Apa peran Pelajar mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam mendorong lahirnya gerakan reformasi

Lihat Foto

KOMPAS/EDDY HASBY

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR. Hegemoni Orde Baru yang kuat ternyata menjadi inspirasi bagi orangtua untuk memberi nama bagi anak-anak mereka.

KOMPAS.com - Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun luar perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas, dan kemampuan kepemimpinan. 

Gerakan mahasiswa ada di Indonesia sejak tahun 1908 dan melebar di era reformasi.

Oleh sebab itu, gerakan mahasiswa kerap dianggap sebagai cikal bakal perjuangan nasional. 

Baca juga: Soemitro, Jenderal yang Biarkan Kritik Terhadap Soeharto

1908

Budi Utomo 

Pada tahun ini, terdapat gerakan mahasiswa bernama Boedi Oetomo. 

Boedi Oetomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. 

Gerakan ini didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh para pemuda STOVIA atau sekolah dokter di Jawa. 

Pada kongres pertama, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, ditetapkan tujuan perkumpulan yaitu untuk kemajuan selaras buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri, serta kebudayaan.

Fokus utama dari BU adalah pengembangan generasi muda di bidang sosial, pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan. 

Sejak saat itu, Budi Utomo mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Tercatat akhir tahun 1909, BU telah memiliki sebanyak 40 cabang dengan kurang lebih 10.000 anggota.

Lihat Foto

Kompas/Eddy Hasby [ED] *** Local Caption *** //kom.ps/AB2H32 [KOMPAS/EDDY HASBY]

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR.

KOMPAS.com - Reformasi adalah tanda berakhirnya rezim Soeharto setelah menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 32 tahun.

Era reformasi dimulai pada 1998, setelah Soeharto mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh BJ Habibie.

Proses lengsernya Soeharto sendiri tidak lepas dari peran mahasiswa pada masa Orde Baru, yang berlanjut hingga era Reformasi.

Lantas, bagaimana peran mahasiswa dalam peristiwa Reformasi 1998?

Baca juga: Tragedi Trisakti: Latar Belakang, Kronologi, dan Korban Penembakan

Melakukan aksi demonstrasi

Pada 1997, Indonesia dilanda krisis moneter yang cukup hebat dan berkembang menjadi masalah ekonomi yang sangat serius.

Alhasil, masyarakat semakin tidak puas dengan pemerintah dan kemudian memicu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.

Puncak pergerakan mahasiswa pada masa Reformasi adalah saat sekitar 15.000 mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Soeharto, mengambil alih Gedung DPR/MPR, yang membuat politik nasional lumpuh.

Posisi Presiden Soeharto pun semakin terdesak akibat aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa.

Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto secara resmi menyatakan berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia di Istana Merdeka.

Pemerintahan Orde Baru pun resmi berakhir, dan digantikan era Reformasi yang dipimpin oleh BJ Habibie.

Baca juga: 6 Agenda Reformasi 1998

Mencetuskan 6 Agenda Reformasi 1998

Setelah Soeharto lengser, sejumlah mahasiswa dan rakyat menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Dalam gerakannya, mahasiswa Indonesia menyampaikan beberapa tuntutan reformasi yang disebut sebagai 6 Agenda Reformasi 1998.

Berikut ini beberapa hal yang dicanangkan oleh mahasiswa untuk melaksanakan reformasi tahun 1998 yang tertuang dalam 6 Agenda Reformasi.

  • Mengadili Soeharto dan para pengikutnya
  • Melakukan amendemen UUD 1945
  • Melakukan otonomi daerah yang seluas-luasnya
  • Menghapus dwifungsi ABRI
  • Menghapus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme [KKN]
  • Menegakkan supremasi hukum
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

_abc Powtoon Transcript

Hi  Peran Para Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan di Indonesia 1. Pada Masa Pergerakan Nasional Indonesia Pada masa itu, para pemuda dan mahasiswa Indonesia telah berperan memperjuangkan nasionalisme Indonesia Bukti bahwa pemuda dan mahasiswa dengan pemikirannya yang kritis mampu memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda 1928 Proklamasi kemerdekaan 1945 Boedi Utomo 1908 Tokoh-Tokoh yang mempunyai kepedulian terhadap masyarakat dan turut andil dalam pendirian beberapa organisasi pada masa pergerakan nasional Wahidin Soedirohusodo H. Samanhudi H. O. S. Tjokroaminoto K. H. Ahmad Dahlan K.H. Hasyim Asy'ari guru para pemimpin besar di Indonesia yang melahirkan keberagaman ideologi di Indonesia H.O.S. Tjokroaminoto Para pemuda, mahasiswa, dan tokoh-tokoh [Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta & Ahmad Subardjo] terlihat dalam peristiwa Rengasdengklok menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut telah menjadi inspirasi & motivasi bagi para pemuda agar berjuang demi kemajuan bangsa Indonesia. Peran mahasiswa dan pelajar dalam peristiwa tersebut terbukti ampuh mendesak dua tokoh bangsa untuk segera memproklamasikan kemrdekaan indonesia. 2. Peran Pemuda, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat pada Masa Orde Lama Hingga Awal Reformasi Di era demokrasi, organisasi kemahasiswaan mulai tumbuh dan berkembang untuk berafilisasi dengan partai-partai misalnya ;  PMII dengan NU CGMI dengan PKI GMNI dengan PNI HMI dengan Masyumi Pada masa orde baru, sejumlah organisasi yang dipertemukan menteri PTIP membentuk KAMI yang disetujui PMKRI, HMI, PMII, GMKI, SOMAL, MAPANCAS, IPMI.  PMKRI dengan Partai Katholik Kepemimpinan orde baru dibuat geger pada 15 Januari 1974 dengan terjadinya MALARI MALARI : Gerakan mahasiswa yang merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintah terkait kerja sama dengan pihak asing untuk pembangunan nasional Periwtiwa Malari ditandai dengan unjuk rasa yang menentang kedatangan perdana menteri Jepang karena menilai bahwa pengaruh Jepang dalam bidang ekonomi harus dibatasi. Puncak Malari terjadi saat mentri Jepang Kakuei Tanaka melewat ke Jakarta [14-17 Januari 1974]. Mahasiswa UI yang dipimpin Hariman Siregar, Syahrir dkk menentang lubernya modal asing yang direpresentasikan oleh jepang  Berawal dari long march mahasiswa UI menuju Universitas Trisakti  Memaklumatkan tritura 1974 yg meminta pemerintah menurunkan harga-harga dan membubarkan aspri dan menggantung koruptor Pasca malari tercatat masih sering terjadi demonstrasi yang berujung pendudukan oleh militer. Upaya menumpas gerakan mahasiswa tidak cukup dgn memenjarakan aktivis-aktivis Malari  Presiden suharto melalui mentri pendidikan membentuk NKK/BKK untuk mengatasi demonstrasi mahasiswa Pembentukan tersebut membuat gerakan mahasiswa berangsur lumpuh dan jauh dari aktifitas pilitik ditambah adanya UU No. 8/1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Namun seperempat abad setelah Malari lahirlah gerakan yang berhasil menurunkan pemerintahan orde baru yaitu gerakan reformasi.  Reformasi dipicu oleh isu2 liberalisme yang dianut pemerintahan orba yg merusak perekonomian krisis ekonomi sepanjang akhir 1990 posisi ekonomi yang rapuh Demonstrasi besar-besaran terjadi pada 12 mei '98 dengan melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MPR  pada 12.30. Aksi dihambat oleh pasukan anti huru hara. Beberapa mahasiswa mulai bernegosisasi Akhirnya pada 5.15 sore mahasiswa bergerak mundur. Banyak korban berjatuhan dari mahasiswa yaitu Elang Mulia, Heri Hertanto, Hafidin royan, Hendriawan sie. Tragedi yang berhasil menurunkan Soeharto [berkuasa 32 tahun] ini disebut tragedi Trisakti Dari sinilah lahirnya era reformasi yang diperani oleh tokoh masyarakat yaitu Amien Rais, Gus Dur, Megawati, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X Tokoh tersebut berdiskusi di rumah Gus Dur pada 10 November 1998 hingga menghasilkan deklarasi Cianjur yg berisi  a. Mengupayakan terciptanya kesatuan dan persatuan nasional. b. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat  c. Melaksanakan reformasi sesuai dengan kepentingan generasi bangsa d. Melaksanakan pemilu yang LUBER dan JURDIL guna mengakhiri masa pemerintahan transisi e. Menghapus Dwifungsi ABRI secara bertahap Aricha Safira Rachma [05] Arini Aghniya Elmi [06] Ifania Fakihatun N. [16] THANK YOU

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề