Apa yang bisa kita teladani dari sosok tokoh pada cerita tersebut

Keteladanan sangat diperlukan guna membentuk karakter suatu bangsa, hal tersebut sudah menjadi kesepakatan suatu bangsa dan masyarakat. Namun persoalannya kini sangat sulit untuk menemukan sosok pemimpin teladan yang dapat dijadikan inspiring bagi generasi muda. Banyak tokoh atau pemimpin bangsa yang saat ini justru berperilaku buruk, seperti kasus tindak pidana korupsi tindak pidana lain. Karena itu perlu kiranya kita menengok kembali ke belakang, kepada pemimpin atau the founding fathers dalam proses kelahiran negara Republik Indonesia. Salah satu tokoh terbaik di kalangan masyarakat Yogyakarta yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Maka dalam artikel ini akan mengangkat sosok Sri Sultan Hamengku Buwana IX salah satu tokoh founding fathers bangsa Indonesia.

Mengkaji kiprah tokoh seperti Sultan Hamengku Buwana IX tidak terlepas dari kata “biografi”, berkaitan dengan riwayat hidup, pemikiran, aktivitas, dan sumbangan peran-peran nya dalam berbagai bidang kehidupan. Berkaitan dengan konsep keteladanan, panutan, sosok inspiring bagi masyarakat luas khususnya generasi muda. Memperdalam biografi HB IX dapat memberikan kegunaan sejarah bagi pengetahuan tentang karakteristik tokoh panutan, penggerak, dan pejuang dalam pelajaran sejarah, serta dimungkinkan dapat melacak latar belakang gagasan dari sistem tradisi suatu masyarakat atau individu [Abdurahman, 2013]. Literasi tokoh panutan HB IX seperti dengan menimba ajaran-ajaran praktis, filosofi hidup, sikap-sikap nasionalisme dan patriotisme, kenegarawanan, sikap kebangsaan yang pada gilirannya diharapkan dpat menumbuhkan inspirasi bagi generasi penerus bangsa.

Mencermati kisah perjalanan hidup Sultan Hamengkubuwono IX, merupakan upaya yang selaras dengan tujuan pendidikan karakter. Memperhatikan riwayat Hamengku Buwono IX sebagai sosok karismatik yang terpancar dari sikap yang rendah hati [tawadhu] , hidup lurus [shiddiq], tulus [ikhlas] dalam memimpin. Memahami pribadi Sultan Hamengku Bowono IX, baik itu perilaku, pemikiran, watak wantun, dan pribadinya sungguh sulit untuk memahaminya bila kita menempatkan diri pada posisi the other, atau orang lain. Seringkali sikap dan tindakannya sangat tidak terduga, dan bagi orang lain itu mustahil. Salah satu prinsip hidup HB IX yaitu adalah Suryo Metaram yang terkenal dengan sebutan Tiga Pilar Rasa, yaitu: Rasa Ketuhanan, Rasa kemanusiaan, dan Rasa Keadilan. Sebuah ajaran moral spiritual untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan manusia [hablun minanas], dan kebaikan hubungan antara manusia dengan Allah [hablun mi Allah]. Ketiga pilar ajaran Suryo Metaram akan dapat dicapai dengan cara menjaga tiga perbuatan: berpikir benar, berkata benar, bertindak benar. Spirit pemimpin yang baik yang diajarkan dan diyakini menjadi filosofi, dan diwujudkan dalam tradisi budaya masyarakat Yogyakarta.

Rasa Ketuhanan, seorang pemimpin harus mendasarkan segala tindakan, keputusan tidak bisa lepas dari dimensi spiritualitas, menempatkan Allah pada dimensi tertinggi. Karena itu segala sesuatunya dapat bterjadi atas kekuatan, kekuasaan, pengawasan, dan kehendak Tuhan. Rasa Kemanusiaan, menginspirasi kepada para kita khususnya generasi muda bahwa seorang pemimpin dalam memutuskan dan arah kebijakan tidak boleh lepas dari sisi kemanusiaan. Pertimbangan kemanusiaan diambil dalam segala keputusan berlaku tanpa pandang bulu dengn latar belakang ekonomi, sosial, politik, ras atau suku, semua harus dianggap memiliki sisi kemanusiaan. Sedangkan Rasa Keadilan, menyiratkan akan tuntutan dari seorang pemimpin yang harus memiliki budi luhur, menghilangkan subyektifitas [like and dislike] dalam setiap keputusan, tidak pilih kasih, tetapi atas dasar kebenaran dan keailan yang proporsional. Secara nyata ajaran moral spiritualitas mengenai teladan perilaku seorang pemimpin yang berwatak kasatriya telah divisualalisasikan dalam sebuah tarian sakral yang bernama Joged Metaram. Ada empat sikap perilaku satriya yang dapat diteladani dan dapat dijadikan inspirasi bagi generasi muda saat ini. Keempat sikap perilaku watak kasatryia tersebut adalah:

a.          Sawiji, adalah sikap konsentrasi menyatu tanpa menghilangkan kesadaran diri.

b.         Greget, adalah sikap dan perilaku yang semangat, namun dikemas dalam kehalusan.

c.          Sengguh, adalah sikap dan perilaku percaya diri tanpa bersikap sombong.

d.         Ora mingkuh, adalah sikap dan perilakun yang lepas, tenang namun dalam komitmen dan sikap tertib.

Perilaku dan sikap nasionalisme sebagai teladan bagi generasi muda juga terlihat pada masa proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Jiwa nasionalisme dan patriotisme Sultan Hamengku Buwono IX ditunjukkan pada tanggal 20 Agustus 1945, bersama dengan Paku Alam VIII beliau mengirim telegram kepada Presiden RI Ir. Soekarno yang berisi pernyataan kesanggupan untuk berdiri di belakang pimpinan Republik Indonesia dan menyatakan daerah Kesultanan dan Pakualaman sebagai bagian dari Republik Indonesia. Hal ini secara tegas tersurat dalam amanat yang terdiri dari tiga pokok yang secara ringkas adala: Pertama, Yogyakarta berbentuk kerajaan yang merupakan Daerah Istimewa, bagian dari RI. Kedua, Segala kekuasaan dalam negeri dan urusan pemerintahan berada di tangan Hamengku buwono IX. Ketiga, Hubungan antara Yogyakarta dengan pemerintah negara Republik Indonesia bersifat langsung dan Sultan Hamengku Buwono IX bertanggung jawab kepada Presiden RI.

Sebagai wujud sikap kebangsaan yang patut diteladani dari Sultan Hamengku Buwono IX tercermin dalam pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX. Ada dua hal penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, dalam kalimat yang berbunyi, ”Walaupun saya telah mengenyam pendidikan barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa. Kedua, dalam ucapannya yang berisi janji perjuangan, ”Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya dapat bekerja untuk memenuhi kepentingan Nusa dan Bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya”. Rasa  kebangsaan HB IX juga ditunjukkan dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI beliau mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, beliau bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, tetapi justru beliau juga mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, contohnya mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks kraton pada serangan umum 1 Maret 1949.

Menyimak dari apa yang telah dilakukan oleh Hamengku Buwono IX dapat diambil maknanya bahwa semua yang beliau lakukan adalah sebuah bentuk komitmennya terhadap NKRI yang idak bisa ditawar lagi. Diterbitkanya Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi bukti Pemerintah Republik Indonesia telah mengakui dan menghargai sebagai kelanjutan dari penggabungan Nagari Yogyakarta, dan Keistimewaan Yogyakarrta sebagaimana menempatkannya ke dalam bagian tak terpisahkan dari NKRI. Secara tegas beliau menyampaikan bahwa kekuasaan lain selain di dalam kraton maka beliau sepenuhnya yang memimpin, dan sebagai kepala kerajaan, beliau bertanggung jawab  sepebuhnya secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia, sebagai wujud rasa tanggung jawab terhadap wilayah, rakyat dan kekuasaan semula sebelum bergabung.

Penulis: Heru Cahyo Romadhon, S.Tr.Sos

Penyuluh sosial pertama dinas sosial DIY

Referensi: Buku Tahta untuk Rakyat karya Moh. Roem Dkk

Biografi adalah suatu tulisan yang menjelaskan atau menerangkan tentang kisah dan kehidupan seseorang atau lebih tepatnya adalah riwayat hidup seseorang.

Keteladanan yang bisa kita contoh dari tokoh WR Supratman adalah keaktifan beliau dalam pergerakan nasional serta caranya membuktikan diri ketika menghadapi tantangan, WR Supratman merasa berani dan tertantang sehingga mampu menciptakan lagu Indonesia Raya.

Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut.

  • Di Bandung, W.R. Supratman bekerja sebagai wartawan dan sejak itu ikut aktif dalam pergerakan nasional.
  • Penulis artikel tersebut menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Beliau pun merasa tertantang sehingga terciptalah lagu "Indonesia Raya". 

Dengan demikian, hal yang dapat diteladani adalah keaktifan beliau dalam pergerakan nasional serta keberaniannya dalam berkarya. 

Bacalah teks biografi berikut!


Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 Juli 1922. Selepas SMA, Chairil mengikuti ibunya ke Jakarta. Semasa kecil di Medan, Chairil sangat dekat dengan neneknya. Keakraban ini begitu memberikan kesan pada hidup Chairil. Beliau mengungkapkan perasaannya melalui menciptakan puisi. Dalam hidupnya ia amat jarang berduka. Sejak kecil Chairil terkenal bersernangat. Salah satu sifat Chairil pada masa kanak-kanaknya adalah ia tak mau kalah dalam berdebat dan keinginan yang lain. Chairil Anwar jarang bersedih dan selalu bersabar.  

Hal yang patut diteladani dari Chairll Anwar adalah .... 

  1. Chairil Anwar lahir di Medan 

  2. tidak mau kalah dalam berdiskusi 

  3. pindah ke Jakarta mengikuti ibunya 

  4. jarang bersedih dan selalu bersabar  

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Video yang berhubungan

Bài mới nhất

Chủ Đề