Apa yang dimaksud cerita rakyat

Brilio.net - Cerita rakyat adalah cerita yang yang berasal dari masyarakat lampau, yang kemudian turun-temurun ke generasi selanjutnya. Cerita rakyat menjadi ciri khas khusus untuk masing-masing daerah yang memiliki beraneka ragam budaya dan sejarah.

BACA JUGA :
Negosiasi adalah proses tawar menawar, ketahui penjelasan lengkapnya

Selain itu, cerita rakyat juga menjadi sarana hiburan dan dapat memberikan pengalaman sehingga dijadikan sebagai pelajaran. Meskipun cerita rakyat nggak memiliki pengarang yang pasti, namun disampaikan secara turun-temurun dengan banyak versi, dan mengandung nilai-nilai luhur.

Lebih lanjut, untuk mengetahui penjelasan mengenai pengertian, fungsi, jenis dan ciri-cirinya dari cerita rakyat, berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber pada Kamis [17/3].

BACA JUGA :
Fabel adalah cerita kehidupan hewan, ini jenis dan ciri-cirinya

foto: freepik.com

Pengertian cerita rakyat menurut Sumiati dalam bukunya yang berjudul "Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia", cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa dan mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.

2. Fungsi cerita rakyat.

foto: freepik.com

a. Sebagai sarana hiburan, dengan mendengarkan cerita rakyat seperti dongeng, mite, legenda, memberikan arti seolah-olah diajak berkelana ke alam lain yang belum dijumpai dalam pengalaman hidup sehari-hari.

b. Sebagai sarana pendidikan, pada dasarnya cerita rakyat bertujuan untuk menyampaikan pesan atau amanat yang bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pembaca atau pendengarnya. '

c. Sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya, dalam cerita rakyat terkadang ajaran-ajaran seperti etika dan moral bisa dipakai sebagai pedoman hidup. Selain itu, cerita rakyat didalamnya juga terdapat larangan atau pantangan yang perlu dihindari.

d. Sebagai sarana penggalang rasa kesetiakawanan di antara warga masyarakat yang menjadi pemilik cerita rakyat tersebut.

3. Ciri-ciri cerita rakyat.

foto: freepik.com

- Bersifat tradisional.

- Disampaikan secara turun-temurun.

- Memiliki nilai-nilai luhur.

- Memiliki banyak versi dan variasi.

- Mempunyai bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.

- Cerita rakyat disampaikan secara lisan.

- Tidak diketahui siapa pertama kali yang membuatnya.

4. Jenis cerita rakyat.

foto: freepik.com

a. Legenda.

Legenda adalah cerita rakyat yang mengisahkan asal-usul terjadinya suatu tempat atau wilayah. Seperti cerita Asal Usul Danau Toba, Terbentuknya Tangkuban Perahu, dan Asal Usul Banyuwangi.

b. Cerita jenaka.

Cerita jenaka adalah cerita rakyat yang menceritakan tentang sesuatu hal lucu atau kebodohan. Contohnya, Carita Si Kabayan, Pak Belalang, dan cerita Pak Pandir.

c. Epos.

Epos merupakan cerita kepahlawanan, seperti cerita Ramayana dan Mahabarata.

d. Paralel.

Paralel adalah cerita rakyat yang tokohnya adalah manusia dan hewan. Contohnya seperti cerita Anjing Yang Loba, Semut dan Belalang, dan Hikayat Mahabharata.

e. Parabel.

Parabel adalah cerita yang menggambarkan cerita moral yang tokohnya adalah benda mati. Contohnya, Kisah Sepasang Slop.

f. Mite.

Mite merupakan cerita rakyat yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu yang dipercaya gaib. Contohnya, Jaka Tarub, Nyi Roro Kidul.

g. Fabel.

Fabel adalah cerita rakyat yang tokohnya adalah binatang sebagai lambang pengajaran moral. Contohnya, Cerita Si Kancil, Kancil dan Buaya, dan sebagainya.

5. Nilai-nilai cerita rakyat.

foto: freepik.com

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, dan berguna bagi manusia. Berikut ini penjelasan mengenai nilai-nilai cerita rakyat.

a. Nilai budaya.

Nilai budaya yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun temurun di masyarakat [berhubungan dengan budaya melayu].

b. Nilai moral.

Nilai moral berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti dan perilaku yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca.

c. Nilai agama atau religi.

Nilai agama berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep seperti Tuhan, makhluk gaib, dosa atau pahala, serta surga atau neraka.

d. Nilai edukasi.

Nilai edukasi berhubungan dengan proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

e. Nilai sosial.

Nilai sosial berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat. Biasanya berupa nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan.

Perbesar

Ilustrasi Membaca Buku. Credit: unsplash.com/Thought

1. Cerita Rakyat Malin Kundang Berasal dari Daerah Padang Sumatera Barat

Dahulu kala di Padang Sumatra Barat tepatnya di Perkampungan Pantai Air Manis ada seorang janda bernama Mande Rubayah. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Malin sangat disayang oleh ibunya, karena sejak kecil Malin Kundang sudah ditinggal mati oleh ayahnya.

Malin dan ibunya tinggal di perkampungan nelayan. ibunya sudah tua ia hanya bekerja sebagai penjual kue. Pada suatu hari Malin jatuh sakit. Tubuhnya mendadak panas sekali. Mande Rubayah tentu saja sangat bingung. Tidak pernah Malin jatuh sakit seperti ini. Mande Rubayah berusaha sekuatnya untuk mengobati Malin dengan mendatangkan tabib.

Nyawa Malin yang hampir melayang itu akhirnya dapat diselamatkan berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia makin disayang. Demikianlah Mande Rubayah sangat menyayangi anaknya. Sebaliknya Malin juga amat sayang kepada ibunya.

Ketika sudah dewasa, Malin berpamit kepada ibunya untuk pergi merantau. Pada saat itu memang ada kapal besar yang merapat di Pantai AirManis.

Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengijinkan anaknya pergi. Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus.

Hari-han berlalu terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande Rubayah memandang ke laut… Jika ada ombak dan badai besar menghempas ke pantai, dadanya berdebar-debar. la menengadahkan kedua tangannya ke atas sembari berdo’a agar anaknya selamat dalam pelayaran. Jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. Tetapi semua awak kapal atau nakhoda tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Malin tak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.

Itulah yang dilakukan Mande Rubayah setiap hari selama bertahuntahun. Tubuhnya semakin tua dimakan usia. Jika berjalan ia mulai terbungkuk-bungkuk.

“Ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang…”rintih Mande Rubayah tiap malam.

Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabr Malin belum juga datang menengoknya. Namun ia yakin bahwa pada suatu saat Malin pasti akan kembali.

Harapannya terkabul. Pada suatu hari yang cerah dari kejauhan tampak sebuah kapal yang indah berlayar menuju pantai. Kapal itu megah dan bertingkat-tingkat. Orang kampung mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.

Ketika kapal itu mulai merepat, tampak sepasang muda-mudi berdiri di anjungan. Pakaian mereka berkilauan terkena sinar matahari. Wajah mereka cerah dihiasi senyum. Mereka nampak bahagia karena disambut dengan meriah.

Mande Rubayah ikut berdesakan melihat dan mendekati kapal. Jantungnya berdebaran keras. Dia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anak kesayangannya si Malin Kundang.

Belum lagi tetua desa sempat menyambut, ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. la langsung memeluk Malin erat-erat. Seolah takut kehilangan anaknya lagi.

“Malin, anakku, ” katanya menahan isak tangis karena gembira. “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?”

Malin terpana karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang-camping itu. Ia tak tercaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Seingat Malin, ibunya adalah seorang wanita berbadan tegar yang kuat menggendongnya ke mana saja. Sebelum dia sempat berpikir dengan tenang, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata,”Cuih! Wanita buruk inikah ibumu? Mengapa kau membohongi aku?”

Mendengar kata-kata istrinya, Malin Kundang mendorong wanita itu hingga terguling ke pasir. Mande Rubayah hampir tidak percaya pada perlakuan anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, “Malin, Malin.

anakku.Aku ini ibumu, Nak!”

Malin Kundang tidak menghiraukan perkataan ibunya. Pikirannya kacau karena ucapan istrinya. Seandainya wanita itu benar ibunya, dia tidak akan mengakuinya. la malu kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata,””Hai, Perempuan tua! Ibuku tidak seperti engkau ! Melarat dan dekil !”

Wanita tua itu terkapar di pasir. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar,Pantai Air Manis sudah sepi. Di laut dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Hatinya perih seperti ditusuk-tusuk. Tangannya ditadahkannya ke langit. Ia kemudian berseru dengan hatinya yang pilu,”Ya, AllahYang Maha Kuasa, kalau dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku, Malin Kundang, aku mohon keadilan-Mu, ya Tuhan…!.”

Tidak lama kemudian, cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turtun dengan teramat lebatnya. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba datanglah badai besar. Menghantan kapal Malin Kundang. Disusul sambaran petir yang menggelegar. Seketika kapal itu hancur berkeping-keping. Kemudian terhempas ombak hingga ke pantai.

Ketika matahari pagi memancarkan sinarnya, badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan kapai yang telah menjadi batu. itulah kapal Malin Kundang. Tak jauh dari tempat itu nampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Konon itulah tubuh Malin kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu. Di seIa-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.

2. Cerita Rakyat Sangkuriang Berasal dari Daerah Jawa Barat

Dikisahkan terdapat seorang anak yang bernama Sangkuriang di sebuah desa. Ia sering pergi menuju ke hutan untuk melakukan perburuan. Suatu ketika, ia melihat seekor burung yang sedang bertengger di pohon. Kemudian ia menembaknya dan tepat terkena sasaran.

Tumang disuruhnya untuk mengambilnya tetapi Tumang melaksanakan perintahnya. Hal ini tentu saja membuat Sangkuriang menjadi marah dan tidak membolehkan Tumang untuk ikut pulang. Sesudah sampai di rumah, ia menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Ibunya langsung marah-marah dan memukulnya.

Hal inilah yang membuat Sangkuriang memutuskan untuk pergi dari rumah serta mengembara. Ibunya menyesal sudah melakukan hal tersebut kepada anaknya. Ia selalu berdoa supaya kelak dipertemukan kembali dengan anaknya. Doanya tersebut akhirnya dikabulkan dan ia diberikan wajah yang cantik serta awet muda.

Setelah sekian lama mengembara, Sangkuriang kembali ke kampung halamannya. Melihat banyak perubahan yang terjadi di kampung halamannya membuatnya terkejut. Ketika di perjalanan ia bertemu dengan ibunya yaitu Dayang Sumbi. Namun, Sangkuriang tidak mengetahui bahwa wanita tersebut sebenarnya ibunya.

Ia langsung melamar dan mengajak wanita tersebut menikah dengan persetujuan Dayang Sumbi tentunya. Suatu ketika Dayang Sumbi diminta oleh Sangkuriang untuk mengeratkan ikatan yang terdapat di kepalanya. Dayang Sumbi melihat bekas luka yang sama persis seperti yang ada di kepala anaknya.

Sejak mengetahuinya, Dayang Sumbi ingin membuat gagal rencana pernikahan mereka. Ia mengatakan bahwa Sangkuriang merupakan anaknya dan Sangkuriang tidak mempercayai hal tersebut. Pada akhirnya Dayang Sumbi meminta 2 syarat agar dipenuhi oleh Sangkuriang.

Kedua syarat tersebut yaitu membendung sungai Citarum serta membuat sampan yang harus selesai sebelum tiba fajar. Sangkuriang menuruti permintaan Dayang Sumbi dan meminta bantuan teman-temannya yaitu para jin untuk menyelesaikan apa yang diminta oleh Dayang Sumbi. Ia mengawasi kinerja dari Sangkuriang.

Ia terkejut melihat Sangkuriang bisa menyelesaikan tantangan yang Dayang Sumbi berikan. Dayang Sumbi mencari cara. Ia meminta bantuan dari warga untuk menggagalkan apa yang dikerjakan oleh Sangkuriang. Ia beserta warga menggelar kain sutera yang berwarna merah di bagian sebelah timur kota. Jadi, seolah-olah waktu fajar sudah tiba.

Karena tidak bisa menyelesaikan tantangannya, Sangkuriang merasa kecewa dan juga kesal. Kemudian bendungan yang sebelumnya sudah dibuat ia jebol. Timbulah banjir yang akhirnya menenggelamkan kota tersebut. Ia juga menendang sebuah sampan yang sudah berhasil dibuatnya.

Sampan tersebut jatuh tertelungkup dan berubah menjadi gunung yaitu dengan nama gunung tangkuban perahu.

3. Cerita Rakyat Roro Jonggrang Berasal dari Daerah Jawa Tengah dan DIY

Zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan besar yaitu Prambanan dan Prabu Baka merupakan raja yang memerintah. Ada sebuah kerajaan besar namanya Kerajaan Pengging di tempat yang lainnya. Seorang kesatria yang bernama Bondowoso dimiliki oleh Kerajaan Pengging.

Karena Bondowoso mempunyai senjata khusus dengan nama Bandung, ia lebih terkenal dengan nama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara jin yang sering dipakainya untuk membantunya dalam berperang. Selain itu juga digunakan untuk memperluas wilayah serta menyerang kerajaan lainnya.

Suatu ketika sang raja yang angkuh memintanya untuk melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Prambanan. Bandung Bondowoso meminta bantuan para jin untuk merebut Kerajaan Prambanan dalam rangka mensukseskan rencananya tersebut.

Bandung Bondowoso diminta untuk mengurus harta benda kerajaan tersebut dan juga keluarga Prabu Baka sesudah memenangkan pertempuran tersebut. Kala itu ia melihat seorang wanita yang sangat cantik bernama Roro Jongrang dan ia menyukainya.

Kemudian Roro Jongrang diminta oleh Bandung Bondowoso supaya menjadi permaisurinya. Roro Jongrang merasa bingung karena ia membenci Bandung Bondowoso yang sudah membunuh ayahnya. Tetapi untuk menolaknya ia juga merasa takut. Roro Jonggrang pada akhirnya mempunyai sebuah ide.

Idenya adalah agar Bandung Bondowoso membuatkannya candi berjumlah seribu beserta 2 buah sumur hanya dalam waktu satu malam saja. Syarat tersebut disetujui oleh Bandung Bondowoso karena ia merasa yakin bisa menyelesaikannya dengan bantuan para jin.

Bondowoso pada malam harinya mengumpulkan para jin untuk membantunya membuat candi seperti yang diinginkan oleh Roro Jonggrang. Roro Jongrang secara diam-diam mengamati yang dilakukan oleh Bandung Bondowoso dan merasa gelisah.

Ia memikirkan cara untuk membuat Bondowoso gagal di dalam memenuhi syarat yang diberikannya. Agar para jin yang membantu Bondowoso segera pergi, ia akhirnya meminta bantuan para warga untuk membuat keadaan agar seolah-olah hari sudah menjelang fajar. Jerami dibakar yang membuat langit terlihat merah.

Suara dari lesung juga mulai bersaut-sautan. Bau harum bunga-bunga mulai tercium dan ayam jago juga mulai berkokok. Keadaan ini membuat para jin menjadi pergi karena mereka mengira pagi telah tiba. Roro Jonggrang kemudian menemui Bandung Bondowoso lalu mengatakan bahwa ia sudah gagal memenuhi persyaratannya.

Bandung Bondowoso menjadi sangat marah dan memutuskan untuk mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah patung yang keseribu. Nah, itulah asal mula terjadinya Candi Prambanan atau bisa disebut juga dengan Candi Roro Jongrang. Sedangkan Candi Sewu merupakan candi yang ada di sekelilingnya.

Video yang berhubungan

Bài Viết Liên Quan

Bài mới nhất

Chủ Đề