Peran apakah sebagai mahasiswa yang bisa anda lakukan di era demokrasi saat ini

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

Belajar di kampus, mengikuti berbagai acara, dan berperan aktif dalam organisasi kampus adalah sebagian dari aktivitas mahasiswa. Meski terlihat sederhana, tetapi dengan menjalankan kewajiban itu mahasiswa terlatih untuk tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tetapi juga masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai kaum intelektual, peran dan fungsi mahasiswa tidak sekadar lulus kuliah dan sukses dalam pekerjaannya di kemudian hari. Mahasiswa juga memiliki fungsi sosial yang lebih luas bagi kehidupan bermasyarakat. Berikut ini peran dan fungsi mahasiswa yang harus diketahui para mahasiswa.

Peran mahasiswa bagi kehidupan bermasyarakat

Mahasiswa adalah kalangan akademis yang memiliki tempat tersendiri di dalam masyarakat. Potensi, kelebihan, dan kemampuan yang dimiliki tidak bisa disamakan dengan rakyat lain karena kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa dianggap remeh. Inilah beberapa peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat:

  • Menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang tinggal bersama berbagai lapisan masyarakat. Mereka sering melakukan interaksi dengan masyarakat, sehingga para mahasiswa juga lebih memahami permasalahan yang sedang terjadi. Dalam hal ini, mahasiswa berperan menganalisis masalah-masalah tersebut, kemudian menyampaikan realita serta solusinya kepada pemerintah.

Tidak seperti para politikus yang sudah terjun ke dunia politik, mahasiswa merupakan anak muda dengan idealisme yang masih kuat dan pemikiran yang belum terpengaruhi oleh kepentingan politik. Hal ini membuat peran dan fungsi mahasiswa sebagai kontrol politik adalah hal yang tepat. Mahasiswa berperan sebagai pengawas dan partisipan dalam membahas segala hal mengenai politik yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah.

  • Penyambung lidah pemerintah

Selain menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan melakukan kontrol politik, mahasiswa juga berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan sosialisasi mengenai kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Beberapa kebijakan pemerintah mungkin tidak sepenuhnya dimengerti oleh masyarakat, maka dari itu peran mahasiswa sebagai penerjemah dibutuhkan disini.

Fungsi mahasiswa bagi kehidupan bermasyarakat

Mahasiswa tidak hanya sekadar datang ke kampus untuk belajar dan bertemu teman. Mereka sudah cukup dewasa untuk memiliki idealismenya sendiri, yaitu kebenaran yang murni diyakini oleh mereka tanpa terpengaruhi oleh pihak lain. Atas dasar inilah, mahasiswa menjalankan fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

Mahasiswa adalah agen perubahan yang harus berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan perubahan ke arah lebih baik. Melalui kacamata mahasiswa yang masih netral, mereka bisa melihat kesalahan-kesalahan yang dilakukan di negaranya. Salah satu contoh nyata fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan adalah aksi 1998 ketika orde baru tumbang. Salah satu aksi demo terbesar di Indonesia itu dimotori oleh mahasiswa.

Fungsi mahasiswa sebagai kontrol sosial sangatlah penting. Mahasiswa berfungsi untuk melakukan kontrol kepada hal-hal yang bertentangan dengan nilai keadilan di masyarakat. Cara yang dilakukan adalah dengan memberikan saran, kritik, serta solusi untuk permasalahan sosial di masyarakat maupun bangsa. Sebagai kaum akademis dengan intelektual yang tinggi, mahasiswa diharapkan dapat menjadi jembatan bagi masyarakat untuk melawan perlakuan birokrasi yang salah.

Hidup di dunia global dengan keterbukaan yang semakin luas membuat nilai-nilai luar dengan mudah masuk ke budaya Indonesia. Di sinilah peran dan fungsi mahasiswa dalam menjaga nilai-nilai baik di kalangan masyarakat. Mahasiswa harus mampu mencerminkan nilai karakter terbaik sesuai dengan tingkatan intelektualnya. 

Mahasiswa adalah penerus bangsa. Mereka adalah generasi baru yang bisa memajukan negaranya. Dengan menjadi mahasiswa berkualitas dan bermoral, masa depan bangsa Indonesia pun akan semakin cerah. Peran dan fungsi mahasiswa ini begitu penting, itulah kenapa para mahasiswa harus menyiapkan dirinya sebaik mungkin.

Fungsi mahasiswa yang terakhir adalah untuk menjaga nilai atau guardian of value. Indonesia diwarisi oleh banyak nilai luhur yang harus dijaga. Di sinilah mahasiswa dibutuhkan, yaitu untuk menjaga nilai-nilai seperti kejujuran, empati, keadilan, gotong-royong, dan lain sebagainya.

Itulah peran dan fungsi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat bagi bangsa dan negara. Seluruh peran dan fungsi mahasiswa tersebut dapat diasah melalui perkuliahan di BINUS ONLINE LEARNING. Dengan program pembelajaran jarak jauh, mahasiswa mendapatkan perkuliahan yang efektif dan efisien dengan waktu fleksibel. 

Mahasiswa bisa memainkan perannya sebagai kaum intelektual, dan apabila pemilih cerdas tercipta maka terciptalah pilkada yang berkualitas hingga memperoleh kepala daerah yang berkualitas atau bermutu baik.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik  Drs. Sukamto, M.Si. pada dialog publik pilkada damai yang diselenggarakan Universitas Tanjungpura [28/03/2018] menuturkan Pilkada bisa disebut berkualitas apa bila penyelenggaraannya dilaksanakan dengan dengan jujur , adil, damai.

“Tidak mungkin pilkada dikatakan berkualitas tidak memenuhi unsur seperti jujur, adil, aman dan damai.”ujarnya.

Pilkada hanyalah proses dari sebuah tujuan untuk mendapatkan pemimpin daerah dengan cara-cara yang demokratis. Sementara untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas maka penyelenggaraaan pilkada haruslah terlaksana secara jujur, adil, dan damai.

“Masyarakat pemilih yang cerdas yang seperti apa ? menuruh hemat saya masyarakat pemilih cerdas yaitu memilih pemimpin berdasarkan hal-hal yang rasional bukan yang irasional”  tuturnya.

Pemilih yang cerdas memilih berdasarkan pertimbangan hal-hal rasional  adalah atau pertimbangan logis yaitu berdasarkan program kerja yang ditawarkan masing-masing pasangan calon kepala daerah bukan berdasarkan suku, agama maupun asal.

Sementara itu Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. DR. Thamrin usman DEA yang membuka kegiatan dialog publik pilkada damai di Untan tersebut berharap mahasiswa-mahasiswi khususnya mahasiswa-mahasiswi di Untan menjadi penyebar virus kebaikan dalam mewujudkan pilkada yang damai di Kalimantan Barat.

“ Tentu saja kalau pilkada ini sukses maka dampak positifnya pada pembangunan, kemajuan serta daya kompetisi dari Kalimantan Barat”  tuturnya.

Kapolda Kalbar, irjen Pol Didi haryono yang menjadi pemateri pada dialog publik pilkada damai di untan mengutarakan untuk membangun pemilih yang cerdas dalam pilkada nanti  mahasiswa-mahasiswi harus mempunyai pemikiran yang kritis.

“ Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa jadi harus mempunyai sikap yang kritis terhadap perkembangan situasi bagaimana menjadikan daerah Kalimantan Barat Aman, lancar dan sukses pada pelaksanaan pilkada ini” tuturnya.

Irjen Pol Didi Haryono  menjelaskan agar tercipta pesta demokrasi yang damai jujur dan adil di harapkan masyarakat mengikuti aturan yang telah di tetapkan pada pelaksanaan pilkada.

Pilkada sebagai proses dari tujuan dari kita berdemokrasi untuk mencapai kesejahteraan maka itu harus di wujudkan. Oleh karena itu mahasiswa sebagai agen perubahan dan generasi penerus yang cerdas sehingga virus-virus kebaikan bisa di sebarkan kepada masyarakat.

JEWADUT, Jean Loustar [2020] Peran Mahasiswa Dalam Upaya Penyelamatan Demokrasi Dari Cengkeraman Oligarki Di Indonesia. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

Text
Skripsi [Pdf] Jean Loustar Jewadut [16.75.5898].pdf
Restricted to Repository staff only

Download [1MB]

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk [1] menjelaskan realitas oligarki yang mencengkeram demokrasi di Indonesia, dan [2] menjelaskan peran mahasiswa dalam upaya penyelamatan demokrasi dari cengkeraman oligarki di Indonesia. Metode penulisan yang digunakan adalah metode analisis data sekunder. Penulis membaca, menganalisis, mengkritisi, dan mengutip kutipan-kutipan yang berhubungan dengan tema tulisan ini sehingga memperkuat bangunan tesis yang penulis ajukan. Kemudian, penulis akan menyajikan bahan-bahan kutipan tersebut dan tesis yang penulis bangun dalam bentuk tulisan ilmiah dengan memperhatikan metodologi penulisan yang berlaku secara umum. Berdasarkan analisis data sekunder yang penulis lakukan, ditemukan bahwa oligarki pada masa Orde Baru terus berlanjut pada masa reformasi dengan varian bentuk. Soeharto sebagai inti dari oligarki Orde Baru telah melahirkan negara predator dengan berbagai kebijakan yang kontra kesejahteraan rakyat. Pada masa reformasi, persoalan oligarki menjadi semakin kompleks yang ditandai oleh fenomena desentralisasi oligarki. Oligarki mulai menyesuaikan diri dengan instrumen-instrumen demokrasi seperti partai politik, pemilu, dan media massa. Berkat kepemilikan modal ekonomi yang mumpuni, para oligark dengan begitu mudah memainkan peran penting dalam partai politik, konstelasi pemilu yang membutuhkan biaya mahal, dan media massa. Ada dua bentuk keterlibatan para oligark di Indonesia. Pertama, keterlibatan secara langsung. Artinya, para oligark terlibat secara langsung baik di lembaga eksekutif maupun legislatif dan mengatur kebijakan publik yang secara faktual kontra kesejahteraan rakyat. Kedua, keterlibatan secara tidak langsung. Artinya, para oligark tidak terlibat langsung menduduki jabatan politik tertentu di lembaga eksekutif maupun legislatif, namun mereka tetap bisa mempengaruhi kebijakan publik karena kepemilikan modal ekonomi yang banyak. Oligarki tetap eksis baik pada masa Orde Baru maupun pada era reformasi. Namun, satu hal yang menguntungkan yaitu jika dibandingkan dengan masa Orde Baru, kerja oligark dan sistem oligarki pada era reformasi lebih mudah dilacak dan diketahui oleh publik. Demokrasi pada era reformasi memberikan satu modal penting kepada publik untuk melacak kerja oligark yaitu kontrol terhadap kekuasaan. Kenyataan tersebut ingin menegaskan bahwa demokrasi otentik adalah demokrasi yang lahir dari bawah. Demokratisasi yang bermuara pada kesetaraan lebih merupakan hasil dari aksi kolektif yang muncul dari masyarakat sipil. Ketika kelas bawah mampu memberikan kekuatan terorganisir yang menyerang kepentingan elite dan oligark, demokrasi yang dihasilkan lebih mengedepankan kesetaraan dan kesejahteraan umum. Kesetaraan dan kesejahteraan umum adalah hasil dari sebuah perjuangan gerakan perlawanan terhadap kekuasaan dan bukan kondisi alamiah yang selalu ada di dalam sistem demokrasi. Komponen masyarakat sipil yang memiliki perbendaharaan pengetahuan yang memadai, kekritisan, dan jaringan yang luas seperti LSM, lembaga-lembaga penelitian, cendekiawan kampus [dosen dan mahasiswa], dan para pemuka agama yang progresif mesti menjadi orang-orang terdepan yang terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap kekuasaan. Ada dua bentuk keterlibatan mahasiswa yang penulis tawarkan. Pertama, keterlibatan teoritis dengan cara memasukkan keadaan masyarakat ke dalam pembahasan ilmu, dalam berdiskusi dan berdebat, dalam penelitian, dan penciptaan opini di media massa untuk menjadi konsumsi publik. Kedua, keterlibatan praktis dalam bentuk advokasi kasus-kasus publik dan demonstrasi. Sebagai sebuah kerja aktor dan sistem, gerakan perlawanan mahasiswa terhadap oligarki juga harus melibatkan banyak aktor dengan struktur atau sistem kerja yang jelas dan dilakukan secara terus menerus. Sangat penting bagi mahasiswa, tanpa menyepelekan kegiatan belajar mengajar di kelas, menggabungkan diri dalam organisasi, baik organisasi internal maupun eksternal kampus, yang memiliki visi dan misi yang jelas terhadap urusan demokratisasi di Indonesia. Kerja sama lintas kampus, lintas organisasi, dan lintas pemeluk agama menjadi panggilan bagi semua mahasiswa dalam rangka melawan oligarki. Gerakan mahasiswa harus sungguh-sungguh menjadi gerakan masyarakat. Sebagai gerakan masyarakat, gerakan mahasiswa harus dipahami dalam dua arah. Pertama, gerakan mahasiswa membawa aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dalam hal ini, mahasiswa berperan sebagai perpanjangan lidah masyarakat atau sebagai perantara antara pemerintah dan masyarakat. Para mahasiswa dapat memanfaatkan media-media sosial untuk menyuarakan kepentingan masyarakat kepada pemerintah. Kedua, gerakan mahasiswa yang melibatkan secara langsung dan aktif masyarakat-masyarakat sektoral seperti kaum buruh, para petani, para nelayan, dan kelompok masyarakat sektoral lainnya. Dalam arah yang kedua ini, dibutuhkan kecakapan untuk melakukan pengorganisasian gerakan karena harus melibatkan masyarakat sektoral secara langsung dan aktif.

Actions [login required]

View Item

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề