasutan yang mereka ajukan [Kisah Para Rasul 21:28].

C. Paulus Ditangkap

1. Penangkapan Paulus

Kepala pasukan menangkap Paulus dan mengikatnya dengan dua rantai, lalu menanyakan kepada kerumunan itu tentang siapakah Paulus dan apa yang telah diperbuatnya.

Banyak orang meneriakkan ini dan itu. Ketika kepala pasukan tidak mengetahui dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi, ia menyuruh anak buahnya membawa Paulus ke markas. Ketika mencapai tangga, kerumunan orang itu menjadi beringas sehingga prajurit-prajurit itu harus memanggul Paulus di atas pundak mereka supaya dapat melindunginya. Kerumunan itu berteriak, "Enyahlah dia, enyahlah dia!"

[56]

Ketika mereka hendak membawa Paulus ke markas, Paulus meminta kepada kepala pasukan untuk berbicara kepada orang-orang di sana. Kepala pasukan itu sangat terkesima karena ia

mendengar Paulus berbicara dalam bahasa Yunani. Kemudian, Paulus mulai berbicara kepada kerumunan itu dalam bahasa Ibrani [Kisah Para Rasul 22:1- 21]. Pada saat Paulus menyebut kata "bangsa-bangsa lain", kerumunan itu menjadi lepas kendali dan menginginkan Paulus dibunuh secepatnya. Ketika mereka bersiap-siap

membunuhnya, kepala pasukan itu mencegah mereka. Ia membawa Paulus ke dalam dan memerintahkan para prajurit untuk

menyiksanya sampai ia mengakui kejahatannya.

Namun, ketika hendak menyiksanya, Paulus berkata, "Apakah sah bagi kamu untuk mencambuk seseorang yang adalah warga negara Roma dan tanpa diadili?" Ketika kepala pasukan itu

mengetahui bahwa Paulus adalah warga negara Romawi, ia menjadi takut dan membawa Paulus ke hadapan Mahkamah Agama [lih. Kisah Para Rasul 22:20-30].

2. Di Hadapan Sanhedrin

Sebelum bertobat, Paulus sering menyeret orang-orang Kristen ke hadapan Mahkamah Agama untuk dihakimi. Sekarang, ia sendiri yang harus menghadap Mahkamah Agama. Di hadapan mereka, Paulus mengatakan bahwa selama ini ia hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.

[57]

Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus untuk menampar mulutnya. Hal ini menyebabkan Paulus marah dan berbicara sangat keras kepada Ananias. Setelah itu, ia meminta maaf, sebab ia tidak tahu bahwa Ananias adalah Imam Besar [lih. Kisah Para Rasul 23:1-11].

Kemudian, Paulus menyadari bahwa beberapa orang anggota dewan itu adalah orang Farisi dan beberapa orang Saduki. Paulus mengetahui mereka saling bermusuhan. Paulus berkata dengan suara yang keras, "Hai, Saudara-saudara, aku adalah orang Farisi,

keturunan orang Farisi." Rupanya perkataan Paulus ini menyebabkan perdebatan dan perpecahan di antara dua kelompok itu. Lalu, kepala pasukan itu membawa Paulus pergi dari tempat itu sebab ia takut kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Sekali lagi, Paulus lolos dari maut.

Malam itu, Tuhan mendatangi Paulus yang masih ada di dalam penjara. Tuhan berkata, "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." Sekarang Paulus tahu bahwa cepat atau lambat ia akan pergi ke Roma, tetapi ia tidak tahu berapa lama dan bagaimana itu akan terjadi.

[58]

3. Selamat dari Yerusalem

Orang Yahudi yang kalah bersilat lidah dengan Paulus sepakat untuk membunuhnya. Mereka bersumpah tidak akan makan maupun minum sebelum mereka membunuh Paulus. Namun, keponakan Paulus mendengar rencana jahat ini, lalu Paulus pergi kepada kepala pasukan dan menceritakan tentang rencana komplotan orang Yahudi yang akan membunuhnya. Kemudian, kepala pasukan

memerintahkan 200 prajurit bersenjata lembing dan 70 orang berkuda untuk membawa Paulus ke Kaisarea. Di Kaisarea, Paulus dibawa kepada Feliks dan ditahan di istana Herodes. Sekali lagi, Paulus selamat dari maut. Paulus dipenjarakan di Kaisarea selama dua tahun dan ditambah lagi tiga tahun sebelum ia nanti dibebaskan [lih. Kisah Para Rasul 23:12-35].

Mengapa Tuhan membiarkan Paulus dipenjara selama lima tahun lamanya, bukankah saat itu seharusnya menjadi waktu yang penting bagi pelayanannya? Kita tidak dapat menjawab pertanyaan ini sepenuhnya. Yang pasti, hal itu pasti juga sulit dimengerti Paulus. Namun, sekarang kita dapat melihat mengapa hal itu terjadi. Paulus membutuhkan istirahat. Setelah 20 tahun penuh Paulus menjalankan pelayanan yang sulit dan perjalanan yang sangat panjang, Paulus tentu merasa sangat letih. Waktu Paulus di penjara bukan hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga menjadi waktu untuk merenungkan kebenaran Kristus Yesus.

[59]

"Saudara-saudaraku, aku ingin kamu tahu bahwa apa yang telah terjadi padaku justru telah membawa kemajuan bagi Injil, sehingga seluruh pengawal istana dan semua orang lain tahu bahwa aku dipenjara bagi Kristus." [Filipi 1:12-13, AYT]

Doa

“Aku bersyukur karena melalui pelajaran ini aku bisa melihat bagaimana Engkau merancang kebaikan melalui keadaan yang terburuk sekalipun. Karena itu, ingatkan aku untuk selalu

memercayai-Mu dan janji firman-Mu. Biarlah Engkau terus mengajar dan menguatkanku. Amin.”

[60]

Pertanyaan Pelajaran 4

1. Dalam perjalanannya yang ketiga, Paulus meminta orang Kristen di daerah lain untuk ... jemaat di Yerusalem.

a. meneladani b. membantu c. mendoakan b. mengundang

2. Paulus mengajar di tempat ibadah di Efesus selama .... a. satu tahun

b. dua tahun c. tiga tahun d. empat tahun

3. Pekerjaan Paulus yang paling efektif adalah di kota .... a. Tarsus

b. Roma c. Korintus d. Efesus

4. Paulus menulis surat pertamanya kepada jemaat ketika berada di kota ....

[61]

a. Filipi b. Roma c. Korintus d. Efesus

5. Di ... Paulus membimbing dan melatih para pemimpin jemaat. a. Filipi

b. Roma c. Korintus d. Efesus

6. Ketika kembali menuju Yerusalem, Paulus membawa ... bagi jemaat di Yerusalem.

a. pemimpin jemaat baru

b. persembahan dari jemaat gereja lain c. doktrin teologi yang baru

d. permasalahan-permasalahan

7. Perjalanan ketiga Paulus ini, memakan waktu .... a. setahun

b. dua tahun c. tiga tahun d. empat tahun

[62]

8. Status Paulus sebagai ... membuat para pasukan yang menangkapnya menjadi ketakutan.

a. warga negara Romawi b. warga negara Yahudi c. warga negara Yunani d. penginjil

9. Di dalam penjara Yerusalem, Tuhan berfirman kepada Paulus supaya keberaniannya dalam bersaksi di Yerusalem terus dibawanya hingga ke ....

a. Filipi b. Roma c. Korintus d. Efesus

10. Paulus berada di dalam penjara selama ... setelah melakukan perjalanan pemberitaan Injil selama 20 tahun.

a. tiga tahun b. empat tahun c. lima tahun d. enam tahun

[63]

Referensi Pelajaran 4

 Ludwig, Charles. Yerusalem. Dalam

//www.pesta.org/yerusalem  Tenney, C., Merrill. Misi ke Asia. Dalam

//www.pesta.org/misi_ke_asia

 Tim Got Questions. Kapan sajakah perjalanan misionaris Paulus?. Dalam //www.gotquestions.org/Indonesia/perjalanan-misionaris-Paulus.html

 Zavada, Jack. Rasul Paulus - Utusan Kristen. Dalam

[64]

Pelajaran 5: Pengadilan,

Pemenjaraan, dan Akhir Hidup

Paulus

B. Paulus Diadili

1. Di Hadapan Feliks

Sidang Paulus yang pertama adalah di hadapan Feliks, seorang penguasa yang jahat dan tidak adil. Orang-orang yang mendakwa Paulus bukan orang Yahudi yang berasal dari Asia, melainkan dari Yerusalem. Mereka menyewa Tertulus, pengacara bangsa Romawi. Tertulus mulai menyampaikan tuduhannya di hadapan sidang dengan terlebih dahulu memuji-muji Feliks. Ada dua dakwaan yang disampaikan:

 Paulus adalah seorang anggota sekte Nasrani.

 Ia melanggar kekudusan Bait Allah.

Paulus tidak memiliki pengacara, tetapi dengan keahliannya, ia membela kasusnya sendiri. Ia membuktikan bahwa ia tidak melanggar kekudusan Bait Allah. Paulus memenangkan persidangan ini, jadi seharusnya ia dibebaskan. Namun, Feliks takut kepada para pemimpin Yahudi sehingga ia menunda keputusannya dan

[65]

2. Di Hadapan Festus

Kaisar Nero mengganti Feliks dengan Ponsius Festus, yang diharapkan menjadi seorang pemimpin yang lebih baik daripada Feliks. Dengan adanya pemimpin baru, orang Yahudi sekali lagi membawa perkara Paulus ke hadapan Festus dan memintanya mengadakan pertemuan dengan para Yahudi di Yerusalem. Mereka juga meminta Paulus dikembalikan ke Yerusalem. Festus menolak permintaan itu, tetapi ia mengizinkan mereka meneruskan kasus itu di Kaisarea. Karena itulah, Paulus disidang untuk kedua kalinya di Kaesaria, di hadapan Festus.

Orang Yahudi menuduh Paulus telah menjadi penyebab banyak masalah di antara mereka, seperti hasutan untuk tidak menaati tradisi Taurat, dsb.. Karena Festus tidak terlalu mengerti masalah agama Yahudi, ia mengusulkan agar Paulus dibawa ke Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Namun, Paulus tahu bahwa dia tidak akan disidang secara adil di hadapan para pemimpin Yahudi di Yerusalem. Paulus pun minta naik banding karena sebagai warga negara Romawi ia berhak mengajukannya [lih. Kisah Para Rasul 25:11]. Rupanya Festus terkejut, tetapi mau tidak mau, ia harus menerima permohonan Paulus. Festus menjawab: "Kamu telah naik banding kepada Kaisar, jadi kamu harus pergi kepada Kaisar." [Kisah Para Rasul 25:12, AYT]

[66]

3. Di Hadapan Agripa

Perubahan keputusan ini membuat Festus dalam posisi yang memalukan. Dengan menyerahkan kasus ini kepada Kaisar tanpa satu tuduhan pun, akan menjadikan Festus terlihat bodoh. Ia mungkin akan kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin. Namun,

kebetulan, waktu itu Herodes Agripa II dan saudara perempuannya sedang mengunjungi Festus. Festus beranggapan bahwa mereka semua akan terhibur dengan mendengar apa yang dikatakan oleh tahanan ini. Lagi pula, Agripa tahu tentang adat istiadat dan peraturan agama Yahudi. Festus juga beranggapan bahwa mungkin Agripa dapat menolongnya menyiapkan kasus ini untuk dikirimkan bersama Paulus ke Roma. Acara yang hebat telah disiapkan. Paulus dibawa menghadap sidang yang dipimpin oleh Agripa. Paulus mulai menceritakan pengalamannya, mulai dari saat Yesus berbicara kepadanya dalam perjalanannya ke Damsyik, sampai ketika ia mulai memberitakan firman tentang Yesus Kristus. Dalam Kisah Para Rasul 26, Festus, Agripa, dan yang hadir saat itu sangat terkesan. Begitu terkesannya sampai Raja Agripa berkata: "Dalam waktu yang singkat, kamu ingin meyakinkan aku untuk menjadi orang Kristen?" [Kisah Para Rasul 26:28, AYT]. Semua pemimpin yang hadir di persidangan itu setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Akan tetapi, mereka enggan melepaskannya.

[67]

B. Paulus Naik Banding

1. Berlayar ke Roma

Beberapa hari setelah persidangan itu, Festus mengizinkan Paulus naik banding. Paulus memulai perjalanannya ke Roma. Yulius, seorang perwira, menjaga Paulus dan tahanan lainnya. Lukas dan Aristarkus juga ikut bersama Paulus. Mereka menuju pelabuhan di sepanjang pantai Asia. Setelah sehari, mereka pun sampai di Sidon dan Paulus diizinkan untuk mengunjungi teman-temannya di kota itu. Kemudian, mereka berlayar lagi ke utara Siprus dan terus ke Mira, sebuah kota di Likia. Dari sini, mereka menumpang kapal yang langsung menuju ke Italia. Setelah beberapa hari, mereka akhirnya tiba di Pelabuhan Indah di Pulau Kreta. Musim badai sudah datang. Karena itu, Paulus memperingatkan mereka supaya tetap tinggal di sana hingga badai berlalu. Akan tetapi, orang banyak, termasuk nakhoda dan pemilik kapal, memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke kota Feniks dan tinggal di sana selama musim dingin [lih. Kisah Para Rasul 27:1-13].

2. Kandas di Malia

Ketika meninggalkan Pelabuhan Indah, mereka berharap bisa berlayar beberapa jam saja karena tidak jauh. Akan tetapi, angin kencang melanda dan menghanyutkan mereka sampai ke Pulau

[68]

Kauda. Karena takut terdampar di Tebing Sirtis, mereka membuang muatan kapal ke laut dan menurunkan layar untuk membuat kapal lebih ringan. Selama beberapa hari lamanya, baik matahari maupun bintang tidak kelihatan, sehingga para pelaut itu tidak tahu tempat mereka berada. Mereka kehilangan harapan untuk selamat [lih. Kisah Para Rasul 27:14-44].

Paulus memberi semangat dan memberitahukan kepada mereka bahwa melalui malaikat, Tuhan berjanji akan memelihara semua tahanan. Di samping itu, Tuhan juga mengatakan bahwa Paulus akan dipelihara karena ia harus berdiri di hadapan Kaisar [lih. Kisah Para Rasul 27:21-24].

Selama 14 hari, kapal terombang-ambing di lautan. Pada suatu malam, pelaut-pelaut itu mendengar suara ombak memecah pantai. Mereka melempar sauh dan berharap kapal mereka tidak kandas di batu karang. Kemudian, mereka menunggu sampai pagi. Namun, beberapa anak buah kapal tidak mau menunggu sampai pagi. Mereka mencoba meninggalkan kapal dengan sekoci. Ketika melihat hal ini, Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya, "Jika orang-orang itu tidak tinggal di dalam kapal, kamu tidak dapat diselamatkan." [Kisah Para Rasul 27:31, AYT] Oleh karena itu, awak kapal tidak diizinkan untuk meninggalkan kapal.

Lalu, Paulus mengambil sepotong roti dan mengucap syukur kepada Tuhan. Mereka semua makan dan menjadi kuat hatinya. Ketika pagi tiba, mereka membuang lebih banyak muatan dan

[69]

mencoba sedapat mungkin mendamparkan kapal ke pantai, tetapi kapal itu kandas. Pada waktu itu, para prajurit bermaksud untuk membunuh para tahanan supaya jangan seorang pun dari mereka yang melarikan diri. Namun, perwira itu melarang mereka dan memerintahkan supaya orang-orang yang pandai berenang lebih dahulu terjun ke laut dan naik ke darat. Setelah itu, yang lain dapat menyusul dengan menggunakan papan atau pecahan-pecahan kapal [lih. Kisah Para Rasul 27:43-44].

Demikianlah mereka semua mendarat di Pulau Malta. Karena hawanya dingin, mereka membuat api unggun. Saat Paulus

memungut seberkas ranting, seekor ular beludak menggigit tangannya. Seseorang dari mereka berkata, "Tidak diragukan lagi, orang ini adalah seorang pembunuh. Walaupun ia telah selamat dari laut, Keadilan tidak akan membiarkannya hidup." [Kisah Para Rasul 28:4, AYT]

Dengan tenang, Paulus mengibaskan ular itu ke dalam api. Orang-orang melihat ke Paulus dan menanti-nanti, tetapi tangannya sama sekali tidak bengkak! Ia seharusnya rebah dan mati. "... mereka berubah pikiran dan mengatakan bahwa Paulus adalah dewa." [Kisah Para Rasul 28:6, AYT] Publius, gubernur pulau itu, mengundang dan menjamu para awak kapal ke rumahnya. Di sana, Paulus melihat ayah Publius terbaring karena sakit demam dan disentri. Lalu, Paulus berdoa dan menumpangkan tangannya ke atas orang tua itu dan menyembuhkan dia. Setelah peristiwa itu, mereka membawa orang

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề