Apa tugas tikus dalam permainan goncang kaleng

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dahulu sebelum arus globalisasi berkembang sedemikian cepatnya hingga memodernisasi segalanya, anak-anak lebih senang menghabiskan waktu luang mereka untuk bermain di luar rumah bersama teman-teman mereka. Mereka memainkan aneka permainan tradisional secara bersama-sama dengan penuh keringan dan keceriaan. Saya jadi ingat cerita ibu saya dahulu waktu ibu masih kecil, ibu dan teman-temannya senang sekali bermain di luar rumah, dan memainkan permainan tradisional bersama-sama. Ibu paling rindu dengan suasana ketika bulan purnama datang, karena biasanya pada suasana malam yang seperti itu lah ibu dan anak-anak kecil di desa ibu berkumpul di tanah lapang dekat rumah nenek,mereka bermain bersama penuh keriangan di terangi cahaya bullan purnama yang indah. Waktu itu lampu jalan tidak sebanyak dan seterang sekarang jadi cahaya bulanlah yang menerangi dan berbaur dengan keriangan anak-anak, sehingga menciptakan suasana yang hangat, nyaman, penuh suka cita yang akan selalu di kenang dan dirindukan. Ada banyak permainan tradisional yang di mainkan waktu itu seperti: petak umpet, gobak sodor, dakon [congklak], lompat tali,dll
mendengar cerita ibu saya jadi ingin merasakan masa-masa itu memainkan permainan-permainan tradisional seperti ibu dulu.
Namun kalau di lihat pada saat sekarang terutama di kota-kota metropolitan sudah jarang ditemukan bahkan hampir tidak ada suasana malam bulan purnama seperti yang di ceritakan ibu waktu itu. Saat ini jarang sekali bahkan mungkin tidak di temukan anak yang bermain permainan tradisional di zaman semodern sekarang ini. Anak-anak lebih suka menghabiskan waktu luang mereka dengan menonton tv, main play station, pergi ke Mall atau dengan mengotak-atik computer.
Arus globalisasi serta kemajuan zaman membuat permainan tradisional semakin lama semakin terpinggirkan dan mulai mengalami kepunahan, padahal permainan tradisional juga merupakan kebudayaan bangsa yang merupakan warisan yang harus dilestarikan dan diturunkan dari generasi ke generasi.
Sangat di sayangkan jika permainan tradisional hilang dari kita karena anak-anak tidak akan bisa merasakan keriangan bersama di saat-saat memainkan permainan tradisional yang belum tentu bisa di dapatkan dalam permainan modern


PEMBAHASAN

Bermain merupakan dunia anak-anak. Tak bisa di pungkiri bermain merupakan salah satu kegiatan untuk mengisi sebagian besar aktivitas anak di watu senggang mereka.
Bermain tidak hanya mempunyai fungsi rekreatif dan kesenangan tetapi juga dapat melatih psikomotorik dan daya kreatif anak, dan semua itu bisa di dapat dalam permainan tradisional.
Namun pada saat ini sudah sangat jarang kita jumpai anak-anak yang memainkan permainan tradisional, bahkan sebagian dari mereka tidak pernah memainkan dan tidak mengetahui tentang permainan tradisional. Permainan tradisional sudah mengalami kepunahan di masyarakat kita saat ini, masyarakat tampaknya sudah nulai melupakan dan tidak memperdulikan kelestarian permainan tradisional. Hal itu nampak sekali ketika anak sekarang kebih suka pergi ke Mall untuk Bermain Time zoon atau hanya sekedar duduk berlama-lama di depan layar TV dan layar komputer untuk bermain game.hal itu diperparah dengan sikap orang tua sekarang yang sudah tidak lagi memperkenalkan dan mengajarkan permainan tradisional kepada anak-anak mereka, dan yang sangat disayangkan lagi mereka lebih suka dan lebih mendukung anak-anak nya untuk bermain permainan modern yang berbasis IT karena mereka beranggapan lebih mendidik dan membuat anak betah di rumah. Padahal permainan tradisional mempunyai manfaat yang lebih banyak lagi dari itu, dan yang paling penting permainan tradisional merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.
Faktor yang mempengaruhi punahnya permainan tradisional:

1. Arus globalisasi dan perkembangan teknologi melahirkan dan menyuguhkan berbagai permainan elektronik yang dianggap lebih menarik dan variatif seperti: play station, Nintendo, robot-robotan, mobil remote,dll
munculnya TV dan internet juga membuat anak senang berlama lama duduk di depan layar tanpa melakukan aktivitas lain. Selain itu anak juga sudah terbiasa menggunakan waktu luang mereka dengan hal dan kegiatan yang berbau modern seperti pergi ke mal makan di resto yang menyediakan menu modern. Hal itu akan membuat permainan tradisional menjadi hilang dari pikiran anak cucu kita, Tak heran jika anak cucu kita akan semakin miskin dalam pengalaman bermain permainan tradisional nantinya.

2. Tidak adanya pengenalan dan pengetahuan dari orang tua terhadap anak mereka tentang permainan tradisional karena kesibukan orang tua di dalam pekerjaan. Bahkan terkadang orang tua lebih suka anak mereka bermain dengan layar dan barang elektronik yang berbasis IT,alasannya agar anak lebih betah dirumah. Padahal suatu permainan akan terus bertahan jika kita menurunkan secara estafet ke anak kita, lalu dari anak kita diturunkan ke cucu kita, dan begitu seterusnya.

3. Berbagai fasilitas-fasilitas yang menyenangan dan lebih menjanjikan.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut anak akan lebih suka dengan sesuatu yang bersifat praktis. Dan itu akan mengubur dan mengalihkan permainan tradisional dari fikiran anak-anak.

4. Ketiadaan lahan untuk bermain yang tergusur oleh bangunan-bangunan perkotaan menyebabkan anak harus bermain di dalam ruangan.


Sangat di sayangkan jika permainan tradisional hilang di makan zaman, karena dalam permainan tradisional tidak hanya mengandung unsur rekreatif tapi juga banyak manfaat lain bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manfaat permainan tradisional bagi anak:

1. Anak akan lebih kreatif dan keterampilan anak akan senantiasa terarah, karena dalam permainan tradisional Anak terkondisikan membuat permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan demikian, otot atau sensormotoriknya akan semakin terasah pula. Dipihak yang lain, proses kreatifitasnya juga berkembang karena di usia mereka merupakan masa-masa anak untuk mengasah daya cipta dan imajinasinya.

2. bisa di gunakan sebagai terapi terhadap anak, Dalam permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana ceria, senang yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan kebersamaan yang menyenangkan. kegiatan seperti ini sangat di perlukan oleh anak untuk meluapkan perasaan mereka dan sebagai terapi emosi yang dibutuhkan dalam masa perkembangannya .

3. Pengembangan motorik anak.

4. Pembelajaran tentang sosialisasi dan taat pada peraturan, beberapa permainan tradisional di mainkan lebih dari 1 orang sehingga anak belajar berinteraksi dengan orang lain, anak akan belajar menghargai dan bersikap baik dengan orang lain. Dan dalam permainan tradisional anak juga akan mengorganisir diri dengan memupuk semangat kebersamaan,menciptakan tenggang rasa dan toleransi dalam kelompok.

5. Mengandung unsur pendidikan. Dengan permainan tradisional anak akan belajar banyak hak.

Anak akan belajar mengenal lingkungannya dan juga hal-hal lain. Selain itu juga dapat mengembangkan kecerdasan anak seperti:

a. pengembangan kecerddasan logika anak
beberapa permainan tradisional akan melatih kemampuan berpikir anak,anak akan berpikir untuk mengatur strategi supaya bisa menang dalam permainan,anak juga belajar berhitung,dan mengatur ketepatan.contoh permanannya:congklak, engklek, dam-damman, entrengan, dll

b. pengembangan kinestik anak.
Dengan permainan tradisional anak akan seemakin aktiv bergerak karena pada umumnya permainan tradisional menuntut anak untuk aktif bergerak. Contoh permainannya:lompat tali, adang-adangan,benteng-bentengan,enggran,dll

c. pengembangan spiritual anak.
Permainan tradisional juga dapat mengajarkan anak tentang kejujuran,sportivitas,ke adilan,dll. Dan masih bayak lagi peningkatan kecerdasan anak yang dapat di peroleh melalui permainan tradisional.

6. Mencegah timbulnya sifat konsumearisme dan hedonisme.
Kebanyakan permainan tradisional tidak memerlukan belanja yang besar untuk dimainkan karena bahan yang digunakan basa diperoleh dengan mudah di sekitar anak.

7. Dapat mengisi waktu luang dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat dan menjauhkan diri dari perbuatan buruk dan sia-sia.

8. Melalui permainan tradisional juga kita dapat mengenali budaya daerah lain di Indonesia, karena permainan tradisional itu sendiri merupakan lambang dan menggambarkan corak kehidupan masyarakat Indonesia.

9. Permainan tradisional juga mempunyai nilai tradisi yang tinggi karena di dalamnya terkandung berbagai nilai budaya masyarakat yang memilikinya

Indonesia mempunyai berbagai macam permainan tradisional Apabila kita tidak menjaga kelestarian permainan tradisional lambat laun permainan tradisional akan benar-benar punah generasi penerus kita akan semakin miskin pengetahuan tentang permainan tradisional yang juga merupakan warisan budaya bangsa kita, dan generasi penerus hanya mengenal permainan modern yang cenderung membuat pasif gerak dan mendidik jadi tipikal orang yang individualis, egois,bersifat konsumtif, hedonisme,mengurangidaya kreatif dan ingin mendapatkan semua hal dengan instan.
Maka dari itu di perlukan upaya pelestarian agar permainan traisional tidak mengalami kepunahan, hal ini dapat di lakukan dengan cara diantaranya:


1. Regenasi, adanya pengenalan dan informasi tentang permainan tradisional dari orang tua kepada anak-anaknya. Orang tua juga bisa ikut berperan ketika anak bermain,orang tua harusnya menjelaskan kepada anak bahwa stok permainan tradisional sangat banyak, Indonesia ini sangat kaya akan permainan tradisional. Dari Sabang sampai Merauke mempunyai permainan tradisional khas daerahnya masing-masing, jadi anak tidakakan bosan dengan permainan tradisional karena permainan tradisional di Indonesia sangat banyak.

2. Diadakanya pentas seni yang mengangkat permainan tradisional didalamnya

3. Diadakan workshop dan seminar mengenai permainan tradisional

4. Tempat-tempat khas seperti Taman Budaya untuk mengadakan demontrasi permainan tradisional ini harus diperbanyak dan diperaktif peranannya.

5. Publikasi yang meluas terhadap permainan tradisional harus diberikan, terutama di luar negara melalui badan-badan korporat seperti MAS dan Kementerian Kesenian, Kebudayaan dan Warisan.

6. Majlis-majlis sosial terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya harus memasukkan permainan tradisional ini sebagai salah satu acara mereka.

7. Dengan di buatnya umdang-undang untuk menjaga kelestarian permainan tradisional.

sebagaimana kita tau Indonesia mempunyai banyak sekali permainan tradisional di setiap daerah pasti mempunyai permainan tradisional Begitu banyaknya permainan tradisional di Indonesia dan begitu banyaknya manfaat yang dapat diambil dari permainan-permainan tersebut maka akan sangat disayangkan apabila permainan tradisional warisan nenek moyang rakyat Indonesia itu hilang. Dan akan sangat disayangkan apabila permainan tradisional yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia tersebut diklaim oleh bangsa lain sebagai permainan tradisional mereka. Bangsa Indonesia telah kecolongan. Tiga barang ciri khas yang telah diklaim oleh bangsa lain seperti: Tempe yang telah diklaim oleh Amerika, batik yang telah diklaim oleh Malaysia dan lagu Rasa Sayange yang juga telah diklaim oleh Malaysia. maka dari itu diperlukan undang-undang untuk memproteksinya,agar permainan tradisional tidak di klaim negara lain.

MACAM-MACAM PERMAINAN TRADISIONAL

Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dan beragam budaya. Hampir disetiap daerah kita akan menemukan permainan tradisional, permainan tradisional di Indonesia sangat lah banyak Dan sekarang kita akan sedikit mengulas beberapa permainan tradisional yang ada di Indonesia diantaranya:


a. congklak[Dakon]

Permainan congklak merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang yang biasanya perempuan. Alat yang digunakan terbuat dari kayu atau plastik berbentuk mirip perahu dengan panjang sekitar 75 cm dan lebar 15 cm. Pada kedua ujungnya terdapat lubang yang disebut induk. Diantar keduanya terdapat lubang yang lebih kecil dari induknya berdiameter kira-kira 5 cm. Setiap deret berjumlah 7 buah lubang. Pada setiap lubang kecil tersebut diisi dengan kerang atau biji-bijian sebanyak 7 buah.
Cara bermainnya adalah dengan mengambil biji-bijian yang ada di lubang bagian sisi milik kita kemudian mengisi biji-bijian tersebut satu persatu ke lubang yang dilalui termasuk lubang induk milik kita [lubang induk sebelah kiri] kecuali lubang induk milik lawan, jika biji terakhir jatuh di lubang yang terdapat biji-bijian lain maka bijian tersebut diambil lagi untuk diteruskan mengisi lubang-lubang selanjutnya. Begitu seterusnya sampai biji terakhir jatuh kelubang yang kosong. Jika biji terakhir tadi jatuh pada lubang yang kosong maka giliran pemain lawan yang melakukan permainan. Permainan ini berakhir jika biji-bijian yang terdapat di lubang yang kecil telah habis dikumpulkan. Pemenangnya adalah anak yang paling banyak mengumpulkan biji-bijian ke lubang induk miliknya. Permainan ini merupakan sarana untuk mengatur strategi dan kecermatan.

Manfaat bermain congklak
melatih kemampuan manipulasi motorik halus, melatih konsentrasi, mendidik sifat sportifitas anak, melatih kemampuan mengatur strategi, sarana belajar berhitung, melatih koordinasi 2 sisi tubuh.


b. Galah Asin [gobak Sodor]

Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia yang saat ini masih dapat kita jumpai dimainkan anak-anak SD. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal [umumnya hanya satu orang], maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.


c.Goncang Kaleng

Goncang Kaleng [atau guncang kaleng] adalah sejenis permainan dari Riau.
Goncang Kaleng, sebagaimana namanya, memang menggunakan kaleng sebagai penentu permainan dimulai. Kaleng terlebih dulu diisi dengan beberapa butir batu kecil kemudian sisi kaleng yang terbuka ditutup kembali dengan cara dilipat atau dipenyekkan, sehingga kaleng akan berbunyi bilamana ia digoyang atau diguncang. Kaleng yang biasa digunakan adalah kaleng-kaleng yang berbahan logam dengan suara nyaring. Dulu kaleng bekas minuman ringan masih sering digunakan, namun karena kaleng minuman ringan sekarang banyak yang menggunakan bahan alumunium hingga tidak menghasilkan suara cukup nyaring, maka kini anak-anak lebih sering menggunakan kaleng bekas sardin atau kaleng susu seukuran 400 gram.
Model permainannya sendiri hampir sama persis dengan Petak Umpet. Pemain yang kalah saat Hompimpa atau suit pertama dialah yang akan menjadi kucing atau pencari rekan-rekan lainnya yang bersembunyi disekitar lokasi permainan. Di awal permainan juga biasanya dipilih ketua tikus yang kemampuan lemparannya cukup jauh di antara rekan sepermainan, untuk melemparkan kaleng sejauh mungkin agar pasukan tikus berkesempatan bersembunyi. Kucing berkewajiban mengambil kaleng yang sudah dilempar dan kemudian meletakkannya pada daerah lingkaran pusat permainan yang biasa dibuat berbentuk lingkaran berdiameter lebih kurang satu depa. Kemudian barulah kucing diperkenankan mencari para tikus.
Sedikit perbedaan terdapat pada goncang kaleng ini ialah, setiap kucing menemukan satu tikus atau rekannya yang bersembunyi maka mereka [kucing dan tikus] berlarian merebut kaleng untuk kemudian diguncang tiga kali;

1. bila kucing yang berhasil: ini adalah tanda kepada rekan-rekan tikus lainnya, bahwa seekor tikus telah tertangkap.

2. dan apabila tikus yang berhasil: maka kaleng ini akan dilempar kembali oleh tikus berkaitan sejauh mungkin, untuk kemudian ia kembali sembunyi lebih aman.
Demikianlah permainan ini terus berulang, hingga mereka lelah. Tanda permainan selesai adalah mengguncang kaleng sebanyak tiga kali dan diulang hingga tujuh atau sepuluh kali dengan keras, agar rekan-rekan tikus yang sembunyi dapat mendengarnya dan kembali ke pusat permainan

D.Benteng-bentengan

Benteng-bentengan, adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
Cara bermain
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.

Tawanan

Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan. Tawanan biasanya ditempatkan di sekitar benteng musuh. Tawanan juga bisa dibebaskan bila rekannya dapat menyentuh dirinya.
Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata - mata, 'pengganggu', dan penjaga 'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dan juga kemampuan strategi yang handal.

Selain beberapa contoh yang telah disebutkan di atas masih banyak lagi macam-macam permainan tradisional di Indonesia lainnya. Yangharus kita jaga dan kita lestarikan.


Simpulan

1. Ada beberapa faktor yang menyebabkan punahnya permainan tradisional di antaranya:

a. Arus globalisasi dan kemajuan teknologi
b. Tidak adanya pengenalan dan informasi dari generasi tua kepada anaknya
c. Ketiadaan lahan bermain di daerah perkotaan

2. Permainan tradisional tidak hanya sebagai hiburan tapi juga mempunyai manfaat lain seperti, mengajarkan anak untuk bersosialisasi anak lebih kreatif, mengandung unsur pendidikan, menekan sifat konsumtif dan hedeonisme.

3. Agar permainan tradisional tetap bertahan kita perlu melestarikan dan menjaganya.

Video

Bài mới nhất

Chủ Đề